Kecamatan Manyaran gudangnya usaha kecil rumahan setiap kampung mempunyai usaha rumahan yang menjadi sumber tambahan penghasilan misalnya pengerajin Wayang kulit, gamelan, ukir kayu, kusen/pintu dan berbagai macam makanan kecil beruapa tempe, tahu, kripik tempe singkong pisang, emping melinjo, kacang mede dan jangan lupa makanan yang satu ini yaitu besengek adalah makanan kas yang perlu diangkat kepermukaan sebagai makanan kas yang mempunyai nilai jual. Tentunya Departemen Perindustrian dan Perdagangan harus bekerja keras untuk mencapai tujuan tersebut.
Pada dasarnya kecamatan manyaran masih banyak potensi yang belum kita gali masih banyak segudang kelebihan yang perlu kita kembangkan tetapi semua ini tidak akan berjalan mulus tanpa hambatan tentunya peran birokrasi pejabat terkait seperti Bapak Camat, Bapak Kades, Pamong Praja Pamong Desa Sesepuh Pinisepuh tokoh tokoh Masyarakat dan seluruh masyarakat bahu membahu Bantu membantu untuk mencapai tujuan yang mulia itu. Tokoh masyarakat yang notabennya orang pendidikan seperti guru dan pegawai Negeri yang berada dalam masyarakat janganlah menjadi duri dalam daging memanfaatkan fasilitas untuk kepentingan pribadi atau golongan saja tapi bantulah warga yang ada disekitarnya karena mereka membutuhkan bantuan dan bimbingan sehingga mereka mampu untuk bangkit meningkatkan kesejahteraan keluarga masing-masing.Bila anda datang di wonogiri silahkan kunjungi kesenian tatah sungging yang ada dikecamatan manyaran yaitu didusun kepuhsari disini anda akan diperkenalkan cara membuat wayang kulit secara langsung.
Pada dasarnya kecamatan manyaran masih banyak potensi yang belum kita gali masih banyak segudang kelebihan yang perlu kita kembangkan tetapi semua ini tidak akan berjalan mulus tanpa hambatan tentunya peran birokrasi pejabat terkait seperti Bapak Camat, Bapak Kades, Pamong Praja Pamong Desa Sesepuh Pinisepuh tokoh tokoh Masyarakat dan seluruh masyarakat bahu membahu Bantu membantu untuk mencapai tujuan yang mulia itu. Tokoh masyarakat yang notabennya orang pendidikan seperti guru dan pegawai Negeri yang berada dalam masyarakat janganlah menjadi duri dalam daging memanfaatkan fasilitas untuk kepentingan pribadi atau golongan saja tapi bantulah warga yang ada disekitarnya karena mereka membutuhkan bantuan dan bimbingan sehingga mereka mampu untuk bangkit meningkatkan kesejahteraan keluarga masing-masing.Bila anda datang di wonogiri silahkan kunjungi kesenian tatah sungging yang ada dikecamatan manyaran yaitu didusun kepuhsari disini anda akan diperkenalkan cara membuat wayang kulit secara langsung.
Produsen motor merek Yamaha akan menggelar acara Pesta Rakyat di Wonogiri dengan tajuk Funtastic Yamaha Semakin Di Depan. Acara itu dilaksanakan dua hari, Sabtu dan Minggu (18-19/6/2011) di Alun-alun Giri Krida Bakti, Wonogiri.
Pernyataan itu disampaikan, supervisor promosi PT Yamaha Motor Kencana Indonesia DDS 3 Semarang, Zaldiansyah Perdana, dalam rilis yang diterima Espos, Kamis (16/6/2011). “Acara dikemas dalam bentuk hiburan dan edukasi dengan menampilkan beragam kegiatan mulai dari anak-anak hingga orangtua. Pesta Yamaha bersama seluruh lapisan masyarakat Wonogiri ini sebagai bentuk kepedulian produsen,” ujarnya.
Dijelaskan oleh Zaldi, aneka kegiatan itu terbagi empat zona. Zona smart berisikan pameran produk-produk Yamaha, lomba mewarnai dan menggambar, dan taman lalu lintas. Kedua, zona sporty yang terdiri atas bazar, kompetisi dance dan aneka games. Ketiga, zona aktif terbagi atas service gratis plus oli gratis, jalan sehat serta diskon spare part hingga 20%. Sedangkan keempat adalah zona stylish terdiri atas hiburan, aneka doorprize dan kontes grafiti.
Pernyataan itu disampaikan, supervisor promosi PT Yamaha Motor Kencana Indonesia DDS 3 Semarang, Zaldiansyah Perdana, dalam rilis yang diterima Espos, Kamis (16/6/2011). “Acara dikemas dalam bentuk hiburan dan edukasi dengan menampilkan beragam kegiatan mulai dari anak-anak hingga orangtua. Pesta Yamaha bersama seluruh lapisan masyarakat Wonogiri ini sebagai bentuk kepedulian produsen,” ujarnya.
Dijelaskan oleh Zaldi, aneka kegiatan itu terbagi empat zona. Zona smart berisikan pameran produk-produk Yamaha, lomba mewarnai dan menggambar, dan taman lalu lintas. Kedua, zona sporty yang terdiri atas bazar, kompetisi dance dan aneka games. Ketiga, zona aktif terbagi atas service gratis plus oli gratis, jalan sehat serta diskon spare part hingga 20%. Sedangkan keempat adalah zona stylish terdiri atas hiburan, aneka doorprize dan kontes grafiti.

Plt Direktur Utama PDAM Giri Tirta Sari, Sumadi saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Jumat (17/6/2011) mengungkapkan beberapa hari lalu pihaknya telah mengadakan pertemuan dengan camat dari tiga wilayah itu. “Camat Paranggupito mengatakan akan mengumpulkan semua kepala desa yang bisa dijangkau PDAM. Di sana airnya ada, hanya memang perlakuannya khusus. Mereka bayarnya per meter kubik yang mereka pakai. Kalau tidak pakai ya tidak bayar,” kata Sumadi.
Selain itu, menurut Sumadi, di Paranggupito risikonya juga besar. Sehingga dari tiga pompa yang ada dengan mengambil air dari sumber Waru, diaktifkan secara bergantian. “Di Paranggupito hampir semua daerah sudah terjangkau. Hanya Gendayakan yang belum karena medannya sangat sulit dan terlalu tinggi. Sedangkan untuk Giritontro dan Giriwoyo, hasil rapat kemarin direncanakan akan dilakukan pengeboran sumur baru, salah satunya di Tirtosuworo, Giriwoyo yang tanahnya sudah kami beli,” katanya.
Mutasi besar-besaran pejabat Pemkab Wonogiri batal dilaksanakan pekan ini. Pasalnya, hingga kini surat persetujuan dari Gubernur Jateng untuk pengisian jabatan eselon II belum turun. Belum bisa dipastikan kapan mutasi akan dilakukan.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Wonogiri, Rumanti Permanandyah, kepada wartawan, Jumat (17/6/2011) mengungkapkan menurut kabar yang diterimanya, saat ini surat persetujuan itu tinggal menunggu teken dari Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jateng.
Masalahnya, Sekda provinsi itu sedang berada di luar negeri untuk mengikuti pendidikan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas).
“Hingga saat ini kami masih menunggu karena tanpa surat persetujuan itu tidak mungkin pejabat eselon II bisa dilantik,” kata Rumanti.
Meskipun surat persetujuan itu kemudian turun dalam waktu dekat ini, Rumanti mengatakan belum tentu juga mutasi dan pelantikan pejabat bisa langsung diadakan.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Wonogiri, Rumanti Permanandyah, kepada wartawan, Jumat (17/6/2011) mengungkapkan menurut kabar yang diterimanya, saat ini surat persetujuan itu tinggal menunggu teken dari Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jateng.
Masalahnya, Sekda provinsi itu sedang berada di luar negeri untuk mengikuti pendidikan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas).
“Hingga saat ini kami masih menunggu karena tanpa surat persetujuan itu tidak mungkin pejabat eselon II bisa dilantik,” kata Rumanti.
Meskipun surat persetujuan itu kemudian turun dalam waktu dekat ini, Rumanti mengatakan belum tentu juga mutasi dan pelantikan pejabat bisa langsung diadakan.
Untuk memantau pelaksanaan operasional kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD selaku pengguna anggaran serta evaluasi terhadap laporan bulan Januari hingga Maret 2011, Pemkab menggelar Rapat Koordinasi Pelaksanaan Operasional Kegiatan (Rakor POK), Kamis (16/6) di Ruang Data Setda Wonogiri.
Acara dibuka oleh Bupati Danar Rahmanto dan dihadiri oleh Ketua DPRD Kabupaten Wonogiri, Wawan Setyo Nugroho. Bupati menyambut gembira Rakor POK tersebut. Kegiatan ini merupakan wahana strategis untuk melakukan pembinaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan pengadaan barang/jasa setiap periode.
Acara dibuka oleh Bupati Danar Rahmanto dan dihadiri oleh Ketua DPRD Kabupaten Wonogiri, Wawan Setyo Nugroho. Bupati menyambut gembira Rakor POK tersebut. Kegiatan ini merupakan wahana strategis untuk melakukan pembinaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan pengadaan barang/jasa setiap periode.
“Pemda dituntut transparans dalam penyelenggaraan dan pengadaan barang/jasa yang sumber dari APBD dan APBN dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam penyediaan barang dan jasa yang dibutuhkan Pemda. Saya berpesan agar ikuti proses sesuai prosedur. Kedepankan musyawarah setiap permasalahan,” pesannya.
Aris Tribudoyo Kabag Pembangunan melaporkan bahwa Rakor POK ini diikuti oleh seluruh kepala SKPD se-Kabupaten Wonogiri. Acara berlangsung sehari. Tujuannya untuk mengevaluasi terhadap target-target perencanaan kegiatan dan realisasi pencapaian yang telah ditetapkan sebelumnya.

Foto tersebut diambil saat terjadi kerusuhan antar-pendukung tim hoki Vancouver Canucks yang kalah 4-0 dari Boston Bruins dalam ajang Stanley Cup.
Richard Lam berhasil mengabadikan foto pasangan tersebut di balik para perusuh dan polisi. "Jarak sekira 20 hingga 30 yard dari polisi dan perusuh. Tiba-tiba saja ada sepasang kekasih di jalanan kosong. Saya pikir salah seorang dari mereka terluka," ucap Lam seperti dikutip The Guardian, Jumat (17/6/2011).
Menurut Lam, pasangan ini sepertinya tidak peduli dengan kerusuhan yang terjadi. Dia sadar saat itu ada beberapa mobil yang dilalap api.
"Keadaan memang benar-benar rusuh. Pelaku kerusuhan membakar mobil. Bahkan saya melihat dari perusuh melakukan penjarahan," lanjutnya.
"Saat itu, polisi antihuru-hara mulai bergerak ke arah saya. Setelah saya berhenti berlari, ternyata di sela-sela rapatnya barisan polisi, ada dua orang yang sedang berbaring di jalan," tutur Lam.
Di saat itu Lam menyadari ada kejadian menarik. "Saya sadar harus mengambil momen tersebut. Tetapi saat diperiksa oleh editor saya, ternyata keduanya tidak terluka melainkan asyik berciuman tepat di tengah kerusuhan," ucap Lam.
Lam sendiri tidak mengetahui siapa pasangan tersebut. Bahkan dirinya hingga saat ini masih belum yakin apa yang terjadi pada pasangan itu, apakah terluka.
Sementara kerusuhan antar-pendukung tim itu menyebabkan 150 orang dirawat di rumah sakit. Semetara 100 lainnya ditangkap setelah.
Grup band papan atas Indonesia Gigi akan menyapa penggemar di Jateng dan Daerah Istimewa Yogkarta (DIY) pada Sabtu-Minggu (18-19/6/2011).
Pada Sabtu (18/6/2011) besok, Gigi yang digawangi Armand Maulana (vokal), Dewa Budjana (gitar), Thomas Ramdhan (bas) dan Gusti Hendy (dram) akan pentas di Alun-alun Utara, Jogja.
Sedang pada Minggu (19/6/2011) malam, mereka akan tampil menyapa Gigikita, sebutan fans Gigi, di Stadion Diponegoro, Kota Semarang.
Pentas tersebut merupakan bagian dari Gigi Reunion Tur Apa Kabar Kawan di lima kota yang didukung Djarum Coklat Extra.
Vokalis Gigi, Armand Maulana, menyatakan tur tersebut merupakan kelanjutan dari konser Gigi Sweet Seventeen di Istora Senayan, Jakarta beberapa waktu lalu.
“Kami tampil bareng dengan sejumlah mantan personil Gigi lainnya,” katanya dalam jumpa pers di Semarang, Jumat (17/6/2011).
Senior Manager Brand Manager Djarum, Henry Ruslianto, menyatakan tur musik lima kota Gigi bertujuan untuk menyampaikan pesan tentang hangatnya sebuah persahabatan.
“Persahabatan Gigi mencakup segala aspek sehingga bisa bertahan sampai 17 tahun, tanpa melupakan personil lama,” kata dia.

Sedang pada Minggu (19/6/2011) malam, mereka akan tampil menyapa Gigikita, sebutan fans Gigi, di Stadion Diponegoro, Kota Semarang.
Pentas tersebut merupakan bagian dari Gigi Reunion Tur Apa Kabar Kawan di lima kota yang didukung Djarum Coklat Extra.
Vokalis Gigi, Armand Maulana, menyatakan tur tersebut merupakan kelanjutan dari konser Gigi Sweet Seventeen di Istora Senayan, Jakarta beberapa waktu lalu.
“Kami tampil bareng dengan sejumlah mantan personil Gigi lainnya,” katanya dalam jumpa pers di Semarang, Jumat (17/6/2011).
Senior Manager Brand Manager Djarum, Henry Ruslianto, menyatakan tur musik lima kota Gigi bertujuan untuk menyampaikan pesan tentang hangatnya sebuah persahabatan.
“Persahabatan Gigi mencakup segala aspek sehingga bisa bertahan sampai 17 tahun, tanpa melupakan personil lama,” kata dia.
Sekitar 500 kepala desa (Kades) dan perangkat desa (Perdes) dari 273 desa yang tersebar di 19 kecamatan di Kabupaten Grobogan, siap melakukan aksi ke Mendagri di Jakarta. Mereka bakal menggeruduk ke Jakarta dengan menggunakan enam bus, 10 mobil pribadi dan kereta api. Rencananya mereka akan berangkat Minggu (19/6).
“Di Jakarta kita akan bergabung dengan Kades serta Perdes yang tergabung dalam Parade Nusantara untuk melakukan aksi di Kantor Mendagri, Senin (20/6/2011), menuntut adanya perubahan di rancangan UU tentang Desa dan Pembangunan Desa,” terang Ketua paguyuban perangkat desa Demang Manunggal Kabupaten Grobogan Hadi Suwignyo usai rapat dengan perwakilan Kades dan Perdes di RM Noroyono Purwodadi, Jumat (17/6/2011).
Menurut Hadi, ada sejumlah tuntutan yang akan disampaikan ke Mendagri terkait rancangan UU tentang Desa tersebut. Seperti usia maksimal Kades adalah 60 tahun dan tidak ada batasan berapa kali menjabat.
“Di Jakarta kita akan bergabung dengan Kades serta Perdes yang tergabung dalam Parade Nusantara untuk melakukan aksi di Kantor Mendagri, Senin (20/6/2011), menuntut adanya perubahan di rancangan UU tentang Desa dan Pembangunan Desa,” terang Ketua paguyuban perangkat desa Demang Manunggal Kabupaten Grobogan Hadi Suwignyo usai rapat dengan perwakilan Kades dan Perdes di RM Noroyono Purwodadi, Jumat (17/6/2011).
Menurut Hadi, ada sejumlah tuntutan yang akan disampaikan ke Mendagri terkait rancangan UU tentang Desa tersebut. Seperti usia maksimal Kades adalah 60 tahun dan tidak ada batasan berapa kali menjabat.
Kecelakaan kembali terjadi di Wonogiri. Kali ini yang menjadi korbannya, Irfan (18), warga Tekilkulon, Sendangrejo, Baturetno, tewas karena kecelakaan tunggal di Semanding, Sendangrejo, Baturetno, Rabu (15/6), malam. Kapolres Wonogiri AKBP Ni Ketut Swastika melalui Kasatlantas AKP Joeharno didampingi Kanit Laka Iptu Jumari mengatakan korban saat itu hendak menjemput ibunya dari pulang kerja.
“Kecelakaan terjadi di wilayah Dusun Semanding, Sendangrejo, Baturetno. Korban yang mengendarai Honda Astrea AD 4657 RG meluncur dari Selatan. Dari arah berlawanan meluncur sepeda motor Yamaha Mio AD 4821 FR yang dikendarai Fachudin Hardiyanto (26), warga Dusun Melikan, Setrorejo, Baturetno,” katanya, Kamis (16/6). Ni Ketut Swastika memberikan imbauan agar masyarakat mematuhi peraturan berkendara di jalan raya. Terlepas dari banyaknya jalan yang rusak. “Yang mendasar, jangan ngebut. Pakai helm dan tidak usah buru-buru. Tapi memang sekarang banyak anak-anak sekolah yang sudah memiliki sepeda motor. Jadi untuk anak sekolah sepertinya sudah perlu dilakukan pembatasan,” terangnya. Sebelumnya Ahmad Fuhed (51) warga Gerdu, Giripurwo, Wonogiri tewas Rabu (15/6) pagi karena laka tunggal di Patung Macan, Nambangan, Selogiri.
“Kecelakaan terjadi di wilayah Dusun Semanding, Sendangrejo, Baturetno. Korban yang mengendarai Honda Astrea AD 4657 RG meluncur dari Selatan. Dari arah berlawanan meluncur sepeda motor Yamaha Mio AD 4821 FR yang dikendarai Fachudin Hardiyanto (26), warga Dusun Melikan, Setrorejo, Baturetno,” katanya, Kamis (16/6). Ni Ketut Swastika memberikan imbauan agar masyarakat mematuhi peraturan berkendara di jalan raya. Terlepas dari banyaknya jalan yang rusak. “Yang mendasar, jangan ngebut. Pakai helm dan tidak usah buru-buru. Tapi memang sekarang banyak anak-anak sekolah yang sudah memiliki sepeda motor. Jadi untuk anak sekolah sepertinya sudah perlu dilakukan pembatasan,” terangnya. Sebelumnya Ahmad Fuhed (51) warga Gerdu, Giripurwo, Wonogiri tewas Rabu (15/6) pagi karena laka tunggal di Patung Macan, Nambangan, Selogiri.
Kuliner Makanan Besengek yang satu Ini cuma ada Di kecamatan Manyaran Wonogiri , dalam benak kita.makanan tradisional, yang diolah secara tradisional, dikemas dan dipasarakan dengan tradisional pula. tapi walaupun begitu, jajanan pasar memang ngangenin. Banyak makanan yang dijajakan dalam pasar yang ada di tengok di kecamatan Manyaran ini. Biasanya Kalau hari pasaran PON dan KLiWON pastilah Banyak yang antri untuksekedar merasakan nikmatnya es dawet , gurihnya tahu goreng dan yang tidak dilupakan yaitu makananan khas "BESENGEK". Dari namanya memang nggak begitu nge-trend banget apalagi bentuknya yang kalo orang awam melihatnya hemmmm kaya (maaf) pup :D heheheh... tapi jangan di pandang remeh rasa dan gizinya. Kalau sempat dan ada waktu cobalah makanan khas yang satu ini ... hemmm... nggak dibayangkan rasa lezatnya deh.pokoknya makyus banget Pizza aja kalah sama makanan ini,hehehe,makanan kuliner ini terbuat dari kacang koro dicampur bumbu-bumbu spesial yang lain. Untuk masalah harga gak usah kawatir soalnya hargannya terjangkau banget merakyat murah meriah. kalo anda datang ke kabupaten wonogiri jangan lupa mampir di kecamatan manyaran pokoknya makanan khas yang satu ini patut anda coba pokoknya Makyuss tenan.

Korban tewas adalah Ahmad Fuhed alias Fued, 51, warga Gerdu RT 2/RW V Kelurahan Giripurwo, Wonogiri, dan Irfan, 18, warga Tekilkulon, Desa Sendangrejo, Baturetno. Keduanya tewas dalam dua kecelakaan yang berbeda. Fued mengalami kecelakaan tunggal di tikungan Patung Macan Dusun Nangger, Desa Nambangan, Selogiri, Rabu siang. Sementara Irfan mengalami kecelakaan di Jl Raya Baturetno-Pacitan Dusun Semanding, Desa Sendangrejo, Baturetno, Rabu malam.
Kanitlaka Satlantas Polres Wonogiri, Jumari, mewakili Kapolres Wonogiri AKBP Ni Ketut Swastika dan Kasatlantas AKP Joeharno, saat ditemui wartawan, Kamis (16/6) menambahkan dua kecelakaan lainnya terjadi di Ngadirojo dan Purwantoro. Di Ngadirojo, sepeda motor Yamaha Mio AD 6670 NR yang dikendarai Suparmi, 61, pensiunan guru warga Dusun/Desa Gondang RT 1/RW V, Kecamatan Purwantoro, berboncengan dengan anaknya, Sunarwi, 28, ditubruk dari belakang oleh sepeda motor Honda Supra AD 4569 FR yang dikendarai Dandi Kusnanto, 42. Akibatnya Suparmi harus dirawat di rumah sakit.
Di Purwantoro, kecelakaan tunggal dialami Budi Wibowo, 28, warga Jl Wibisono No 114 Kepatihan, Ponorogo. Sepeda motor Yamaha Vega AE 2627 TE yang ditumpanginya terperosok lubang di Jl Raya Purwantoro Dusun Joho, Juranggantung, Kecamatan Purwantoro.
Jamaah Masjid Taqwa, Sanggrahan, Desa Ngadirojo Kidul, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri dikagetkan dengan penemuan sebuah kardus mi instan, Kamis (16/6/2011) pagi.
Saksi mata di masjid itu, seperti Sudar dan H Sudibyo menceritakan jamaah yang akan melaksanakan Salat Subuh, awalnya bersikap biasa-biasa saja. Para jamaah tak menghiraukan keberadaan kardus . Namun usai salat, para jamaah geger karena ternyata kardus itu tak bertuan. Takmir masjid setempat bersama jamaah lain berinisiatif memanggil M Ichsan, anggota Polsek Ngadirojo yang bertempat tinggal tak jauh dari masjid. “Kami khawatir, jangan-jangan isi kardus bom sehingga memanggil Pak Ichsan,” ujar H Latif.
Kejadian itu juga dilaporkan ke Mapolsek Ngadirojo dan Polres Wonogiri. Kapolsek Ngadirojo, AKP Darmanto bersama personelnya mengamankan lokasi. Sementara petugas dari Polres membongkar kardus itu. Setelah terbuka, ternyata isi kardus itu adalah jilbab sebanyak 44 buah.
Di sisi lain Kapolsek Ngadirojo mewakili Kapolres Wonogiri, AKBP Ni Ketut Swastika saat mengonfirmasi Espos, menyatakan bangga dengan sikap warga Ngadirojo. “Kami sangat berterima kasih kepada warga. Melaporkan barang temuan yang dicurigai wujud kepedulian dan kehati-hatian masyarakat. Apalagi teror bom sering terjadi pada kondisi akhir-akhir ini.”
Saksi mata di masjid itu, seperti Sudar dan H Sudibyo menceritakan jamaah yang akan melaksanakan Salat Subuh, awalnya bersikap biasa-biasa saja. Para jamaah tak menghiraukan keberadaan kardus . Namun usai salat, para jamaah geger karena ternyata kardus itu tak bertuan. Takmir masjid setempat bersama jamaah lain berinisiatif memanggil M Ichsan, anggota Polsek Ngadirojo yang bertempat tinggal tak jauh dari masjid. “Kami khawatir, jangan-jangan isi kardus bom sehingga memanggil Pak Ichsan,” ujar H Latif.
Kejadian itu juga dilaporkan ke Mapolsek Ngadirojo dan Polres Wonogiri. Kapolsek Ngadirojo, AKP Darmanto bersama personelnya mengamankan lokasi. Sementara petugas dari Polres membongkar kardus itu. Setelah terbuka, ternyata isi kardus itu adalah jilbab sebanyak 44 buah.
Di sisi lain Kapolsek Ngadirojo mewakili Kapolres Wonogiri, AKBP Ni Ketut Swastika saat mengonfirmasi Espos, menyatakan bangga dengan sikap warga Ngadirojo. “Kami sangat berterima kasih kepada warga. Melaporkan barang temuan yang dicurigai wujud kepedulian dan kehati-hatian masyarakat. Apalagi teror bom sering terjadi pada kondisi akhir-akhir ini.”

Pantauan Espos, acara dibuka di Pendapa Rumah Dinas Bupati. Seluruh peserta dan pembimbingnya hadir dalam acara itu. Sedangkan lombanya berlangsung di dua lokasi, yakni SDN 6 Wonogiri dan SMP Muhammadiyah 8 Wonogiri.
Ada beberapa cabang yang dilombakan meliputi cabang tilawah anak, remaja dan dewasa untuk MTQ kategori umum dan cabang tilawah dan tartil SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA untuk MTQ kategori pelajar.
“Masing-masing kategori ditentukan Juara I, II, dan III, yang akan mendapatkan trofi, uang pembinaan, dan piagam penghargaan dari Bupati. Khusus bagi juara I tiap-tiap cabang akan berkesempatan maju ke lomba MTQ tingkat Provinsi Jateng,” ungkap Sekretaris Daerah (Sekda) Wonogiri, Budiseno dalam laporannya pada pembukaan acara.
Residivis pencuri sepeda motor, Agus Wibawanto (27) warga Sidowayah Kulon RT 2 RW V Eromoko, Wonogiri terpaksa mendekam di sel tahanan Mapolsek Laweyan, Solo. Dia diringkus petugas saat berada di rumah pacarnya di salah satu kampung di wilayah Eromoko, Wonogiri Selasa (14/6) sekitar pukul 18.00 WIB.
Tersangka terbukti mencuri sepeda motor milik Johan Ardiansyah (20) warga Jogoprajan RT 3 RW III Danukusuman, Solo, saat diparkir di Movie Time, Pasar Kembang, Laweyan, Solo sekitar pukul 22.00 WIB, Sabtu (25/12) lalu.
Dari tangan tersangka, petugas berhasil mengamankan kunci duplikat serta satu sepeda motor Yamaha Crypton warna hitam AD 2844 KR sebagai barang bukti.
Kapolsek Laweyan, Kompol Subagyo didampingi Kaniteskrim, AKP Sunarto menerangkan, tertangkapnya tersangka berkat informasi dari masyarakat yang sering melihat tersangka berkeliaran di kawasan penangkapan. Menurut Kanitreskrim, tersangka merupakan salah satu orang yang masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) selama hampir enam tahun, terhitung dari 25 Desember 2010.
Subagyo mengatakan, tersangka sulit terlacak karena sering berpindah-pindah tempat dari daerah Baturetno, Purwantoro di Kabupaten Wonogiri dan Gunungkidul, di Provinsi DIY.
“Sebelumnya tersangka juga pernah mendekam di penjara selama satu tahun dalam kasus sama di Wonogiri. Tersangka kami jerat dengan pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal tujuh tahun penjara,” jelas Kanitreskrim Rabu (15/6).
Tersangka yang kedua lengannya bertato itu mengaku, motor hasil curian biasanya dijual dengan harga sekitar Rp 900.000. Salah seorang tetangganya di daerah Eromoko, Wonogiri diakui tersangka sebagai calon pembeli. “Uang itu rencananya untuk biaya nikah dengan pacar,” ucapnya.
Tersangka terbukti mencuri sepeda motor milik Johan Ardiansyah (20) warga Jogoprajan RT 3 RW III Danukusuman, Solo, saat diparkir di Movie Time, Pasar Kembang, Laweyan, Solo sekitar pukul 22.00 WIB, Sabtu (25/12) lalu.
Dari tangan tersangka, petugas berhasil mengamankan kunci duplikat serta satu sepeda motor Yamaha Crypton warna hitam AD 2844 KR sebagai barang bukti.
Kapolsek Laweyan, Kompol Subagyo didampingi Kaniteskrim, AKP Sunarto menerangkan, tertangkapnya tersangka berkat informasi dari masyarakat yang sering melihat tersangka berkeliaran di kawasan penangkapan. Menurut Kanitreskrim, tersangka merupakan salah satu orang yang masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) selama hampir enam tahun, terhitung dari 25 Desember 2010.
Subagyo mengatakan, tersangka sulit terlacak karena sering berpindah-pindah tempat dari daerah Baturetno, Purwantoro di Kabupaten Wonogiri dan Gunungkidul, di Provinsi DIY.
“Sebelumnya tersangka juga pernah mendekam di penjara selama satu tahun dalam kasus sama di Wonogiri. Tersangka kami jerat dengan pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal tujuh tahun penjara,” jelas Kanitreskrim Rabu (15/6).
Tersangka yang kedua lengannya bertato itu mengaku, motor hasil curian biasanya dijual dengan harga sekitar Rp 900.000. Salah seorang tetangganya di daerah Eromoko, Wonogiri diakui tersangka sebagai calon pembeli. “Uang itu rencananya untuk biaya nikah dengan pacar,” ucapnya.
Pemerintah Kota Solo telah menyetujui pembangunan mal baru dengan nama Plaza Surakarta. Rencananya, pembangunan mal itu akan dilakukan di bekas bangunan Pabrik Es Saripetojo Jalan Agus Salim, Laweyan.
Ditemui pers di lokasi pembangunan, Laweyan, Koordinator Keamanan dan Aset yang ditunjuk pengembang, Panggih Irianto, mengatakan, sampai saat ini dia ditunjuk pengembang PT Whira Taruna sampai menunggu proses transisi pihak pengembang dengan pemenang lelang pembangunan.
Sebelumnya, dia bekerja sebagai Manager Produksi Saripetojo. Sekarang posisinya dirumahkan bersama 40 pekerja lainnya. ”Kami sudah dirumahkan per 1 Juni lalu dengan menerima pesangon,” katanya, Rabu (15/6).
Pangguh mengatakan, rencana peletakan batu pertama akan dilaksanakan 15 Juli mendatang. Prosesi ini akan dilakukan langsung oleh Gurbernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo.
Panggih melanjutkan, Plaza Surakarta akan dibangun di atas tanah seluas 2500 meter persegi dengan kontrak pemakaian selama 25 tahun. Status tanah yang berada tepat di pojokan pertigaan Purwosari ini adalah milik pemerintah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.
”Pihak pengembang bekerjasama dengan dinas terkait telah menyelesaikan proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) kepada masyarakat sekitar lokasi pembangunan. Hasilnya baik dan tidak ada masalah,” katanya.
Jokowi Setuju
Sementara itu, Walikota Solo, Joko Wododo, menyebutkan, dari 12 proposal yang diajukan pengembang untuk membangun pusat perbelanjaan di Solo, baru ada satu yang sudah disetujui yaitu yang berada di kawasan Solo Paragon. ”Tanah yang di Laweyan milik Pemprov dan sudah ada lampu hijau dari mereka (Pemprov) untuk segera dilaksanakan pembangunan,” ujar Jokowi.
Jokowi menambahkan, selama ini Pemerintah Kota Solo tidak pernah menyebutkan akan melarang pembangunan pusat perbelanjaan baru. Menurutnya, Pemkot hanya melakukan pengendalian supaya tidak menggerus keberadaan pasar tradisional.
”Yang penting, tempat yang dulunya tidak prosuktif bisa dikembangkan menjadi lokasi yang berguna bagi masyarakat Solo. Kalau memang nggak ada masalah setelah ditinjau oleh dinas-dinas terkait, saya sih setuju-setuju saja,” katanya.
Ditemui pers di lokasi pembangunan, Laweyan, Koordinator Keamanan dan Aset yang ditunjuk pengembang, Panggih Irianto, mengatakan, sampai saat ini dia ditunjuk pengembang PT Whira Taruna sampai menunggu proses transisi pihak pengembang dengan pemenang lelang pembangunan.
Sebelumnya, dia bekerja sebagai Manager Produksi Saripetojo. Sekarang posisinya dirumahkan bersama 40 pekerja lainnya. ”Kami sudah dirumahkan per 1 Juni lalu dengan menerima pesangon,” katanya, Rabu (15/6).
Pangguh mengatakan, rencana peletakan batu pertama akan dilaksanakan 15 Juli mendatang. Prosesi ini akan dilakukan langsung oleh Gurbernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo.
Panggih melanjutkan, Plaza Surakarta akan dibangun di atas tanah seluas 2500 meter persegi dengan kontrak pemakaian selama 25 tahun. Status tanah yang berada tepat di pojokan pertigaan Purwosari ini adalah milik pemerintah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.
”Pihak pengembang bekerjasama dengan dinas terkait telah menyelesaikan proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) kepada masyarakat sekitar lokasi pembangunan. Hasilnya baik dan tidak ada masalah,” katanya.
Jokowi Setuju
Sementara itu, Walikota Solo, Joko Wododo, menyebutkan, dari 12 proposal yang diajukan pengembang untuk membangun pusat perbelanjaan di Solo, baru ada satu yang sudah disetujui yaitu yang berada di kawasan Solo Paragon. ”Tanah yang di Laweyan milik Pemprov dan sudah ada lampu hijau dari mereka (Pemprov) untuk segera dilaksanakan pembangunan,” ujar Jokowi.
Jokowi menambahkan, selama ini Pemerintah Kota Solo tidak pernah menyebutkan akan melarang pembangunan pusat perbelanjaan baru. Menurutnya, Pemkot hanya melakukan pengendalian supaya tidak menggerus keberadaan pasar tradisional.
”Yang penting, tempat yang dulunya tidak prosuktif bisa dikembangkan menjadi lokasi yang berguna bagi masyarakat Solo. Kalau memang nggak ada masalah setelah ditinjau oleh dinas-dinas terkait, saya sih setuju-setuju saja,” katanya.
Warga lereng Gunung Merapi di Padukuhan Pangukrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berharap SD Pangukrejo yang berada di kawasan rawan bencana Merapi dapat dipertahankan.
”Kami sangat berharap agar SDN Pangukrejo dapat dipertahankan dan sebisa mungkin tidak direlokasi, meskipun saat ini sebagian besar warga tinggal di hunian sementara Plosokerep, Umbulharjo,” kata wakil wali murid SDN Pangukrejo Tutik Rahayu di Umbulharjo, Rabu (15/6).
Pernyataan itu disampaikan saat mengikuti sosialisasi yang digelar Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Sleman di SD darurat Pangukrejo di Dusun Kedung Banteng, Umbulharjo.
Menurut dia, warga meskipun tinggal di hunian sementara namun masih sangat nyaman anak-anaknya bersekolah di SDN Pangukrejo. ”Kalau digabung dengan sekolah lain kami kurang setuju, lebih baik dipertahankan saja,” katanya.
Kepala Disdikpora Kabupaten Sleman Suyamsih mengatakan, pihaknya sebenarnya siap untuk membangunkan sekolah tersebut asal ada lokasi baru yang tidak berdekatan dengan SD lain.
”Kalau pihak desa mau memberikan tanah, maka kami langsung bangunkan sekolahnya dan jaraknya minimal satu kilometer dari SD lain supaya tidak ada persaingan,” katanya.
Menurut dia, Disdikpora Sleman masih tidak menyetujui jika gedung SD Pangukrejo dikembalikan seperti semula karena berada dalam kawasan bahaya.
”Tetapi kami juga tidak tega SDN Pangukrejo terus-terusan berada di sekolah darurat. Kami juga menunggu bagaimana hasil penerimaan siswa baru besok karena pascaerupsi Merapi ini warga jadi memencar. Jika tidak ada siswa, maka ya ditutup atau diberikan kelas pararel dengan sekolah lain,” katanya.
Kepala Sekolah SDN Pangukrejo Tapa Mardiyanta mengatakan tidak mempermasalahkan segala kebijakan nantinya, tetapi diharapkan keberadaan sekolah bisa terus dilanjutkan.
”Apakah mau dibangun kembali dengan nama baru atau digabung dengan sekolah lain, para guru tidak masalah, yang terpenting ialah anak-anak di huntara mendapat pelayanan pendidikan yang baik,” katanya.
”Kami sangat berharap agar SDN Pangukrejo dapat dipertahankan dan sebisa mungkin tidak direlokasi, meskipun saat ini sebagian besar warga tinggal di hunian sementara Plosokerep, Umbulharjo,” kata wakil wali murid SDN Pangukrejo Tutik Rahayu di Umbulharjo, Rabu (15/6).
Pernyataan itu disampaikan saat mengikuti sosialisasi yang digelar Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Sleman di SD darurat Pangukrejo di Dusun Kedung Banteng, Umbulharjo.
Menurut dia, warga meskipun tinggal di hunian sementara namun masih sangat nyaman anak-anaknya bersekolah di SDN Pangukrejo. ”Kalau digabung dengan sekolah lain kami kurang setuju, lebih baik dipertahankan saja,” katanya.
Kepala Disdikpora Kabupaten Sleman Suyamsih mengatakan, pihaknya sebenarnya siap untuk membangunkan sekolah tersebut asal ada lokasi baru yang tidak berdekatan dengan SD lain.
”Kalau pihak desa mau memberikan tanah, maka kami langsung bangunkan sekolahnya dan jaraknya minimal satu kilometer dari SD lain supaya tidak ada persaingan,” katanya.
Menurut dia, Disdikpora Sleman masih tidak menyetujui jika gedung SD Pangukrejo dikembalikan seperti semula karena berada dalam kawasan bahaya.
”Tetapi kami juga tidak tega SDN Pangukrejo terus-terusan berada di sekolah darurat. Kami juga menunggu bagaimana hasil penerimaan siswa baru besok karena pascaerupsi Merapi ini warga jadi memencar. Jika tidak ada siswa, maka ya ditutup atau diberikan kelas pararel dengan sekolah lain,” katanya.
Kepala Sekolah SDN Pangukrejo Tapa Mardiyanta mengatakan tidak mempermasalahkan segala kebijakan nantinya, tetapi diharapkan keberadaan sekolah bisa terus dilanjutkan.
”Apakah mau dibangun kembali dengan nama baru atau digabung dengan sekolah lain, para guru tidak masalah, yang terpenting ialah anak-anak di huntara mendapat pelayanan pendidikan yang baik,” katanya.
Kecamatan Pracimantoro membentuk Posko khusus penyaluran bantuan air bersih menyusul kekeringan yang melanda tujuh desa di bagian barat dan selatan kecamatan itu sejak tiga pekan terakhir. Ini menambah jumlah daerah yang kesulitan air bersih dari semula dua menjadi tiga kecamatan.
Salah satu anggota DPRD asal Pracimantoro, Haryoto, kepada wartawan di Gedung DPRD, Rabu (15/6/2011) mengungkapkan tujuh desa yang sudah mulai kesulitan air bersih yakni Desa Glinggang, Gebangharjo, Joho dan Sumberagung yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Wonosari, DI Yogyakarta, serta Desa Petirsari, Gambirmanis dan Watangrejo yang berdekatan dengan Paranggupito.
“Kami sudah membentuk Posko yang berlokasi di kompleks Kantor Camat Pracimantoro. Warga sangat berharap bantuan air bersih dari pihak manapun dan bantuan itu bisa disalurkan melalui Posko untuk diteruskan ke desa-desa yang membutuhkan,” kata Haryoto.
Salah satu anggota DPRD asal Pracimantoro, Haryoto, kepada wartawan di Gedung DPRD, Rabu (15/6/2011) mengungkapkan tujuh desa yang sudah mulai kesulitan air bersih yakni Desa Glinggang, Gebangharjo, Joho dan Sumberagung yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Wonosari, DI Yogyakarta, serta Desa Petirsari, Gambirmanis dan Watangrejo yang berdekatan dengan Paranggupito.
“Kami sudah membentuk Posko yang berlokasi di kompleks Kantor Camat Pracimantoro. Warga sangat berharap bantuan air bersih dari pihak manapun dan bantuan itu bisa disalurkan melalui Posko untuk diteruskan ke desa-desa yang membutuhkan,” kata Haryoto.

Keterangan yang dihimpun Espos, Rabu (15/6/2011) menyebutkan, kejadian pencurian itu terjadi, Selasa (14/6/2011). Aksi pencuri, kali pertama diketahui seorang karyawatinya bernama Purwati, 36, warga Perum Kaliancar, Selogiri yang pagi itu membuka ruangannya. Kapolsek Wonogiri AKP Hadijah Sahab didampingi Kanitreskrim Polsek Wonogiri, Ipda Triyono mewakili Kapolres Wonogiri, AKBP Ni Ketut Swastika menyatakan pihaknya telah mengamankan barang bukti berupa pecahan eternit. “Pelapor Pak Haryono, pemilik dealer. Kejadian diperkirakan sekitar pukul 21.00 WIB, dealer itu tutup sekitar pukul 17.00,” ujar Kapolsek.
Ditambahkan oleh Kanitreskrim, pencuri diduga masuk dengan cara menggunting atap rumah yang terbuat dari seng. “Diperkirakan, sesudah menggunting atap seng, pencuri memaksa menginjak eternit dan masuk ke ruangan penjualan. Pencuri membawa kabur uang senilai Rp 25 juta dan dua HP, salah satunya BlackBerry . Uang itu ditaruh di laci berbeda namun di satu ruang.”
Dinas Pengairan Energi dan Sumber Daya Mineral (PESDM) Wonogiri semakin mengintensifkan pemantauan waduk, bendungan dan cek dam, menyusul curah hujan yang turun drastis sejak sebulan terakhir.
mulai susut. Sementara itu, pasokan air dari Waduk Gajah Mungkur (WGM) untuk pertanian diperkirakan aman hingga empat bulan ke depan. Dari pola normal yang ditetapkan Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA) untuk bulan Juni setinggi 134,30 meter, elevasi WGM masih di angka 134,87 meter. Kepala Dinas PESDM, Arso Utoro, kepada wartawan, Rabu (15/6/2011) mengungkapkan para petugas di daerah sudah disiagakan untuk terus memantau kondisi waduk, bendungan dan cek dam. Saat ini, pihaknya juga akan mendata penyusutan volume waduk, bendungan maupun cek dam itu.
“Kami masih terus memantau perkembangan. Kondisi cuaca saat ini di mana hujan hampir tidak turun selama sebulan memang mengakibatkan penurunan tinggi permukaan air waduk, bendungan dan cek dam. Karena itu harus dikelola sehemat mungkin,” kata Arso.
Penghematan tersebut, kata Arso, salah satunya dengan pengetatan distribusi air ke pertanian tanpa mengganggu tanaman. Dia juga berharap para petani beralih sementara ke palawija atau hortikultura yang tidak membutuhkan banyak air. Dia mencontohkan beberapa petani yang menanam semangka di Selogiri. “Dengan demikian kan sekaligus untuk memutus siklus hama wereng,” tandasnya.

“Kami masih terus memantau perkembangan. Kondisi cuaca saat ini di mana hujan hampir tidak turun selama sebulan memang mengakibatkan penurunan tinggi permukaan air waduk, bendungan dan cek dam. Karena itu harus dikelola sehemat mungkin,” kata Arso.
Penghematan tersebut, kata Arso, salah satunya dengan pengetatan distribusi air ke pertanian tanpa mengganggu tanaman. Dia juga berharap para petani beralih sementara ke palawija atau hortikultura yang tidak membutuhkan banyak air. Dia mencontohkan beberapa petani yang menanam semangka di Selogiri. “Dengan demikian kan sekaligus untuk memutus siklus hama wereng,” tandasnya.
Kejaksaan Negeri (Kejari) Wonogiri berencana mengusut kasus dugaan penyalahgunaan dana bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan (MP) oleh Ketua Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Bulukerto, Karyadi Cahyo Kuncoro, yang mencuat sejak pekan lalu.
Kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (14/6/2011), Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Wonogiri, Sukaryo mengatakan sampai saat ini memang belum ada satu pihak pun yang melaporkan ke Kejari mengenai kasus tersebut. Namun demikian, dari pemberitaan di media massa beberapa hari sebelumnya, Kajari menilai kasus itu sangat jelas unsur pidananya.
“Saya akan perintahkan Kasi Intel untuk membentuk tim dan mengumpulkan data terkait kasus ini. Meskipun kalau dilihat dari pemberitaan di media massa semuanya sudah cukup jelas. Bagaimanapun itu uang negara yang diduga digunakan untuk kepentingan pribadi,” kata Kajari.
Kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (14/6/2011), Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Wonogiri, Sukaryo mengatakan sampai saat ini memang belum ada satu pihak pun yang melaporkan ke Kejari mengenai kasus tersebut. Namun demikian, dari pemberitaan di media massa beberapa hari sebelumnya, Kajari menilai kasus itu sangat jelas unsur pidananya.
“Saya akan perintahkan Kasi Intel untuk membentuk tim dan mengumpulkan data terkait kasus ini. Meskipun kalau dilihat dari pemberitaan di media massa semuanya sudah cukup jelas. Bagaimanapun itu uang negara yang diduga digunakan untuk kepentingan pribadi,” kata Kajari.
Dalam sehari, Rabu (15/6/11) terjadi kecelakaan lalulintas di Jalan Raya Selogiri, di Ngadirojo dan di Purwantoro. Satu orang pengendara meninggal dunia dan dua orang terluka berat. Korban meninggal adalah Ahmad Fuhed alias Fued (51) warga Gerdu RT 02 RW 05 Kelurahan Giripurwo Wonogiri.
Fuhed mengalami kecelakaan tunggal saat mengendarai Yamaha Mio AD 6625 SR, di tikungan patung macan Nangger, Nambangan, Selogiri. Kronologisnya, Fuhed meluncur dari Sukoharjo ke Wonogiri. Penyebabnya motornya melindas batu di tepi jalan, sehingga laju motornya tidak terndalikan. Dia terjatuh sehingga kepalanya terluka berat karena membantur aspal jalan.
Sementara kecelakaan di Ngadirojo dialamai oleh Suparmi (61) pensiunan PNS guru warga Dusun/ Desa Gondang RT 01 RW 05 Kecamatan Purwantoro. Suparmi menderita luka memar di kepalanya hingga taksadarkan diri. Korban dirawat di RS Medika Mulya Ngadirojo. Dia mengendarai Yamaha Mio AD 6670 NR bersama anaknya, Sunarwi (28).
Motornya bertabrakan dengan Honda Supra Nopol AD 4569 FR. Motor tersebut yang dikendarai oleh Dandi Kusnanto AMd (42) swasta warga asal sekampung dengan Suparmi. Lakalantas tersebut terjadi di Jl Raya Wonogiri – Ngadirojo, tepatnya di timur SPBU Ngadirojo Dusun Kaliampuh RT 02 RW 01 Desa Ngadirojo Kidul, Kecamatan Ngadirojo.
Motornya bertabrakan dengan Honda Supra Nopol AD 4569 FR. Motor tersebut yang dikendarai oleh Dandi Kusnanto AMd (42) swasta warga asal sekampung dengan Suparmi. Lakalantas tersebut terjadi di Jl Raya Wonogiri – Ngadirojo, tepatnya di timur SPBU Ngadirojo Dusun Kaliampuh RT 02 RW 01 Desa Ngadirojo Kidul, Kecamatan Ngadirojo.
Kronologisnya, kedua sepeda motor sama sama dari arah ke timur. Suparmi hendak berbelok kea rah kanan, saat bersamaan Dandi yang ngebut dari belakang menyalip motor Suparmi. Saat itulah terjadi kecelakaan.
Sementara lakalantas di Purwantoro dialami oleh Budi Wibowo (28) warga Jl Wibisono nomor 114 Kepatihan, Ponorogo. Dia mengendarai motor Yamah Vega ZR Nopol AE 2627 TE. Kecelakaan tunggal itu terjadi di Jl Raya Purwantoro, tepatnya di Dusun Joho Juranggantung Kecamatan Purwantoro.
Kronologisnya, dia meluncur dari timur ke barat. Penyebab kecelakaan akibat roda motornya terpelosok ke lubang jalan. Korban dilarikan ke RS Ponorogo. “Semua kecelakaan sudah kami tangani, dua laka tunggal dan satu tabrakan. Dua pengendara luka luka, satu korban meninggal dunia,” ujar Kapolres Wonogiri AKBP Ni Ketut Swastika melalui Kasatlantas AKP Joeharno.

Kapolresta Solo, AKBP Listyo Sigit mengatakan sebanyak 800 personel polisi menjaga sejumlah obyek vital seperti tempat ibadah, perkantoran dan kawasan yang ramai dikunjungi warga.
Guna memaksimalkan pengamanan, aparat TNI diperbantukan untuk menjaga keamanan warga. Antisipasi ini dilakukan menyusul adanya pesan singkat (SMS) gelap yang menyebut akan terjadi aksi teror dalam putusan bekas Amir Jamaah Ansharut Tauhid (JAT).
Kendati begitu, Kapolrest meminta warga Solo dan sekitarnya untuk tidak panik dan tetap melakukan aktivitas seperti biasa.
Sementara itu pendukung Baasyir tengah dalam perjalanan dari Solo ke Jakarta. Direktur Media Center Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Sonhadi menyebut pendukung Baasyir akan tiba subuh nanti di Jakarta.
Saat itu, jam tangan menunjukkan pukul 14.00 WIB. Di atas batu karang berukuran besar di Pantai Waru, Paranggupito, terlihat dua orang tengah duduk. Seorang membawa jala ikan, sementara satu lagi membawa kepis (tempat menyimpan ikan dari anyaman bambu-red). Seakan berteduh, di siang yang panas itu keduanya seperti menunggu sesuatu. Memilih batu karang yang mepet dengan tebing.
Pekan lalu, kebetulan berada di sekitar dua nelayan, kemudian mendekati mereka. Ia menyatakan sedang mencari ikan. “Cari ikan, mas. Tapi menunggu air surut dulu. Ini sudah mulai surut, nanti setengah jam paling sudah surut. Tapi sembari menunggu benar-benar surut, saat ombak besar belum datang, bapak menjala ikan dulu,” kata Widodo warga Dringo, Gunturharjo yang melaut bersama bapak mertuanya Wagiman.
Gempa Bantul
Tak lama kemudian, ombak besar hilang, Wagiman terus turun dari batu karang dan berjalan mengikuti ikan yang terlihat berlarian. Ia kemudian terus melempar jala.
“Kurang menengah pak. Ikannya di sebelah selatan,” teriak menantu namun telanjur jala dilempar. Satu ikan tampak tersangkut dijala. Ikan Pijak, begitu disebut oleh Widodo. Selain ikan jenis ini, masih banyak jenis ikan lain. “Ini nanti untuk lauk makan, tidak dijual,” jelas Wagiman.
Lantas untuk apa mereka menunggu air surut? Ternyata mereka hendak mengambil udang lobster di jaring yang dipasang sebelum air surut.
“Kalau lobster untuk dijual. Yang warna hijau satu kilogram Rp 300.000. Yang merah lebih murah, Rp 180.000 per kilogramnya. Biasanya diambil pembeli dari Solo,” terang Widodo.
Saat air surut, Joglosemar ikut ke tengah. Namun, ada peringatan dari mereka. Hati-hati karena surutnya surut jelek. Meski surut, ombak besar datang dengan ketinggian air bisa sampai pinggang. Surut seperti inilah yang membuat hasil tangkapan turun jumlah.
Menurut penuturan warga, pasang surut semenjak gempa bumi Bantul beberapa tahun lalu mulai berubah. Pasang sangat tinggi, surut tapi masih ada genangan air. Kurang lebih sekitar dua jam, mereka hanya mendapat beberapa ikan dan tiga lobster.
Mereka berharap dengan Pelabuhan Waru nantinya perahu nelayan bisa bersandar. Sehingga nelayan tradisional tidak hanya bergantung pada pasang surut saja.
Pekan lalu, kebetulan berada di sekitar dua nelayan, kemudian mendekati mereka. Ia menyatakan sedang mencari ikan. “Cari ikan, mas. Tapi menunggu air surut dulu. Ini sudah mulai surut, nanti setengah jam paling sudah surut. Tapi sembari menunggu benar-benar surut, saat ombak besar belum datang, bapak menjala ikan dulu,” kata Widodo warga Dringo, Gunturharjo yang melaut bersama bapak mertuanya Wagiman.
Gempa Bantul
Tak lama kemudian, ombak besar hilang, Wagiman terus turun dari batu karang dan berjalan mengikuti ikan yang terlihat berlarian. Ia kemudian terus melempar jala.
“Kurang menengah pak. Ikannya di sebelah selatan,” teriak menantu namun telanjur jala dilempar. Satu ikan tampak tersangkut dijala. Ikan Pijak, begitu disebut oleh Widodo. Selain ikan jenis ini, masih banyak jenis ikan lain. “Ini nanti untuk lauk makan, tidak dijual,” jelas Wagiman.
Lantas untuk apa mereka menunggu air surut? Ternyata mereka hendak mengambil udang lobster di jaring yang dipasang sebelum air surut.
“Kalau lobster untuk dijual. Yang warna hijau satu kilogram Rp 300.000. Yang merah lebih murah, Rp 180.000 per kilogramnya. Biasanya diambil pembeli dari Solo,” terang Widodo.
Saat air surut, Joglosemar ikut ke tengah. Namun, ada peringatan dari mereka. Hati-hati karena surutnya surut jelek. Meski surut, ombak besar datang dengan ketinggian air bisa sampai pinggang. Surut seperti inilah yang membuat hasil tangkapan turun jumlah.
Menurut penuturan warga, pasang surut semenjak gempa bumi Bantul beberapa tahun lalu mulai berubah. Pasang sangat tinggi, surut tapi masih ada genangan air. Kurang lebih sekitar dua jam, mereka hanya mendapat beberapa ikan dan tiga lobster.
Mereka berharap dengan Pelabuhan Waru nantinya perahu nelayan bisa bersandar. Sehingga nelayan tradisional tidak hanya bergantung pada pasang surut saja.
Tim Penghijauan lereng Gunung Merapi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan ada donatur yang memasok air untuk menyiram bibit pohon yang sudah ditanam yang mengalami kekeringan setelah tidak lagi turun hujan.
”Saat ini yang paling kami butuhkan adalah bantuan air untuk menyiram bibit pohon di lereng Merapi, karena penyiraman belum menjangkau seluruh areal tanaman itu,” kata Ketua Tim Penghijauan lereng Merapi Sudihartono, di Sleman, Selasa (14/6).
Menurut dia, pihaknya telah membangun 20 unit tempat penampungan air dari terpal plastik, sehingga air tersebut bisa untuk menyiram bibit pohon di kawasan itu.
”Kami sudah membuat 20 penampungan air di 20 lokasi, dan kami masih membutuhkan puluhan mungkin ratusan bak penampungan air seperti ini untuk keperluan yang sama di areal atas,” katanya.
Ia mengatakan saat ini untuk pengisian penampungan air tersebut masih dicukupi dari pasokan air para donatur dan warga sekitar.
”Namun, kami mengharapkan bantuan pasokan air terutama untuk areal bagian atas yang sudah jauh dari permukiman warga. Jika sebelumnya ada donatur yang menanam ribuan bibit pohon, maka saat ini kami juga mengharapkan bantuan ribuan galon air,” katanya.
Sudihartono mengatakan selain menyiram bibit pohon yang sudah ditanam, pihaknya juga akan melakukan infusisasi terhadap ratusan ribu bibit pohon yang ditanam dilereng Merapi yang terancam mati kekeringan karena musim kemarau.
”Kami mencoba melakukan infusisasi terhadap bibit pohon yang ditanam, yakni dengan meneteskan air melalui benang dari botol-botol plastik yang digantungkan di samping bibit pohon tersebut,” katanya.
Sekadar Simbolis
Ia mengatakan dengan pola ini akan lebih efektif dibandingkan dengan menyiramkan air ke bagian tanah. Satu botol ini akan bertahan tiga hari dan setiap habis akan diisi kembali.
Banyak yang layu Anggota Konsorsium Penghijauan Area Lereng Merapi (PALM) dan Tim Penghijauan lereng Merapi KH Masrur Ahmad mengatakan sudah ada ribuan pohon ditanam di lereng gunung itu dengan nilai ratusan juta hingga miliaran rupiah, yang saat ini banyak yang layu dan kering.
”Jika ditanami pohon lagi, sama saja membuang uang, karena tanaman pohon di Merapi tergantung hujan. Sudah berapa ratus juta rupiah yang ditanam, eman-eman (sayang) kalau tidak dirawat dan akhirnya mati,” katanya.
Menurut dia, dari sekian banyak donatur penghijauan di lereng Merapi hanya sekadar simbolis, dan ratusan hingga ribuan pohon bibit pohon yang ditanam hanya diserahkan, kemudian ditinggal begitu saja.
”Saat ini yang paling kami butuhkan adalah bantuan air untuk menyiram bibit pohon di lereng Merapi, karena penyiraman belum menjangkau seluruh areal tanaman itu,” kata Ketua Tim Penghijauan lereng Merapi Sudihartono, di Sleman, Selasa (14/6).
Menurut dia, pihaknya telah membangun 20 unit tempat penampungan air dari terpal plastik, sehingga air tersebut bisa untuk menyiram bibit pohon di kawasan itu.
”Kami sudah membuat 20 penampungan air di 20 lokasi, dan kami masih membutuhkan puluhan mungkin ratusan bak penampungan air seperti ini untuk keperluan yang sama di areal atas,” katanya.
Ia mengatakan saat ini untuk pengisian penampungan air tersebut masih dicukupi dari pasokan air para donatur dan warga sekitar.
”Namun, kami mengharapkan bantuan pasokan air terutama untuk areal bagian atas yang sudah jauh dari permukiman warga. Jika sebelumnya ada donatur yang menanam ribuan bibit pohon, maka saat ini kami juga mengharapkan bantuan ribuan galon air,” katanya.
Sudihartono mengatakan selain menyiram bibit pohon yang sudah ditanam, pihaknya juga akan melakukan infusisasi terhadap ratusan ribu bibit pohon yang ditanam dilereng Merapi yang terancam mati kekeringan karena musim kemarau.
”Kami mencoba melakukan infusisasi terhadap bibit pohon yang ditanam, yakni dengan meneteskan air melalui benang dari botol-botol plastik yang digantungkan di samping bibit pohon tersebut,” katanya.
Sekadar Simbolis
Ia mengatakan dengan pola ini akan lebih efektif dibandingkan dengan menyiramkan air ke bagian tanah. Satu botol ini akan bertahan tiga hari dan setiap habis akan diisi kembali.
Banyak yang layu Anggota Konsorsium Penghijauan Area Lereng Merapi (PALM) dan Tim Penghijauan lereng Merapi KH Masrur Ahmad mengatakan sudah ada ribuan pohon ditanam di lereng gunung itu dengan nilai ratusan juta hingga miliaran rupiah, yang saat ini banyak yang layu dan kering.
”Jika ditanami pohon lagi, sama saja membuang uang, karena tanaman pohon di Merapi tergantung hujan. Sudah berapa ratus juta rupiah yang ditanam, eman-eman (sayang) kalau tidak dirawat dan akhirnya mati,” katanya.
Menurut dia, dari sekian banyak donatur penghijauan di lereng Merapi hanya sekadar simbolis, dan ratusan hingga ribuan pohon bibit pohon yang ditanam hanya diserahkan, kemudian ditinggal begitu saja.
Fenomena langka gerhana bulan total akan terjadi pada Kamis 16 Juni dini hari nanti. Gerhana akan mulai terjadi sekira pukul 01.23 WIB hingga 05.02 WIB.
Diperkirakan puncak Gerhana bulan akan terjadi pada pukul 02.22 WIB hingga 04.03 WIB. “Bulan pada saat itu akan gelap karena tertutupi bayangan bumi,” ujar peneliti Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) Prof Thomas Djamaluddin kepada media, Rabu (15/6/2011).
Profesor Thomas menjelaskan gerhana bulan kali ini bisa dilihat secara kasat mata, mengingat keadaan iklim saat ini lebih kering ketimbang pada Desember nanti.
Ia juga mengatakaan bahwa gerhana dapat dilihat dari hampir seluruh wilayah Indonesia, kecuali wilayah Timur Indonesia, Papua, tak bisa menikmati proses terakhir dari gerhana karena bulan sudah terbenam.
“Untuk melihat gerhana besok bisa dilihat dengan kasat mata atau tanpa alat, tapi jika ingin menikmati proses dari awal hingga terakhir lebih detail menggunakan teleskop,” ungkapnya.
Selain dari Indonesia, gerhana bulan total juga bisa dilihat oleh manusia di belahan dunia lain, seperti di Afrika, Asia Tengah dan Asia Tenggara. Gerhana bulan ini, kata Prof Djamaluddin, terjadi karena ada konfigurasi segaris antara bulan, bumi dan matahari.
Diperkirakan puncak Gerhana bulan akan terjadi pada pukul 02.22 WIB hingga 04.03 WIB. “Bulan pada saat itu akan gelap karena tertutupi bayangan bumi,” ujar peneliti Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) Prof Thomas Djamaluddin kepada media, Rabu (15/6/2011).
Profesor Thomas menjelaskan gerhana bulan kali ini bisa dilihat secara kasat mata, mengingat keadaan iklim saat ini lebih kering ketimbang pada Desember nanti.
Ia juga mengatakaan bahwa gerhana dapat dilihat dari hampir seluruh wilayah Indonesia, kecuali wilayah Timur Indonesia, Papua, tak bisa menikmati proses terakhir dari gerhana karena bulan sudah terbenam.
“Untuk melihat gerhana besok bisa dilihat dengan kasat mata atau tanpa alat, tapi jika ingin menikmati proses dari awal hingga terakhir lebih detail menggunakan teleskop,” ungkapnya.
Selain dari Indonesia, gerhana bulan total juga bisa dilihat oleh manusia di belahan dunia lain, seperti di Afrika, Asia Tengah dan Asia Tenggara. Gerhana bulan ini, kata Prof Djamaluddin, terjadi karena ada konfigurasi segaris antara bulan, bumi dan matahari.

Sebagai salah satu empu atau pembuat keris yang hingga kini masih eksis, Subandi mengaku sangat prihatin dengan generasi muda yang masih setengah-setengah mencintai keris. “Anak muda sekarang ini maunya yang instan, yang cepat bisa menghasilkan uang. Sedangkan membuat keris itu butuh kesabaran, ketelitian, dan kadang ketika sudah jadi, ada juga keris yang tidak laku terjual,” ujar Subandi kepada Espos, Senin (13/6/2011).
Apresiasi masyarakat terhadap benda pusaka itu, lanjut Subandi, juga masih kurang. Kebanyakan orang yang benar-benar mengapresiasi keris adalah orang-orang yang mapan, baik secara ekonomi maupun sosial. Orang yang mengapresiasi keris itu justru warga negara asing. Mereka bisa memahami keindahan dari sebuah keris. Padahal kebanyakan dari mereka bukanlah dari kalangan seniman.
Pria kelahiran Solo, 13 Juni 1957 ini lebih senang membuat keris lantaran benda cagar budaya itu memiliki keindahan tersendiri dibanding tombak, pedang dan sebagainya. “Perasaan saya sudah menyatu dengan keindahan keris,” ungkapnya.
Subandi juga mengaku prihatin dengan tidak banyaknya empu yang masih bertahan membuat keris. Kalau pun toh ada, paling mereka tidak memfokuskan diri untuk membuat keris, sebab secara ekonomi tidak menguntungkan. Mereka lebih banyak membuat peralatan yang lebih bernilai ekonomis seperti pisau, cangkul, clurit dan sebagainya.
Ada juga empu yang sebenarnya ingin membuat keris, sambung Subandi, tapi berhenti di tengah jalan karena tergiur menggarap yang lain yang lebih menjanjikan.
Kendati sama sekali tidak menguntungkan, suami Surani ini telah membuktikan bahwa dengan membuat keris, ia bisa membeli tanah, membuat rumah, serta menyekolahkan keempat anaknya.
Pria yang sudah membuat keris sejak 30 tahun silam ini sebetulnya memiliki cita-cita membuat pameran tunggal. Tapi untuk membuat pameran tunggal, setidaknya seorang empu memiliki 50 koleksi keris. Ia sendiri kebingungan saat merencanakan membuat pameran tunggal, sebab mayoritas kerisnya sudah berada di tangan para kolektor keris asal mancanegara.
Ayah dari Novi Artiyani ini juga memiliki angan-angan di setiap tataran pendidikan di Indonesia, ada pengenalan terhadap benda cagar budaya Indonesia itu. “Misanya, ada pelajaran khusus tentang keris, wayang dan sebagainya. Pelajaran itu disesuaikan dengan tataran pendidikan, baik SD, SMP, SMA maupun di perguruan tinggi,” kata salah satu instruktur keris di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo ini.

Dampak paling dekat akibat selingkuh adalah hamil dan melahirkan. Hamil adalah kodratnya kaum perempuan. Setelah lahir jabang bayi itulah persoalan lebih pelik akan muncul sampai anak itu dewasa. Secara moral ibunya menjadi malu, keluarganya juga malu mempunyai anak tanpa ayah.
Dampak ekonomi dan sosial lainnya juga akan terus terjadi selama ibu dan anaknya masih hidup. Bagaimana membesarkan anaknya menjadi anak yang cerdas sehat dan takwa. Bagiamana kemudian jika nantinya, anaknya mulai dewasa. Pastinya akan bertanya bapaknya?
Itu pula yang dirasakan oleh Sri Yatmi. Sri Yatmi bersama kedua orang tuanya Sugiman (75) dan ibunya Mukiyem (65) bingung memikirkan masa depan anak cucunya. “Yang saya bingungkan anak anak, kalau saya lapar bisa bertahan, tapi anak gak bisa mas,” ujar Sugiman.
“Anak anak juga gak mau asal makan, butuh vitamin dan gizi. Ibunya tidak bekerja, dulu terkadang buruh tani atau ngarit. Sekarang praktis hanya menyusui saja,” tambah Sugiman. Jujur Sugiman tidak mau lagi terlalu memikirkannya.
Karena pusing memikirkan masalah itu, ada kabar anak ketiga hasil hubungan gelap dengan tetangganya dipersilahkan diasuh oleh siapapun yang mau merawatnya. Kabar di luar santer beredar anak hasil hugel itu akan dijual. “Anak itu malah mau dijual mas,” kata Parjo warga setempat.

Mantan Bupati Wonogiri H Begug Poernomosidi, Selasa (15/6/2011), kembali diperiksa tim penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari) sebagai saksi dalam kasus dugaan penggelembungan dana bantuan sarana dan prasarana (Sarpras) olahraga dari Depdiknas tahun 2003/2004.Dalam pemeriksaan yang berlangsung kurang lebih satu jam itu, seperti diungkapkan anggota tim penyidik Kejari, Junaedah, mewakili Kajari, Sukaryo, Begug dicecar sejumlah pertanyaan berkaitan dengan klarifikasi terhadap keterangan tersangka. “Tadi kami hanya mengklarifikasi keterangan tersangka yang mengaku mendapat perintah dari Pak Begug untuk membelanjakan bantuan itu. Tapi tadi Pak Begug membantah hal tersebut,” kata Junaedah, saat ditemui wartawan sesuai memeriksa Begug. Lebih jauh, Junaedah mengatakan dengan pemeriksaan Begug itu, saat ini pihaknya tinggal menunggu laporan pemeriksaan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang dimintai bantuan untuk menghitung nilai kerugian negara akibat dugaan mark up tersebut. Keseluruhan saksi yang berjumlah sekitar 60 orang telah diperiksa, termasuk tersangka AIW.
Mengenai kapan berkas perkara kasus itu akan dilimpahkan ke PN, Junaedah mengaku belum bisa memastikan. Selain hasil pemeriksaan BPKP, berkas perkara itu juga masih harus diperiksa tim peneliti. Sedangkan mengenai kemungkinan Begug menjadi tersangka, Junaedah mengatakan bukti-buktinya tidak cukup kuat.
Begug sendiri, yang ditemui wartawan seusai menjalani pemeriksaan menolak memberikan keterangan. Begitu keluar ruang pemeriksaan, Begug langsung menuju mobilnya dan meluncur pergi. Kajari Wonogiri, Sukaryo, mengatakan sangat menghargai kesediaan Begug memenuhi panggilan pemeriksaan itu. Apalagi sebelumnya sudah dua kali Begug mangkir dari panggilan.
Sebagaimana diberitakan, Kejari mulai mengungkap kasus dana bantuan Sarpras Olahraga dari Depdiknas menyusul adanya dugaan mark up dalam pelaksanaannya. Dana bantuan yang diterima Pemkab pada 2003/2004 itu senilai Rp 500 juta sedangkan nilai kerugian akibat dugaan mark up itu diperkirakan mencapai Rp 113 juta. Tersangka dalam kasus itu adalah AIW, salah satu anggota komite yang dibentuk melalui SK Bupati H Begug Poernomosidi untuk melaksanakan bantuan itu
Aparat berwenang di Pemkab Wonogiri diminta segera membongkar bangunan panggung seni budaya di Lapangan Giri Krida Bakti, menyusul telah selesainya perkara hukum terkait pembangunan panggung tersebut dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) setempat, 31 Mei 2011 lalu. Dalam sidang tersebut, perkara gugatan hukum antara Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Jeritan Rakyat (Jerat), Hartono selaku penggugat dan pemohon izin mendirikan bangunan (IMB), Sugeng Budiono, sebagai tergugat, berakhir dengan kesepakatan damai. Melalui proses mediasi dengan mediator R Agung Aribowo, SH, diperoleh lima pasal kesepakatan.
Di antaranya, seperti tertulis dalam akta perdamaian nomor 10/Pdt.G/2011/PN.Wng yang ditunjukkan penggugat, Hartono, kepada wartawan, Selasa (14/6/2011), penggugat dan tergugat sepakat dan menyetujui apabila sewaktu-waktu bangunan panggung dibongkar oleh pihak yang berwenang. “Perkara ini sudah diputus tanggal 31 Mei lalu dan salinan putusannya sudah saya terima Rabu (8/6). Jadi tidak ada alasan lagi bagi Pemkab untuk menunda-nunda pembongkaran panggung yang sekarang bisa dikatakan tak bertuan itu,” kata Hartono.
Terkait itu, Hartono mendesak panggung itu secepatnya dibongkar. Keberadaan panggung itu sudah jelas menyalahi aturan, tidak hanya karena tidak ber-IMB, tetapi juga menyalahi Perda Provinsi Jateng tentang garis sepadan jalan. Dari sisi manfaat, Hartono menilai hingga saat ini belum ada manfaat yang bisa diperoleh dari panggung itu.
Di antaranya, seperti tertulis dalam akta perdamaian nomor 10/Pdt.G/2011/PN.Wng yang ditunjukkan penggugat, Hartono, kepada wartawan, Selasa (14/6/2011), penggugat dan tergugat sepakat dan menyetujui apabila sewaktu-waktu bangunan panggung dibongkar oleh pihak yang berwenang. “Perkara ini sudah diputus tanggal 31 Mei lalu dan salinan putusannya sudah saya terima Rabu (8/6). Jadi tidak ada alasan lagi bagi Pemkab untuk menunda-nunda pembongkaran panggung yang sekarang bisa dikatakan tak bertuan itu,” kata Hartono.
Terkait itu, Hartono mendesak panggung itu secepatnya dibongkar. Keberadaan panggung itu sudah jelas menyalahi aturan, tidak hanya karena tidak ber-IMB, tetapi juga menyalahi Perda Provinsi Jateng tentang garis sepadan jalan. Dari sisi manfaat, Hartono menilai hingga saat ini belum ada manfaat yang bisa diperoleh dari panggung itu.
Tiga pelajar SMPN 3 Satu Atap (Satap) Jatipurno meraih prestasi di ajang lomba fashion show di tingkat Sub Rayon 04, Jatisrono, Wonogiri. Ketiga pelajar itu adalah Emalyyana AP dan Indah TW yang menduduki peringkat I dan II di bagian putri serta Zakka Banna, untuk kategori busana batik putra.
Pernyataan itu disampaikan Kepala SMP 3 Satap, Jatipurno, Ny Endang Hadiningsih kepada Espos, Selasa (14/6/2011). “Lomba digelar akhir Mei di Gedung Gotong-Royong Jatisrono. Selain peragaan busana batik juga dilombakan bernyanyi lagu-lagu perjuangan. Lomba melibatkan semua pelajar secara berjenjang mulai PAUD, TK, SD, SMP/MTs dan SMA/SMK dengan total peserta 241 orang,” ujarnya.
Endang menyatakan, selama ini sarana dan prasana sekolah belum memadai. “Dengan keterbatasan ternyata anak-anak mampu mengukit prestasi,” katanya. Menurutnya, sejak berdiri 25 September 2009 di Desa Mangunharjo, pengelola SMPN 3 Satap terus berupaya agar keadilan dan kesetaraan pembelajaran dinikmati oleh siswa di sekolah terpencil itu. “Kami dan warga urunan membeli kabel sepanjang 500 meter, untuk disambungkan ke rumah warga agar siswa kami bisa belajar dibawah penerangan lampu lstrik.”
Pernyataan itu disampaikan Kepala SMP 3 Satap, Jatipurno, Ny Endang Hadiningsih kepada Espos, Selasa (14/6/2011). “Lomba digelar akhir Mei di Gedung Gotong-Royong Jatisrono. Selain peragaan busana batik juga dilombakan bernyanyi lagu-lagu perjuangan. Lomba melibatkan semua pelajar secara berjenjang mulai PAUD, TK, SD, SMP/MTs dan SMA/SMK dengan total peserta 241 orang,” ujarnya.
Endang menyatakan, selama ini sarana dan prasana sekolah belum memadai. “Dengan keterbatasan ternyata anak-anak mampu mengukit prestasi,” katanya. Menurutnya, sejak berdiri 25 September 2009 di Desa Mangunharjo, pengelola SMPN 3 Satap terus berupaya agar keadilan dan kesetaraan pembelajaran dinikmati oleh siswa di sekolah terpencil itu. “Kami dan warga urunan membeli kabel sepanjang 500 meter, untuk disambungkan ke rumah warga agar siswa kami bisa belajar dibawah penerangan lampu lstrik.”

Ketua Panitia Kreasso 2011, Fajar Nur Hidayat, saat jumpa pers di Loji Gandrung, Selasa (14/6/2011), mengemukakan melalui kegiatan yang mengusung tema Merajut Pelajar Nusantara, Inovasi Green Product dan Eco Culture tersebut, para peserta akan menampilkan berbagai kreativitas dan produk-produk yang mengacu pada bahan-bahan alami. Bahkan nantinya akan ada batre yang terbuat dari kulit pisang. “Pada penyelenggaraan Kreasso tahun ini ada 29 stand dan 26 sekolah yang mengikuti. Ada tiga sekolah nusantara dan lima sekolah dari Soloraya,” papar Fajar.
Soft opening Kreasso 2011 akan digelar Minggu (19/6/2011) pukul 08.00 WIB. Selain performing art, akan ada 13 workshop yang penyelenggaraannya terbagi selama tiga hari. Pada Minggu akan menampilkan membatik massal dan body painting. Sementara Senin (20/6/2011) akan digelar workshop pembuatan wayang dari kardus dan bunga dari pelepah pisang. Pada hari terakhir, yaitu Selasa (21/6/2011), akan digelar workshop curving es, curving buah, robotik dan roket air yang bisa menjangkau 30 meter.
Sopir mini bus Diana 06 yang mengalami kecelakaan karambol di Jalan Yogyakarta-Wonosari, Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Minggu (12/6) ditetapkan sebagai tersangka.
Kasat Lantas Polres Bantul AKP Setyo Hery Purnomo mengatakan anggota kepolisian Polres Bantul sudah mengamankan sopir mini bus Diana 06 bernama Tumono Widiantoro (39), warga Desa Argodadi Sedayu.
Hery menyatakan pihaknya telah menetapkan Tumono sebagai tersangka dan akan dijerat dengan pasal 310 undang-undang Nomor 22 tahun 2009 dan tidak menutup kemungkinan akan dijerat pasal lain. ”Sang sopir bus bernama Tumono ini ternyata tidak memiliki SIM,” katanya, , Senin (13/6).
Kemarin, minibus Diana 06 yang sarat penumpang diduga remnya blong saat melintasi turunan dan jalan berkelok tepatnya di Jalan Yogyakarta-Wonosari, Kilometer 17, Desa Sri Martani, Piyungan, Bantul.
Sopir tidak bisa mengendalikan bus dan menabrak sebuah mobil Toyota Kijang dan dua kendaraan roda dua, Minggu sore. Kejadiannya, bus menabrak sebuah Kijang AB 1565 Q. Minibus terus melaju dan kembali menabrak dua buah sepeda motor.
Minibus baru berhenti setelah menabrak pengaman jembatan dan masuk ke sungai yang dalamnya dari jembatan mencapai puluhan meter. Akibatnya, lima orang tewas dan puluhan korban lainnya mengalami luka.
Empat korban meninggal saat ini berada di ruang forensik RSUP Sardjito dan satu korban meninggal di RS Bethesda. Sedangkan korban luka-luka dilarikan dirumah sakit Hidayatullah dan Puskesmas Piyungan.
Kasat Lantas Polres Bantul AKP Setyo Hery Purnomo mengatakan anggota kepolisian Polres Bantul sudah mengamankan sopir mini bus Diana 06 bernama Tumono Widiantoro (39), warga Desa Argodadi Sedayu.
Hery menyatakan pihaknya telah menetapkan Tumono sebagai tersangka dan akan dijerat dengan pasal 310 undang-undang Nomor 22 tahun 2009 dan tidak menutup kemungkinan akan dijerat pasal lain. ”Sang sopir bus bernama Tumono ini ternyata tidak memiliki SIM,” katanya, , Senin (13/6).
Kemarin, minibus Diana 06 yang sarat penumpang diduga remnya blong saat melintasi turunan dan jalan berkelok tepatnya di Jalan Yogyakarta-Wonosari, Kilometer 17, Desa Sri Martani, Piyungan, Bantul.
Sopir tidak bisa mengendalikan bus dan menabrak sebuah mobil Toyota Kijang dan dua kendaraan roda dua, Minggu sore. Kejadiannya, bus menabrak sebuah Kijang AB 1565 Q. Minibus terus melaju dan kembali menabrak dua buah sepeda motor.
Minibus baru berhenti setelah menabrak pengaman jembatan dan masuk ke sungai yang dalamnya dari jembatan mencapai puluhan meter. Akibatnya, lima orang tewas dan puluhan korban lainnya mengalami luka.
Empat korban meninggal saat ini berada di ruang forensik RSUP Sardjito dan satu korban meninggal di RS Bethesda. Sedangkan korban luka-luka dilarikan dirumah sakit Hidayatullah dan Puskesmas Piyungan.

Keterangan yang diperoleh Espos, Senin (13/6/2011), dari total tujuh desa di Kecamatan Paranggupito dengan jumlah penduduk sekitar 21.000 jiwa, semuanya sudah kesulitan air bersih. Sementara di Kecamatan Giritontro yang juga terdiri atas tujuh desa/kelurahan, lima desa/kelurahan di antaranya sudah kesulitan air.
Kesulitan itu tidak hanya untuk kebutuhan sehari-hari, seperti minum, mandi, memasak, mencuci pakaian, tetapi juga ternak dan pertanian. Banyak lahan pertanian yang terancam gagal panen karena tidak cukup terairi.
Pemerintah di dua kecamatan itu sudah mengajukan bantuan pasokan air bersih ke Pemkab namun belum direspons. Demikian pula pengajuan ke sejumlah organisasi masyarakat.
Camat Paranggupito, Sariman mengatakan setiap hari pihaknya mengoperasikan delapan tangki air bersih untuk memasok kebutuhan warga. Namun jumlah itu jauh dari mencukupi sehingga sebagian besar warga terpaksa membeli air dari tangki milik swasta yang setiap hari berkeliling.
“Mungkin ada sekitar 20-30 tangki dari swasta yang berkeliling tiap hari di wilayah kami. Harganya Rp 10.000/kubik. PDAM memang sudah ada tapi baru menjangkau sepertiga wilayah kecamatan,” kata Sariman, saat dihubungi Espos

Sementara itu, pemeriksaan saksi-saksi dalam kasus dengan tersangka AIW ini masih terus berlanjut. Tim penyidik, Selasa (14/6/2011) menjadwalkan akan kembali memeriksa mantan Bupati Wonogiri H Begug Poernomosidi.
“Kami masih terus melanjutkan pemeriksaan terhadap saksi-saksi maupun tersangka. Untuk Pak Begug, kami sudah mengirim surat panggilan agar datang besok untuk pemeriksaan. Belum bisa dipastikan apakah beliau bisa datang atau tidak,” kata Kasi Pidana Khusus (Pidsus) Kejari, Sucipto, mewakili Kajari, Sukaryo, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (13/6/2011).

“Kami sangat bersyukur, Desa Girimarto berhasil menjadi pemenang tingkat provinsi dan maju ke tingkat nasional. Ini merupakan kebanggaan bagi Wonogiri. Kami berharap dukungan dan doa seluruh warga untuk Desa Girimarto,” kata Semedi.

Keterangan yang dihimpun Espos, hubungan antara By dengan Fj memang telah lama menjadi bahan pergunjingan warga Dusun Wates. By dicurigai telah mengajak selingkuh Fj, yang telah menikah dan memiliki seorang anak dengan A, anak seorang anggota Polsek Purwantoro.
Sabtu pagi, By dan Fj dilihat warga berboncengan pergi dari Purwantoro ke arah Wonogiri. Sejumlah pemuda pun lantas menguntit mereka sampai ke pusat perbelanjaan di Wonogiri kota. Pulangnya, By diadang puluhan warga dan nyaris dikeroyok.
Camat Purwantoro, Suyadi, saat dihubungi Espos, Minggu (12/6/2011) tidak menampik kabar tersebut. “Kejadiannya Sabtu sekitar pukul 20.00 WIB. Cerita yang sampai ke kami, seharian kemarin (Sabtu), polisi itu (By-red) pergi bersama Fj. Kepergian itu tanpa sepengetahuan suaminya,” ungkap Suyadi.

Mereka adalah, Prapto, 23; Sumarto, 26; Rudianto, 20; Budi Nugroho, 18 dan Sarpen, 23. Mereka diwajibkan absen di Polsek selama sepekan ke depan. Kanitreskrim Polsek Pasar Kliwon, Iptu Teguh Sujadi, mewakili Kapolsek, AKP Sis Raniwati, saat ditemui wartawan menyampaikan mereka merupakan karyawan toko cinderamata batu hias di sekitar alun-alun utara. Penangkapan dilakukan menyusul ada laporan masyarakat yang resah melihat kelakuan mereka.
“Selain menjaring para pelaku, kami juga menyita sisa ciu sebanyak 0,5 liter. Mereka hanya diwajibkan wajib absen di Polsek mengingat mereka harus bekerja,” terang Teguh mewakili Kapolresta Solo, AKBP Listyo Sigit Prabowo. Sementara salah satu pelaku, Sumarto mengaku melakukannya kegiatan itu hanya untuk menyambut liburan kerja.
Sekitar 50 prajurit Keraton Kasunanan Surakarta mengikuti latihan militer berupa baris-berbaris di jalan, Minggu (12/6). Kegiatan hasil kerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo itu, sebagai upaya untuk menarik minat wisatawan ke Solo.
Menurut KP Winarno Kusumo, Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta, lewat kegiatan itu, pihak keraton ingin menunjukkan dukungan dalam memajukan pariwisata Kota Solo.
”Dengan kegiatan ini kami juga ingin menunjukkan kepada masyarakat maupun wisatawan kalau prajurit keraton itu masih ada dan lengkap,” ujarnya kepada wartawan, Minggu (12/6).
Latihan baris-berbaris prajurit keraton tersebut, rencananya digelar rutin setiap hari Minggu pukul 10.00 WIB. Dengan mengambil start di keraton, pasukan prajurit berbaris melewati Alun-alun utara hingga Balaikota dan kembali lagi ke keraton.
”Nantinya latihan baris berbaris di luar keraton ini akan dilakukan rutin setiap Minggu sesudah Car Free Day, agar kegiatan ini tidak hanya dilihat oleh warga lokal tetapi juga warga luar Solo. Ini semua adalah keinginan dari Walikota,” kata Winarno.
Dalam latihan baris-berbaris pertama, Minggu (12/6), ada tiga kelompok prajurit yang terdiri dari Prajurit Prawira Anom, Prajurit Jayeng Asta, dan Prajurit Tamtama. ”Keraton Kasunanan punya enam kelompok prajurit. Ke depan kelompok prajurit yang ikut akan diganti-ganti. Begitu juga dengan rutenya agar tidak membosankan,” ujar Winarno.
Diberi Stimulan
Sementara itu, menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Solo, Purnomo Subagyo, kegiatan tersebut selain menarik wisatawan ke Kota Solo juga untuk memperkenalkan tradisi keraton pada masyarakat. ”Ke depan konsepnya akan dibuat seperti di luar (luar negeri-red). Nantinya kami juga akan mengajak pihak Keraton Mangkunegaran untuk juga ikut dalam kegiatan ini,” kata Purnomo.
Purnomo menambahkan demi kelancaran dan kelanjutan kegiatan baris-berbaris tersebut pihak Disbudpar akan memberikan stimulan kepada peserta baris-berbaris. ”Nantinya kami tentu akan memberikan stimulan pada peserta dalam bentuk materi,” ujarnya.
Menurut KP Winarno Kusumo, Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta, lewat kegiatan itu, pihak keraton ingin menunjukkan dukungan dalam memajukan pariwisata Kota Solo.
”Dengan kegiatan ini kami juga ingin menunjukkan kepada masyarakat maupun wisatawan kalau prajurit keraton itu masih ada dan lengkap,” ujarnya kepada wartawan, Minggu (12/6).
Latihan baris-berbaris prajurit keraton tersebut, rencananya digelar rutin setiap hari Minggu pukul 10.00 WIB. Dengan mengambil start di keraton, pasukan prajurit berbaris melewati Alun-alun utara hingga Balaikota dan kembali lagi ke keraton.
”Nantinya latihan baris berbaris di luar keraton ini akan dilakukan rutin setiap Minggu sesudah Car Free Day, agar kegiatan ini tidak hanya dilihat oleh warga lokal tetapi juga warga luar Solo. Ini semua adalah keinginan dari Walikota,” kata Winarno.
Dalam latihan baris-berbaris pertama, Minggu (12/6), ada tiga kelompok prajurit yang terdiri dari Prajurit Prawira Anom, Prajurit Jayeng Asta, dan Prajurit Tamtama. ”Keraton Kasunanan punya enam kelompok prajurit. Ke depan kelompok prajurit yang ikut akan diganti-ganti. Begitu juga dengan rutenya agar tidak membosankan,” ujar Winarno.
Diberi Stimulan
Sementara itu, menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Solo, Purnomo Subagyo, kegiatan tersebut selain menarik wisatawan ke Kota Solo juga untuk memperkenalkan tradisi keraton pada masyarakat. ”Ke depan konsepnya akan dibuat seperti di luar (luar negeri-red). Nantinya kami juga akan mengajak pihak Keraton Mangkunegaran untuk juga ikut dalam kegiatan ini,” kata Purnomo.
Purnomo menambahkan demi kelancaran dan kelanjutan kegiatan baris-berbaris tersebut pihak Disbudpar akan memberikan stimulan kepada peserta baris-berbaris. ”Nantinya kami tentu akan memberikan stimulan pada peserta dalam bentuk materi,” ujarnya.
Siapa yang tak mengenal abon. Lauk untuk makan tersebut biasanya dibuat dari bahan daging sapi. Namun, berbeda dengan buatan ibu-ibu di Desa Dusun Sawit, Desa Panggupito, Kecamatan Paranggupito. Bahan utama membuat abon, bukan daging sapi melainkan hasil tangkapan nelayan.
Saat itu, Sabtu (11/6), sekitar 20 ibu-ibu berkumpul di rumah Ketua Kelompok Mina Sari Sri Suwarni. Para ibu tengah menunggui ikan tongkol yang dikukus selama 30 menit. Mereka siap untuk menyuwiri daging ikan.
Adapun proses membuatnya sebenarnya mudah, namun jika dikerjakan sendiri lama. Pagi itu saja, mereka selesai hingga proses mengepak sekitar pukul 14.00 WIB. Padahal, ikan yang diolah hanya 10 kilogram.
Setelah menyuwir daging, proses selanjutnya adalah mencampurnya dengan bumbu dapur lengkap tanpa pengawet.
Ditambah gula jawa, yang juga merupakan buatan warga setempat. Setelah bumbu tercampur, adonan ikan seperti daging sapi cincang itu pun digoreng. Hingga warnanya seperti abon pada umumnya. Baru setelah itu ditiriskan dengan cara ditekan dengan alat pres. “Untuk 10 kilogram ikan kalau jadi abon paling hanya sekitar 5 kilogram. Harga ikan saat ini termasuk naik karena nelayan terkendala cuaca. Ombak besar sehingga jarang mendapat ikan. Satu kilogram Rp 15.000. Kalau sedang banyak ikan harga per kilo hanya Rp 10.000,” jelas Sri, Sabtu (11/6).
Oleh karena itu, bobot per bungkus abon juga disesuaikan dengan harga ikan. Jika harga ikan murah, satu bungkus dijual Rp 5.000 dengan berat 600 gram. Namun saat harga ikan mahal, beratnya menjadi 500 gram. Dalam kondisi normal, abon ini bisa tahan hingga satu bulan. Uang hasil penjualan masuk dalam kas kelompok untuk pengembangan ke depannya.
Sartini dari Bagian Produksi Kelompok mengatakan penjualan terkendala pemasaran. Namun sejak ikut pameran potensi daerah beberapa waktu lalu, ada pesanan dari Semarang. Namun sayang, saat itu nelayan tidak melaut karena cuaca buruk. “Selama satu tahun ini hanya dijual di warung-warung. Juga pembeli yang masih warga sini. Kendala terbesar kami pada penjualan,” terang dia.
Saat itu, Sabtu (11/6), sekitar 20 ibu-ibu berkumpul di rumah Ketua Kelompok Mina Sari Sri Suwarni. Para ibu tengah menunggui ikan tongkol yang dikukus selama 30 menit. Mereka siap untuk menyuwiri daging ikan.
Adapun proses membuatnya sebenarnya mudah, namun jika dikerjakan sendiri lama. Pagi itu saja, mereka selesai hingga proses mengepak sekitar pukul 14.00 WIB. Padahal, ikan yang diolah hanya 10 kilogram.
Setelah menyuwir daging, proses selanjutnya adalah mencampurnya dengan bumbu dapur lengkap tanpa pengawet.
Ditambah gula jawa, yang juga merupakan buatan warga setempat. Setelah bumbu tercampur, adonan ikan seperti daging sapi cincang itu pun digoreng. Hingga warnanya seperti abon pada umumnya. Baru setelah itu ditiriskan dengan cara ditekan dengan alat pres. “Untuk 10 kilogram ikan kalau jadi abon paling hanya sekitar 5 kilogram. Harga ikan saat ini termasuk naik karena nelayan terkendala cuaca. Ombak besar sehingga jarang mendapat ikan. Satu kilogram Rp 15.000. Kalau sedang banyak ikan harga per kilo hanya Rp 10.000,” jelas Sri, Sabtu (11/6).
Oleh karena itu, bobot per bungkus abon juga disesuaikan dengan harga ikan. Jika harga ikan murah, satu bungkus dijual Rp 5.000 dengan berat 600 gram. Namun saat harga ikan mahal, beratnya menjadi 500 gram. Dalam kondisi normal, abon ini bisa tahan hingga satu bulan. Uang hasil penjualan masuk dalam kas kelompok untuk pengembangan ke depannya.
Sartini dari Bagian Produksi Kelompok mengatakan penjualan terkendala pemasaran. Namun sejak ikut pameran potensi daerah beberapa waktu lalu, ada pesanan dari Semarang. Namun sayang, saat itu nelayan tidak melaut karena cuaca buruk. “Selama satu tahun ini hanya dijual di warung-warung. Juga pembeli yang masih warga sini. Kendala terbesar kami pada penjualan,” terang dia.
Ini dia untungnya berprestasi di sekolah. Seorang pelajar di Las Vegas, Amerika Serikat (AS), mendapatkan mobil baru atas nilai-nilainya yang bagus dan rekornya tidak pernah absen sekolah.
Kenneth Gozalez, siswa Clark County School berhak atas hadiah mobil Honda Fit senilai USD17.500 atau sekira Rp149,5 juta (Rp8.547,5 per 1 USD). Siswa 18 tahun itu unggul dalam undian yang diikuti siswa lainnya yang juga berprestasi. Demikian seperti dikutip dari situs Huffingtonpost, Senin (13/6/2011).
Mobil tersebut diberikan pada hari terakhir sekolah. Untuk dapat mengikuti undian tersebut, siswa harus memiliki nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) minimal 3,7 dan tidak pernah membolos sekolah.
Dalam undian itu, enam pelajar tingkat akhir lainnya berhak atas beasiswa senilai USD8.000 yang setara dengan Rp68,3 juta.
Pihak sekolah menyatakan, hadiah-hadiah tersebut dimaksudkan untuk memacu motivasi para siswa pada semester terakhir mereka
Kenneth Gozalez, siswa Clark County School berhak atas hadiah mobil Honda Fit senilai USD17.500 atau sekira Rp149,5 juta (Rp8.547,5 per 1 USD). Siswa 18 tahun itu unggul dalam undian yang diikuti siswa lainnya yang juga berprestasi. Demikian seperti dikutip dari situs Huffingtonpost, Senin (13/6/2011).
Mobil tersebut diberikan pada hari terakhir sekolah. Untuk dapat mengikuti undian tersebut, siswa harus memiliki nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) minimal 3,7 dan tidak pernah membolos sekolah.
Dalam undian itu, enam pelajar tingkat akhir lainnya berhak atas beasiswa senilai USD8.000 yang setara dengan Rp68,3 juta.
Pihak sekolah menyatakan, hadiah-hadiah tersebut dimaksudkan untuk memacu motivasi para siswa pada semester terakhir mereka
Kalangan petani-peternak dan pedagang sapi di Wonogiri berharap impor sapi dari luar negeri terus dihentikan. Pasalnya, meski belum signifikan, pemberhentian impor itu cukup mampu mendongkrak harga maupun permintaan sapi lokal.
Salah seorang petani-peternak sekaligus pedagang sapi asal Ngadirojo, Tarmin, saat ditemui wartawan di Pasar Hewan Wuryantoro, Minggu (12/6/2011) mengungkapkan sejak impor sapi dari Australia dihentikan beberapa hari lalu, harga sapinya sedikit terdongkrak.
“Naiknya memang baru sekitar Rp 200.000-Rp 300.000/ekor. Tapi itu pertanda yang bagus. Semoga saja impor sapi terus dihentikan. Saya yakin nanti harganya akan semakin naik,” kata Tarmin.

“Naiknya memang baru sekitar Rp 200.000-Rp 300.000/ekor. Tapi itu pertanda yang bagus. Semoga saja impor sapi terus dihentikan. Saya yakin nanti harganya akan semakin naik,” kata Tarmin.

Ketua DPRD Wonogiri, yang juga Ketua Badan Musyawarah (Banmus), Wawan Setya Nugraha, kepada wartawan, Minggu (12/6/2011) mengungkapkan hal itu sudah menjadi kesepakatan dalam rapat pimpinan yang ditindaklanjuti dengan rapat Banmus. Tanpa menyebut secara spesifik, Wawan mengatakan ada alasan teknis sehingga pembahasan terpaksa dipersingkat. “Ada surat masuk dari Pemkab untuk mempercepat pembahasan. Setelah dilakukan rapat pimpinan dan ditindaklanjuti dengan rapat Banmus, disepakati untuk mempercepat pembahasan,” kata Wawan.
Lebih jauh, Wawan mengatakan secara teknis percepatan pembahasan itu tidak jadi masalah karena pembahasan Raperda merupakan tugas pokok dan fungsi DPRD. Wawan juga mengatakan hal itu tidak akan berpengaruh terhadap kualitas hasil pembahasan. Pun ketika ditanya mengenai ditiadakannya studi banding oleh panitia khusus (Pansus) yang membahas Raperda itu, dikatakannya hal itu takkan berpengaruh. “Meski waktunya singkat dan tidak ada studi banding, saya berharap seluruh anggota DPRD mengerahkan segenap tenaga dan pikiran secara maksimal sehingga hasilnya juga maksimal, dan kalau memang butuh konsultasi dengan daerah lain mengingat tidak ada studi banding, anggota bisa memanfaatkan komunikasi via telepon dan lain-lain,” kata dia.
Di Gor Giri Mandala, Minggu (12/6/11) kemarin digelar ujian kenaikan sabuk anggota Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) Cabang Wonogiri.
Peserta ujian terdiri dari anggota pemagang sabuk Putih, Kuning, Hijau, Biru dan Ccoklat se Kabupaten Wonogiri. Ketua INKAI Eko Warsito, mengemukakan ujian kenaikan sabuk ini digelar enam bulan sekali. Eko Warsito menceritakan, INKAI Cabang Wonogiri berdiri sejak tahun 2005 silam.
INKAI memiliki beberapa tingkatan yang dibedakan oleh warna sabuk. Anggota tingkat terendah adalah pemakai sabuk Putih dan terus berjenjang ke tingkat yang lebih tinggu yaitu Kuning, Hijau, Biru dan Coklat. “Kenaikan tingkat pemagang sabuk diuji 6 bulan sekali,” katanya.
INKAI Wonogiri terbilang cukup eksis. Berbagai kejuaraan sudah diikutinya. Seperti kejuaraan di tingkat provinsi meraih juara II. Bulan ini INKAI Cabang Wonogiri akan mengikuti Mendagri Cup di Banjarmasin. Yang diberangkatkan antara lain karateka kelas 4 SD pemegang sabuk Coklat. “Ini kebanggaan tersendiri bagi Sempai (pelatih), jika kita membawa pulang medali. INKAI Wonogiri juga punya anggota siswa TK yang sudah bersabuk hijau,” singkatnya.
Jajaran Polsek Jebres menggagalkan penyelundupan minuman keras (Miras) jenis ciu sebanyak 1.890 liter dari Karanganyar yang hendak dikirim ke Cirebon via truk di depan Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Sabtu (11/6/2011). Polisi juga mengamankan dua orang kurir.
Kasihumas Polsek Jebres, Aiptu Suradi, mewakili Kapolsek, Kompol I Wayan Sudhita saat ditemui wartawan di Mapolsek, Minggu (12/6/2011), menyampaikan semula petugas mencurigai truk bernomor polisi (Nopol) AD 1440 LE yang melintas dari arah Karanganyar menuju Solo itu. Tidak lama petugas memberhentikan truk yang dikendarai Sadiyo, 51, warga Tembong RT 2/RW XIII, Bangsri, Karangpandan, Karanganyar dan kernetnya, Sriyanto, 31, warga Banaran RT 2/XI, Matesih, Karanganyar.
Benar saja, setelah membuka terpal pada bak truk itu polisi menemukan sebanyak 63 jeriken ukuran 30 liter berisi ciu murni.Dari hasil pemeriksaan, kedua kurir itu mengaku hanya bertugas mengirim atas perintah, Pastono alias Monik, 31, warga Gerdublora RT 1/RW XI, Karangpandan, Karanganyar. Tidak lama, Pastono dipanggil ke Polsek untuk menjalani pemeriksaan lanjutan. Pastono mengaku Miras produk Bekonang, Sukoharjo tersebut dibelinya atas permintaan pemesan dari Cirebon yang hingga berita ini ditulis belum diketahui namanya. Pasalnya, biasanya pemesanan hanya melalui telepon.
“Kami akan terus menyelidiki pemesannya untuk mengetahui apakah Miras itu berizin atau tidak. Kalau tidak berizin, Miras ini harus dimusnahkan. Yang jelas, pada saat tertangkap sopir dan kernetnya tidak bisa menunjukkan dokumen perizinan,” imbuh Suradi. Sementara kernet truk, Sriyanto mengaku setiap kali mengirim ia mendapat upah senilai Rp 1,5 juta. Upah itu ia bagi dengan sopir. “Tugas kami hanya mengirim. Segala risiko dan administrasinya yang tahu bos saya itu (Pastono-red),” ujarnya.
Kasihumas Polsek Jebres, Aiptu Suradi, mewakili Kapolsek, Kompol I Wayan Sudhita saat ditemui wartawan di Mapolsek, Minggu (12/6/2011), menyampaikan semula petugas mencurigai truk bernomor polisi (Nopol) AD 1440 LE yang melintas dari arah Karanganyar menuju Solo itu. Tidak lama petugas memberhentikan truk yang dikendarai Sadiyo, 51, warga Tembong RT 2/RW XIII, Bangsri, Karangpandan, Karanganyar dan kernetnya, Sriyanto, 31, warga Banaran RT 2/XI, Matesih, Karanganyar.
Benar saja, setelah membuka terpal pada bak truk itu polisi menemukan sebanyak 63 jeriken ukuran 30 liter berisi ciu murni.Dari hasil pemeriksaan, kedua kurir itu mengaku hanya bertugas mengirim atas perintah, Pastono alias Monik, 31, warga Gerdublora RT 1/RW XI, Karangpandan, Karanganyar. Tidak lama, Pastono dipanggil ke Polsek untuk menjalani pemeriksaan lanjutan. Pastono mengaku Miras produk Bekonang, Sukoharjo tersebut dibelinya atas permintaan pemesan dari Cirebon yang hingga berita ini ditulis belum diketahui namanya. Pasalnya, biasanya pemesanan hanya melalui telepon.
“Kami akan terus menyelidiki pemesannya untuk mengetahui apakah Miras itu berizin atau tidak. Kalau tidak berizin, Miras ini harus dimusnahkan. Yang jelas, pada saat tertangkap sopir dan kernetnya tidak bisa menunjukkan dokumen perizinan,” imbuh Suradi. Sementara kernet truk, Sriyanto mengaku setiap kali mengirim ia mendapat upah senilai Rp 1,5 juta. Upah itu ia bagi dengan sopir. “Tugas kami hanya mengirim. Segala risiko dan administrasinya yang tahu bos saya itu (Pastono-red),” ujarnya.
Bila Anda menemui seorang wanita yang memakan ayam bakar, atau ayam goreng mungkin sudah biasa. Namun, wanita penyiar radio di Pasuruan Jawa Timur memiliki keanehan karena kebiasaan memakan daging mentah dan ayam hidup.
Bila tak mengkonsumsi daging mentah, Miskaulah (36) warga Dusun Janganasem, Desa Trompoasri Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo membuatnya jatuh sakit.
Awalnya, tak banyak yang tahu bila Miskaulah gemar makan ayam hidup. Namun kebiasaan tersebut diketahui saat penyiar radio itu berkunjung di rumah familinya Sunoto (43). Di rumah Sunoto, janda dua anak itu tiba-tiba meminta ayam hidup karena mengaku kondisi badannya lemas.
Menanggapi permintaan itu, Sunoto pun langsung menangkap seekor ayam kampung miliknya yang berada di samping rumah. Awalnya Sunoto mengira ayam tersebut untuk dipelihara di rumahnya. Namun setelah diberikan, Miskaulah memegang erat kaki ayam sehingga tak bisa tak kabur.
Tanpa ragu penyiar radio swasta di Sidoarjo itu langsung menggigit leher ayam hingga mati. Setelah itu mengkelupas kulit ayam hingga dagingnya untuk dimakan. Aksi wanita yang akrab disapa “Mama Preti” ini sempat menjadi perhatian warga di lingkungan setempat
Menurut Miskaulah, kebiasaan aneh makan ayam hidup ini dimulai sejak kelas 4 SD. Awalnya, “Mama Preti” diajak ayahnya Kusno bekerja membuat batu merah di sawah di kampungnya. Namun, “Mama Preti” memburu binatang seperti ular, ikan jangkrik kalajengking, atau kepiting sawah serta ayam yang kondisinya masih hidup untuk dimakan dengan alasan lapar.
Setelah itu, ayahnya berusaha menghilangkan kebiasaan tak lazim ini. Tapi bila dilarang Mama Preti langsung sakit. Akhirnya kebiasaan Miskaulah ini dibiarkan hingga dewasa dan menikah.
”Mama Preti” bahkan bisa memakan 5 ekor ayam hidup setiap harinya hingga membuat ayahnya kewalahan. Setelah kenalan dengan salah satu teman mama preti ikut terapi tenaga dalam dan bisa mengurangi kebiasaannya. Meski begitu, Miskaulah ini tak pernah memeriksakan kondisi kesehatan pada dokter.
Bila tak mengkonsumsi daging mentah, Miskaulah (36) warga Dusun Janganasem, Desa Trompoasri Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo membuatnya jatuh sakit.
Awalnya, tak banyak yang tahu bila Miskaulah gemar makan ayam hidup. Namun kebiasaan tersebut diketahui saat penyiar radio itu berkunjung di rumah familinya Sunoto (43). Di rumah Sunoto, janda dua anak itu tiba-tiba meminta ayam hidup karena mengaku kondisi badannya lemas.
Menanggapi permintaan itu, Sunoto pun langsung menangkap seekor ayam kampung miliknya yang berada di samping rumah. Awalnya Sunoto mengira ayam tersebut untuk dipelihara di rumahnya. Namun setelah diberikan, Miskaulah memegang erat kaki ayam sehingga tak bisa tak kabur.
Tanpa ragu penyiar radio swasta di Sidoarjo itu langsung menggigit leher ayam hingga mati. Setelah itu mengkelupas kulit ayam hingga dagingnya untuk dimakan. Aksi wanita yang akrab disapa “Mama Preti” ini sempat menjadi perhatian warga di lingkungan setempat
Menurut Miskaulah, kebiasaan aneh makan ayam hidup ini dimulai sejak kelas 4 SD. Awalnya, “Mama Preti” diajak ayahnya Kusno bekerja membuat batu merah di sawah di kampungnya. Namun, “Mama Preti” memburu binatang seperti ular, ikan jangkrik kalajengking, atau kepiting sawah serta ayam yang kondisinya masih hidup untuk dimakan dengan alasan lapar.
Setelah itu, ayahnya berusaha menghilangkan kebiasaan tak lazim ini. Tapi bila dilarang Mama Preti langsung sakit. Akhirnya kebiasaan Miskaulah ini dibiarkan hingga dewasa dan menikah.
”Mama Preti” bahkan bisa memakan 5 ekor ayam hidup setiap harinya hingga membuat ayahnya kewalahan. Setelah kenalan dengan salah satu teman mama preti ikut terapi tenaga dalam dan bisa mengurangi kebiasaannya. Meski begitu, Miskaulah ini tak pernah memeriksakan kondisi kesehatan pada dokter.
Tabrakan maut terjadi di Jembatan Plesetan Jalan Wonosari Km 14, Srimulyo, Piyungan, Bantul, Minggu (12/6/2011), mengakibatkan sebuah bus mengangkut penumpang tercebur ke sungai. Lima orang dipastikan tewas, belasan lainnya luka-luka.
Kecelakaan beruntun tersebut awalnya terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Saat itu bus Diana Transport jurusan Wonosari-Jogja, dengan plat AB 2741 BB, berpenumpang sekitar 17 orang (termasuk sopir dan kondektur), yang dikemudikan Tumono Isdiantoro, 37, tiba-tiba menabrak sebuah mobil Kijang ber plat nomor AB 1565 Q, tepat di penurunan jalan di Dusun Tambalan, Srimulyo, Piyungan. Akibatnya mobil Panther berpenumpang empat orang tersebut langsung menabrak got di pinggir jalan. Lepas dari menabrak mobil Kijang, laju bus yang remnya telah blong tersebut kemudian menabrak dua buah sepeda motor berboncengan di depannya. Masing-masing sepeda Motor Honda plat nomor AB5723 QQ dan Honda Viar plat AB 2545 AS. Beruntung, ke dua motor hanya kena benturan bus hingga pengemudi sepeda motor selamat.
Sementara laju bus makin tak terkendali bergerak ke penurunan jalan menuju jembatan Plesetan. Sampai di jembatan, bus menabrak lagi sebuah sepeda motor Yamaha Vega plat nomor AA 4940 BT yang ditumpangi seorang pemuda dan ibunya, hingga ke duanya tewas di tempat. Setelah itu bus langsung menabrak pembatas jembatan sebelah kiri hingga meluncur mulus ke sungai di bawah jembatan dan menghantam bebatuan. Hingga berita ini diturunkan, bus nahas tersebut masih belum dapat dievakuasi.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bantul AKP Setio Heri kepada Harian Jogja menyatakan, tiga penumpang bus dipastikan tewas. Dua diantaranya meninggal di tempat satu lainnya menghembuskan nafas terakhir di RS Bethesda. Alhasil total penumpang tewas ditambah dua penumpang sepeda motor, hingga berita ini diturunkan sebanyak lima orang. Tiga penumpang bus sementara belum diketahui identitasnya.
Dua diantaranya perempuan satu lelaki. Adapun dua penumpang sepeda motor terakhir yang ditabrak bus, yakni Yadi, 19, dan ibunya Sumirah, 50. Korban Sumirah bahkan terlempar ke sungai saat tabrakan terjadi. “Ini memang karena rem blong, di lokasi terutama di tikungan dan penurunan rambu-rambu lalu lintas lengkap,” kata Setio.
Meski Setio Heri sementara memastikan penumpang bus 17 orang, namun data yang tercatat di kepolisian Piyungan terdapat 31 orang yang dilarikan ke RS dan puskesmas terdekat. Sebanyak empat orang meninggal dunia di RS Sardjito, satu orang korban tewas dan luka berat di larikan ke RS Bethesda, empat orang di RS Panti Rini dan tujuh orang di Puskesmas terdekat.
Mardi, saksi mata di lokasi kejadian yang berada di dam di sungai tempat jatuhnya bus, menceritakan, mendengar bunyi dentuman keras saat bus terhempas ke bebatuan di Sungai Gawe tersebut. Sepenglihatannya tiga orang penumpang tertindih bus, lainnya tergencet, bahkan ada satu penumpang yang terlempar dari luar bus dan menghantam bebatuan. “Keras sekali bunyinya, yang terlempar dari bus itu cowok setengah baya,” tuturnya. Kahono saksi mata lainnya mengatakan, sekitar satu jam baru seluruh penumpang bus dievakuasi.
Kecelakaan beruntun tersebut awalnya terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Saat itu bus Diana Transport jurusan Wonosari-Jogja, dengan plat AB 2741 BB, berpenumpang sekitar 17 orang (termasuk sopir dan kondektur), yang dikemudikan Tumono Isdiantoro, 37, tiba-tiba menabrak sebuah mobil Kijang ber plat nomor AB 1565 Q, tepat di penurunan jalan di Dusun Tambalan, Srimulyo, Piyungan. Akibatnya mobil Panther berpenumpang empat orang tersebut langsung menabrak got di pinggir jalan. Lepas dari menabrak mobil Kijang, laju bus yang remnya telah blong tersebut kemudian menabrak dua buah sepeda motor berboncengan di depannya. Masing-masing sepeda Motor Honda plat nomor AB5723 QQ dan Honda Viar plat AB 2545 AS. Beruntung, ke dua motor hanya kena benturan bus hingga pengemudi sepeda motor selamat.
Sementara laju bus makin tak terkendali bergerak ke penurunan jalan menuju jembatan Plesetan. Sampai di jembatan, bus menabrak lagi sebuah sepeda motor Yamaha Vega plat nomor AA 4940 BT yang ditumpangi seorang pemuda dan ibunya, hingga ke duanya tewas di tempat. Setelah itu bus langsung menabrak pembatas jembatan sebelah kiri hingga meluncur mulus ke sungai di bawah jembatan dan menghantam bebatuan. Hingga berita ini diturunkan, bus nahas tersebut masih belum dapat dievakuasi.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bantul AKP Setio Heri kepada Harian Jogja menyatakan, tiga penumpang bus dipastikan tewas. Dua diantaranya meninggal di tempat satu lainnya menghembuskan nafas terakhir di RS Bethesda. Alhasil total penumpang tewas ditambah dua penumpang sepeda motor, hingga berita ini diturunkan sebanyak lima orang. Tiga penumpang bus sementara belum diketahui identitasnya.
Dua diantaranya perempuan satu lelaki. Adapun dua penumpang sepeda motor terakhir yang ditabrak bus, yakni Yadi, 19, dan ibunya Sumirah, 50. Korban Sumirah bahkan terlempar ke sungai saat tabrakan terjadi. “Ini memang karena rem blong, di lokasi terutama di tikungan dan penurunan rambu-rambu lalu lintas lengkap,” kata Setio.
Meski Setio Heri sementara memastikan penumpang bus 17 orang, namun data yang tercatat di kepolisian Piyungan terdapat 31 orang yang dilarikan ke RS dan puskesmas terdekat. Sebanyak empat orang meninggal dunia di RS Sardjito, satu orang korban tewas dan luka berat di larikan ke RS Bethesda, empat orang di RS Panti Rini dan tujuh orang di Puskesmas terdekat.
Mardi, saksi mata di lokasi kejadian yang berada di dam di sungai tempat jatuhnya bus, menceritakan, mendengar bunyi dentuman keras saat bus terhempas ke bebatuan di Sungai Gawe tersebut. Sepenglihatannya tiga orang penumpang tertindih bus, lainnya tergencet, bahkan ada satu penumpang yang terlempar dari luar bus dan menghantam bebatuan. “Keras sekali bunyinya, yang terlempar dari bus itu cowok setengah baya,” tuturnya. Kahono saksi mata lainnya mengatakan, sekitar satu jam baru seluruh penumpang bus dievakuasi.