Keluarga: Hayat Tak Bisa Komputer, Bagaimana Mungkin Merakit Bom?

Mabes Polri memastikan korban tewas akibat ledakan bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Kepunton, Solo, adalah Achmad Yosepa alias Hayat. Mabes Polri juga meyakini Hayat adalah buronan teroris berbahaya dan piawai merakit bom.

Namun pihak keluarga Hayat membantah semua tuduhan tersebut.

"Kita bingung, dia dituduh perakit bom. Padahal main komputer saja dia tidak bisa," kata Imron Masyo (40), salah satu sanak keluarga Hayat, yang ditemui usai pemakaman di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Selasa (27/9).

Imron menuturkan, terhitung sejak insiden bom bunuh diri di Masjid Adz Dzikra, Mapolresta Cirebon, April lalu, Hayat yang memiliki nama Pino Damayanto itu sudah menghilang dari lingkungan keluarga.

Terakhir kali dirinya bertemu dengan Pino ketika mendatangi rumah neneknya di Cirebon. Tidak lama setelah peristiwa ledakan bom di Mapolresta Cirebon.

"Saya lagi DPO (Daftar Pencarian Orang)," kata Imron menirukan ucapan Pino.

Mulanya keluarga tidak menyangka Pino diburu polisi karena kasus teroris. Keluarga mengira Pino menjadi buronan karena kasus perusakan toko swalayan Alfamart.

"Saya baru tahu dia DPO teroris lewat selebaran polisi," katanya.

Karena lama tidak mendengar kabar dari Pino aliasa Hayat, keluarga terkejut ketika nama Pino disebut-sebut sebagai pelaku bom bunuh diri. "Waktu lihat foto pelaku bom bunuh diri, saya langsung yakin itu memang dia," ujar Imron.
Tags:

About author

Curabitur at est vel odio aliquam fermentum in vel tortor. Aliquam eget laoreet metus. Quisque auctor dolor fermentum nisi imperdiet vel placerat purus convallis.

0 komentar

Leave a Reply