
Sementara ratusan orang yang menerima undangan via short message service (sms) terlanjur mengantre di kantor Grapari tersebut. Akibatnya perang mulut pun tak terelakkan. “Kami pelanggan Telkomsel selama 12 tahun dikecewakan. Ini pembohongan publik, ketus Sutarto, salah satu pelanggan Telkomsel asal Solo.
Sementara Divisi Pemasaran Telkomsel Solo, Gangsar mengakui ada kesalahan teknis dari pihaknya dalam menyampaikan informasi layanan tersebut.
Mengenang bencana alam gempa bumi yang melanda Daerah Istimewa Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah lima tahun silam, sedikitnya ada 33 rumah sakit yang ada di Yogyakarta mengadakan simulasi penanggulangan gempa bumi. Acara simulasi ini dilakukan di RS Jogja, Jalan Wirosaban No 1 Yogyakarta.
“Tahun lalu, kami memang punya rencana simulasi rancangan penanganan bencana, namun belum pernah kami realisaikan. Baru bisa terlaksana tahun ini,” kata Direktur Utama RS Jogja, Sri Aminah, Sabtu (28/5/2011).
Menurut undang-undang, lanjut dia, seluruh rumah sakit harus menyelenggarakan simulasi penanggulangan bencana alam. Dengan diadakan simulasi bencana alam ini, akan ada tinjauan kembali bagaimana rumah sakit dapat secara cepat dan tanggap menolong para korban bencana dengan mengedepankan fasilitas dan layanan yang tetap bagus.
“Misalnya, bagaimana listrik harus terus hidup dalam keadaan darurat. Kemudian kebutuhan logistik dan peralatan juga harus siap saat menanggani pasien. Ada juga jalur evakuasi khusus dalam rumah sakit untuk mengeluarkan pasien dari dalam rumah sakit,” katanya
Dia menambahkan, penanganan bencana tetap harus membutuhkan koordinasi beberapa sektor dan bukan hanya instansi rumah sakit saja. Ada pihak lain turut memberi materi dalam simulasi bencara ini, yakni dari Dinas Kesehatan DIY dan Badan Koordiansi Penanggulangan Bencana Kota Yogyakarta.
“Kita tetap harus bagus menangani pasien meski bencana terjadi bencana alam seperti Mei tahun 2006 silam,”ujarnya.
“Tahun lalu, kami memang punya rencana simulasi rancangan penanganan bencana, namun belum pernah kami realisaikan. Baru bisa terlaksana tahun ini,” kata Direktur Utama RS Jogja, Sri Aminah, Sabtu (28/5/2011).
Menurut undang-undang, lanjut dia, seluruh rumah sakit harus menyelenggarakan simulasi penanggulangan bencana alam. Dengan diadakan simulasi bencana alam ini, akan ada tinjauan kembali bagaimana rumah sakit dapat secara cepat dan tanggap menolong para korban bencana dengan mengedepankan fasilitas dan layanan yang tetap bagus.
“Misalnya, bagaimana listrik harus terus hidup dalam keadaan darurat. Kemudian kebutuhan logistik dan peralatan juga harus siap saat menanggani pasien. Ada juga jalur evakuasi khusus dalam rumah sakit untuk mengeluarkan pasien dari dalam rumah sakit,” katanya
Dia menambahkan, penanganan bencana tetap harus membutuhkan koordinasi beberapa sektor dan bukan hanya instansi rumah sakit saja. Ada pihak lain turut memberi materi dalam simulasi bencara ini, yakni dari Dinas Kesehatan DIY dan Badan Koordiansi Penanggulangan Bencana Kota Yogyakarta.
“Kita tetap harus bagus menangani pasien meski bencana terjadi bencana alam seperti Mei tahun 2006 silam,”ujarnya.
Jumlah penduduk Wonogiri 928.687 jiwa atau mengalami penurunan rata-rata 0,93 persen dalam kurun waktu 10 tahun. Hal tersebut berdasarkan hasil sensus yang dilakukan Badan Pusat Statistik tahun 2010. Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Bupati Yuli Handoko di sela-sela membuka rapat kerja daerah program keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan Kabupaten Wonogiri 2011 di Ruang Data Setda, Kamis (26/5).
Sedangkan berdasar evaluasi angka pencapaian KB Baru di 2010 ada 25.441. Jumlah ini melebihi target 100 persen yakni mencapai 103,95 persen. Kemudian masih terdapat 218.125 pasangan usia subur. Di mana sebanyak 82,7 persennya adalah peserta KB aktif. Kepala Badan Keluarga Berencana Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Wonogiri Widodo menyampaikan Rakerda adalah tindak lanjut dari kegiatan serupa di provinsi 7 Februari, lalu. “Bertujuan untuk menyamakan persepsi dalam pelaksanaan program KB. Rakerda juga dilakukan di seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah,” jelasnya. Dalam Rakerda tersebut, menghadirkan pembicara Dosen Pascasarjana Unsoed, Arief Suryono.
Sedangkan berdasar evaluasi angka pencapaian KB Baru di 2010 ada 25.441. Jumlah ini melebihi target 100 persen yakni mencapai 103,95 persen. Kemudian masih terdapat 218.125 pasangan usia subur. Di mana sebanyak 82,7 persennya adalah peserta KB aktif. Kepala Badan Keluarga Berencana Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Wonogiri Widodo menyampaikan Rakerda adalah tindak lanjut dari kegiatan serupa di provinsi 7 Februari, lalu. “Bertujuan untuk menyamakan persepsi dalam pelaksanaan program KB. Rakerda juga dilakukan di seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah,” jelasnya. Dalam Rakerda tersebut, menghadirkan pembicara Dosen Pascasarjana Unsoed, Arief Suryono.
Keberadaan burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) di Taman Hutan Raya (Tahura) R. Soerjo, Jawa Timur, terancam punah. Hasil survei ProFauna Indonesia, saat ini diperkirakan jumlahnya tinggal dua ekor saja.
Chairman Profauna Indonesia, Rosek Nursahid menyebutkan, bila dibandingkan dari hasil pemantauan tahun 1997, saat ini jumlahnya menurun drastis. "Pada tahun 1997, masih terlihat sekitar 6 ekor Elang Jawa yang terbang di kawasan Rahura R. Soerjo. Kini, tinggal dua ekor saja," ujar Rosek
Pada tahun 1993, Elang Jawa telah ditetapkan sebagai burung nasional. Sehingga merupakan jenis satwa yang dilindungi keberadaannya di alam bebas. Penetapan ini, dikarenakan burung jenis tersebut mulai langka. Selain itu, Elang Jawa juga dianggap mirip dengan Burung Garuda, yang menjadi lambang negara.
Rosek menyebutkan, penurunan populasi Elang Jawa di Tahura R. Soerjo, lebih disebabkan karena penurunan kualitas habitatnya. Habitat yang rusak membuat mangsa Elang Jawa semakin berkurang. Penggunaan pestisida kimia berlebihan dilahan pertanian yang berbatasan dengan hutan, turut mempengaruhi keberadaannya.
Elang Jawa adalah burung pemburu berukuran sekitar 60 cm. Hidup di hutan primer yang ada di Pulau Jawa. “Dalam rantai makanan, burung ini merupakan top predator. Biasanya memangsa burung-burung besar, dan mamalia seperti ayam hutan, tupai, musang, jelarang dan kelelawar buah,” tuturnya.
Saat ini dia memperkirakan total populasi Elang Jawa tidak lebih dari 400 ekor saja. Apabila populasi dan habitat di Tahura R. Soerjo turut menyusut, tentunya sangat disayangkan. "Sudah seharusnya pemerintah menghentikan laju deforestasi di Pulau Jawa" katanya.
Menurut catatan ProFauna, selain di Tahura R Soerjo, ada beberapa tempat lain di Jawa Timur yang juga menjadi habitat Elang Jawa. Lokasi itu antara lain, di Pulau Sempu, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Taman Nasional Merubetiri, Taman Nasional Alas Purwa, Lebakharjo, dan Pegungan Hyang dan Kawah Ijen. Elang jawa bisa hidup di hutan primer mulai dari ketinggian 0 meter hingga 3000 meter dari permukaan laut.
"Namun, kami belum mengetahui pasti status populasinya terkini," ujarnya.
Selain faktor rusaknya habitat,dan penggunaan pestisida kimia secara berlebih. Penurunan populasi ini, juga bisa terjadi secara alami. Mengingat, pertumbuhan Elang Jawa sangat lambat. Burung ini dianggap sudah dewasa, apabila berumur 3-4 tahun. Mereka juga hanya berkembang biak satu kali dalam satu atau dua tahun. “Elang Jawa hanya bisa bertelur satu butir saja. Menurut Rosek, telur tersebut akan dierami selama sekitar 47 hari. Setelah anaknya menetas, selama 1,5 tahun akan hidup bersama induknya,” terang Rosek.
Chairman Profauna Indonesia, Rosek Nursahid menyebutkan, bila dibandingkan dari hasil pemantauan tahun 1997, saat ini jumlahnya menurun drastis. "Pada tahun 1997, masih terlihat sekitar 6 ekor Elang Jawa yang terbang di kawasan Rahura R. Soerjo. Kini, tinggal dua ekor saja," ujar Rosek
Pada tahun 1993, Elang Jawa telah ditetapkan sebagai burung nasional. Sehingga merupakan jenis satwa yang dilindungi keberadaannya di alam bebas. Penetapan ini, dikarenakan burung jenis tersebut mulai langka. Selain itu, Elang Jawa juga dianggap mirip dengan Burung Garuda, yang menjadi lambang negara.
Rosek menyebutkan, penurunan populasi Elang Jawa di Tahura R. Soerjo, lebih disebabkan karena penurunan kualitas habitatnya. Habitat yang rusak membuat mangsa Elang Jawa semakin berkurang. Penggunaan pestisida kimia berlebihan dilahan pertanian yang berbatasan dengan hutan, turut mempengaruhi keberadaannya.
Elang Jawa adalah burung pemburu berukuran sekitar 60 cm. Hidup di hutan primer yang ada di Pulau Jawa. “Dalam rantai makanan, burung ini merupakan top predator. Biasanya memangsa burung-burung besar, dan mamalia seperti ayam hutan, tupai, musang, jelarang dan kelelawar buah,” tuturnya.
Saat ini dia memperkirakan total populasi Elang Jawa tidak lebih dari 400 ekor saja. Apabila populasi dan habitat di Tahura R. Soerjo turut menyusut, tentunya sangat disayangkan. "Sudah seharusnya pemerintah menghentikan laju deforestasi di Pulau Jawa" katanya.
Menurut catatan ProFauna, selain di Tahura R Soerjo, ada beberapa tempat lain di Jawa Timur yang juga menjadi habitat Elang Jawa. Lokasi itu antara lain, di Pulau Sempu, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Taman Nasional Merubetiri, Taman Nasional Alas Purwa, Lebakharjo, dan Pegungan Hyang dan Kawah Ijen. Elang jawa bisa hidup di hutan primer mulai dari ketinggian 0 meter hingga 3000 meter dari permukaan laut.
"Namun, kami belum mengetahui pasti status populasinya terkini," ujarnya.
Selain faktor rusaknya habitat,dan penggunaan pestisida kimia secara berlebih. Penurunan populasi ini, juga bisa terjadi secara alami. Mengingat, pertumbuhan Elang Jawa sangat lambat. Burung ini dianggap sudah dewasa, apabila berumur 3-4 tahun. Mereka juga hanya berkembang biak satu kali dalam satu atau dua tahun. “Elang Jawa hanya bisa bertelur satu butir saja. Menurut Rosek, telur tersebut akan dierami selama sekitar 47 hari. Setelah anaknya menetas, selama 1,5 tahun akan hidup bersama induknya,” terang Rosek.
Persoalan status tanah yang mengganjal proyek waterboom Gajah Mungkur ternyata lebih rumit dari perkiraan. Tadinya, Pemkab Wonogiri mengira masalah status tanah itu akan selesai dengan keluarnya izin dari Perum Jasa Tirta (PJT), tapi ternyata PJT tak punya kewenangan untuk itu.
Akibatnya, Pemkab kini harus mengejar izin atas penggunaan tanah itu ke Kementerian Pekerjaan Umum (PU) selaku pemilik resmi tanah di sekitar lokasi Waduk Gajah Mungkur (WGM). Hal tersebut diungkapkan Bupati Wonogiri H Danar Rahmanto, saat ditemui wartawan seusai mengikuti sidang paripurna membahas Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Gedung DPRD, Jumat (27/5/2011).
Menurut Danar, dari informasi diterimanya, PJT ternyata hanya sebagai pemegang kuasa pengelolaan tanah. Sedangkan pemegang kuasa kepemilikan adalah Kementerian PU. Sehingga izin penggunaan tanahnya harus langsung ke kementerian tersebut. Danar menambahkan permohonan izin penggunaan tanah tersebut saat ini sudah diajukan ke Kementerian PU. Namun jawabannya masih harus menunggu. Danar mengaku optimistis tidak akan ada persoalan untuk mendapatkan izin dari Kementerian PU.
Akibatnya, Pemkab kini harus mengejar izin atas penggunaan tanah itu ke Kementerian Pekerjaan Umum (PU) selaku pemilik resmi tanah di sekitar lokasi Waduk Gajah Mungkur (WGM). Hal tersebut diungkapkan Bupati Wonogiri H Danar Rahmanto, saat ditemui wartawan seusai mengikuti sidang paripurna membahas Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Gedung DPRD, Jumat (27/5/2011).
Menurut Danar, dari informasi diterimanya, PJT ternyata hanya sebagai pemegang kuasa pengelolaan tanah. Sedangkan pemegang kuasa kepemilikan adalah Kementerian PU. Sehingga izin penggunaan tanahnya harus langsung ke kementerian tersebut. Danar menambahkan permohonan izin penggunaan tanah tersebut saat ini sudah diajukan ke Kementerian PU. Namun jawabannya masih harus menunggu. Danar mengaku optimistis tidak akan ada persoalan untuk mendapatkan izin dari Kementerian PU.

Dengan demikian, siswa SMK itu tidak perlu lagi mengikuti ujian Paket C. Kepastian ini disampaikan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Wonogiri, Suparno, saat dimintai penjelasan oleh Ketua Komisi D DPRD, Martanto, perihal tidak keluarnya nilai UN siswa tersebut, Jumat (27/5).
“Memang ada salah satu siswa SMK di Tirtomoyo yang kemarin nilainya belum keluar untuk mata pelajaran Matematika. Setelah ditelusuri ke Semarang, nilai itu ada dan dipastikan keluar. Saya sudah mengutus salah satu staf untuk mengambil nilai itu di Semarang,” ungkap Suparno.
Suparno mengatakan tanpa nilai yang sebelumnya dinyatakan hilang itu, siswa SMK tersebut sebenarnya sudah dipastikan lulus karena nilainya sudah di atas nilai rata-rata kelulusan. Jadi, berapa pun nilai yang didapat pada satu mata pelajaran itu tidak akan berpengaruh pada kelulusannya. Hanya saja tentunya akan tidak baik efeknya jika ada salah satu nilai mata pelajaran yang kosong.
“Ya karena nilainya sudah dipastikan keluar, pendaftarannya sebagai peserta ujian Paket C dibatalkan. Kemarin dia mendaftar kan hanya untuk jaga-jaga seandainya nilainya tidak keluar,” kata Suparno.
Sebagaimana diberitakan, sebanyak 11 siswa hingga Kamis (26/5) telah terdaftar di Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) Disdik Wonogiri sebagai peserta ujian kesetaraan Paket C. Ujian ini diperuntukkan bagi siswa yang tidak lulus.
Sementara itu menanggapi penjelasan Suparno mengenai nilai siswa yang tidak keluar itu, Ketua Komisi D DPRD, Martanto mengaku lega. Kabar mengenai tidak keluarnya nilai UN siswa SMK itu dinilainya sangat mengejutkan dan ia sangat menyayangkan hal itu. “Untunglah akhirnya bisa keluar. Kasihan anak itu kalau ada salah satu mata pelajaran yang nilainya kosong, padahal ia sudah belajar, berusaha dan mengikuti ujian,” kata Martanto.

Kendati demikian, pihak Kantor Ketahanan Pangan selaku penanggungjawab distribusi Raskin mengaku tak khawatir dengan kondisi itu. Dalam waktu dekat, lahan pertanian di Wonogiri bisa dipanen sehingga akan tersedia stok dalam jumlah cukup. Raskin dibagikan setiap bulan kepada 73.439 rumah tangga sasaran (RTS) penerima manfaat (PM). Masing-masing RTS mendapat 15 kg.
“Untuk saat ini, stok Raskin di gudang Bulog Wonogiri masih cukup untuk dua bulan ke depan. Jatah bulan Mei sudah didistribusikan pada tanggal 20-27. Tapi sebentar lagi beberapa daerah kan mulai panen. Jadi tak perlu dikhawatirkan,” ungkap Kepala Kantor Ketahanan Pangan Wonogiri, Safuan, didampingi Kasi Pelayanan Intensifikasi Pangan, Baroto, saat ditemui wartawan, Jumat (27/5).
Ditanya soal kemungkinan menurunnya produksi beras menyusul serangan hama wereng coklat yang meluas hingga ke delapan kecamatan belum lama ini, Safuan mengaku tidak begitu khawatir. Dia mengaku memang tidak berwenang dalam hal produksi karena itu adalah domain Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Hortikultura (PTPH). Tapi dengan kondisi cuaca yang mulai membaik, hujan mulai jarang dan sedikit kering, dia optimistis serangan hama itu akan bisa diatasi.
Sebagaimana diberitakan, serangan hama wereng coklat yang tadinya paling banyak hanya menyerang di lahan pertanian Selogiri dan Wonogiri, mulai menyebar ke arah selatan. Beberapa daerah seperti Wuryantoro, Eromoko, Giriwoyo, Baturetno, Batuwarno, Karangtengah yang tadinya aman, mulai ikut terserang.
Hingga pekan lalu, total luas lahan yang terkena serangan wereng mencapai 511,5 hektare di delapan kecamatan dan 15 hektare di antaranya telah puso. Dibandingkan total luas lahan yang ditanami di seluruh Wonogiri mencapai 24.846 hektare, lahan yang terserang wereng terbilang sangat kecil, hanya 0,02%. Dengan demikian diperkirakan tidak akan berpengaruh signifikan terhadap hasil panen secara keseluruhan.
“Hasil panen secara keseluruhan mungkin tidak akan terpengaruh. Tapi kalau per wilayah yang terserang mungkin terpengaruh,” kata Kepala Dinas PTPH, Guruh Santosa, saat dihubungi, Jumat.
Lebih jauh, Guruh mengatakan saat ini pihaknya terus berupaya mengatasi serangan wereng tersebut. Sebagian lahan yang hanya mengalami serangan ringan berhasil diselamatkan. Namun, masih banyak pula lahan yang terserang dengan intensitas berat menuju puso.
“Saat ini upaya masih terus dilakukan untuk memberantas wereng. Hanya memang kali ini intensitas serangan di beberapa wilayah agak berat,” tambahnya.
Beraneka jenis menu makanan sehat berbasis potensi sumber daya wilayah dipamerkan oleh 20 kelompok wanita dari 10 kecamatan dalam lomba Cipta Menu Sehat di Ruang PKK Kompleks Sekretariat Daerah (Setda) Wonogiri, Jumat (27/5/2011).
Kelompok tersebut merupakan penerima program percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (P2KP). Sepuluh kecamatan asal peserta lomba adalah Karangtengah, Nguntoronadi, Pracimantoro, Manyaran, Paranggupito, Wuryantoro, Purwantoro, Girimarto, Giritontro dan Slogohimo. Para peserta berlomba menciptakan menu sederhana yang bergizi, beragam, seimbang dan aman (B2SA) berbasis sumber daya di wilayah masing-masing.
“Ketahanan pangan dan pemenuhan gizi seimbang dimulai dari keluarga. Lomba ini diharapkan bisa mewujudkan ketahanan pangan keluarga dengan sumber bahan makanan dari lingkungan sekitar,” kata Kepala Kantor Ketahanan Pangan Wonogiri, Safuan, dalam sambutannya saat
Kelompok tersebut merupakan penerima program percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (P2KP). Sepuluh kecamatan asal peserta lomba adalah Karangtengah, Nguntoronadi, Pracimantoro, Manyaran, Paranggupito, Wuryantoro, Purwantoro, Girimarto, Giritontro dan Slogohimo. Para peserta berlomba menciptakan menu sederhana yang bergizi, beragam, seimbang dan aman (B2SA) berbasis sumber daya di wilayah masing-masing.
“Ketahanan pangan dan pemenuhan gizi seimbang dimulai dari keluarga. Lomba ini diharapkan bisa mewujudkan ketahanan pangan keluarga dengan sumber bahan makanan dari lingkungan sekitar,” kata Kepala Kantor Ketahanan Pangan Wonogiri, Safuan, dalam sambutannya saat

Tim Gegana turun ke TKP untuk mengecek keberadaan benda yang diduga bom itu. Kurang lebih satu jam menjelang Salat Jumat, penemuan benda itu menyita perhatian warga setempat.
Informasi yang dihimpun Espos menyebutkan, Yuli, salah satu penghuni kos milik Kilan, 78 adalah orang yang kali pertama menemukan benda rangkaian mirip bom itu pada Jumat sekitar pukul 07.00 WIB. Yuli kemudian menyampaikan kepada penghuni kos lainnya, Roni, 15.
Rangkaian benda mirip bom yang antara lain terdiri atas kabel, aki kering dan timer itu terletak di jok motor Vega AA 4476 UD milik penghuni kos lainnya, Sulthonudin, 28. Selain itu ditemukan pula botol berisi cairan biru berwarna keruh.
Namun, baik Yuli maupun Roni tidak memberitahukan keberadaan rangkaian tersebut kepada Sulthonuddin.
Sekitar pukul 09.00 WIB, Sulthonuddin baru mengetahui keberadaan rangkaian tersebut saat hendak mencuci sepeda motor. Karena curiga, Sulthonudin kemudian mengecek dan membuka sedikit rangkaian kabel tersebut.
“Khawatir ada apa-apa saya lapor kepada Pak Kilan (pemilik kos-red) ucap Sulthonudin saat ditemui wartawan.
Selanjutnya, Kilan melaporkan kejadian itu kepada Ketua RT 1 RW I, Bambang Tri Broto. Bambang bersama dengan Sekretaris RT 1 RW I, Srihadi, kemudian mengecek dan melaporkan hal itu kepada Mapolsek Laweyan.
Kapolresta AKBP Listiyo Sigit Prabowo membantah adanya bom. “Bukan bom, botol itu berisi cairan sabun,” ucap Kapolres kepada wartawan.
Presiden ketiga RI Prof Dr Ing BJ Habibie memuji kemajuan dan kesuksesan yang diraih PT Sritex Sukoharjo. Bermula dari sebuah toko di Pasar Klewer, perusahaan tekstil tersebut saat ini telah memiliki 16.000 orang tenaga kerja (Naker).
Pujian Habibie disampaikan saat mantan orang nomor satu di Indonesia tersebut berkunjung ke kompleks PT Sritex di wilayah Joho, Sukoharjo Kota, Sukoharjo, Jumat (27/5/2011) siang.
“Orang Jerman bilang apa adanya, tak ada bumbu, tidak kurang, tidak lebih. Saya merasakan PT Sritex telah memberikan lapangan kerja, akses kesehatan, kesejahteraan, dan masa depan bagi para karyawan dan keluarganya. Memang seharusnya seperti itu,” ungkap Habibie yang dalam kesempatan tersebut turut didampingi salah seorang puteranya, Ilham Habibie.
Pujian Habibie disampaikan saat mantan orang nomor satu di Indonesia tersebut berkunjung ke kompleks PT Sritex di wilayah Joho, Sukoharjo Kota, Sukoharjo, Jumat (27/5/2011) siang.
“Orang Jerman bilang apa adanya, tak ada bumbu, tidak kurang, tidak lebih. Saya merasakan PT Sritex telah memberikan lapangan kerja, akses kesehatan, kesejahteraan, dan masa depan bagi para karyawan dan keluarganya. Memang seharusnya seperti itu,” ungkap Habibie yang dalam kesempatan tersebut turut didampingi salah seorang puteranya, Ilham Habibie.

Hal tersebut diungkapkan Kepala BPT Bina Marga Jateng wilayah Surakarta, Haryono, saat ditemui wartawan di sela-sela rapat dengar pendapat dengan Komisi C DPRD Wonogiri, Kamis (26/5/2011).
Menurut Haryono, kondisi jalan provinsi yang rusak di Wonogiri kebanyakan masih dalam taraf sedang dan ringan. Panjangnya mencapai 131,6 km atau sekitar 70% dari total panjang ruas jalan provinsi yang mencapai 179,790 km.
“Sudah menjadi sifat alami aspal yang tidak tahan terendam air, maka selama musim hujan yang terus-menerus banyak ruas jalan yang rusak hampir bersamaan. Tapi pemeliharaan terus kami lakukan,” kata Haryono.
Permintaan sapi asal Wonogiri kini meningkat, sebagai dampak merebaknya kasus antraks yang terjadi pada ternak sapi di wilayah Sragen dan Boyolali.
Tak hanya itu, Kepala Disnakperla Wonogiri, Rully Pramono Retno mengungkapkan harga sapi di Wonogiri belakangan juga naik 10-20 persen. Menurut Rully, saat kasus antraks di Boyolali merebak, perdagangan sapi di Wonogiri memang sempat agak menurun. Harga sapi siap potong yang tadinya Rp 10 juta-Rp 14 juta/ekor turun jadi Rp 6 juta-Rp 9 juta/ekor.
“Tapi tak lama kemudian mulai banyak pedagang sapi yang beralih ke Wonogiri. Permintaan sapi meningkat, begitu pula harganya. Sekarang harganya Rp 7 juta-10 juta/ekor,” kata Rully, Kamis (26/5). Didampingi Kabid Peternakan, Gatot Siswoyo dan salah satu staf di Bidang Kesehatan Hewan, Rully mengatakan salah satu fakta yang menggembirakan adalah permintaan dari luar Pulau Jawa, khususnya Sumatera. Selama lima bulan terakhir, sebanyak 427 ekor bibit sapi telah dikirim ke Sumatera. Padahal sebelumnya tidak pernah ada permintaan dari wilayah itu. Sedangkan ke daerah-daerah di Pulau Jawa, biasanya Wonogiri hanya mengirim rata-rata kurang dari 100 ekor per bulan, kini berkisar antara 100-150 ekor per bulan. “Dari informasi yang saya terima, pedagang dari luar Jawa banyak mengambil dari Boyolali dan Sragen tapi sekarang mereka banyak yang beralih ke Wonogiri,” kata Rully.
Sementara untuk kasus antraks, Rully memastikan saat ini Wonogiri masih aman. Pihaknya juga terus meningkatkan pengawasan terhadap sapi-sapi yang keluar masuk Wonogiri. Menurut Rully, Wonogiri cukup beruntung karena bisa memenuhi sendiri kebutuhan akan sapi dan daging sapi sehingga tidak membutuhkan banyak pasokan dari luar. “Daging sapi yang beredar di Wonogiri tidak ada yang berasal dari Sragen. Kebanyakan dipenuhi dari Wonogiri sendiri dan sebagian kecil dari Boyolali. Tapi pasokan dari Boyolali juga terus menurun. Dari sebelumnya 4-5 kuintal per hari, setelah ada kasus antraks tinggal 1,5 kuintal per hari,” jelas Rully.
Ditambahkan Kabid Peternakan, Gatot Siswoyo, penurunan pasokan daging asal Boyolali juga merupakan imbas dari makin efektifnya operasi daging glonggongan. “Sebenarnya bisa dibilang, turunnya permintaan daging asal Boyolali di Wonogiri terjadi secara alamiah. Konsumen semakin sadar akan kesehatan daging, mahal sedikit tidak apa yang penting kualitasnya bagus. Sehingga lama kelamaan, daging sapi asal Boyolali yang kebanyakan semiglonggongan mulai ditinggalkan,” kata Gatot.
Menurut Gatot, daging sapi asal Boyolali sangat mudah dibedakan dengan daging sapi asli Wonogiri. Daging asal Boyolali itu bahkan hampir tidak bisa dibuat bakso.
Tak hanya itu, Kepala Disnakperla Wonogiri, Rully Pramono Retno mengungkapkan harga sapi di Wonogiri belakangan juga naik 10-20 persen. Menurut Rully, saat kasus antraks di Boyolali merebak, perdagangan sapi di Wonogiri memang sempat agak menurun. Harga sapi siap potong yang tadinya Rp 10 juta-Rp 14 juta/ekor turun jadi Rp 6 juta-Rp 9 juta/ekor.
“Tapi tak lama kemudian mulai banyak pedagang sapi yang beralih ke Wonogiri. Permintaan sapi meningkat, begitu pula harganya. Sekarang harganya Rp 7 juta-10 juta/ekor,” kata Rully, Kamis (26/5). Didampingi Kabid Peternakan, Gatot Siswoyo dan salah satu staf di Bidang Kesehatan Hewan, Rully mengatakan salah satu fakta yang menggembirakan adalah permintaan dari luar Pulau Jawa, khususnya Sumatera. Selama lima bulan terakhir, sebanyak 427 ekor bibit sapi telah dikirim ke Sumatera. Padahal sebelumnya tidak pernah ada permintaan dari wilayah itu. Sedangkan ke daerah-daerah di Pulau Jawa, biasanya Wonogiri hanya mengirim rata-rata kurang dari 100 ekor per bulan, kini berkisar antara 100-150 ekor per bulan. “Dari informasi yang saya terima, pedagang dari luar Jawa banyak mengambil dari Boyolali dan Sragen tapi sekarang mereka banyak yang beralih ke Wonogiri,” kata Rully.
Sementara untuk kasus antraks, Rully memastikan saat ini Wonogiri masih aman. Pihaknya juga terus meningkatkan pengawasan terhadap sapi-sapi yang keluar masuk Wonogiri. Menurut Rully, Wonogiri cukup beruntung karena bisa memenuhi sendiri kebutuhan akan sapi dan daging sapi sehingga tidak membutuhkan banyak pasokan dari luar. “Daging sapi yang beredar di Wonogiri tidak ada yang berasal dari Sragen. Kebanyakan dipenuhi dari Wonogiri sendiri dan sebagian kecil dari Boyolali. Tapi pasokan dari Boyolali juga terus menurun. Dari sebelumnya 4-5 kuintal per hari, setelah ada kasus antraks tinggal 1,5 kuintal per hari,” jelas Rully.
Ditambahkan Kabid Peternakan, Gatot Siswoyo, penurunan pasokan daging asal Boyolali juga merupakan imbas dari makin efektifnya operasi daging glonggongan. “Sebenarnya bisa dibilang, turunnya permintaan daging asal Boyolali di Wonogiri terjadi secara alamiah. Konsumen semakin sadar akan kesehatan daging, mahal sedikit tidak apa yang penting kualitasnya bagus. Sehingga lama kelamaan, daging sapi asal Boyolali yang kebanyakan semiglonggongan mulai ditinggalkan,” kata Gatot.
Menurut Gatot, daging sapi asal Boyolali sangat mudah dibedakan dengan daging sapi asli Wonogiri. Daging asal Boyolali itu bahkan hampir tidak bisa dibuat bakso.

Keterangan yang diperoleh Espos dari Bidang PNFI, sebanyak 11 siswa yang mendaftar ujian Paket C. Rinciannya dari Wonogiri (3 siswa), Wuryantoro (1 siswa), Baturetno (1 siswa), Sidoharjo (5 siswa), ditambah satu siswa SMK asal Tirtomoyo. Hal ini mengejutkan karena sebagaimana diinformasikan, tingkat kelulusan SMK di Wonogiri 100%.
Usut punya usut, satu siswa SMK itu terpaksa didaftarkan ujian Paket C untuk antisipasi karena salah satu nilai mata pelajaran ujian nasional (UN)-nya belum keluar. Sebelumnya diinformasikan ada 14 siswa SMA yang dinyatakan tidak lulus. Dengan demikian masih ada empat siswa yang belum mendaftar ujian Paket C. Pendaftaran dibuka paling lambat Sabtu (28/5).
“Kami sudah menginstruksikan agar para penilik sekolah di daerah jemput bola, mendaftar para siswa yang tidak lulus. Ya inilah hasilnya,” kata Kasi Kesetaraan, Kriswantolo, mewakili Kabid PNFI, Djarot Kristanto, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (26/5).
Adanya salah satu nilai siswa yang belum keluar, dibenarkan Kepala Dinas Pendidikan Wonogiri, Suparno. Ditemui terpisah di kantor Disdik, kemarin, Suparno mengatakan masih terus berupaya agar nilai tersebut bisa keluar.
“Kasihan kalau sampai tidak keluar. Kami sendiri heran, yang bersangkutan benar-benar ikut UN dan dinyatakan lulus tapi nilai salah satu mata pelajaran tidak muncul. Tapi saya yakin pasti ada. Kami akan terus menelusurinya,” kata Suparno.
Ditanya soal persiapan menjelang tahun ajaran baru, Suparno mengimbau seluruh sekolah negeri agar mematuhi kuota penerimaan siswa baru per kelasnya. Sudah ada aturan yang jelas, untuk RSBI baik SD maupun SMP, kuota penerimaan siswa per kelas maksimal 30 orang, untuk SSN dan rintisan SSN maksimal 32 orang per kelas.
Penjelasan ini sekaligus sebagai ralat atas pemberitaan sebelumnya yang menyatakan kuota penerimaan siswa baru di seluruh sekolah negeri maksimal 40 siswa per kelas. Menurut Suparno, kuota maksimal 40 siswa per kelas tidak untuk semua sekolah. “Jadi untuk pemerataan dan pemenuhan unsur keadilan di antara sekolah negeri dan swasta, diharapkan semua sekolah mematuhi aturan mengenai kuota itu,” katanya.

Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Jeritan Rakyat (Jerat), Hartono bahkan mengancam akan kembali menggugat Pemkab jika masalah itu tidak segera diselesaikan.
Kepada wartawan, Kamis (26/5/2011), Hartono mengatakan saat ini gugatan yang dilayangkannya terhadap pemohon izin mendirikan bangunan (IMB) panggung tersebut, Sugeng Budiono, sudah hampir selesai.
Antara dirinya selaku penggugat dengan pihak tergugat sudah tercapai kesepakatan. Sidang terakhir berupa penyampaian putusan atas perkara itu dijadwalkan Selasa (31/5/2011).
“Ada lima poin yang kami sepakati. Poin terpenting adalah pihak tergugat menyatakan ada kesalahan prosedur saat mengajukan permohonan IMB panggung. Tergugat juga mengatakan tidak akan mengajukan permohonan lagi dan tidak akan mempermasalahkan jika panggung dibongkar,” jelas Hartono, yang memang sejak awal tidak berhenti mempersoalkan panggung itu.
Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Solo akhirnya mencabut akses internet gratis di sejumlah ruang publik di wilayah itu. Fasilitas hotspot di area publik berbasis Internet Service Protocol (ISP) tersebut selanjutnya diganti oleh penyedia akses internet end-to-end.
Seperti diketahui, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo pernah menyediakan sarana hotspot di sebelas titik di sepanjang city walk Jl Slamet Riyadi, Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) dan Taman Air Tirtonadi. Namun belakangan, fasilitas itu dicabut lantaran diketahui kerap disalahgunakan, rawan kriminalitas dan terjadi pencurian perangkat keras. ”Ada beberapa evaluasi yang kami lakukan untuk pemasangan fasilitas free hotspot tersebut,” ujar Kasi Piranti Keras dan Lunak Diskominfo Solo, Isnan Wihartanto saat ditemui, Kamis (26/5).
Isnan menjelaskan pihaknya mencabut 11 titik hotspot di citywalk lantaran perangkat keras penunjangnya rawan dicuri. Sejauh ini, lima unit perangkat yang terdiri dari microtic, grade dan antena omni diketahui hilang. Pencabutan itu, menurutnya, terpaksa dilakukan karena pemasangan sistem hotspot di area tersebut bersistem paralel. ”Jadi kalau satu titik putus mempengaruhi lainnya. Sehingga kami ambil lagi semua perangkatnya sekalian sekaligus mengantisipasi pencurian,” jelasnya.
Di lokasi lain, yaitu TSTJ yang berdekatan dengan tempat indekos mahasiswa, sinyal wifi justru disedot oleh kalangan mahasiswa sementara pemanfaatannya di ruang publik sepi. Sementara pemanfaatan di Taman Air Tirtonadi justru rawan mengundang aksi kriminalitas. ”Kalau di Taman Air Tirtonadi lokasinya berdekatan dengan terminal. Ada kekhawatiran masyarakat jika komputer jinjing maupun perangkat konektivitas wifi mereka dirampas,” imbuhnya.
Saat ini akses internet gratis hanya tersedia di lima kawasan, seperti di pintu masuk Stadion Manahan, Taman Air Balekambang, Pasar Ngarsopuro, Taman Sriwedari dan Pasar Panggungrejo.
Diakui Isnan, tahun ini anggaran yang tersedia di Diskominfo untuk menunjang kegiatan teknologi informasi sangat terbatas. Tahun ini, dana penunjang kegiatan itu hanya Rp 45 juta. Angka ini jauh lebih sedikit dari tahun-tahun sebelumnya, yakni Rp 50 juta pada 2010 dan Rp 200 juta pada 2009. Sementara dana yang dibutuhkan untuk penataan sistem informasi di lingkungan Pemkot dan di ruang publik mencapai Rp 1 miliar.
Seperti diketahui, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo pernah menyediakan sarana hotspot di sebelas titik di sepanjang city walk Jl Slamet Riyadi, Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) dan Taman Air Tirtonadi. Namun belakangan, fasilitas itu dicabut lantaran diketahui kerap disalahgunakan, rawan kriminalitas dan terjadi pencurian perangkat keras. ”Ada beberapa evaluasi yang kami lakukan untuk pemasangan fasilitas free hotspot tersebut,” ujar Kasi Piranti Keras dan Lunak Diskominfo Solo, Isnan Wihartanto saat ditemui, Kamis (26/5).
Isnan menjelaskan pihaknya mencabut 11 titik hotspot di citywalk lantaran perangkat keras penunjangnya rawan dicuri. Sejauh ini, lima unit perangkat yang terdiri dari microtic, grade dan antena omni diketahui hilang. Pencabutan itu, menurutnya, terpaksa dilakukan karena pemasangan sistem hotspot di area tersebut bersistem paralel. ”Jadi kalau satu titik putus mempengaruhi lainnya. Sehingga kami ambil lagi semua perangkatnya sekalian sekaligus mengantisipasi pencurian,” jelasnya.
Di lokasi lain, yaitu TSTJ yang berdekatan dengan tempat indekos mahasiswa, sinyal wifi justru disedot oleh kalangan mahasiswa sementara pemanfaatannya di ruang publik sepi. Sementara pemanfaatan di Taman Air Tirtonadi justru rawan mengundang aksi kriminalitas. ”Kalau di Taman Air Tirtonadi lokasinya berdekatan dengan terminal. Ada kekhawatiran masyarakat jika komputer jinjing maupun perangkat konektivitas wifi mereka dirampas,” imbuhnya.
Saat ini akses internet gratis hanya tersedia di lima kawasan, seperti di pintu masuk Stadion Manahan, Taman Air Balekambang, Pasar Ngarsopuro, Taman Sriwedari dan Pasar Panggungrejo.
Diakui Isnan, tahun ini anggaran yang tersedia di Diskominfo untuk menunjang kegiatan teknologi informasi sangat terbatas. Tahun ini, dana penunjang kegiatan itu hanya Rp 45 juta. Angka ini jauh lebih sedikit dari tahun-tahun sebelumnya, yakni Rp 50 juta pada 2010 dan Rp 200 juta pada 2009. Sementara dana yang dibutuhkan untuk penataan sistem informasi di lingkungan Pemkot dan di ruang publik mencapai Rp 1 miliar.
Sebanyak 30 KK Dusun Sambirejo RT 2 RW XIII, Desa Wonokarto, Kecamatan Wonogiri, mendatangi DPRD, Rabu (25/5). Kedatangan tersebut untuk menolak rencana pembangunan tower Base Transceiver System (BTS) salah satu seluler di dusun setempat.
Kepala Desa Wonokerto, Suyanto kepada Joglosemar mengatakan hanya tiga warga yang menolak yang berada di dalam radius tersebut. Sementara yang lain setuju, tidak ada paksaan dari pihak manapun. Namun pemandangan lain terlihat saat hearing berlangsung.
“Saya beranikan diri pak. Saya Sunarno, Ketua RW. Tadi dikatakan (oleh Kepala KPPT) ada 70 KK yang setuju dan mengirim tanda tangan ke KPPT. Dan saya sudah tanda tangan, saya nyatakan tidak pernah tanda tangan,” tegas Sunarno kepada anggota dewan.
Dalam hearing yang melibatkan warga masyarakat setempat dengan dihadiri Anggota Komisi A, Plt Camat Wonogiri, LSM, Satpol PP, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, Kepala Desa, Ketua RT dan RW, sepakat untuk diadakan sosialisasi ulang. Termasuk mendatangkan PT Java Indoku sebagai pelaksana proyek.
Sekretaris Komisi A Samino yang memimpin hearing mengatakan sebenarnya tidak harus sampai ke dewan. Visi dan misi Wonogiri pro investasi dikhawatirkan akan terhambat. Karena hal-hal semacam ini bisa membuat investor yang hendak masuk enggan.
Kepala Desa Wonokerto, Suyanto kepada Joglosemar mengatakan hanya tiga warga yang menolak yang berada di dalam radius tersebut. Sementara yang lain setuju, tidak ada paksaan dari pihak manapun. Namun pemandangan lain terlihat saat hearing berlangsung.
“Saya beranikan diri pak. Saya Sunarno, Ketua RW. Tadi dikatakan (oleh Kepala KPPT) ada 70 KK yang setuju dan mengirim tanda tangan ke KPPT. Dan saya sudah tanda tangan, saya nyatakan tidak pernah tanda tangan,” tegas Sunarno kepada anggota dewan.
Dalam hearing yang melibatkan warga masyarakat setempat dengan dihadiri Anggota Komisi A, Plt Camat Wonogiri, LSM, Satpol PP, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, Kepala Desa, Ketua RT dan RW, sepakat untuk diadakan sosialisasi ulang. Termasuk mendatangkan PT Java Indoku sebagai pelaksana proyek.
Sekretaris Komisi A Samino yang memimpin hearing mengatakan sebenarnya tidak harus sampai ke dewan. Visi dan misi Wonogiri pro investasi dikhawatirkan akan terhambat. Karena hal-hal semacam ini bisa membuat investor yang hendak masuk enggan.
Operasi penggrebekan sarang teroris yang kerap kali dilakukan oleh tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri dinilai sudah menimbulkan kegelisahan masyarakat. Apalagi pascatewasnya, pedagang angkringan, Nur Iman, yang menjadi korban saat beku tembak antara tim Densus 88 dan teroris di Sukoharjo, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
Tak hanya itu, istri para teroris di Depok juga mengaku mendapatkan perlakuan kasar saat rumah mereka digeledah oleh tim Densus 88. Salah satunya dengan mengunci mereka di kamar ataupun menodongkan senjata api.
Menanggapi hal itu, Pengamat Terorisme Universitas Indonesia (UI) Andi Wijayanto menilai tim Densus 88 bisa saja disebut melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Seharusnya, kata dia, para istri teroris bisa melaporkan hal itu sebagai pelanggaran HAM.
“Penggerebekan teroris adalah operasi intelejen, ketertutupan jadi syarat utama, jadi tak perlu surat penangkapan. Namun, mereka bisa jadi melanggar HAM, para istri teroris bisa diberikan kesempatan untuk melaporkan," katanya dalam Seminar Terorisme Pasca Kematian Osama Bin Laden di Kampus UI, Depok, Rabu (25/05/11).
Andi menambahkan, perilaku Densus 88 yang seperti itu pasti akan menimbulkan dendam di hati keluarga. Dan tentunya akan menimbulkan bibit teroris baru.
“Tidak hanya saat ditangkap, apa yang terjadi pada istri dan anak setelah suami ditangkap tak diperhatikan negara, justru akan menjadi bibit-bibit baru," tegasnya.
Selain itu, ia meyakini bahwa internal Densus 88 pasti sudah melakukan pengawasan terkait mekanisme penggerebekan terorisme. Salah satunya dengan menerapkan sanksi internal.
“SOP nomor 1, pasti tak bahayakan Densus, lalu sterilisasi amankan warga, kalau tidak steril, harusnya penggerebekan dibatalkan, saat ini pengawasan internal provost, saya pikir kalau kegelisahan muncul di masyarakat, pengawasan harus dipikirkan, sanski internal pasti dilakukan misalnya anggota Densus digeser atau dimutasi," tandasnya.
Tak hanya itu, istri para teroris di Depok juga mengaku mendapatkan perlakuan kasar saat rumah mereka digeledah oleh tim Densus 88. Salah satunya dengan mengunci mereka di kamar ataupun menodongkan senjata api.
Menanggapi hal itu, Pengamat Terorisme Universitas Indonesia (UI) Andi Wijayanto menilai tim Densus 88 bisa saja disebut melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Seharusnya, kata dia, para istri teroris bisa melaporkan hal itu sebagai pelanggaran HAM.
“Penggerebekan teroris adalah operasi intelejen, ketertutupan jadi syarat utama, jadi tak perlu surat penangkapan. Namun, mereka bisa jadi melanggar HAM, para istri teroris bisa diberikan kesempatan untuk melaporkan," katanya dalam Seminar Terorisme Pasca Kematian Osama Bin Laden di Kampus UI, Depok, Rabu (25/05/11).
Andi menambahkan, perilaku Densus 88 yang seperti itu pasti akan menimbulkan dendam di hati keluarga. Dan tentunya akan menimbulkan bibit teroris baru.
“Tidak hanya saat ditangkap, apa yang terjadi pada istri dan anak setelah suami ditangkap tak diperhatikan negara, justru akan menjadi bibit-bibit baru," tegasnya.
Selain itu, ia meyakini bahwa internal Densus 88 pasti sudah melakukan pengawasan terkait mekanisme penggerebekan terorisme. Salah satunya dengan menerapkan sanksi internal.
“SOP nomor 1, pasti tak bahayakan Densus, lalu sterilisasi amankan warga, kalau tidak steril, harusnya penggerebekan dibatalkan, saat ini pengawasan internal provost, saya pikir kalau kegelisahan muncul di masyarakat, pengawasan harus dipikirkan, sanski internal pasti dilakukan misalnya anggota Densus digeser atau dimutasi," tandasnya.

Terkait itu, Pemkab didesak secepatnya memproses pelimpahan hak pakai itu. Selain itu, ada pula yang meminta Pemkab tegas menghentikan proses pembangunan waterboom yang tengah berjalan karena pembangunan tanpa IMB dikhawatirkan akan menjadi preseden buruk bagi masyarakat.
“Pemkab di sini harus tegas harus ada IMB dulu baru boleh membangun. Jika tidak, bisa memberikan contoh buruk bagi masyarakat. Sebab, ada unsur diskriminasi di sini. Warga saja mau membangun tidak diperbolehkan jika belum mengantongi IMB. Tapi untuk proyek semacam ini diperbolehkan,” ujar Anggota Komisi A DPRD, Sutrisno, kepada wartawan, Rabu (25/5/2011).

Untungnya, proyek fisik DAK pendidikan itu masih dalam masa pemeliharaan oleh rekanan sehingga masih ada waktu untuk penyempurnaan. Dinas Pendidikan pun diminta memastikan pihak rekanan memperbaiki kekurangan itu sebelum masa pemeliharaan berakhir.
Tercantum dalam LHP BPK yang dibahas bersama antara eksekutif dan legislatif, Jumat (20/5), Senin (23/5) dan Selasa (24/5) lalu, keenam SD dan satu SMP yang dijadikan sampel uji petik itu semuanya berada di wilayah Kecamatan Wonogiri, di antaranya beberapa SD di Wonogiri, Giriwono, Giritirto dan Wonoboyo. Sekolah-sekolah itu menerima DAK untuk proyek fisik pembangunan ruang kelas baru (RKB) dan gedung perpustakaan.
Sedangkan ketidakberesan yang ditemukan BPK di antaranya berupa keretakan pada dinding, pengecatan yang kurang sempurna, kekurangan semen pada tiang penyangga sehingga mudah rontok, serta kekurangan pemasangan lampu dan stop kontak. Di salah satu SD bahkan ditemukan kekurangan pemasangan lima titik lampu, satu titik stop kontak, lima titik instalasi listrik dan list plank belum dikerjakan.
Wakil Ketua Komisi D DPRD, Ngadiyono, kepada wartawan, Rabu (25/5) mengungkapkan temuan BPK itu mesti menjadi perhatian pihak eksekutif terutama Dinas Pendidikan agar ke depan tidak terulang lagi. “Kami memaklumi kekurangan itu mungkin terjadi karena waktu pengerjaan pada DAK 2010 memang sangat mepet, dikarenakan perubahan regulasi dan Juknis yang turun terlambat. Kami berharap untuk DAK 2011 ini Dinas Pendidikan tidak menunda-nunda lelang ataupun pelaksanaan DAK, sehingga rekanan tidak diburu waktu,” kata Ngadiyono.
Ngadiyono menambahkan Disdik dan pihak rekanan juga diharapkan secepatnya menindaklanjuti temuan BPK itu. Tidak hanya di sekolah yang menjadi sampel uji petik BPK namun juga di semua sekolah penerima DAK. “Temuan BPK itu kan hanya di sekolah yang jadi sampel. Tapi bukan berarti hanya sekolah-sekolah itu yang DAK-nya tidak beres,” kata Ngadiyono.
Hal senada dikemukakan Wakil Ketua DPRD yang membidangi pendidikan, Tinggeng. Menurutnya, mepetnya waktu pengerjaan memang berpotensi membuat pengerjaan jadi kurang beres. Namun demikian, yang tidak kalah penting adalah pengawasan dan pengendalian terhadap proyek itu.
Sebelumnya, Sekretaris Dinas Pendidikan, Soesetijo mengatakan pengerjaan DAK 2010 untuk kegiatan fisik memang sangat mepet, hanya sekitar 40 hari pengerjaan. Hal itu karena keterlambatan turunnya Juknis dari Kemendiknas.

Pesawat yang seharusnya take off 11.15 Wib terpaksa ditunda. Tim anti teror TNI AL langsung bergerak melakukan pemeriksaan dan pengamanan pesawat. Ancaman bom itu sebelumnya diterima pihak Garuda melalui faksimile. Dan petugas dari Lanudal yang mendapat laporan langsung melakukan penyisiran.
“Ancaman melalui faks pada Pukul 10.00 itu isinya akan meledakan Garuda jurusan Surabaya-Jakarta,” katanya. kata Komandan Lanudal Kolonel (Laut) Supranyoto melalui sambungan telepon, Rabu (25/5/2011).
Menurut Supranyoto, pesawat Garuda 313 langsung disterilkan di tempat khusus. Demikian pula, para penumpang dan barang bawaan di begasi tak luput dari pemeriksaan.

“Satu bungkus dipastikan sebagai bahan baku bahan peledak,” kata Komandan Lanudal Kolonel (Laut) Supranyoto melalui sambungan telepon, Rabu (25/5/2011).
Menurut Supranyoto, setelah ditemukan bahan berbahaya itu, pesawat Garuda 313 langsung disterilkan di tempat khusus. Penumpang yang terlanjur boarding, diturunkan.
Supranyoto belum bisa memastikan siapa pemilik bungkusan tersebut. “Kita masih melakukan pemeriksaan. Belum tahu pemiliknya siapa,” katanya.
Sebelumnya, sebuah surat ancaman bom yang akan meledak di pesawat Garuda rute Surabaya-Jakarta diterima manajemen pukul 10.00. Tim dari Pangkalan AL (Lanudal) langsung bergerak untuk mengantisipasi.
Pesawat Garuda Indonesia GA 313 yang sedianya take off Pukul 11.15 pun ditunda. Tim khusus Lanudal tak ingin berspekulasi. Pemeriksaan secara ketat dan cermat pun dilakukan.
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Jawa Tengah menemukan banyak pengusaha angkutan yang mengubah tinggi dan lebar bak truk, dalam kegiatan uji dimensi kendaraan di jembatan timbang, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan,
”Para pemilik kendaraan ini sering menambah lebar dan tinggi bok atau baknya. Kebanyakan pemilik menambah ukurannya antara 10 sampai 30 cm sehingga memunculkan muatan berlebih,” jelas Kepala Seksi Pengamanan dan Operasional UPT Wilayah Semarang Dishubinkominfo Jateng, Rusman Sayogo kepada wartawan, Rabu, di lokasi uji dimensi kendaraan Fakta di lapangan tersebut, lanjutnya, yang kemudian menjadi sasaran pemeriksaan. Dalam uji dimensi, petugas Dishubkominfo meneliti panjang, lebar, tinggi kendaraan. “Untuk kendaraan yang jelas telah diubah dimensinya dengan menambah ukuran tinggi dan lebarnya langsung ditindak, sedang yang hanya menambah ukuran tinggi dan lebar antara satu hingga dua sentimeter masih kita toleransi,” paparnya.
Diakui Rusman, dari hasil uji dimensi terlihat masih banyak pengusaha dinilai tidak memiliki kepedulian terhadap ukuran alat transportasi. Karena dari pemeriksaan ditemukan banyak kendaraan berat yang tidak sesuai dengan buku uji.
“Untuk kendaraan yang memiliki ukuran tidak sesuai buku uji akan ditindak dengan diberi bukti pelanggaran (tilang). Lantas bukti tilang akan dikirim langsung ke pengadilan negeri di wilayah tertangkapnya pelanggaran tersebut,” ujar Rusman.
Menurut Rusman, pelaksanaan uji dimensi tersebut dilakukan untuk menekan jumlah pelanggaran angkutan barang serta membina penyelanggaraan angkutan barang di jalan.
“Kita berharap pengusaha lebih lebih menaati ketentuan angkutan barang yang berlaku sehingga keselamatan, pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan juga terpenuhi,” tegasnya.
”Para pemilik kendaraan ini sering menambah lebar dan tinggi bok atau baknya. Kebanyakan pemilik menambah ukurannya antara 10 sampai 30 cm sehingga memunculkan muatan berlebih,” jelas Kepala Seksi Pengamanan dan Operasional UPT Wilayah Semarang Dishubinkominfo Jateng, Rusman Sayogo kepada wartawan, Rabu, di lokasi uji dimensi kendaraan Fakta di lapangan tersebut, lanjutnya, yang kemudian menjadi sasaran pemeriksaan. Dalam uji dimensi, petugas Dishubkominfo meneliti panjang, lebar, tinggi kendaraan. “Untuk kendaraan yang jelas telah diubah dimensinya dengan menambah ukuran tinggi dan lebarnya langsung ditindak, sedang yang hanya menambah ukuran tinggi dan lebar antara satu hingga dua sentimeter masih kita toleransi,” paparnya.
Diakui Rusman, dari hasil uji dimensi terlihat masih banyak pengusaha dinilai tidak memiliki kepedulian terhadap ukuran alat transportasi. Karena dari pemeriksaan ditemukan banyak kendaraan berat yang tidak sesuai dengan buku uji.
“Untuk kendaraan yang memiliki ukuran tidak sesuai buku uji akan ditindak dengan diberi bukti pelanggaran (tilang). Lantas bukti tilang akan dikirim langsung ke pengadilan negeri di wilayah tertangkapnya pelanggaran tersebut,” ujar Rusman.
Menurut Rusman, pelaksanaan uji dimensi tersebut dilakukan untuk menekan jumlah pelanggaran angkutan barang serta membina penyelanggaraan angkutan barang di jalan.
“Kita berharap pengusaha lebih lebih menaati ketentuan angkutan barang yang berlaku sehingga keselamatan, pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan juga terpenuhi,” tegasnya.
Danang Wahyu Kuncoro (28), warga Kaloran, Giritirto, Wonogiri ditangkap petugas karena dipergoki mabuk-mabukan di wilayah Jatirejo, Wonoboyo, Wonogiri. Namun saat digeledah dari sakunya ditemukan satu paket sabu-sabu dan satu linting ganja kering. “Semua berawal saat ada pengaduan dari warga. Karena dianggap membuat gaduh, polisi lalu turun ke lapangan,” kata Kapolres Wonogiri AKBP Ni Ketut Swastika melalui Kasatnarkoba AKP Susilo, Selasa (24/5).
Saat dilakukan penggeledahan, Danang terlihat gelisah. Setelah digeledah ada satu paket sabu-sabu dan satu linting ganja kering di sakunya. “Pemuda yang ikut minum-minuman semua memang gelisah, tapi Danang yang paling gelisah. Dan setelah digeledah ada dua barang tadi. Tapi untuk beratnya berapa kami masih menunggu hasil dari Labfor. Dua paket itu kini sudah ada di Labfor,” tambahnya.
Saat dilakukan penggeledahan, Danang terlihat gelisah. Setelah digeledah ada satu paket sabu-sabu dan satu linting ganja kering di sakunya. “Pemuda yang ikut minum-minuman semua memang gelisah, tapi Danang yang paling gelisah. Dan setelah digeledah ada dua barang tadi. Tapi untuk beratnya berapa kami masih menunggu hasil dari Labfor. Dua paket itu kini sudah ada di Labfor,” tambahnya.
Google dikabarkan akan meluncurkan platform pembayaran mobile yang memungkinkan orang menggunakan smartphone untuk membayar di toko-toko semudah mereka menggunakan kartu kredit.
Nantinya, Google memperkenalkan sistem tersebut pada konferensi pers di New York dengan bantuan lembaga keuangan besar yang telah bermitra dengan raksasa Internet berbasis di California untuk proyek ini.
Dilansir melalui Reuters Google telah mengundang wartawan teknologi untuk melihat 'inovasi terbaru', tetapi menolak untuk memberikan rincian.
Sistem pembayaran mobile akan mengambil keuntungan dari chip komunikasi (NFC) di smartphone yang pada dasarnya mengirimkan data transaksi keuangan dengan gelombang atau gesekan di sebuah alat check out toko.
Google membangun smartphone generasi terbaru Nexus S dengan chip NFC yang mengubah perangkat ke dalam dompet virtual, yang memungkinkan pengguna untuk 'menggesek dan membayar' untuk transaksi keuangan. Samsung membangun handset layar sentuh, yang didukung oleh sistem operasi Android mobile Google.
CEO Google Eric Schmidt mengatakan tidak lama sebelum Nexus S diluncurkan di pasar pada bulan Desember bahwa ia mengharapkan smartphone menjadi sebuah tren alat pembayaran.
"Sebuah sistem pembayaran mobile berpusat pada gadget Android dapat menambah momentum smartphone Google di pasar sangat kompetitif," katanya

Keterangan yang diperoleh Espos, pendaftaran dan seleksi peserta didik baru untuk sekolah rintisan bertaraf internasional (RSBI) sudah dimulai sejak beberapa waktu lalu. Sedangkan untuk sekolah reguler, pendaftaran baru akan dimulai Juli 2011 mendatang.
Tanda adanya praktik titipan anak melalui pejabat agar diterima di sekolah tertentu sudah mulai nampak. Ada anggota DPRD Wonogiri yang mengaku dimintai tolong salah satu orangtua calon siswa untuk membantu memasukkan anaknya ke salah satu sekolah favorit.
“Ada orangtua siswa yang ngomong ke saya, ‘Mbok tolong anak saya dibantu supaya bisa diterima di sekolah X’. Tapi saya tolak, karena saya tahu aturannya tidak memperbolehkan hal itu,” kata anggota DPRD tersebut.
Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Wonogiri, Martanto, kepada wartawan, Selasa (24/5) mengatakan praktik titipan anak pejabat baik secara langsung maupun menggunakan surat sakti pejabat yang lebih tinggi, bukanlah fenomena baru. Hampir setiap TAB, pasti dijumpai pratik ini.
“Saya sudah wanti-wanti sejak awal agar penerimaan siswa baru betul-betul dimonitor, jangan sampai ada sekolah yang menerima anak titipan pejabat. Demikian pula dengan para pejabat, hendaknya juga jangan ikut melanggengkan praktik semacam ini karena membuat proses penerimaan siswa baru jadi tidak fair,” kata Martanto.
Martanto menambahkan sejak awal ia juga sudah menyampaikan ke Disdik agar penerimaan siswa baru, khususnya RSBI baik SMP, SMA maupun SMK, mekanismenya ditata sedemikian rupa dengan mendasarkan pada kemampuan intelektual siswa dan bukan pada berapa besar uang yang sanggup disumbangkan orangtua siswa.
“Jadi mekanisme penerimaan siswa idealnya dimulai dengan penelusuran nilai rapor, tes akademik, pengumuman penerimaan, baru bicara soal kesanggupan sumbangan, yang tentunya besarannya disesuaikan dengan kemampuan orangtua siswa,” jelasnya, seraya menegaskan kuota 20% untuk siswa miskin di RSBI hendaknya benar-benar dipatuhi.
Terpisah, Kepala Disdik Wonogiri, Suparno memastikan akan mengawasi betul proses penerimaan siswa baru ini agar bebas dari praktik titipan anak pejabat. Dia juga mengatakan tidak akan segan-segan memberikan sanksi tegas jika ada sekolah yang ketahuan menerima siswa titipan. “Tentunya sanksi itu disesuaikan dengan aturan yang berlaku,” kata Suparno.
Nokia kabarnya siap meluncurkan 12 perangkat berbasis Windows Phone 7 sepanjang 2012 mendatang. Beberapa perangkat itu disinyalir mengusung prosesor dual-core ARM Cortex-A9.
Kabar tersebut datang dari Forbes yang berbicara dengan CEO STMicroelectronics Carlo Bonzotti sebagaimana dikutip Know Your Mobile, Selasa (24/5/2011).
Ketika membahas Bonzotti mengklaim perusahaannya memiliki hubungan erat dengan vendor ponsel asal Finlandia itu. Dia juga menjelaskan bahwa STMicroelectronics akan menjadi pemasok penting untuk rilisan Windows Phone 7 milik Nokia pada 2012 mendatang.
Sementara, beberapa sumber lain mengklaim jika sebagian handset Windows Phone Nokia akan memiliki paket system-on-a-chip (SoC) ST-Ericsson U8500 yang menawarkan dukungan terhadap prosesor dual-core ARM Cortex-A9.
Hingga saat ini belum ada informasi resmi dari Nokia terkait perkembangan ponsel pintar berbasis Windows Phone 7 mereka. Namun CEO Nokia Stephen Elop sempat mengutarakan harapannya untuk meluncurkan perangkat Windows Phone ke pasaran sebelum akhir tahun ini.
Mobil off-road biasanya tampil sangar, kekar dan jauh dari kesan mewah. Tapi, Mercedes Benz coba memadukan tampilan sangar dan mewah dalam varian GL-Klasse Grand Edition.
Mobil off-road yang hadir dengan spesifikasi mewah eksklusif. Varian anyar ini hadir dengan model lampu terbaru, velg alloy dan ban yang besar, jok kulit dengan desain two-tone anyar dan interior kayu dengan warna abu-abu dan hitam.
Mobil off-road yang hadir dengan spesifikasi mewah eksklusif. Varian anyar ini hadir dengan model lampu terbaru, velg alloy dan ban yang besar, jok kulit dengan desain two-tone anyar dan interior kayu dengan warna abu-abu dan hitam.
Selain satu set khusus velg alloy metalik (dibungkus ban 275/50 R 20), GL Grand Edition dilengkapi dengan lampu yang berwarna gelap, kisi-kisi radiator dengan warna hitam, high-gloss aliran udara, ubahan di bumper depan dengan lampu fog LED yang terintegrasi dengan sisi eksterior. Lampu ini tetap menyala di siang hari.
Kesan mewah semakin terlihat di interior dimana penumpang disambut dengan suasana hangat di dalam mobil. Mercedes GL Grand Sport hadir dengan dua warna jok kulit (hitam/porselen atau hitam/merah marun).
Panel pintu, lengan kursi dan filling dashboard yang tersusun ganda. Stir berbahan kayu yang dilapisi kulit. Pada bagian atap dibungkus kain designo liner hitam, sementara untuk bagian lantai karpet velour dan stainless steel.
Semua model edisi khusus ini mendapatkan PARKTRONIC, dan pada GL 350 BlueTEC 4MATIC mobil juga menambahkan teknologi SCR gas buang yang membantu mobil memberikan tenaga 211 hp, dengan rata-rata 9,0-liter diesel per 100 Km. Rentang mesin lengkap meliputi 265 unit hp V6 diesel di GL 350 CDI 4MATIC, 340 hp 4.6-liter V8 bensin di 4MATIC GL 450 dan 388 hp bensin 5,5-liter V8 pada kisaran topping GL 500 4MATIC.
Mercedes GL Grand Edition dijual mulai dengan harga 80.206 (atau sekitar Rp970 juta). Untuk GL 350 CDI 4MATIC BlueEFFICIENCY dilepas dengan harga 99.127 (atau Rp1,2 miliar).
Daftar peringkat universitas terbaik Asia 2011 telah diterbitkan lembaga terkemuka pemeringkat perguruan tinggi dunia, Quacquarelli Symonds (QS). Di tengah hiruk pikuk universitas dari Jepang, Hong Kong, China, Korea Selatan dan Taiwan, Indonesia, menempatkan empat wakilnya dalam daftar 100 besar lembaga yang berbasis di London, Inggris ini.
Universitas Indonesia menjadi yang terbaik dan bertengger di peringkat 50. Universitas Gajah Mada di peringkat 80, Universitas Airlangga di peringkat 86, dan Institut Teknologi Bandung ada di peringkat 98. Sementara Universitas Padjajaran ada di peringkat 128 dan Institut Pertanian Bogor ada di peringkat 134.
Satu-satunya wakil Asia Tenggara dalam daftar 10 besar adalah Singapura melalui National University of Singapore (NUS). Daftar versi QS menunjukkan, Indonesia masih kalah bersaing dengan Thailand dan Malaysia. Demikian seperti dikutip dari situs Topuniversities, Senin (23/5/2011).
Thailand menempatkan dua wakilnya dalam daftar 50 besar. Di peringkat 34 ada Universitas Mahidol dan di peringkat 47, ada Universitas Chulalongkorn. Negara yang pernah belajar pendidikan di Indonesia, Malaysia, menempatkan satu wakilnya dalam daftar 50 besar. Universiti Malaya ada di peringkat 39, jauh di atas UI. Universiti Kebangsaan Malaysia di peringkat 53, Universiti Sains Malaysia di peringkat 54 dan Universiti Teknologi Malaysia di peringkat 76.
Sementara negara yang masih berkutat dengan terorisme, Pakistan berada di peringkat 84 melalui National University of Sciences and Technology Islamabad.
Universitas Indonesia menjadi yang terbaik dan bertengger di peringkat 50. Universitas Gajah Mada di peringkat 80, Universitas Airlangga di peringkat 86, dan Institut Teknologi Bandung ada di peringkat 98. Sementara Universitas Padjajaran ada di peringkat 128 dan Institut Pertanian Bogor ada di peringkat 134.
Satu-satunya wakil Asia Tenggara dalam daftar 10 besar adalah Singapura melalui National University of Singapore (NUS). Daftar versi QS menunjukkan, Indonesia masih kalah bersaing dengan Thailand dan Malaysia. Demikian seperti dikutip dari situs Topuniversities, Senin (23/5/2011).
Thailand menempatkan dua wakilnya dalam daftar 50 besar. Di peringkat 34 ada Universitas Mahidol dan di peringkat 47, ada Universitas Chulalongkorn. Negara yang pernah belajar pendidikan di Indonesia, Malaysia, menempatkan satu wakilnya dalam daftar 50 besar. Universiti Malaya ada di peringkat 39, jauh di atas UI. Universiti Kebangsaan Malaysia di peringkat 53, Universiti Sains Malaysia di peringkat 54 dan Universiti Teknologi Malaysia di peringkat 76.
Sementara negara yang masih berkutat dengan terorisme, Pakistan berada di peringkat 84 melalui National University of Sciences and Technology Islamabad.

Sementara itu, berdasarkan data yang diperoleh Espos dari Bidang Peternakan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakperla) Wonogiri, populasi sapi di Wonogiri saat ini sekitar 160.000 ekor. Sedangkan populasi kerbau mencapai 15.000 ekor. Paling banyak sapi berada di Kecamatan Pracimantoro sekitar 17.000 ekor, Eromoko sekitar 14.000 ekor dan Batuwarno sekitar 12.700 ekor.
Kepala BPS Wonogiri, Rahmadi Agus Santosa, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (24/5) mengungkapkan sensus sapi dan kerbau itu merupakan program Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Kementerian Pertanian. Tujuannya, untuk mendapatkan data rumah tangga pemelihara ternak dan mendapatkan data jumlah ternak sapi (potong dan perah) serta kerbau, guna mewujudkan program swasembada daging pada 2014.
“Anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan ini di Wonogiri mencapai sekitar Rp 1,7 miliar,” jelas Agus. Jumlah petugas pendata itu, kata Agus, merupakan terbanyak kedua di Jateng setelah Blora yang mencapai 1.300 petugas. Proses pendataan efektif dilakukan 2-30 Juni karena telah disepakati yang didata adalah posisi tanggal 1 Juni. Jadi meskipun pemelihara sapi atau kerbau didatangi petugas pada 20 Juni, tetap yang ditanyakan adalah kondisi pada 1 Juni.
Terpisah, Kabid Peternakan Disnakperla Wonogiri, Gatot Siswoyo, saat dihubungi Espos, kemarin mengatakan sebanyak 25 petugas yang tersebar di masing-masing kecamatan bakal dilibatkan dalam kegiatan sensus itu. Kemarin, mereka sudah mulai mengikuti pelatihan di Solo.
“Prinsipnya kami sudah siap mem-back upsensus sapi dan kerbau ini. Kami juga sudah membentuk satuan tugas untuk ikut menyukseskan sensus ini agar bisa mewujudkan swasembada daging pada 2014,” kata Gatot.
Gatot menambahkan di Wonogiri saat ini ada sekitar 160.000 ekor sapi yang tersebar di 25 kecamatan. Paling banyak di Pracimantoro, 17.000 ekor dan paling sedikit di Girimarto, 2.300 ekor.
Sebanyak 49 orang penyandang cacat atau difabel di Wonogiri , Selasa (24/3/2011) menerima bantuan kursi roda dari United Celebral Palsy (UCP) Roda Kemanusiaan Yogyakarta.
Kursi roda itu merupakan jenis khusus yang bentuk dan ukurannya disesuaikan dengan kondisi tubuh. Kursi roda itu dilengkapi dengan sabuk perut, sandaran kepala dan papan untuk meja. 49 Difabel penerima bantuan yang berasal dari 14 kecamatan itu telah diukur anatominya.
Kepala Dinas Sosial Wonogiri, Suharno mengungkapkan difabel yang menerima bantuan kursi roda khusus itu telah diseleksi sebelumnya. “Kami mengusulkan 60 penyandang cacat berat untuk mendapatkan bantuan kursi roda khusus dari UCP. Pada 17 Maret dan 24 Maret, para penyandang cacat itu diukur oleh petugas dari UCP. Setelah diukur, mereka diseleksi, ternyata hanya 49 difabel yang lolos,” kata Suharno.
Kursi roda itu merupakan jenis khusus yang bentuk dan ukurannya disesuaikan dengan kondisi tubuh. Kursi roda itu dilengkapi dengan sabuk perut, sandaran kepala dan papan untuk meja. 49 Difabel penerima bantuan yang berasal dari 14 kecamatan itu telah diukur anatominya.
Kepala Dinas Sosial Wonogiri, Suharno mengungkapkan difabel yang menerima bantuan kursi roda khusus itu telah diseleksi sebelumnya. “Kami mengusulkan 60 penyandang cacat berat untuk mendapatkan bantuan kursi roda khusus dari UCP. Pada 17 Maret dan 24 Maret, para penyandang cacat itu diukur oleh petugas dari UCP. Setelah diukur, mereka diseleksi, ternyata hanya 49 difabel yang lolos,” kata Suharno.

“Saya setuju pencabutan izin, nanti kita bicarakan. Izin bukan bus yang kecelakaan tapi izin perusahaannya (PO SK) yang diusulkan,” ujar Soekarwo kepada wartawan di sela-sela acara Rembuk Infrastruktur Jatim 2011 di JW Marriott Hotel Surabaya, Jalan Embong Malang, Selasa (24/5/2011).
Banyak bus milik PO SK yang terlibat kecelakaan dan merenggut nyawa sia-sia. Bahkan, beberapa hari yang lalu, tabrakan maut bus SK versus truk menewaskan 10 orang. “Itu sudah menjurus bukan tidak hati-hati, tapi menjurus ke crime,” tuturnya.
Gubernur yang biasa disapa Pakde Karwo mengatakan, dirinya setuju pencabutan izin perusahaannya, tapi crimenya juga harus diporses. “Masuk pasal berapa crimenya itu urusan kepolisian. Tim yuridis polisi lalu lintas bagaimana pengeluaran SIM-nya, bagaimana tim dari perhubungan. Prinsipnya lembaga fungsional yang akan mengambil kesimpulan,” jelasnya.

“Iya benar (ditangkap 5),” kata Kabagpenum Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar saat dihubungi, Selasa (24/5/2011).
Boy tidak menjelaskan peranan dan jabatan kelima anggota NII itu. Saat ini mereka dibawa ke Mabes Polri untuk diperiksa secara intensif. “Mereka tengah diperiksa di Mabes Polri,” jelas Boy.
Sebelumnya berdasarkan informasi yang dikumpulkan, dua rumah di Kabupaten Semarang, Jateng, digerebek polisi. Lima orang ditangkap, salah satunya diduga adalah Gubernur NII wilayah Jateng-DIY.
Penggerebekan dilakukan tim Mabes Polri pada Senin, (23/5/2011) sore. Pertama di Jalan Supriyadi Ungaran, kedua di Jalan Nusa Indah I, Genuk, Kecamatan Ungaran Barat.
Salah satu tokoh yang berhasil diamankan adalah Nizam Sidik alias Totok. Dia ditangkap di Jalan Supriyadi dan sebut-sebut sebagai Gubernur NII wilayah Jateng-DIY. Sementara di lokasi kedua, polisi menangkap empat lainnya, yakni Supardi,Mardiyanto,Bambang dan Basuki.
Berdasar pengamatan Espos, Selasa (24/5), badan jalan yang ambles sama dengan kerusakan sebelum perbaikan. Namun kali ini kerusakan belum separah sebelumnya ketika badan jalan ambles sampai 25 sentimeter. Saat ini jalan ambles sekitar 10 sentimeter dengan panjang sekitar 100 meter.
Warga yakin jalan rusak karena keberadaan saluran air di bawah Jl HOS Cokroaminoto. Saluran dibuat Pemkot Solo sekitar tahun 2008. Saluran tersebut merupakan pemindahan saluran lama yang melewati PT PAN Brothers Tbk. Wakil Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Jagalan, Rosyidi, 50, mengungkapkan dulu kerusakan Jl HOS Cokroaminoto sering memakan korban. Utamanya pengguna sepeda motor yang melintas pada malam hari. Apalagi cukup banyak pengguna jalan dari luar kota yang melintas jalur itu.
Selain keberadaan saluran di bawah jalan, Rosyidi meyakini Jl HOS Cokroaminoto cepat rusak karena banyak kendaraan berat yang melintas. Dia mendesak Dinas Perhubungan (Dishub) Solo bertindak tegas melarang kendaraan berat melintas di jalan yang bukan kelasnya.
”Sebelum kerusakan jalan semakin parah, DPU harus segera memperbaiki. Untuk solusi jangka panjangnya Dishub harus tertibkan kendaraan berat yang melintas di jalan kota. Kebanyakan supir nekat kendati sudah ada rambunya,” tegas dia.
Kendaraan-kendaraan berat melintas Jl HOS Cokroaminoto kebanyakan pada malam hari. Rosyidi mengaku tidak tahu persis kendaraan-kendaraan itu menuju ke mana. Secara terpisah Kabid Bina Marga DPU Solo, Nur Basuki, menerangkan kerusakan Jl HOS Cokroaminoto karena banyaknya kendaraan berat tak sesuai kelas jalan yang melintas. Jl HOS Cokroaminoto merupakan jalan kelas IV namun kendaraan yang lewat dengan berat di atas delapan ton.
Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat resmi menghibahkan delapan ekor kerbau bule keturunan Kiai Slamet kepada manajemen pengelola Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ).
Wakil Pengageng Sasana Wilapa, KP Winarno Kusumo, saat ditemui Espos di kompleks keraton, Selasa (24/5), mengemukakan proses pemindahan delapan ekor kerbau bule dari Sitihinggil Kidul menuju TSTJ tersebut tinggal menentukan hari. ”Surat resmi untuk menghibahkan delapan ekor kerbau bule sudah kami layangkan. Sekarang tinggal menentukan hari saja. Kemungkinan antara akhir Mei hingga awal Juni,” kata Winarno. Dengan status hibah itu, segala kebutuhan kerbau itu otomatis menjadi tanggung jawab pengelola TSTJ. Kendati berstatus hibah, keraton masih diperkenankan meminta seekor kerbau tersebut jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk keperluan upacara adat Mahesa Lawung yang biasa digelar di Alas Krendawahana. ”Pihak TSTJ sudah menyepakati hal itu. Mereka tidak keberatan jika sewaktu-waktu kami meminta seekor kerbau untuk ritual Mahesa Lawung,” terang dia.
Winarno mengakui jumlah kerbau bule yang dikandangkan di kompleks Sitihinggil Kidul mencapai 11 ekor. Namun begitu, kandang yang disiapkan di TSTJ hanya mampu memuat delapan ekor kerbau. ”Masih ada tiga ekor yang tak bisa ditampung di TSTJ. Rencananya, tiga ekor kerbau bule itu akan kami kandangkan di sebelah selatan Alun-alun Selatan,” katanya.
Rencananya, pemindahan delapan ekor kerbau bule itu akan diiringi dengan ritual khusus di kompleks keraton. Pemindahan delapan kerbau bule itu dilakukan menggunakan truk. ”Kalau berjalan kami khawatir kerbau itu justru tidak sampai tujuan. Kerbau-kerbau ini masih liar sehingga sangat riskan jika dibiarkan berjalan,” tandas dia.
Abdi Dalem Keraton Solo yang ditugaskan merawat kerbau bule, Utomo Gunadi meminta manajemen pengelola TSTJ bisa merawat kerbau-kerbau bule itu dengan baik. ”Adanya informasi bahwa satwa di TSTJ itu kurus-kurus membuat kami sempat khawatir. Jangan sampai kerbau-kerbau itu menjadi kurus hanya karena pasokan makanan berkurang,” harap Utomo yang akrab disapa Babe ini.
Wakil Pengageng Sasana Wilapa, KP Winarno Kusumo, saat ditemui Espos di kompleks keraton, Selasa (24/5), mengemukakan proses pemindahan delapan ekor kerbau bule dari Sitihinggil Kidul menuju TSTJ tersebut tinggal menentukan hari. ”Surat resmi untuk menghibahkan delapan ekor kerbau bule sudah kami layangkan. Sekarang tinggal menentukan hari saja. Kemungkinan antara akhir Mei hingga awal Juni,” kata Winarno. Dengan status hibah itu, segala kebutuhan kerbau itu otomatis menjadi tanggung jawab pengelola TSTJ. Kendati berstatus hibah, keraton masih diperkenankan meminta seekor kerbau tersebut jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk keperluan upacara adat Mahesa Lawung yang biasa digelar di Alas Krendawahana. ”Pihak TSTJ sudah menyepakati hal itu. Mereka tidak keberatan jika sewaktu-waktu kami meminta seekor kerbau untuk ritual Mahesa Lawung,” terang dia.
Winarno mengakui jumlah kerbau bule yang dikandangkan di kompleks Sitihinggil Kidul mencapai 11 ekor. Namun begitu, kandang yang disiapkan di TSTJ hanya mampu memuat delapan ekor kerbau. ”Masih ada tiga ekor yang tak bisa ditampung di TSTJ. Rencananya, tiga ekor kerbau bule itu akan kami kandangkan di sebelah selatan Alun-alun Selatan,” katanya.
Rencananya, pemindahan delapan ekor kerbau bule itu akan diiringi dengan ritual khusus di kompleks keraton. Pemindahan delapan kerbau bule itu dilakukan menggunakan truk. ”Kalau berjalan kami khawatir kerbau itu justru tidak sampai tujuan. Kerbau-kerbau ini masih liar sehingga sangat riskan jika dibiarkan berjalan,” tandas dia.
Abdi Dalem Keraton Solo yang ditugaskan merawat kerbau bule, Utomo Gunadi meminta manajemen pengelola TSTJ bisa merawat kerbau-kerbau bule itu dengan baik. ”Adanya informasi bahwa satwa di TSTJ itu kurus-kurus membuat kami sempat khawatir. Jangan sampai kerbau-kerbau itu menjadi kurus hanya karena pasokan makanan berkurang,” harap Utomo yang akrab disapa Babe ini.

Direktur Resum Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar) Kombes Pol Fachrudin menjelaskan, senjata api jenis pistol yang dirampas Densus 88 di rumah AA terkait dengan Kelompok Cirebon.
"Ya, ada kaitannya dengan senjata milik Kelompok Cirebon," kata Fachrudin saat ditemui wartawan di Polda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Bandung, Senin (23/5/2011).
Saat ini, lanjutnya, pihaknya masih memeriksa alur senjata yang dimiliki AA. Untuk itu, polisi masih mengorek keterangan dari Kelompok Depok, pria berinisial DA yang sudah menjadai tahanan Polda Metro Jaya, Jakarta.
Selain itu, sebelumnya Poda Jabar juga sudah mengamankan pria berinisial SR (28), warga Puri Cipageran Indah, Cimahi. Berdasarkan informasi yang dihimpun wartawan, SR mengakui pernah memili senjata tersebut.
“AA mendapatkan senjata dari SR. Kemudian SR mendapatkan senjata dari DA yang merupakan Kelompok Depok. Untuk kasus SR kami masih mendalaminya,” terangnya. “Jadi, Kelompok Cirebon membeli atau mendapat senjata dari Kelompok Depok," tambahnya.
Fachrudin menyebutkan, dari tangan AA polisi berhasil diamankan satu unit senjata api jenis FN 9 mm dan satu box beisi 30 butir peluru. “Apakah dia teroris atau bukan, itu semua masih perlu pembuktian,” tandasnya.
Mengenai SR, dia menjelaskan, sebelumnya telah ditangkap oleh Polsekta Coblong atas kasus membuat ijazah dan transkrip nilai palsu. SR yang sehari-hari bekerja sebagai karyawan swasta ini sudah beberapa kali melakukan aksinya.
"Ya, ada kaitannya dengan senjata milik Kelompok Cirebon," kata Fachrudin saat ditemui wartawan di Polda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Bandung, Senin (23/5/2011).
Saat ini, lanjutnya, pihaknya masih memeriksa alur senjata yang dimiliki AA. Untuk itu, polisi masih mengorek keterangan dari Kelompok Depok, pria berinisial DA yang sudah menjadai tahanan Polda Metro Jaya, Jakarta.
Selain itu, sebelumnya Poda Jabar juga sudah mengamankan pria berinisial SR (28), warga Puri Cipageran Indah, Cimahi. Berdasarkan informasi yang dihimpun wartawan, SR mengakui pernah memili senjata tersebut.
“AA mendapatkan senjata dari SR. Kemudian SR mendapatkan senjata dari DA yang merupakan Kelompok Depok. Untuk kasus SR kami masih mendalaminya,” terangnya. “Jadi, Kelompok Cirebon membeli atau mendapat senjata dari Kelompok Depok," tambahnya.
Fachrudin menyebutkan, dari tangan AA polisi berhasil diamankan satu unit senjata api jenis FN 9 mm dan satu box beisi 30 butir peluru. “Apakah dia teroris atau bukan, itu semua masih perlu pembuktian,” tandasnya.
Mengenai SR, dia menjelaskan, sebelumnya telah ditangkap oleh Polsekta Coblong atas kasus membuat ijazah dan transkrip nilai palsu. SR yang sehari-hari bekerja sebagai karyawan swasta ini sudah beberapa kali melakukan aksinya.
Penangkapan terduga teroris AA (30) oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Minggu 22 Mei lalu, membuat pihak keluarga AA takut dicap sebagai keluarga teroris.
Menurut nenek mertua AA, Sarah (60), masyarakat sekitar banyak yang menyaksikan proses penyergapan di rumah AA di Gang Pertamina RT 05 RW 05 Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Cimahi, Jawa Barat.
“Kami merasa sangat malu ketika banyak polisi mendatangi rumahnya. Kami khawatir masyarakat menganggap keluarga kami teroris,” ujar Sarah, saat ditemui wartawan di lokasi kejadian, Senin (23/5/2011).
Bahkan, aku Sarah, saat ini pandangan masyarakat terhadap keluarganya menjadi lain dari biasanya. Padahal, hingga kini pihak keluarga masih kaget dan tak percaya jika AA terkait dengan bom bunuh diri pada ‘Jumat Kelabu’ di Mapolresta Cirebon beberapa waktu lalu.
"Dua orang petugas meringkusnya (AA) setelah ia pulang dari rumah sakit. Saat itu ia baru saja memasukkan sepeda motor ke rumah mertuanya tempatnya tinggal," tutur nenek ini, tangannnya tampak gemetaran. Ia juga teengah sedih karena mertua AA (anak Sarah) tengah menderita sakit keras. “Mertuanya akan dioperasi. Kami belum ngasih tahu kejaadian ini,” tambahnya.
Sarah bercerita, AA ditangkap dua orang petugas sekitar pukul 20.00 WIB. Satu jam kemudian, enam petugas kepolosian lainnya datang melakukan penggeledahan. "Saya tak tahu apa saja yang diambil," ucap nenek yang sejak penggeledahan itu nafsu makannya menjadi hilang.
Si Nenek mengaku, hingga kini masih merasa was-was dan kagetan. Setiap ada orang yang melintas di depan rumah, ia merasa cemas dan khawatir. “Saya juga ingat terus kepadanya (AA), memikirkan nasib keluarganya, sedangkan warga sini jadi menganggap kami lain,” ujarnya, matanya menerawang, raut wajahnya lesu.
Sarah juga yakin, AA dijebak temannya. Semua barang bukti yang disita polisi bukanlah milik AA. “Itu punya temannya, ia dijebak,” ucapnya. Keyakinan ini berangkat dari kegiatan sehari-hari AA yang tidak mencurigakan. Ia menuturkan, setiap hari AA ada di rumah. Kecuali jika ada panggilan dari majikan, baru AA berangkat, itupun tidak lama.
“AA tak punya pekerjaan tetap dan lebih banyak di rumah ketimbang bepergian. Jekas saya tak menduga sama sekali ia menjadi incaran polisi karena terlibat (jaringan terorisme). Isteri dan anaknya lebih banyak ditanggung mertua. Tapi (AA) orangnya baik,” tuturnya.
Sarah juga membantah bahwa AA mengikuti aktivitas keagamaan tertentu. Sepengetahuannya, AA tak pernah ikut pengajian atau kegiatan lainnya. “Jangankan pengajian, salat juga sepertinya jarang. Saya juga jarang melihatnya Jumatan,” tuturnya.
Kapolresta Cimahi AKBP Rudy Heriyanto A Nugroho membenarkan peristiwa pencidukan AA yang diduga terkait bom di Mapolres Cirebon. Menurutnya, AA sudah diserahkan ke Mapolda Jabar. “Hasil pemeriksaan Mapolresta Cimahi, AA sudah bisa ditetapkan sebagai tersangka. Sebab, saat diciduk ada barang bukti seperti senjata api,” jelas Rudy, saat dikonfirmasi Mapolresta Cimahi.
Disebutkan, polisi menyita pistol jenis FN 9 mm, puluhan butir peluru, dua tas hitam, perangkat komputer, printer, dan dokumen.
Menurut nenek mertua AA, Sarah (60), masyarakat sekitar banyak yang menyaksikan proses penyergapan di rumah AA di Gang Pertamina RT 05 RW 05 Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Cimahi, Jawa Barat.
“Kami merasa sangat malu ketika banyak polisi mendatangi rumahnya. Kami khawatir masyarakat menganggap keluarga kami teroris,” ujar Sarah, saat ditemui wartawan di lokasi kejadian, Senin (23/5/2011).
Bahkan, aku Sarah, saat ini pandangan masyarakat terhadap keluarganya menjadi lain dari biasanya. Padahal, hingga kini pihak keluarga masih kaget dan tak percaya jika AA terkait dengan bom bunuh diri pada ‘Jumat Kelabu’ di Mapolresta Cirebon beberapa waktu lalu.
"Dua orang petugas meringkusnya (AA) setelah ia pulang dari rumah sakit. Saat itu ia baru saja memasukkan sepeda motor ke rumah mertuanya tempatnya tinggal," tutur nenek ini, tangannnya tampak gemetaran. Ia juga teengah sedih karena mertua AA (anak Sarah) tengah menderita sakit keras. “Mertuanya akan dioperasi. Kami belum ngasih tahu kejaadian ini,” tambahnya.
Sarah bercerita, AA ditangkap dua orang petugas sekitar pukul 20.00 WIB. Satu jam kemudian, enam petugas kepolosian lainnya datang melakukan penggeledahan. "Saya tak tahu apa saja yang diambil," ucap nenek yang sejak penggeledahan itu nafsu makannya menjadi hilang.
Si Nenek mengaku, hingga kini masih merasa was-was dan kagetan. Setiap ada orang yang melintas di depan rumah, ia merasa cemas dan khawatir. “Saya juga ingat terus kepadanya (AA), memikirkan nasib keluarganya, sedangkan warga sini jadi menganggap kami lain,” ujarnya, matanya menerawang, raut wajahnya lesu.
Sarah juga yakin, AA dijebak temannya. Semua barang bukti yang disita polisi bukanlah milik AA. “Itu punya temannya, ia dijebak,” ucapnya. Keyakinan ini berangkat dari kegiatan sehari-hari AA yang tidak mencurigakan. Ia menuturkan, setiap hari AA ada di rumah. Kecuali jika ada panggilan dari majikan, baru AA berangkat, itupun tidak lama.
“AA tak punya pekerjaan tetap dan lebih banyak di rumah ketimbang bepergian. Jekas saya tak menduga sama sekali ia menjadi incaran polisi karena terlibat (jaringan terorisme). Isteri dan anaknya lebih banyak ditanggung mertua. Tapi (AA) orangnya baik,” tuturnya.
Sarah juga membantah bahwa AA mengikuti aktivitas keagamaan tertentu. Sepengetahuannya, AA tak pernah ikut pengajian atau kegiatan lainnya. “Jangankan pengajian, salat juga sepertinya jarang. Saya juga jarang melihatnya Jumatan,” tuturnya.
Kapolresta Cimahi AKBP Rudy Heriyanto A Nugroho membenarkan peristiwa pencidukan AA yang diduga terkait bom di Mapolres Cirebon. Menurutnya, AA sudah diserahkan ke Mapolda Jabar. “Hasil pemeriksaan Mapolresta Cimahi, AA sudah bisa ditetapkan sebagai tersangka. Sebab, saat diciduk ada barang bukti seperti senjata api,” jelas Rudy, saat dikonfirmasi Mapolresta Cimahi.
Disebutkan, polisi menyita pistol jenis FN 9 mm, puluhan butir peluru, dua tas hitam, perangkat komputer, printer, dan dokumen.

Hal tersebut menjadi salah satu pembahasan dalam sidang paripurna membahas LHP BPK di Ruang Paripurna DPRD, Senin (23/5/2011). Masalah ini kali pertama dikemukakan Ketua Komisi B DPRD, Sugiarto, dilanjutkan Wakil Ketua Komisi D, Ngadiyono.
Menurut Ngadiyono, sudah lima tahun berturut-turut pengelolaan aset Pemkab diberi catatan oleh BPK dalam LHP tahunannya karena pendataannya kurang tertib.
“Sebenarnya persoalannya di mana? Ini harus segera dicari solusinya. Kalau tidak, sampai kapanpun masalah aset ini akan menjadi catatan dalam LHP BPK,” kata Ngadiyono.

Proyek DAK itu saat ini sedang dalam proses lelang. Keterangan yang diperoleh Espos, pendaftaran lelang proyek itu sudah dilakukan pada 13-24 Mei 2011. Sedangkan pengumuman atau aanwijzing dilakukan pada 19 Mei dan pemasukan dokumen penawaran akan dilakukan mulai 25-27 Mei 2011.
Proyek DAK itu saat ini sedang dalam proses lelang. Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Wonogiri, Soesetijo, kepada wartawan seusai mengikuti sidang paripurna di DPRD, Senin (23/5/2011) mengungkapkan ada 15-an rekanan yang mengikuti aanwijzing. “Saat ini sedang dilelang DAK 2010 untuk alat peraga dan elektronika pendidikan bagi 140 SD dan 11 SMP. Pagu anggarannya untuk SD Rp 11,4 miliar sedangkan untuk SMP Rp 1,1 miliar. Untuk pengadaan buku nanti menyusul,” kata Soesetijo.
Tim Reskrim Polres Wonogiri menangkap tiga pelaku peredaran uang palsu (Upal) di wilayah Wonogiri. Selain tersangka polisi juga menyita barang bukti Upal senilai Rp 17,3 juta, seperangkat komputer untuk membuat Upal, dua buah kartu identitas wartawan KPK, SIM, tiga buah HP serta uang asli senilai Rp 190.000.
Dua di antara tiga pelaku itu mengaku sebagai wartawan Koran Penelusur Kasus (KPK). Kedua pengedar Upal itu sejak awal April lalu telah dimasukkan pada daftar pencarian orang (DPO) dan seorang lagi merupakan produsen Upal. Dua pengedar itu adalah Sunarto alias Cilik, 46, warga Tawangsari, Sukoharjo namun menetap di Gondang, Sragen dan Dwi Pujiastuti, 25, warga Gondang, Sragen serta seorang produsen Upal bernama, Kustono, 39, warga Mlangsen, Blora. Tiga tersangka ditangkap secara terpisah akhir pekan lalu. Tersangka Dwi dan Sunarto ditangkap di rumah kontrakan barunya di wilayah Bekasi, Jawa Barat sedangkan tersangka Kustono ditangkap di terminal bus Giwangan, Jogjakarta. Pernyataan itu disampaikan Kapolres Wonogiri, AKBP Ni Ketut Swastika didampingi Kasatreskrim AKP Sugiyo saat menggelar temu pers di ruang pertemuan utama (Rupatama), Mapolres Wonogiri, Senin (23/5).
“Tiga tersangka ditangkap Sabtu (21/5) di tempat berbeda. Tersangka Dwi dan Sunarto ditangkap di rumah kontrakan barunya di Pondok Kelapa, Bekasi Timur, Jawa Barat sedangkan tersangka Kustono ditangkap di terminal bus Giwangan, Jogja,” tandas Kapolres.
Dijelaskan Kapolres, tersangka ditahan sedang barang bukti telah disita. Di rumah tersangka Dwi dan Sunarto, polisi menyita 236 lembar Upal pecahan Rp 50.000 senilai Rp 17,3 juta, sebuah flasdisk, lima lembar bukti transfer, tiga buah kartu ATM, SIM C atas nama Dwi Pujiastuti, tiga buah HP, uang asli senilai Rp 190.000 dan STNK motor merk Yamaha. Dari tersangka Kustono, ujarnya, polisi menyita sebuah CPU. Penangkapan tiga tersangka tambahan Upal itu melengkapi menjadi lima tersangka Upal.
Peredaran Upal di Wonogiri itu terungkap dari penangkapan tersangka Maryono yang membeli sebuah HP di konter HP Sakti Seluler, Sendangmulyo, Tirtomoyo senilai Rp 450.000. “Tersangka waktu itu memberikan uang palsu pecahan Rp 50.000 sebanyak tujuh lembar dan selembar uang pecahan asli senilai Rp 100.000,” jelas Kasatreskrim.
Sementara itu, tersangka Dwi mengaku menjadi wartawan KPK wilayah Sragen sedang tersangka Sunarto menjadi wartawan KPK di wilayah Sukoharjo. Tersangka Dwi menyatakan kepergiannya bersama calon suaminya ke Jakarta untuk menyelamatkan diri.
Dua di antara tiga pelaku itu mengaku sebagai wartawan Koran Penelusur Kasus (KPK). Kedua pengedar Upal itu sejak awal April lalu telah dimasukkan pada daftar pencarian orang (DPO) dan seorang lagi merupakan produsen Upal. Dua pengedar itu adalah Sunarto alias Cilik, 46, warga Tawangsari, Sukoharjo namun menetap di Gondang, Sragen dan Dwi Pujiastuti, 25, warga Gondang, Sragen serta seorang produsen Upal bernama, Kustono, 39, warga Mlangsen, Blora. Tiga tersangka ditangkap secara terpisah akhir pekan lalu. Tersangka Dwi dan Sunarto ditangkap di rumah kontrakan barunya di wilayah Bekasi, Jawa Barat sedangkan tersangka Kustono ditangkap di terminal bus Giwangan, Jogjakarta. Pernyataan itu disampaikan Kapolres Wonogiri, AKBP Ni Ketut Swastika didampingi Kasatreskrim AKP Sugiyo saat menggelar temu pers di ruang pertemuan utama (Rupatama), Mapolres Wonogiri, Senin (23/5).
“Tiga tersangka ditangkap Sabtu (21/5) di tempat berbeda. Tersangka Dwi dan Sunarto ditangkap di rumah kontrakan barunya di Pondok Kelapa, Bekasi Timur, Jawa Barat sedangkan tersangka Kustono ditangkap di terminal bus Giwangan, Jogja,” tandas Kapolres.
Dijelaskan Kapolres, tersangka ditahan sedang barang bukti telah disita. Di rumah tersangka Dwi dan Sunarto, polisi menyita 236 lembar Upal pecahan Rp 50.000 senilai Rp 17,3 juta, sebuah flasdisk, lima lembar bukti transfer, tiga buah kartu ATM, SIM C atas nama Dwi Pujiastuti, tiga buah HP, uang asli senilai Rp 190.000 dan STNK motor merk Yamaha. Dari tersangka Kustono, ujarnya, polisi menyita sebuah CPU. Penangkapan tiga tersangka tambahan Upal itu melengkapi menjadi lima tersangka Upal.
Peredaran Upal di Wonogiri itu terungkap dari penangkapan tersangka Maryono yang membeli sebuah HP di konter HP Sakti Seluler, Sendangmulyo, Tirtomoyo senilai Rp 450.000. “Tersangka waktu itu memberikan uang palsu pecahan Rp 50.000 sebanyak tujuh lembar dan selembar uang pecahan asli senilai Rp 100.000,” jelas Kasatreskrim.
Sementara itu, tersangka Dwi mengaku menjadi wartawan KPK wilayah Sragen sedang tersangka Sunarto menjadi wartawan KPK di wilayah Sukoharjo. Tersangka Dwi menyatakan kepergiannya bersama calon suaminya ke Jakarta untuk menyelamatkan diri.
Sembilan jenasah korban tewas kecelakaan Bus Sumber Kencono juruan Jogjakarta-Surabaya dengan truk di Jalan Raya Madiun-Surabaya berhasil diidentifikasi.
“Yang terakhir adalah Santoso warga Desa Tunge, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri. Dia baru berhasil diidentifikasi pagi tadi setelah rombongan keluarga tewas lainnya datang dan bisa mengenalinya,” ujar petugas kamar jenasah RSUD Caruban Kabupaten Madiun, Edi, Senin (23/5/2011).
Edi menjelaskan sebelumnya dia sempat kesulitan mengidentifikasi para korban. Pasalnya dari sembilan korban hanya lima orang yang membawa kartu pengenal. Sedangkan lainnya ada yang tanda pengenalnya rusak ada juga yang diduga hilang saat kejadian.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya Bus Sumber Kencono bernopol W 7666 UY menghantam truk bernopol AE 8804 BA. Akibatnya, sembilan orang tewas ditempat dan beberapa luka-luka. Korban tewas dibawa ke RSUD Caruban sedangkan korban luka dibawa ke RSUD Nganjuk.
Nama-nama korban :
1. Bambang warga Kertosono, Kabupaten Nganjuk
2. Sudarsono warga Desa Munggut, Wungu, Kabupaten Madiun (sopir truk)
3. Sugianto ,34, warga Desa Jarak, Kecamatan Ploso, Kediri
4. Sudjiono ,44, warga Desa Jatisari, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun
5. Sunaryo ,34,
6. Suratman
7. Dwi Susanto
8. Sujarno warga Desa Tungge, Kecamatan Wates, Kediri.
“Yang terakhir adalah Santoso warga Desa Tunge, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri. Dia baru berhasil diidentifikasi pagi tadi setelah rombongan keluarga tewas lainnya datang dan bisa mengenalinya,” ujar petugas kamar jenasah RSUD Caruban Kabupaten Madiun, Edi, Senin (23/5/2011).
Edi menjelaskan sebelumnya dia sempat kesulitan mengidentifikasi para korban. Pasalnya dari sembilan korban hanya lima orang yang membawa kartu pengenal. Sedangkan lainnya ada yang tanda pengenalnya rusak ada juga yang diduga hilang saat kejadian.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya Bus Sumber Kencono bernopol W 7666 UY menghantam truk bernopol AE 8804 BA. Akibatnya, sembilan orang tewas ditempat dan beberapa luka-luka. Korban tewas dibawa ke RSUD Caruban sedangkan korban luka dibawa ke RSUD Nganjuk.
Nama-nama korban :
1. Bambang warga Kertosono, Kabupaten Nganjuk
2. Sudarsono warga Desa Munggut, Wungu, Kabupaten Madiun (sopir truk)
3. Sugianto ,34, warga Desa Jarak, Kecamatan Ploso, Kediri
4. Sudjiono ,44, warga Desa Jatisari, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun
5. Sunaryo ,34,
6. Suratman
7. Dwi Susanto
8. Sujarno warga Desa Tungge, Kecamatan Wates, Kediri.
Seorang tersangka kasus pencurian ponsel kabur dari penjagaan aparat saat hendak diperiksa di Kejaksaan Negeri (Kejari) Wonogiri, Senin (23/5). Tersangka tersebut, Heri alias Koncil, 35, baru diserahkan ke Kejari oleh pihak kepolisian pukul 10.00 WIB pagi itu, namun diketahui sudah kabur sekitar setengah jam kemudian.
Hingga Senin petang, pihak Kejari dibantu kepolisian setempat masih memburu warga Jebres, Solo itu. Saat tiba di Kejari, Heri mengenakan baju atasan berwarna hijau. Namun, dia juga membawa kantong plastik kresek berisi jaket. Kemungkinan jaket itu dipakainya untuk menyamar setelah kabur.
Kasi Tindak Pidana Umum (Pidum) Kejari, A Yudhotomo, mewakili Kajari Wonogiri, Sukaryo, saat dihubungi Espos, Senin petang mengatakan upaya pencarian tersangka yang kabur itu terus dilakukan. “Kami berharap dia segera ditemukan. Kami sudah meminta bantuan aparat kepolisian dan para jaksa juga sudah saya kerahkan untuk mencarinya,” kata pria yang akrab disapa Tommy itu.
Menurut Tommy, sebelum dibawa ke Wonogiri, Heri alias Koncil baru saja selesai menjalani tahanan di Rutan Solo atas kasus pencurian. Namun karena diduga juga terlibat pencurian HP di Wonogiri, ia pun dibawa ke Kota Gaplek untuk diproses hukum.
Senin kemarin, berkas penyidikan kasus Heri dinyatakan lengkap atau P21. Maka ia pun diserahkan ke jaksa penuntut umum (JPU) untuk disidangkan. “Tersangka tadi diserahkan ke kami sekitar pukul 10.00 WIB. Tapi dia kabur tak lama kemudian dengan memanfaatkan segala peluang yang ada,” kata dia.
Keterangan yang diperoleh Espos, begitu datang, tersangka memang tidak langsung dimasukkan ke dalam tahanan kejaksaan karena hendak diperiksa terlebih dahulu oleh jaksa. Namun, sebelum diperiksa, tersangka keburu kabur.
Ciri-ciri yang tampak, tersangka berperawakan kecil dan lengannya dipenuhi tato. Tersangka diketahui lahir di Jakarta dan terakhir tercatat sebagai warga Jebres, Solo. Menurut informasi, tersagka juga pernah menjadi pedagang hik.

Kasi Tindak Pidana Umum (Pidum) Kejari, A Yudhotomo, mewakili Kajari Wonogiri, Sukaryo, saat dihubungi Espos, Senin petang mengatakan upaya pencarian tersangka yang kabur itu terus dilakukan. “Kami berharap dia segera ditemukan. Kami sudah meminta bantuan aparat kepolisian dan para jaksa juga sudah saya kerahkan untuk mencarinya,” kata pria yang akrab disapa Tommy itu.
Menurut Tommy, sebelum dibawa ke Wonogiri, Heri alias Koncil baru saja selesai menjalani tahanan di Rutan Solo atas kasus pencurian. Namun karena diduga juga terlibat pencurian HP di Wonogiri, ia pun dibawa ke Kota Gaplek untuk diproses hukum.
Senin kemarin, berkas penyidikan kasus Heri dinyatakan lengkap atau P21. Maka ia pun diserahkan ke jaksa penuntut umum (JPU) untuk disidangkan. “Tersangka tadi diserahkan ke kami sekitar pukul 10.00 WIB. Tapi dia kabur tak lama kemudian dengan memanfaatkan segala peluang yang ada,” kata dia.
Keterangan yang diperoleh Espos, begitu datang, tersangka memang tidak langsung dimasukkan ke dalam tahanan kejaksaan karena hendak diperiksa terlebih dahulu oleh jaksa. Namun, sebelum diperiksa, tersangka keburu kabur.
Ciri-ciri yang tampak, tersangka berperawakan kecil dan lengannya dipenuhi tato. Tersangka diketahui lahir di Jakarta dan terakhir tercatat sebagai warga Jebres, Solo. Menurut informasi, tersagka juga pernah menjadi pedagang hik.

Mereka memprotes beredarnya benih jagung bertuliskan bantuan pemerintah di salah satu kios di desa setempat.
Padahal pada bungkus benih jagung hibrida merk Dua Kuda tersebut tertulis peringatan “Benih bantuan pemerintah tidak untuk diperjualbelikan”.
“Saya ke sini untuk mempertanyakan, kenapa ada bantuan benih dari pemerintah tetapi masyarakat tidak tahu. Ini malah sudah diperjualbelikan di salah satu pengecer benih,” ujar Sukendar, warga Dusun Mrica, Desa Lebak kepada Kades Lebak H Kastam di ruang kerja Kades setempat, Senin.
Akhirnya Kades Lebak H Kastam meminta Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kecamatan Grobogan, Hardiyanto dan pemilik kios Karsidi.
“Bantuan benih jagung ini terkait program Sekolah Lapang Pertanian Tanaman Terpadu (SLPTT). Jumlahnya 2,7 ton untuk 180 hektare dibagikan kepada tiga kelompok tani (Klomptan) di Desa Lebak, Kecamatan Grobogan, yaitu Klomptan Sinar Tani, Karya Tani dan Pancaran Tani,” jelas Hardiyanto
PT Deltomed Laboratories menjalin kerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kesehatan Kementerian Republik Indonesia. Penandatanganan MoU dilakukan antara Direktur Utama PT Deltomed Nyoto Wardoyo dengan Kepala Badan Litbangkes Kementerian RI Trihono di ruang rapat PT Deltomed, Sabtu (21/5).
Nyoto Wardoyo mengatakan meski perusahaan sudah berdiri sejak 1976, bukan berarti penelitian tidak dilakukan sebelum produk jamu dibuat. “Sebelumnya sudah melakukan penelitian dan pengembangan dengan lembaga lain. Tapi untuk skala nasional memang baru kali ini,” katanya.
Deltomed dalam waktu dekat akan memiliki area pencucian bahan jamu. Meski bukan sterilisasi, namun diharapkan bisa menekan jumlah bakteri merugikan yang menempel pada bahan jamu. Terutama tumbuhnya jamur.
Trihono mengatakan ada tiga jalur pendekatan oleh pemerintah atas keberadaan jamu yaitu mengangkatnya ke level modern. Dengan melakukan riset sehingga kandungan di bahan jamu yang belum terkuak bisa didapat dan dipatenkan. Kedua, pelaksanaan sertifikasi jamu. Tiap bahan jamu yang dikatakan berkhasiat akan diuji kebenarannya secara ilmiah. Dan pendekatan ketiga adalah pendekatan ke jalur terpisah.
“Jalur terpisah ini adalah pembuat jamu. Baik penjual jamu gendong atau perusahaan seperti Deltomed ini. Jadi tanpa peran aktif jalur terpisah ini kami juga tidak bisa maksimal. Utamanya dalam pemetaan tanaman obat. Hingga sekarang, pemetaan tanaman obat terus dilakukan,” jelasnya.
Dari data yang ada di Badan Litbang, sebanyak 5 persen warga di 33 provinsi tiap hari mengonsumsi jamu. Sedangkan 45 persen lainnya menyatakan kadang-kadang dan sisanya 50 persen menyatakan pernah. Polling itu diambil dari sekitar 280.000 penduduk di 33 provinsi.
Nyoto Wardoyo mengatakan meski perusahaan sudah berdiri sejak 1976, bukan berarti penelitian tidak dilakukan sebelum produk jamu dibuat. “Sebelumnya sudah melakukan penelitian dan pengembangan dengan lembaga lain. Tapi untuk skala nasional memang baru kali ini,” katanya.
Deltomed dalam waktu dekat akan memiliki area pencucian bahan jamu. Meski bukan sterilisasi, namun diharapkan bisa menekan jumlah bakteri merugikan yang menempel pada bahan jamu. Terutama tumbuhnya jamur.
Trihono mengatakan ada tiga jalur pendekatan oleh pemerintah atas keberadaan jamu yaitu mengangkatnya ke level modern. Dengan melakukan riset sehingga kandungan di bahan jamu yang belum terkuak bisa didapat dan dipatenkan. Kedua, pelaksanaan sertifikasi jamu. Tiap bahan jamu yang dikatakan berkhasiat akan diuji kebenarannya secara ilmiah. Dan pendekatan ketiga adalah pendekatan ke jalur terpisah.
“Jalur terpisah ini adalah pembuat jamu. Baik penjual jamu gendong atau perusahaan seperti Deltomed ini. Jadi tanpa peran aktif jalur terpisah ini kami juga tidak bisa maksimal. Utamanya dalam pemetaan tanaman obat. Hingga sekarang, pemetaan tanaman obat terus dilakukan,” jelasnya.
Dari data yang ada di Badan Litbang, sebanyak 5 persen warga di 33 provinsi tiap hari mengonsumsi jamu. Sedangkan 45 persen lainnya menyatakan kadang-kadang dan sisanya 50 persen menyatakan pernah. Polling itu diambil dari sekitar 280.000 penduduk di 33 provinsi.
Pembangunan fisik proyek waterboom Gajah Mungkur sudah kembali dilanjutkan oleh investor baru asal Semarang sejak hampir sebulan lalu. Namun izin mendirikan bangunan (IMB) proyek itu ternyata belum terbit. Dinas Pekerjaan Umum (DPU) menolak menandatangani IMB itu. Ditemui wartawan, Senin (23/5/2011), Kepala DPU, Gembong Muria Hadi terang-terangan mengaku belum berani menandatangani izin memulai pembangunan maupun izin mendirikan bangunan (IMB) yang diajukan oleh pihak investor. Pasalnya, status tanah di wilayah itu belum jelas.
Gembong mengatakan belum akan membubuhkan tanda tangan pada dokumen IMB waterboom jika semuanya belum jelas.
“Saat ini kan semuanya masih belum jelas. MoU dengan Perum Jasa Tirta (PJT) sebagai pemegang kuasa lahan bagaimana? Selain itu, proyek itu kan melanjutkan yang lama, status yang lama itu bagaimana? Saya kan tidak tahu. Nanti kalau muncul masalah bagaimana saya mempertanggungjawabkannya?” kata Gembong.
Gembong mengatakan belum akan membubuhkan tanda tangan pada dokumen IMB waterboom jika semuanya belum jelas.
“Saat ini kan semuanya masih belum jelas. MoU dengan Perum Jasa Tirta (PJT) sebagai pemegang kuasa lahan bagaimana? Selain itu, proyek itu kan melanjutkan yang lama, status yang lama itu bagaimana? Saya kan tidak tahu. Nanti kalau muncul masalah bagaimana saya mempertanggungjawabkannya?” kata Gembong.