Ilustasi (Dok) |
"Kondisi cuaca sering berubah-ubah, seperti pagi hingga siang panas dan sore hujan merupakan ciri gangguan cuaca jangka pendek," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DIY Toni Agus Wijaya saat dihubungi di Yogyakarta, Jumat (25/11).
Ia mengatakan dalam beberapa pekan ini durasi waktu hujan hanya berlangsung setengah hingga satu jam. Menurutnya, gangguan cuaca jangka pendek ini biasa disebut dengan
inter tropical convergen zone (ITCZ), yakni terjadi pertemuan angin tropis di beberapa daerah.
"Peningkatan uap air yang terjadi di beberapa daerah sebagai bagian dari gangguan cuaca jangka pendek terjadi sejak awal November. Ciri gangguan adalah siang hari suhu udara terasa panas karena terjadi penguapan lokal," katanya.
Pola peralihan musim kemarau menuju musim hujan tahun ini, ujarnya, sama seperti peralihan musim pada tahun normal sebelumnya. Menurutnya, pola peralihan musim dihitung BMKG dalam waktu 30 tahun terakhir. "Pada tahun ini musim kemarau ke musim hujan berjalan normal karena
tidak ada ganguan cuaca yang disebabkan El Nino atau La Lina di Samudera Pasifik," katanya.
Sebelumnya, ia mengatakan saat ini intensitas hujan rata-rata mencapai 20 milimeter per hari. "Saat ini intensitas curah hujan masih sedang dan belum merata di seluruh wilayah DIY karena perbedaan suhu permukaan tanah," katanya. (Ant/OL-01)
0 komentar