“Ya, kemarin (Sabtu-red) warga sempat panik. Tanah di bukit itu kan terus bergerak. Mereka takut hujan deras membuat retakan tanah makin bertambah sehingga mengakibatkan longsor. Malam itu, sebagian besar warga akhirnya mengungsi ke rumah tetangga yang lebih aman. Mereka tidak mau mengambil risiko ikut terbawa longsor saat tidur di rumah mereka,” ungkap Kasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Desa Dawungan, Jarno, didampingi Kepala Dusun Paran, Marjan, Minggu (24/4/2011)
Untungnya, lanjut Jarno, hal-hal yang dikhawatirkan itu tidak terjadi. Pergerakan tanah akibat hujan dua hari lalu tidak terlalu signifikan. Hanya kondisi jalan yang makin parah, sehingga Minggu pagi warga bersama perangkat desa bekerja bakti melakukan perbaikan.
“Ada beberapa warga yang hendak pindahan rumah karena sudah mendapatkan tempat tinggal baru yang lebih aman, namun terkendala karena jalan yang rusak tak bisa dilewati kendaraan roda empat,” kata Jarno.
Sebelumnya,sebanyak 31 rumah di Dusun Paran terancam longsor akibat retakan tanah yang muncul sekitar sebulan lalu. Ada 13 rumah yang berada di garis retakan. Tujuh rumah di antaranya sudah dibongkar. Tiga rumah segera dipindahkan karena sudah mendapatkan lokasi baru, sedangkan sisanya masih bertahan dengan membuat gubuk kecil tak jauh dari rumah yang terpaksa mereka bongkar.(solopos.com)
0 komentar