Listrik di Brebes Jadi 'Barang Mewah'

Sekitar 230 keluarga di Desa Randusanga Kulon, Kabupaten Brebes, hingga saat ini belum menikmati aliran listrik PLN, sehingga untuk kebutuhan penerangan warga hanya mengandalkan lampu minyak tanah.

"Sejak dahulu Dukuh Banjangsari, Desa Randusanga belum ada jaringan listrik, sehingga untuk kebutuhan penerangan pada malam hari warga hanya mengandalkan lampu minyak tanah, padahal harga minyak tanah kian hari semakin melambung, yakni Rp10.000 per liter," kata seorang warga Banjangsari, Reni (40), di Brebes, Kamis (18/8).

Ia mengatakan, beban hidup warga yang sebagian besar bermata pencarian sebagai buruh tani semakin berat, karena harus menyisihkan uang sebesar Rp10.000-Rp15.000 per hari untuk kebutuhan membeli minyak tanah yang semakin mahal dan sulit dicari.

"Kalau minyak tanah di warung habis, kami terpaksa membakar ban atau kayu untuk penerangan, bahkan tidak jarang warga terpaksa beraktivitas dalam suasana gelap gulita tanpa penerangan sama sekali," katanya.

Selain menambah biaya kebutuhan sehari-hari, katanya, anak-anak di wilayah tersebut juga kesulitan saat belajar pada malam hari karena kondisi penerangan yang hanya mengandalkan lampu minyak, sehingga mengganggu konsentrasi belajar.

Ia mengatakan, posisi desa yang hanya berjarak sekitar enam kilometer ke arah utara dari pusat pemerintahan Kabupaten Brebes, namun desa tersebut terisolasi dan kurang mendapat perhatian pemerintah.

Seorang warga setempat lainnya, Rudi (30), juga mengeluhkan kondisi Dukuh Banjangsari yang hingga saat ini belum teraliri listrik, sehingga warga mengandalkan listrik dari diesel dan lampu minyak tanah, namun harga bahan bakar yang kian tinggi mengakibatkan warga semakin menderita.

Ia mengatakan, sebagian warga menggunakan listrik dari diesel dengan sistem iuran, yakni Rp 15.000-Rp35.000 per minggu, tergantung pemakaian alat listrik di rumah masing-masing.

Jika hanya lampu dengan daya kurang dari 20 watt, katanya, dikenai biaya Rp15.000 per minggu, sedangkan warga yang mempunyai televisi dikenai Rp35.000 per minggu.

"Lampu listrik menggunakan tenaga diesel hanya mampu menyala maksimal enam jam, yakni pukul 18.00-12.00 WIB, setelah lewat jam tersebut maka lampu akan mati dan warga harus menyambungnya dengan lampu minyak tanah," katanya.

Ia mengatakan, warga sudah beberapa kali mengajukan pemasangan listrik ke PLN namun hingga saat ini belum ada realisasinya dengan alasan posisi wilayah tersebut terpencil.

Bahkan, katanya, pihak pemerintah kelurahan setempat sejak 2008 sudah tiga kali mengajukan bantuan pemasangan listrik PLN kepada pemerintah kabupaten, namun hingga saat ini belum ada tanggapan.

"Padahal kebutuhan listrik di desa kami sudah sangat mendesak, terutama untuk kebutuhan belajar anak-anak saat malam hari," katanya.

Bupati Brebes, Agung Widyantoro, mengatakan, sudah mengajukan permohonan warga Dukuh Banjangsari mengenai pemasangan jaringan listrik di wilayah tersebut kepada PLN setempat.

Dalam waktu dekat, katanya, harapan warga untuk dapat menikmati aliran listrik PLN dapat terealisasi.

"Pemerintah kabupaten sudah menerima permohonan warga Dukuh Banjangsari, dan dalam waktu dekat akan segera dibangun jaringan listrik di wilayah tersebut," katanya. (Ant/Yan)
Tags:

About author

Curabitur at est vel odio aliquam fermentum in vel tortor. Aliquam eget laoreet metus. Quisque auctor dolor fermentum nisi imperdiet vel placerat purus convallis.

0 komentar

Leave a Reply