Kabar mengejutkan datang dari semua teman saya pengguna domain co dot cc. Semua blog dan website yang menggunakan domain co dot cc banned oleh mbah google. Semua blog mereka deindex. Saya buka facebook sore ini, semua teman-teman sedang masalah membahas hal ini. Belakangan ini, google memang rada agresif bin galak. Jika dulu, mbah google memutuskan sesuatu setelah semuanya terbukti, tapi sekarang baru sampai level curiga saja google sudah membantainya. Ya, curiga kalau-kalau domain co dot cc digunakan untuk dijadikan spam. Jangankan para penggunanya, penyedia layanan domain co dot cc nya saja sekarang banned.teman saya yang punya blog pagutan manyaran juga kena imbas dari banned mbah google hmmm kejam ternyata.sabar y om.
Penyedia layanan tersebut mempunyai PR 7 masih saja banned, apalagi blog kita-kita yang masih harus diangkat. Kali ini google benar-benar membahagiakan kemudian menikam dengan duri tajam. Bagaimana tidak? Beberapa hari yang lalu, google baru saja update PR mayor dan banyak sekali pengguna domain co dot cc yang berbahagia, blog mereka kecipratan hadiah dari mbah google. Tak ada hujan tak ada petir, hari ini mereka serasa disambar geledek. Banyak teman-teman yang menggantungkan hidup dan menjadikannya sebagai mata pencaharian diblog-blog berdomain co dot cc.
Ini harus menjadi pelajaran bagi kita, tidak semua tawaran yang menggiurkan itu menyenangkan. Tawaran menggiurkan? Ya, bagi pemula khan domain co dot cc terlihat keren. Bahkan, banyak mereka yang telah berhasil menyesal menggunakan domain co dot cc, mereka menyesal kenapa tidak develope blog menggunakan domain dot com saja dari awal. Jadi, untuk para calon blogger, lebih baik bermodal sekali tapi aman. Belilah domain dot com, gak nyampe sejuta ini
. Bagi kawan yang kena razia, sabar kawan, pasti ada jalan keluar yang lebih baik. Semoga ini menjadi pelajaran yang berharga untuk kita.tetap semangat kawanq...

Dampak kekeringan di sejumlah wilayah bagian selatan Wonogiri makin dirasakan warga memasuki bulan kedua musim kemarau ini. Warga di Kecamatan Paranggupito mulai menjual ternak mereka agar bisa membeli air.
Salah satu desa di Paranggupito yang warganya mulai menjual ternak agar bisa membeli air adalah Gendayakan. Kepala desa tersebut, Sriyanto, kepada wartawan, Jumat (1/7/2011) mengungkapkan ternak yang dijual warga kebanyakan adalah kambing. Selain ternak, warga juga menjual kayu bakar dengan harga rata-rata Rp 60.000/meter kubik untuk kayu jati dan Rp 70.000/meter kubik untuk kayu akasia. “Sejak dua pekan terakhir mulai banyak yang menjual ternak, kebanyakan kambing. Kayu bakar juga dijual untuk menambah uang pembelian air itu. Harga air tergolong mahal, per tangkinya berkisar antara Rp 120.000-Rp 150.000,” ungkap Sriyanto. Sriyanto menambahkan belajar dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kekeringan saat ini belum mencapai puncaknya. Puncak tersebut biasanya terjadi mulai Agustus dan saat itu aksi jual ternak oleh warga untuk membeli air bersih akan semakin banyak. Kondisi itu diperparah dengan panen yang gagal. Saat ini saja, kata Sriyanto, lahan pertanian yang ditanami palawija seperti singkong oleh warga sudah banyak yang mati karena kekeringan. Dari total luas lahan yang ditanami, paling banyak hanya 30-40 persennya yang bisa dipanen. Dengan harga gaplek yang hanya Rp 1.000/kg, tentu sangat jauh dari mencukupi untuk membeli air bersih.
Terpisah, Camat Paranggupito, Sariman mengatakan kondisi kekeringan yang berakibat matinya tanaman singkong belum pernah separah kali ini. “Kemarau tahun-tahun sebelumnya juga banyak tanaman singkong yang mati karena kekurangan air, tapi tidak sebanyak kali ini. Saya kira itu terjadi karena kekeringan kali ini merupakan perubahan yang cukup drastis setelah sepanjang tahun lalu lahan hampir selalu basah,” katanya.
Baik Sriyanto maupun Sariman berharap segera ada bantuan air bersih dari pemerintah kabupaten (Pemkab) bagi warga di wilayah mereka. Terutama untuk mengantisipasi puncak kemarau sekaligus menjelang Ramadan dan Lebaran, Agustus mendatang. Menurut Sariman, biasanya kebutuhan air bersih akan meningkat selama Ramadan dan menjelang Lebaran.
Sementara itu, di Kecamatan Giritontro, pengeboran sumur untuk pasokan air bersih sudah mulai dilakukan oleh PDAM sejak beberapa hari lalu. Salah satunya berada tak jauh dari Kantor Camat Giritontro yang saat ini sudah mengeluarkan air. “Tapi sumur itu baru bisa memasok kebutuhan air bersih untuk warga di wilayah kota kecamatan. Untuk lima desa yang kesulitan air bersih terpaksa masih membeli dari pengusaha swasta,” ungkap Camat Giritontro, Kuswandi, kemarin.
Direktur PDAM Giri Tirta Sari, Sumadi membenarkan telah dilakukan pengeboran sumur di Giritontro. Direncanakan ada dua titik sumur bor. Tapi baru satu yang terealisasi. Informasi dari Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Wonogiri, bantuan air bersih akan dipasok paling lambat akhir Juli. Kabag Kesra, Margono mengatakan pengajuan dana untuk pengadaan 150 tangki air bagi warga di tiga kecamatan sudah dalam proses
Terpisah, Camat Paranggupito, Sariman mengatakan kondisi kekeringan yang berakibat matinya tanaman singkong belum pernah separah kali ini. “Kemarau tahun-tahun sebelumnya juga banyak tanaman singkong yang mati karena kekurangan air, tapi tidak sebanyak kali ini. Saya kira itu terjadi karena kekeringan kali ini merupakan perubahan yang cukup drastis setelah sepanjang tahun lalu lahan hampir selalu basah,” katanya.
Baik Sriyanto maupun Sariman berharap segera ada bantuan air bersih dari pemerintah kabupaten (Pemkab) bagi warga di wilayah mereka. Terutama untuk mengantisipasi puncak kemarau sekaligus menjelang Ramadan dan Lebaran, Agustus mendatang. Menurut Sariman, biasanya kebutuhan air bersih akan meningkat selama Ramadan dan menjelang Lebaran.
Sementara itu, di Kecamatan Giritontro, pengeboran sumur untuk pasokan air bersih sudah mulai dilakukan oleh PDAM sejak beberapa hari lalu. Salah satunya berada tak jauh dari Kantor Camat Giritontro yang saat ini sudah mengeluarkan air. “Tapi sumur itu baru bisa memasok kebutuhan air bersih untuk warga di wilayah kota kecamatan. Untuk lima desa yang kesulitan air bersih terpaksa masih membeli dari pengusaha swasta,” ungkap Camat Giritontro, Kuswandi, kemarin.
Direktur PDAM Giri Tirta Sari, Sumadi membenarkan telah dilakukan pengeboran sumur di Giritontro. Direncanakan ada dua titik sumur bor. Tapi baru satu yang terealisasi. Informasi dari Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Wonogiri, bantuan air bersih akan dipasok paling lambat akhir Juli. Kabag Kesra, Margono mengatakan pengajuan dana untuk pengadaan 150 tangki air bagi warga di tiga kecamatan sudah dalam proses

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri, Widodo mengungkapkan hal tersebut saat ditemui wartawan, Kamis (30/6/2011). Menurut Widodo, penandatangan PKS tersebut akan dilakukan antara kepala Puskesmas dan rawat inap dengan Dinkes. “Seharusnya pelayanan ini sudah diberlakukan mulai Januari 2011 lalu, tapi kan harus ada MoU dan perjanjiannya,” kata Widodo.
Selain dengan Puskesmas dan rawat inap, Widodo mengatakan sebelumnya juga sudah ada kerja sama dengan RSUD dr Soediran Mangun Sumarso (SMS) dan tiga rumah sakit swasta, yakni Medika Mulia, Marga Husada dan RS Muhammadiyah Nambangan, Selogiri. Sedangkan untuk rumah-rumah bersalin (RB), Widodo mengatakan masih dalam tahap persiapan. Namun, lanjutnya, kepada para bidan dan pengelola RB sudah dilakukan sosialisasi. Mereka diharapkan partisipasinya dalam menyukseskan program tersebut.
Terpisah, Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Wonogiri, Suprapti Bayu Basuki, membenarkan hal itu. Menurutnya, pada peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-60 IBI, Selasa (28/6/2011) lalu, para bidan sudah diberi penjelasan mengenai program itu supaya mereka memiliki persiapan saat harus memberikan pelayanan Jampersal.
Dalam program ini, bidan yang mendampingi ibu hamil berhak menglaim biaya pemeriksaan kehamilan senilai Rp 10.000 sekali periksa, dengan batas maksimal empat kali periksa. Ditambah biaya persalinan senilai Rp 350.000 dan pemeriksaan pascamelahirkan senilai Rp 10.000 per sekali kunjungan, dengan batas maksimal tiga kali kunjungan. Jika semua itu dilakukan oleh bidan, maka total biaya yang bisa diklaim oleh bidan tersebut lebih dari Rp 400.000.

Hasil evaluasi Bank Dunia terhadap pelaksanaan PNPM di Wonogiri, dan Bulukerto khususnya, memastikan penyimpangan itu tidak cukup fatal untuk berakibat sanksi program. Alasannya, penanganan terhadap masalah itu oleh Pemkab dan pihak terkait dinilai sangat cepat. Selain itu, penyimpangan yang terjadi bukanlah masalah program, manajemen atau sistem, melainkan oknum dan uang yang diselewengkan juga bukan dana pokok bantuan langsung masyarakat (BLM).
Hal tersebut terungkap dalam rapat koordinasi (Rakor) PNPM-MP semester I 2011 di Ruang Sukses Kompleks Sekretariat Daerah (Setda), Jumat (1/7/2011). Kabid Penanggulangan Kemiskinan Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapermas), Sigit Purwanto, saat ditemui wartawan seusai Rakor mengungkapkan perwakilan World Bank atau Bank Dunia telah datang ke Wonogiri dan secara khusus ke Bulukerto untuk melakukan evaluasi, Kamis (30/6/2011).
Dalam kunjungan evaluasi tersebut, Sigit mengungkapkan Bank Dunia memberikan apreasiasi yang luar biasa bagus terhadap pelaksanaan PNPM di Wonogiri, termasuk dalam penanganan masalah dugaan penyelewengan dana oleh mantan Ketua UPK Bulukerto, Karyadi Cahyo Kuncoro. “Bank Dunia memberikan apresiasi atas upaya penanganan masalah itu yang sangat cepat dan melibatkan semua unsur terkait sehingga sanksi program tidak akan dijatuhkan,” ungkap Sigit.
Sigit menjelaskan saat ini Tim Penanganan Masalah (TPM) masih bekerja hingga waktu yang ditentukan yakni tiga bulan atau sampai akhir Agustus mendatang. Sigit pun meminta semua pihak bersabar, membiarkan tim itu bekerja sampai tuntas. Sedangkan mengenai upaya Kejaksaan Negeri ikut mengusut masalah itu, Sigit memilih tidak berkomentar.
Seperti diberitakan, Kejari berencana mengusut kasus dugaan penggelapan dana PNPM di Bulukerto itu. Beberapa pekan lalu, Kejari bahkan sudah menurunkan tim untuk mengumpulkan informasi di lapangan. Pihak Kejari berpendapat masalah itu sangat jelas unsur pidananya. Perihal tidak adanya sanksi program diamini Koordinator Fasilitator Kabupaten (Faskab) PNPM-MP Wonogiri, Luktiyatmadji. “Sanksi program juga melihat peran Pemkab dalam menangani masalah itu dan Bank Dunia melihat Pemkab cukup cepat dan tanggap,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, munculnya kasus dugaan penggelapan dana oleh mantan Ketua UPK Bulukerto sempat memunculkan kekhawatiran akan berakibat sanksi penghentian dana PNPM untuk tahun-tahun berikutnya. Dana yang diduga digelapkan itu cukup besar, nilainya mencapai lebih dari Rp 340 juta. Dana itu merupakan keuntungan simpan pinjam kelompok perempuan yang seharusnya digulirkan tapi ternyata tidak sampai ke sasaran.

Pare (momordica charantia) atau dalam bahasa Mandarin ‘Khu – khu’ yang berarti pahit, merupakan salah satu jenis sayuran yang tumbuh merambat dengan sulur berbentuk spiral. Daunnya berbentuk jari dengan bunga berwarna kuning dan permukaan buahnya berbintik.
Banyak orang tak suka pare, karena rasanya pahit. Pare ternyata mengandung fixed oil, yang menyerupai protein insulin (polipeptida P atau insulin sayuran), glikosida, alkaloid (momordicine), elasterol, dan hydroxytryptamine. Juga mengandung asam folat, vitamni (A, C, B1, B12, E), mineral, patotenic acid, lutein, likopen, dan serat.
Karena nutrisinya yang sarat, tanaman yang berasal dari kawasan Asia ini, memiliki beberapa manfaat baik untuk tubuh, di antaranya:
1. Diabetes
Pare mengandung senyawa insulin atau tanaman hipoglikemik yang sangat efektif dalam menjaga naiknya kadar gula dalam darah. Sebab, tanaman ini dikenal dapat meningkatkan intoleransi glukosa pada orang yang terkena serangan dari diabetes millitus atau kencing manis.
2. Memperlancar aliran darah
Minum jus pare setiap pagi secara rutin bisa membantu memperlancar aliran darah, yang bisa mencegah berbagai jenis penyakit kulit. Seperti, psoriasis dan infeksi jamur (kurap atau kudis), gatal-gatal, bisul serta jerawat.
3. Sembelit
Pare mengandung selulosa yang bisa mencegah sembelit dan juga baik untuk membantu dalam merangsang sekresi asam lambung.
4. Berat badan
Minum dua gelas jus pare yang dicampur susu, tiga kali sehari bisa menggempur lemak tubuh. Karena itu sangat baik dikonsumsi oleh mereka yang sedang berdiet menurunkan berat badan.
5. Mata
Pare memiliki beta-karoten dalam jumlah yang tinggi, sehingga baik untuk membantu mengurangi masalah penglihatan serta memelihara kesehatan mata.
6. Mabuk
Jus pare berfungsi untuk membantu menetralkan serta memulihkan tubuh akibat terlalu banyak minum minuman beralkohol atau mabuk.
7. Kolera
Pare yang dibuat jus dengan bawang merah dan air jeruk nipis bermanfaat untuk mengobati penyakit kolera pada tahap awal.
8. Kekebalan Tubuh
Jangan takut dengan rasa pahit sayuran satu ini. Sebab, pahitnya berkhasiat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Daya tahan tubuh meningkat dengan makan pare secara teratur.
HIV
9. Uji laboratorium menunjukkan bahwa senyawa dalam pare mungkin efektif untuk mengobati infeksi HIV. Senyawa enema dari ekstrak pare menunjukkan beberapa manfaat pada orang terinfeksi HIV. Namun, hal ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut, sebelum dapat direkomendasikan.
Gemerlap kembang api menghiasi langit di atas Pamedan Mangkunegaran membuka gelaran Solo Performing Arts (SIPA) 2011, Jumat (1/7/2011) malam, menandai pembukaan salah satu acara seni budaya yang menjadi ikon Kota Solo itu.
Dengan mengendarai kuda, disusul kemudian menaiki “perahu”, maskot SIPA 2011, GPH Paundrakarna, keluar dari gerbang Pura Mangkunegaran menuju depan panggung spektakuler.
Panggung megah berbentuk perahu raksasa dengan ukuran 20 meter x 12 meter itu menjadi saksi pertunjukan seni budaya berkelas internasional. Seperti temanya, Kejayaan Topeng, pertunjukan pun penuh dengan warna-warni topeng. Ratusan topeng pun dibagikan kepada para tamu undangan, di antaranya Walikota Solo, Joko Widodo, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Agum Gumelar, dan tamu lainnya.
Tari Kejayaan Topeng, yang diciptakan GPH Paundrakarna menjadi suguhan manis di awal acara. Paundra, dengan topeng Panjinya bersama 68 anak-anak yang membawa tampah berlukiskan macam-macam ekspresi wajah manusia dan enam penari dewasa dari Semarak Candrakirana melebur dalam pertunjukan tarian gemulai nan eksotis.
Enam penari yang menggunakan lima topeng dari tiap benua, dan satu topeng Hudoq dari Kalimantan, disertai gerak tangan yang dikatakan Paundra mengolaborasikan gerak-gerak tari dari berbagai wilayah di dunia seakan menandakan SIPA 2011 adalah hiburan untuk seluruh warga dunia.
Belum habis nuansa agung yang ditampilkan sang maskot, penonton kemudian dibuat tertawa terbahak-bahak dengan penampilan sang legenda tari komedi dari Jogja, Didik Ninik Thowok. Kisah Dewi Sarak Jodag yang dibawakannya tak dibalut dengan tari-tari belaka. Sebuah layar berbentuk cermin raksasa yang telah terhubung dengan program rekaman menjadi benang merah setiap cerita. Melalui inovasi tersebut, Didik Ninik Thowok telah memberi tontonan segar penuh komedi. Seperti di awal pertunjukan, penonton disuguhi dua sosok Didik Ninik Thowok, yakni sosok riil dan sosok dalam cermin yang sama-sama menari, tapi kemudian saling mengejek, membuat penonton terbahak.
Lebih istimewa, dirinya bahkan memunculkan tiga topeng dengan tiga karakter berbeda. Karakter pertama, dia memunculkan wajah Dewi Sarak Jodag yang sedang jatuh cinta pada Raden Panji. Ia kemudian mengubah dirinya menjadi Dewi Chandrakirana, istri Raden Panji yang jelita dengan gemerlap wajah topengnya. “Cermin, apakah aku pantas bersanding dengan Raden Panji,” katanya pada cermin di sebelahnya. Namun, yang keluar dari balik cermin bukanlah jawaban memuaskan, malah wajah monyet yang tiba-tiba muncul di cermin membuat penonton kembali tertawa. Akhirnya, karena sedih, kecewa dan marah Dewi Sarak Jodag berubah bentuk menjadi wajah yang sangar.
Di fragmen terakhir, Didik Ninik Thowok menggunakan topeng seram dengan mulut menyeringai, rambut panjang acak-acakan. “Saya terinspirasi topeng Hannya dari Jepang, matanya sayu karena sedih, tapi mulutnya menunjukkan garang menyimpan emosi,” ungkap Didik Ninik Thowok saat ditemui seusai pentas.
Tak kalah seru adalah penampilan delegasi luar negeri, Hahoe Pylhosin-Gut T’al-nori Society, dari Korea. Mengenakan pakaian serba putih, mereka membawakan drama tarian topeng bertajuk Hahoe Pylhosin-Gut T’al-nori. Pertunjukan tersebut merupakan kombinasi dari ritual-ritual shaman dengan karakter-karakter penampil bersifat kiasan, di antaranya seorang ningrat sombong bernama Yangban, seorang sarjana bernama Sonbi, seorang tukang daging yang kasar bernama Paekchong dan lainnya. Ada kejadian menggelikan saat adegan Paekchong yang baru saja menyembelih hewan dan mengambil organ dalamnya. Dengan dialog khas Korea, Paekchong turun ke panggung menuju kursi para tamu undangan. Dia menjulurkan tangannya yang memegang organ tiruan itu ke beberapa pejabat yang duduk paling depan. Saat salah seorang tamu undangan menjulurkan tangan ingin mengambil benda yang ditawarkannya, tiba-tiba Paekchong menarik kembali tangannya.
Kontan saja, para tamu undangan yang menyaksikan interaksi spontan itu dibuat terbahak. Selain dari Korea, penampil delegasi luar negeri dari USA, Janis Brenner, yang membawakan tiga judul karya, The Awkward Stage, Pieces of Trust dan Lost, Found, Lost dalam kolaborasi pertunjukan balet dan tari kontemporer mampu memukau ribuan penonton yang hadir.
Kemegahan SIPA 2011 itu pun membuat sang maskot, GPH Paundrakarna terpukau. “Sangat amazing. Ribuan penonton yang hadir menunjukkan gelar SIPA dari tahun ke tahun semakin spektakuler. Saat tampil tadi saya seakan terbawa energi positif,” ungkap Paundra.
Panggung megah berbentuk perahu raksasa dengan ukuran 20 meter x 12 meter itu menjadi saksi pertunjukan seni budaya berkelas internasional. Seperti temanya, Kejayaan Topeng, pertunjukan pun penuh dengan warna-warni topeng. Ratusan topeng pun dibagikan kepada para tamu undangan, di antaranya Walikota Solo, Joko Widodo, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Agum Gumelar, dan tamu lainnya.
Tari Kejayaan Topeng, yang diciptakan GPH Paundrakarna menjadi suguhan manis di awal acara. Paundra, dengan topeng Panjinya bersama 68 anak-anak yang membawa tampah berlukiskan macam-macam ekspresi wajah manusia dan enam penari dewasa dari Semarak Candrakirana melebur dalam pertunjukan tarian gemulai nan eksotis.
Enam penari yang menggunakan lima topeng dari tiap benua, dan satu topeng Hudoq dari Kalimantan, disertai gerak tangan yang dikatakan Paundra mengolaborasikan gerak-gerak tari dari berbagai wilayah di dunia seakan menandakan SIPA 2011 adalah hiburan untuk seluruh warga dunia.
Belum habis nuansa agung yang ditampilkan sang maskot, penonton kemudian dibuat tertawa terbahak-bahak dengan penampilan sang legenda tari komedi dari Jogja, Didik Ninik Thowok. Kisah Dewi Sarak Jodag yang dibawakannya tak dibalut dengan tari-tari belaka. Sebuah layar berbentuk cermin raksasa yang telah terhubung dengan program rekaman menjadi benang merah setiap cerita. Melalui inovasi tersebut, Didik Ninik Thowok telah memberi tontonan segar penuh komedi. Seperti di awal pertunjukan, penonton disuguhi dua sosok Didik Ninik Thowok, yakni sosok riil dan sosok dalam cermin yang sama-sama menari, tapi kemudian saling mengejek, membuat penonton terbahak.
Lebih istimewa, dirinya bahkan memunculkan tiga topeng dengan tiga karakter berbeda. Karakter pertama, dia memunculkan wajah Dewi Sarak Jodag yang sedang jatuh cinta pada Raden Panji. Ia kemudian mengubah dirinya menjadi Dewi Chandrakirana, istri Raden Panji yang jelita dengan gemerlap wajah topengnya. “Cermin, apakah aku pantas bersanding dengan Raden Panji,” katanya pada cermin di sebelahnya. Namun, yang keluar dari balik cermin bukanlah jawaban memuaskan, malah wajah monyet yang tiba-tiba muncul di cermin membuat penonton kembali tertawa. Akhirnya, karena sedih, kecewa dan marah Dewi Sarak Jodag berubah bentuk menjadi wajah yang sangar.
Di fragmen terakhir, Didik Ninik Thowok menggunakan topeng seram dengan mulut menyeringai, rambut panjang acak-acakan. “Saya terinspirasi topeng Hannya dari Jepang, matanya sayu karena sedih, tapi mulutnya menunjukkan garang menyimpan emosi,” ungkap Didik Ninik Thowok saat ditemui seusai pentas.
Tak kalah seru adalah penampilan delegasi luar negeri, Hahoe Pylhosin-Gut T’al-nori Society, dari Korea. Mengenakan pakaian serba putih, mereka membawakan drama tarian topeng bertajuk Hahoe Pylhosin-Gut T’al-nori. Pertunjukan tersebut merupakan kombinasi dari ritual-ritual shaman dengan karakter-karakter penampil bersifat kiasan, di antaranya seorang ningrat sombong bernama Yangban, seorang sarjana bernama Sonbi, seorang tukang daging yang kasar bernama Paekchong dan lainnya. Ada kejadian menggelikan saat adegan Paekchong yang baru saja menyembelih hewan dan mengambil organ dalamnya. Dengan dialog khas Korea, Paekchong turun ke panggung menuju kursi para tamu undangan. Dia menjulurkan tangannya yang memegang organ tiruan itu ke beberapa pejabat yang duduk paling depan. Saat salah seorang tamu undangan menjulurkan tangan ingin mengambil benda yang ditawarkannya, tiba-tiba Paekchong menarik kembali tangannya.
Kontan saja, para tamu undangan yang menyaksikan interaksi spontan itu dibuat terbahak. Selain dari Korea, penampil delegasi luar negeri dari USA, Janis Brenner, yang membawakan tiga judul karya, The Awkward Stage, Pieces of Trust dan Lost, Found, Lost dalam kolaborasi pertunjukan balet dan tari kontemporer mampu memukau ribuan penonton yang hadir.
Kemegahan SIPA 2011 itu pun membuat sang maskot, GPH Paundrakarna terpukau. “Sangat amazing. Ribuan penonton yang hadir menunjukkan gelar SIPA dari tahun ke tahun semakin spektakuler. Saat tampil tadi saya seakan terbawa energi positif,” ungkap Paundra.

Dari tangan komplotan itu berhasil disita beberapa unit sepeda motor di antaranya Honda Revo AD 3271 QK milik Bayu, Suzuki Smash AD 4547 KY milik Wawan, Yamaha Mio AD 2231 DT, Supra X AD 5378 WS dan Supra AD 2434 RF yang biasanya digunakan untuk beraksi. “Dalam waktu tiga bulan terakhir, komplotan yang dipimpin Bayu ini sudah beraksi 14 kali dengan sasaran gudang-gudang yang sepi. Terakhir mereka menjarah peralatan dan hasil batik di salah satu gudang di Laweyan dengan kerugian hampir Rp 70 juta,” papar Kapolresta Surakarta AKBP Listyo Sigit Prabowo didampingi Kasatreskrim AKP Edi S Sitepu, Kamis (30/6).
Komite Normalisasi (KN) mengaku akan menjalankan usulan dari Komisi X DPR RI terkait pemberian sanksi kepada para perusuh di Kongres Pertama bulan Mei di Hotel Sultan, Jakarta. Pemberian sanksi ini diharapkan akan memberi efek jera bagi para perusuh, sehingga Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Hotel Sunan, Sabtu (9/7) Solo berjalan lancar dan sukses.
Permintaan Komisi X DPR RI itu disampaikan pada rapat dengar pendapat dengan Menpora, Komite Normalisasi dan Komite Olahraga Indonesia (KOI) di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta tanggal 24 Mei lalu.
Anggota Komisi X DPR RI pun berharap supaya Komisi Disiplin (Komdis) PSSI melakukan sidang dan menjatuhkan sanksi.
Akan tetapi, Sekretaris Komite Normalisai, Djoko Driyono mengaku Komdis belum menjatuhkan sanksi apa pun kepada para perusuh yang menjadi biang keladi kegagalan Kongres bulan Mei lalu. “Komdis belum memutuskan apa pun, semua kasus pelanggaran masih dilihat,” ujar Djoko di sela-sela memantau persiapan Hotel Sunan, Solo, Senin (27/6).
Djoko menambahkan kemungkinan sebelum KLB di Solo digelar Komdis akan mengumumkan para peserta yang melakukan pelanggaran. “Sebelum kongres, kemungkinan Komdis akan mengumumkan peserta yang melakukan pelanggaran,” sambungnya.
Hal senada juga diungkapkan anggota Komite Normalisasi lainnya, FX Hadi Rudyatmo yang menuturkan semua bentuk pelanggaran telah terekam. “Semuanya terekam kamera, sehingga bentuk pelanggaran dari peserta kongres dapat dengan jelas terlihat,” terang Rudy. Wakil Walikota Solo itu menambahkan usulan pemberian sanksi merupakan usulan dari Komisi X, bukan dari Komite Normalisasi yang bertujuan untuk menyudutkan salah satu kelompok. Sedangkan rekaman pelanggaran-pelanggaran yang terjadi sudah berada di tangan Komdis. “Yang tahu rekamannya Komdis, yang berhak memberi sanksi dan apa bentuk hukumannya ya Komdis,” kata pria yang identik dengan kumis tebalnya itu.
Permintaan Komisi X DPR RI itu disampaikan pada rapat dengar pendapat dengan Menpora, Komite Normalisasi dan Komite Olahraga Indonesia (KOI) di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta tanggal 24 Mei lalu.
Anggota Komisi X DPR RI pun berharap supaya Komisi Disiplin (Komdis) PSSI melakukan sidang dan menjatuhkan sanksi.
Akan tetapi, Sekretaris Komite Normalisai, Djoko Driyono mengaku Komdis belum menjatuhkan sanksi apa pun kepada para perusuh yang menjadi biang keladi kegagalan Kongres bulan Mei lalu. “Komdis belum memutuskan apa pun, semua kasus pelanggaran masih dilihat,” ujar Djoko di sela-sela memantau persiapan Hotel Sunan, Solo, Senin (27/6).
Djoko menambahkan kemungkinan sebelum KLB di Solo digelar Komdis akan mengumumkan para peserta yang melakukan pelanggaran. “Sebelum kongres, kemungkinan Komdis akan mengumumkan peserta yang melakukan pelanggaran,” sambungnya.
Hal senada juga diungkapkan anggota Komite Normalisasi lainnya, FX Hadi Rudyatmo yang menuturkan semua bentuk pelanggaran telah terekam. “Semuanya terekam kamera, sehingga bentuk pelanggaran dari peserta kongres dapat dengan jelas terlihat,” terang Rudy. Wakil Walikota Solo itu menambahkan usulan pemberian sanksi merupakan usulan dari Komisi X, bukan dari Komite Normalisasi yang bertujuan untuk menyudutkan salah satu kelompok. Sedangkan rekaman pelanggaran-pelanggaran yang terjadi sudah berada di tangan Komdis. “Yang tahu rekamannya Komdis, yang berhak memberi sanksi dan apa bentuk hukumannya ya Komdis,” kata pria yang identik dengan kumis tebalnya itu.
Kuliner Makanan Besengek yang satu Ini cuma ada Di kecamatan Manyaran Wonogiri , dalam benak kita.makanan tradisional, yang diolah secara tradisional, dikemas dan dipasarakan dengan tradisional pula. tapi walaupun begitu, jajanan pasar memang ngangenin. Banyak makanan yang dijajakan dalam pasar yang ada di tengok di kecamatan Manyaran ini. Biasanya Kalau hari pasaran PON dan KLiWON pastilah Banyak yang antri untuksekedar merasakan nikmatnya es dawet , gurihnya tahu goreng dan yang tidak dilupakan yaitu makananan khas "BESENGEK". Dari namanya memang nggak begitu nge-trend banget apalagi bentuknya yang kalo orang awam melihatnya hemmmm kaya (maaf) pup :D heheheh... tapi jangan di pandang remeh rasa dan gizinya. Kalau sempat dan ada waktu cobalah makanan khas yang satu ini ... hemmm... nggak dibayangkan rasa lezatnya deh.pokoknya makyus banget Pizza aja kalah sama makanan ini,hehehe,makanan kuliner ini terbuat dari kacang koro .Bumbu besengek biasane bawang, brambang, kemiri, lombok utuh, ketumbar, moto, gula, kunir, dll Besengek biasane di jual pagi-pagi. Untuk masalah harga gak usah kawatir soalnya hargannya terjangkau banget merakyat murah meriah. kalo anda datang ke kabupaten wonogiri jangan lupa mampir di kecamatan manyaran pokoknya makanan kuliner khas kecamatan manyaran yang satu ini patut anda coba pokoknya Makyuss tenan. Besengek ohh..... besengek!!! i luve u pull.
Warga Lingkungan Tulakan, Kelurahan Selopuro, Batuwarno, beberapa hari lalu menangkap seekor ular piton sepanjang enam meter di lereng Gunung Tugu sebelah selatan lingkungan tersebut.
Sebelumnya, ular itu telah menelan seekor babi hutan alias celeng yang membuat perutnya menggembung sebesar batang pohon kelapa. Keterangan yang diperoleh Espos, Rabu (29/6/2011), dibutuhkan tujuh pria dewasa untuk menangkap kemudian mengangkut ular tersebut dari hutan. Sesampai di lingkungan warga, ular itu memuntahkan isi perutnya dan keluarlah tubuh seekor celeng dengan beberapa bagian yang masih utuh dan sebagian lainnya hancur.
Lurah Selopuro, Ruslan, kepada wartawan, mengungkapkan keberadaan ular tersebut kali pertama diketahui oleh salah seorang warga yakni Tarman. Tarman melihat ular itu hampir tidak bisa berjalan karena perutnya menggembung sangat besar.
“Dari informasi yang saya dapat, ular itu kali pertama diketahui oleh Pak Tarman saat pergi ke hutan. Setelah itu, bersama beberapa warga, ular itu ditangkap dan setelah sampai di rumah Pak Tarman ular itu mengeluarkan isi perutnya berupa seekor celeng,” kata Ruslan.
Disisi lain Salah seorang warga, Sukir, yang tinggal tak jauh dari Lingkungan Tulakan mengaku cukup khawatir, jika ular itu bisa memakan seekor celeng, bukan tidak mungkin bisa juga memakan anak kecil.
“Ya mudah-mudahan saja ular-ular itu tidak sampai berkeliaran di perkampungan. Hanya saja ini kan musim sudah mulai kemarau, kerindangan pepohonan mulai berkurang, jadi agak khawatir kalau ular itu masuk ke kampung,” katanya, kepada Espos, kemarin.
Sebelumnya, ular itu telah menelan seekor babi hutan alias celeng yang membuat perutnya menggembung sebesar batang pohon kelapa. Keterangan yang diperoleh Espos, Rabu (29/6/2011), dibutuhkan tujuh pria dewasa untuk menangkap kemudian mengangkut ular tersebut dari hutan. Sesampai di lingkungan warga, ular itu memuntahkan isi perutnya dan keluarlah tubuh seekor celeng dengan beberapa bagian yang masih utuh dan sebagian lainnya hancur.
Lurah Selopuro, Ruslan, kepada wartawan, mengungkapkan keberadaan ular tersebut kali pertama diketahui oleh salah seorang warga yakni Tarman. Tarman melihat ular itu hampir tidak bisa berjalan karena perutnya menggembung sangat besar.
“Dari informasi yang saya dapat, ular itu kali pertama diketahui oleh Pak Tarman saat pergi ke hutan. Setelah itu, bersama beberapa warga, ular itu ditangkap dan setelah sampai di rumah Pak Tarman ular itu mengeluarkan isi perutnya berupa seekor celeng,” kata Ruslan.
Disisi lain Salah seorang warga, Sukir, yang tinggal tak jauh dari Lingkungan Tulakan mengaku cukup khawatir, jika ular itu bisa memakan seekor celeng, bukan tidak mungkin bisa juga memakan anak kecil.
“Ya mudah-mudahan saja ular-ular itu tidak sampai berkeliaran di perkampungan. Hanya saja ini kan musim sudah mulai kemarau, kerindangan pepohonan mulai berkurang, jadi agak khawatir kalau ular itu masuk ke kampung,” katanya, kepada Espos, kemarin.

Anggota Polres yang naik pangkat tersebut meliputi tiga anggota yang naik dari Aipda menjadi Aiptu, 18 anggota yang naik dari Bripka ke Aipda, enam anggota naik dari Brigadir menjadi Bripka, empat anggota naik dari Briptu menjadi Brigadir dan 13 anggota naik dari Bripda ke Briptu. Di antara mereka yang naik dari Bripda ke Briptu ada salah satu anggota polisi wanita (Polwan).
Kapolres Wonogiri, AKBP Ni Ketut Swastika, dalam sambutannya mengatakan kenaikan pangkat itu harus diikuti dengan peningkatan kinerja. Kapolres menilai sejauh ini pelayanan prima oleh polisi masih sebatas simbol dan konsep-konsep, belum teraplikasi dengan baik dalam pelayanan sesungguhnya. “Karena itu, peningkatan disiplin, kemampuan dan profesionalisme harus benar-benar dilakukan. Termasuk kepekaan dan tanggap terhadap lingkungan,” jelas Kapolres.
Rencana mutasi besar-besaran pejabat Pemkab Wonogiri termasuk pengisian empat jabatan eselon II yang semula ditargetkan akhir Mei, diprediksi bakal makin molor. Apalagi, jika Bupati tetap menginginkan mutasi dilakukan bersamaan antara eselon II dengan eselon lain di bawahnya.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Wonogiri, Rumanti Permanandyah, kepada wartawan, Kamis (30/6/2011) mengatakan ada kemungkinkan mutasi pejabat itu baru bisa dilakukan Agustus mendatang. Menurut Rumanti, hingga kini surat persetujuan Gubernur Jateng untuk penempatan calon pejabat eselon II belum juga turun. “Surat itu masih ada pada Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jateng. Kami sudah ngecek ke Semarang beberapa hari lalu dan ternyata belum ditandatangani. Sekdaprov masih mengikuti pelatihan Lemhanas. Kabarnya beliau sempat pulang ke Semarang tapi karena jadwalnya padat, belum bisa memeriksa surat pengajuan kami,” kata Rumanti.
Rumanti mengaku berharap surat persetujuan tersebut segera turun sehingga mutasi pejabat bisa segera dilakukan. Tapi tampaknya hal itu sulit. Ada kemungkinan surat itu harus menunggu Sekdaprov selesai pelatihan Lemhanas. Rumanti menambahkan mutasi itu sebenarnya bisa dilakukan lebih cepat jika Bupati mau melakukan pelantikan secara terpisah antara pejabat eselon II dengan pejabat eselon di bawahnya. Sebab, mutasi pejabat di bawah eselon II tidak memerlukan persetujuan Gubernur dan mutasi pejabat eselon III ke bawah saat ini sudah selesai digodok Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat).
“Saya belum bisa memastikan apakah beliau (Bupati-red) bersedia melakukan pelantikan secara terpisah atau tetap pada keinginan awal untuk melakukan pelantikan bersama-sama. Tapi saya akan coba sampaikan usulan tersebut,” katanya, seraya mengatakan pelantikan pejabat eselon III ke bawah bisa dilakukan kapan saja.
Sementara itu, hingga berita ini disusun, Bupati Wonogiri H Danar Rahmanto, yang tengah mengikuti pendidikan dan pelatihan Lemhanas di Jakarta belum bisa dihubungi untuk konfirmasi. Namun sebagaimana diberitakan, Danar sejak awal memang menginginkan pelantikan dilakukan bersamaan antara pejabat eselon II dan eselon di bawahnya. Saat ditanya mengenai mutasi tersebut, pertengahan Mei lalu, Danar menargetkan mutasi bisa dilakukan paling lambat awal Juni. BKD pun sudah mengirimkan 12 nama calon ke Pemprov Jateng untuk dipertimbangkan menempati empat jabatan eselon II yang kosong.
Jabatan kosong tersebut adalah Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, Asisten Adminstrasi, Kepala Dinas Kesehatan, dan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM. Namun hingga pertengahan Juni, surat persetujuan Gubernur belum juga turun dikarenakan Sekdaprov tengah mengikuti Lemhanas.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Wonogiri, Rumanti Permanandyah, kepada wartawan, Kamis (30/6/2011) mengatakan ada kemungkinkan mutasi pejabat itu baru bisa dilakukan Agustus mendatang. Menurut Rumanti, hingga kini surat persetujuan Gubernur Jateng untuk penempatan calon pejabat eselon II belum juga turun. “Surat itu masih ada pada Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jateng. Kami sudah ngecek ke Semarang beberapa hari lalu dan ternyata belum ditandatangani. Sekdaprov masih mengikuti pelatihan Lemhanas. Kabarnya beliau sempat pulang ke Semarang tapi karena jadwalnya padat, belum bisa memeriksa surat pengajuan kami,” kata Rumanti.
Rumanti mengaku berharap surat persetujuan tersebut segera turun sehingga mutasi pejabat bisa segera dilakukan. Tapi tampaknya hal itu sulit. Ada kemungkinan surat itu harus menunggu Sekdaprov selesai pelatihan Lemhanas. Rumanti menambahkan mutasi itu sebenarnya bisa dilakukan lebih cepat jika Bupati mau melakukan pelantikan secara terpisah antara pejabat eselon II dengan pejabat eselon di bawahnya. Sebab, mutasi pejabat di bawah eselon II tidak memerlukan persetujuan Gubernur dan mutasi pejabat eselon III ke bawah saat ini sudah selesai digodok Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat).
“Saya belum bisa memastikan apakah beliau (Bupati-red) bersedia melakukan pelantikan secara terpisah atau tetap pada keinginan awal untuk melakukan pelantikan bersama-sama. Tapi saya akan coba sampaikan usulan tersebut,” katanya, seraya mengatakan pelantikan pejabat eselon III ke bawah bisa dilakukan kapan saja.
Sementara itu, hingga berita ini disusun, Bupati Wonogiri H Danar Rahmanto, yang tengah mengikuti pendidikan dan pelatihan Lemhanas di Jakarta belum bisa dihubungi untuk konfirmasi. Namun sebagaimana diberitakan, Danar sejak awal memang menginginkan pelantikan dilakukan bersamaan antara pejabat eselon II dan eselon di bawahnya. Saat ditanya mengenai mutasi tersebut, pertengahan Mei lalu, Danar menargetkan mutasi bisa dilakukan paling lambat awal Juni. BKD pun sudah mengirimkan 12 nama calon ke Pemprov Jateng untuk dipertimbangkan menempati empat jabatan eselon II yang kosong.
Jabatan kosong tersebut adalah Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, Asisten Adminstrasi, Kepala Dinas Kesehatan, dan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM. Namun hingga pertengahan Juni, surat persetujuan Gubernur belum juga turun dikarenakan Sekdaprov tengah mengikuti Lemhanas.
DPRD Wonogiri, Kamis (30/6/2011) membentuk dua panitia khusus (Pansus) untuk membahas empat rancangan peraturan daerah (Raperda). Pansus ini akan bekerja selama tiga hari mulai Jumat (1/7/2011), dilanjutkan Senin (4/7/2011) dan Selasa (5/7/2011).
Masing-masing Pansus beranggotakan 23 orang perwakilan dari lima fraksi. Pansus I, yang diketuai Setyo Sukarno, akan membahas Raperda tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) dan Raperda tentang Administrasi Kependudukan (Adminduk). Sedangkan Pansus II, yang diketuai Martanto akan membahas Raperda tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Raperda tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD).
Dengan waktu pembahasan yang hanya tiga hari, mau tidak mau para anggota akan harus lembur siang malam agar bisa menyelesaikan pembahasan tepat pada waktunya. “Jadi meskipun jadwalnya tiga hari hampir sama saja dengan enam hari karena kami akan bekerja siang malam. Pastinya kami optimis bisa menyelesaikan sesuai target,” kata Ketua Pansus I, Setyo Sukarno.
Anggota Fraksi PDIP tersebut menambahkan optimisme itu didasari fakta bahwa Raperda-Raperda itu sebelumnya telah melalui tahapan pengkajian yang cukup panjang. Misalnya, Raperda tentang RTRW sebelumnya sudah dikonsultasikan dengan pihak terkait di pemerintah pusat. Sehingga Pansus tinggal menyesuaikan dengan kondisi daerah.
Sebagaimana diinformasikan, jadwal pembahasan empat Raperda yang hanya tiga hari diputuskan pada Rapat Pimpinan DPRD yang ditindaklanjuti dengan Rapat Badan Musyawarah (Banmus), awal Juni lalu. Sebelumnya, jadwal pembahasan itu adalah 10 hari, namun kemudian diperpendek menjadi tiga hari dengan menghilangkan kegiatan studi banding ke luar daerah.
Ketua DPRD sekaligus Ketua Banmus, Wawan Setya Nugraha mengatakan perubahan jadwal itu dikarenakan alasan teknis. Ada surat dari Pemkab yang meminta pembahasan dipercepat. “Secara teknis percepatan pembahasan tidak akan menjadi masalah bagi DPRD, karena ini memang sudah menjadi tugas, pokok dan fungsi DPRD,” kata Wawan.
Keempat Raperda itu sudah melalui tahap penyampaian nota pengantar oleh Bupati, dilanjutkan penyampaian pandangan umum fraksi dan jawaban Bupati atas pemandangan umum tersebut. Jawaban Bupati disampaikan oleh Wakil Bupati Yuli Handoko dalam sidang paripurna yang digelar Kamis kemarin.
Masing-masing Pansus beranggotakan 23 orang perwakilan dari lima fraksi. Pansus I, yang diketuai Setyo Sukarno, akan membahas Raperda tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) dan Raperda tentang Administrasi Kependudukan (Adminduk). Sedangkan Pansus II, yang diketuai Martanto akan membahas Raperda tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Raperda tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD).
Dengan waktu pembahasan yang hanya tiga hari, mau tidak mau para anggota akan harus lembur siang malam agar bisa menyelesaikan pembahasan tepat pada waktunya. “Jadi meskipun jadwalnya tiga hari hampir sama saja dengan enam hari karena kami akan bekerja siang malam. Pastinya kami optimis bisa menyelesaikan sesuai target,” kata Ketua Pansus I, Setyo Sukarno.
Anggota Fraksi PDIP tersebut menambahkan optimisme itu didasari fakta bahwa Raperda-Raperda itu sebelumnya telah melalui tahapan pengkajian yang cukup panjang. Misalnya, Raperda tentang RTRW sebelumnya sudah dikonsultasikan dengan pihak terkait di pemerintah pusat. Sehingga Pansus tinggal menyesuaikan dengan kondisi daerah.
Sebagaimana diinformasikan, jadwal pembahasan empat Raperda yang hanya tiga hari diputuskan pada Rapat Pimpinan DPRD yang ditindaklanjuti dengan Rapat Badan Musyawarah (Banmus), awal Juni lalu. Sebelumnya, jadwal pembahasan itu adalah 10 hari, namun kemudian diperpendek menjadi tiga hari dengan menghilangkan kegiatan studi banding ke luar daerah.
Ketua DPRD sekaligus Ketua Banmus, Wawan Setya Nugraha mengatakan perubahan jadwal itu dikarenakan alasan teknis. Ada surat dari Pemkab yang meminta pembahasan dipercepat. “Secara teknis percepatan pembahasan tidak akan menjadi masalah bagi DPRD, karena ini memang sudah menjadi tugas, pokok dan fungsi DPRD,” kata Wawan.
Keempat Raperda itu sudah melalui tahap penyampaian nota pengantar oleh Bupati, dilanjutkan penyampaian pandangan umum fraksi dan jawaban Bupati atas pemandangan umum tersebut. Jawaban Bupati disampaikan oleh Wakil Bupati Yuli Handoko dalam sidang paripurna yang digelar Kamis kemarin.
Sindikat pencurian dengan modus memecah kaca mobil di tempat parkir dibongkar jajaran Polresta Solo, awal pekan ini. Tak tanggung-tanggung, tiga tersangka yang diringkus sudah beraksi di 21 tempat kejadian perkara (TKP) dalam enam bulan terakhir.
Kapolresta Solo, Kombes Listyo Sigit Prabowo, didampingi Kasatreskrim, AKP Edy Suranta Sitepu, mengatakan ketiga tersangka yang ditangkap adalah Agus Wiyono alias Bis Tingkat, 30, warga Teposanan, Sriwedari, Laweyan; Martino Atma Jaya Prihantoro alias Timin, 23, warga Teposanan, Sriwedari, Laweyan dan Mardiyanto alias Mbokek alias Glogok, 33, warga Totogan, Kestalan, Banjarsari.
Setiap menjalankan aksinya, terang Kapolresta, mereka berbagi tugas sesuai peran masing-masing. Sarana yang dipakai para tersangka cukup sederhana, yakni sebuah obeng guna merusak kaca yang sedang diparkir pemiliknya di tempat sepi. Setelah kaca dirusak, mereka menguras seluruh barang-barang berharga di dalam mobil. “Yang berperan sebagai eksekutor adalah Agus alias Bis Tingkat. Dia yang merusak kaca dan mengambil sejumlah barang berharga di dalam mobil. Sedangkan, Martino dan Mardiyanto berperan mengawasi lokasi kejadian,” tegasnya saat ditemui wartawan di Mapolresta Solo, Kamis (30/6/2011).
Kapolresta mengatakan tindakan ketiga tersangka sangat meresahkan masyarakat. Terlebih, sasaran operasi masing-masing tersangka bersifat lintas Soloraya. Untuk itu, penangkapan ketiga tersangka kali ini diharapkan dapat memberikan rasa nyaman kepada masyarakat. “TKP-nya ada yang di Sukoharjo, Karanganyar, Boyolali dan Solo. Modus yang mereka gunakan sebenarnya modus lama, tapi cukup meresahkan warga. Salah satu tersangka (Mardiyanto -red) bahkan harus kami tangkap di Jakarta,” terang Kapolresta.
Guna mempertanggungjawabkan perbuatannya, lanjut Kapolresta, masing-masing tersangka harus mendekam di sel tahanan Mapolresta Solo. Mereka dijerat Pasal 363 KUHP tentang Pencurian dengan ancaman hukuman selama tujuh tahun penjara. Barang bukti (BB) yang disita polisi adalah DVD, tape mobil, amplifier, laptop, tas ransel, celana jin dan satu unit sepeda motor Suzuki Shogun ber-Nopol AD 5538 EP.
“Biasanya, hasil yang diperoleh dari mencuri itu dibagi rata untuk memenuhi kebutuhan hidup. Setidaknya, barang yang pernah dihasilkan mereka selain uang Rp 15 juta adalah HP Nokia, Blackberry dan ATM atau kartu kredit,” katanya.
Menurut pengakuan salah satu tersangka, Bis Tingkat, dirinya nekat mencuri karena membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Seringkali, barang hasil kejahatan dijual kepada seseorang di kawasan Solo. “Biasanya kami melakukan aksi di tempat yang sepi. Sehari-hari saya bekerja sebagai tukang parkir. Saya pernah dihukum 4,5 bulan tahun 2004 karena kasus yang sama,” kata Bis Tingkat.
Kapolresta Solo, Kombes Listyo Sigit Prabowo, didampingi Kasatreskrim, AKP Edy Suranta Sitepu, mengatakan ketiga tersangka yang ditangkap adalah Agus Wiyono alias Bis Tingkat, 30, warga Teposanan, Sriwedari, Laweyan; Martino Atma Jaya Prihantoro alias Timin, 23, warga Teposanan, Sriwedari, Laweyan dan Mardiyanto alias Mbokek alias Glogok, 33, warga Totogan, Kestalan, Banjarsari.
Setiap menjalankan aksinya, terang Kapolresta, mereka berbagi tugas sesuai peran masing-masing. Sarana yang dipakai para tersangka cukup sederhana, yakni sebuah obeng guna merusak kaca yang sedang diparkir pemiliknya di tempat sepi. Setelah kaca dirusak, mereka menguras seluruh barang-barang berharga di dalam mobil. “Yang berperan sebagai eksekutor adalah Agus alias Bis Tingkat. Dia yang merusak kaca dan mengambil sejumlah barang berharga di dalam mobil. Sedangkan, Martino dan Mardiyanto berperan mengawasi lokasi kejadian,” tegasnya saat ditemui wartawan di Mapolresta Solo, Kamis (30/6/2011).
Kapolresta mengatakan tindakan ketiga tersangka sangat meresahkan masyarakat. Terlebih, sasaran operasi masing-masing tersangka bersifat lintas Soloraya. Untuk itu, penangkapan ketiga tersangka kali ini diharapkan dapat memberikan rasa nyaman kepada masyarakat. “TKP-nya ada yang di Sukoharjo, Karanganyar, Boyolali dan Solo. Modus yang mereka gunakan sebenarnya modus lama, tapi cukup meresahkan warga. Salah satu tersangka (Mardiyanto -red) bahkan harus kami tangkap di Jakarta,” terang Kapolresta.
Guna mempertanggungjawabkan perbuatannya, lanjut Kapolresta, masing-masing tersangka harus mendekam di sel tahanan Mapolresta Solo. Mereka dijerat Pasal 363 KUHP tentang Pencurian dengan ancaman hukuman selama tujuh tahun penjara. Barang bukti (BB) yang disita polisi adalah DVD, tape mobil, amplifier, laptop, tas ransel, celana jin dan satu unit sepeda motor Suzuki Shogun ber-Nopol AD 5538 EP.
“Biasanya, hasil yang diperoleh dari mencuri itu dibagi rata untuk memenuhi kebutuhan hidup. Setidaknya, barang yang pernah dihasilkan mereka selain uang Rp 15 juta adalah HP Nokia, Blackberry dan ATM atau kartu kredit,” katanya.
Menurut pengakuan salah satu tersangka, Bis Tingkat, dirinya nekat mencuri karena membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Seringkali, barang hasil kejahatan dijual kepada seseorang di kawasan Solo. “Biasanya kami melakukan aksi di tempat yang sepi. Sehari-hari saya bekerja sebagai tukang parkir. Saya pernah dihukum 4,5 bulan tahun 2004 karena kasus yang sama,” kata Bis Tingkat.

Para tersangka itu masing-masing, SA alias M, 44, warga Wonosobo, JD alias BL, 30, warga Medan, SN alias BS, 38, warga Medan, LV alias AT, 33, warga Depok, YS alias YP, 37, warga Makasar, dan Kentrung, warga Medan.
Kapolda Jateng, Irjen Pol Edward Aritonang, menyatakan dalam operasinya kawanan perampok membawa senjata api (Senpi) mainan serta senjata tajam golok dan tak segan-segan melukai korbannya. “Anggota masih mengembangkan penyelidikan terhadap para tersangka yang beroperasi lintas provinsi, mengejar pelaku lainnya,” kata Kapolda didampingi Kabid Humas Kombes Pol Djihartono dan Dir Reskrimum Kombes Pol Bambang Rudi Praktiknyo pada gelar perkara di Mapolda Jateng, Jl Pahlawan, Kota Semarang, Kamis (30/6/2011).
Dari tangan para tersangka, petugas menyita barang-bukti antara lain satu unit mobil angkutan umum (Mikrolet), satu unit motor Yamaha, dua unit TV 21 inci, dua Senpi mainan, satu gobang, serta beberapa hand phone dan topi bertuliskan polisi. Berdasarkan data Polda Jateng, kawanan perampok lintas provinisi telah merampok pedagang toko emas dan rumah mewah di sejumlah daerah di Jateng, antara lain Rutsam Efendi, pemilik toko emas di Jl Sido Mulyo No 9 Kecamatan Wonosobo, Wonosobo pada 4 November 2010.
Modus operasi kawanan perampok ini, menurut Kapolda mendatangi rumah korban dengan mengaku sebagai anggota kepolisian yang sedang mencari seseorang. Begitu pemilik rumah membuka pintu pelaku langsung mengancam menggunakan Senpi mainan dan Sajam. Setelah melumpuhkan pemilik rumah dengan diikat dan simasukan ke dalam sebuah ruangan, kawanan perampok dengan laluasa menguras perhiasan emas dan barang berharga milik korban.
Mengenai barang bukti topi polisi, Kapolda menyatakan untuk mengelabuhi korban dan anggota polisi yang sedang melakukan operasi di jalan. “Tersangka memberi salam kepada anggota polisi di lapangan supaya lolos dari operasi,” tandasnya.
Dir Reskrimum Kombes Pol Bambang Rudi Praktiknyo menambahkan untuk menangkap para tersangka melakukan koordinasi dengan Polda Metro Jaya, Jakarta dan Polda Sumatera Utara. “Tersangka ditangkap ditempat persembunyian di Wonosobo dan Jakarta,” ujar dia.

“Awalnya dulu saya merantau di Kalimantan, namun setelah saya pikir-pikir terlalu jauh dengan istri. Akhirnya saya memutuskan untuk mencari pekerjaan di Wonogiri, melihat penjual akar wangi saya tertarik untuk membuatnya dan menjualnya di Waduk Gajah Mungkur” ungkap Giyanto.
“sebenarnya tidak hanya saya saja yang menjual Kerajinan Akar Wangi di tempat ini namun ada beberapa pengrajin lain seperti, Gito (48) dan Sulis (30) seorang guru TK yang mengisi hari liburnya dengan menjual kerajinan akar wangi” Tambah Giyanto di temui di sela-sela pengunjung yang ramai sambil menawarkan buah karya tangannya.
Di hari libur ini pendapatan para penjual kerajinan akar wangi meningkat sekitar 60%. Hari libur ini bisa jadi di istilahkan dengan hari keberuntungan bagi para pengrajin sekaligus penjual kerajinan akar wangi tersebut.
Di Wonogiri sendiri para penjual kerajian akar wangi juga membentuk sebuah paguyuban, pengrajin akar wangi ini kebanyakan brasal dari Semin, Wonosari dan Gunung Kidul. Setiap penjual akar wangi di kota-kota lainya juga membentuk paguyuban yang sejenis dengan nama berbeda, “kalau yang di Wonogiri ini Paguyuban kami beri nama Gajah Mungkur Handayani dan beranggotakan sekitar 70 orang.
Nama paguyuban ini sendiri Menggabungkan nama Waduk Gajah Mungkur dengan Slogan Gunung Kidul Handayani, Tujuan di bentuknya paguyuban ini adalah untuk mempererat tali silaturahim dan menyamakan harga penjualan agar tidak terjadi perang harga sesama penjual nantinya” Tambah Giyanto.
Anggota Srikandi Simpatik Polres Wonogiri belum lama ini menangkap tujuh orang yang diduga terlibat aksi perjudian di wilayah Kecamatan Paranggupito. Srikandi Simpatik ini dipimpin langsung oleh Kapolres Wonogiri AKBP Ni Ketut Swastika yang tidak lain Polwan (polisi wanita).
Terjunnya Srikandi Simpatik karena laporan dari masyarkat ke anggota dinilai tidak berhasil di wilayah Paranggupito. Karena itu Kapolres Wonogiri turun sendiri untuk menindaklanjuti laporan dari masyarakat Paranggupito. “Hasilnya tujuh orang kita tangkap karena berjudi dadu kopyok, 1 orang menjadi Bandar dan enam lainnya pemasang,” kata AKBP Ni Ketut Swastika, Selasa (28/6/11). Ketujuh penjudi itu adalah Eko Purwanto alias Koplo (40) Sumberejo RT 03 RW 04 Songgbledek, Paranggupito. Sukimin alias Jengglot (56) Dusun Klepu, Songbeledek Purwantoro, Rinto (45), Katimin (50) Asep Maulana (35), Suparno (56), Sukijo (45) semua asal Desa Ketos Kecamatan Paranggupito.
“Anggota serse banyak dikenal, sehingga pelaku kabur. Setelah dapat laporan kita bentuk tim Khusus untuk memburu,” katanya. Mereka tidak bisa berkutik. Sebab polisi berhasil mengamankan barang buktinya, yaitu uang Rp.293 ribu, mata dadu, lapak gambar dan bathok. Mereka ditangkap di Dusun Sumberejo yaitu di rumah Koplo, pukul 23.30 Sabtu (25/6/11) silam. Koplo bertindak sebagai Bandar, yang lainnya sebagai pemasang.
Aparat gabungan berhasil menyita 286 buah rokok illegal yang beredar luas di Wonogiri. Rokok itu disita oleh tim dan disimpan di ruang penyidik pegawai negeri sipil (PPNS), di Kantor Satpol PP Wonogiri sebagai barang bukti. Hasil sebanyak itu setelah tim melakukan operasi selama hampir sebulan terakhir.
Rokok yang disita itu beredar di sembilan dari 25 kecamatan di Wonogiri. Daerah peredaran yang dijadikan sasaran tim di antaranya Kecamatan Jatipurno, Jatiroto, Jatisrono, Wonogiri dan Slogohimo. Tim gabungan terdiri atas, Satpol PP, Polres, Kodim, Kesbangpollinmas, Disperindagkop dan UMKM, bagian humas dan bagian hukum. Pernyataan itu disampaikan Kepala Kantor Satpol PP Wonogiri, Sukiyono saat ditemui Espos di sela-sela turun langsung melakukan operasi di Pasar Slogohimo. Operasi di Pasar Slogohimo dipimpin oleh Kasi Ketertiban Umum Susilo Sedyono. Berdasar pemantauan Espos di lokasi, tim mendapati rokok illegal di jual di kios milik Siti. Enam buah rokok merek Nuansa diketahui tak dilengkapi dengan cukai.
Penjaga kios, Berti mengaku tidak tahu asal-muasal rokok tersebut. “Kami tidak tahu setoran dari mana. Yang tahu ibu (pemilik),” ujarnya. Setelah penjaga diberi penjelasan, tim membeli sebuah rokok seharga Rp 3.000 itu untuk dijadikan barang bukti. “Sisa rokok illegal ini jangan dijual. Sewaktu-waktu, kami akan mampir ke kios ini untuk melakukan pengawasan,” sambung Kasi Trantib (Ketenteraman dan ketertiban) Kecamatan Slogohimo, Jarno.
Di dua kios yang lain, yakni milik Demin dan Heri, tim mendapati semua rokok yang dijual legal. “Kami tidak mau ribet. Kami hanya mengambil dan menjual rokok bercukai. Bertambah susah jika ada razia semacam ini,” ujar Demin.
Sementara itu, Kepala Kantor Satpol PP Wonogiri, Sukiyono mengatakan, ke-284 rokok illegal yang diamankan terdiri atas rokok polos sebuah, rokok dengan cukai palsu sebanyak 71 buah, rokok tanpa cukai sebanyak 47 buah dan cukai kadaluwarsa sebanyak 167 buah. “Cukai rokok setiap tahun harus diganti. Ternyata tim menemukan rokok dengan cukai kadaluarsa dari 2003-2010. Tarif per biji rokok bercukai bervariasi.”
Mantan Kasubsi Pembangunan Pemkab Wonogiri ini menyatakan ke-286 buah rokok itu terbagi atas 103 merek dari 2.300 merek. “Kami masih membina para pedagang yang kedapatan menjual rokok illegal. Untuk itu, anggota tim menyodorkan surat pernyataan untuk diisi oleh pedagang. Razia ini baru tahap pertama dan akan kami lakukan secara rutin. Kejelian dan kecermatan sangat dibutuhkan karena bentuk dan warna rokok hampir sama dengan rokok-rokok yang sudah terkenal di masyarakat.”
Rokok yang disita itu beredar di sembilan dari 25 kecamatan di Wonogiri. Daerah peredaran yang dijadikan sasaran tim di antaranya Kecamatan Jatipurno, Jatiroto, Jatisrono, Wonogiri dan Slogohimo. Tim gabungan terdiri atas, Satpol PP, Polres, Kodim, Kesbangpollinmas, Disperindagkop dan UMKM, bagian humas dan bagian hukum. Pernyataan itu disampaikan Kepala Kantor Satpol PP Wonogiri, Sukiyono saat ditemui Espos di sela-sela turun langsung melakukan operasi di Pasar Slogohimo. Operasi di Pasar Slogohimo dipimpin oleh Kasi Ketertiban Umum Susilo Sedyono. Berdasar pemantauan Espos di lokasi, tim mendapati rokok illegal di jual di kios milik Siti. Enam buah rokok merek Nuansa diketahui tak dilengkapi dengan cukai.
Penjaga kios, Berti mengaku tidak tahu asal-muasal rokok tersebut. “Kami tidak tahu setoran dari mana. Yang tahu ibu (pemilik),” ujarnya. Setelah penjaga diberi penjelasan, tim membeli sebuah rokok seharga Rp 3.000 itu untuk dijadikan barang bukti. “Sisa rokok illegal ini jangan dijual. Sewaktu-waktu, kami akan mampir ke kios ini untuk melakukan pengawasan,” sambung Kasi Trantib (Ketenteraman dan ketertiban) Kecamatan Slogohimo, Jarno.
Di dua kios yang lain, yakni milik Demin dan Heri, tim mendapati semua rokok yang dijual legal. “Kami tidak mau ribet. Kami hanya mengambil dan menjual rokok bercukai. Bertambah susah jika ada razia semacam ini,” ujar Demin.
Sementara itu, Kepala Kantor Satpol PP Wonogiri, Sukiyono mengatakan, ke-284 rokok illegal yang diamankan terdiri atas rokok polos sebuah, rokok dengan cukai palsu sebanyak 71 buah, rokok tanpa cukai sebanyak 47 buah dan cukai kadaluwarsa sebanyak 167 buah. “Cukai rokok setiap tahun harus diganti. Ternyata tim menemukan rokok dengan cukai kadaluarsa dari 2003-2010. Tarif per biji rokok bercukai bervariasi.”
Mantan Kasubsi Pembangunan Pemkab Wonogiri ini menyatakan ke-286 buah rokok itu terbagi atas 103 merek dari 2.300 merek. “Kami masih membina para pedagang yang kedapatan menjual rokok illegal. Untuk itu, anggota tim menyodorkan surat pernyataan untuk diisi oleh pedagang. Razia ini baru tahap pertama dan akan kami lakukan secara rutin. Kejelian dan kecermatan sangat dibutuhkan karena bentuk dan warna rokok hampir sama dengan rokok-rokok yang sudah terkenal di masyarakat.”

Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (Disnakperla) Wonogiri secara berkala telah melakukan upaya penertiban dengan merazia dan menyita jaring-jaring angkat tersebut. Namun, upaya itu tak juga membuat para oknum nelayan jera sehingga jaring-jaring angkat masih terus ditemukan. “Terakhir, kami bersama tim gabungan dari Satpol PP dan kepolisian mengadakan razia, Selasa pagi dan berhasil mengangkat 42 katrol dan 18 jaring yang masih terpasang, serta empat buah lampu gas dan empat tabung gas 3 kg. Lampu itu dipakai menarik perhatian ikan-ikan di malam hari,” ungkap Kabid Perikanan Disnakperla, Heru Soetopo mewakili Kepala Disnakperla, Rully Pramono Retno, kepada wartawan, Rabu (29/6/2011).
Lokasi penemuan jaring-jaring itu pun, kata Heru, masih sama, yaitu di lima desa wilayah Kecamatan Baturetno dan Eromoko. Hal ini menunjukkan bahwa di wilayah-wilayah itulah banyak terdapat ikan. Dalam operasi razia dua bulan sebelumnya bersama kelompok masyarakat pengawas, di lokasi yang sama telah diamankan sebanyak 15 jaring.
Jaring-jaring itu biasanya berdiameter lebih kecil dibandingkan yang diizinkan dalam undang-undang maupun Perda, sehingga mampu menjaring tidak hanya ikan besar tetapi juga ikan-ikan kecil dalam jumlah besar sekali angkat. Hal ini tentu sangat merugikan para nelayan dari kelompok resmi yang patuh menggunakan pancing atau jaring lempar. Ikan yang seharusnya bisa ditangkap oleh mereka, banyak yang masuk ke jaring angkat oknum nelayan. Selain itu, lanjut Heru, biasanya oknum nelayan yang menggunakan jaring angkat tidak menjual ikan di tempat penjualan ikan (TPI) resmi karena pasti akan ketahuan siapa orangnya.
Tak tanggung-tanggung, dalam setahun, menurut Heru, diperkirakan sedikitnya 700 ton ikan ditangkap menggunakan jaring ilegal. “Dengan harga ikan Rp 5.000 saja misalnya, maka dalam setahun nelayan dirugikan hingga Rp 3 miliar,” jelasnya. Heru menambahkan sanksi bagi pemasang jaring angkat sebenarnya cukup berat. Dalam UU No 45/2009 tentang Perikanan menetapkan sanksi bagi siapa saja yang menangkap ikan dengan alat yang merugikan bisa dipidana penjara maksimal lima tahun dan denda hingga Rp 1,5 miliar. Namun, bukanlah perkara mudah untuk menangkap para pemasang jaring angkat. Mereka biasanya beroperasi pada malam hari dan selalu waspada sehingga langsung lari begitu mendengar bunyi perahu motor petugas razia.
Setelah berkali-kali media massa memberitakan soal keresahan warga di lokasi pembangunan Waduk Pidekso, di Kecamatan Giriwoyo, Wonogiri, anggota DPRD Wonogiri yang duduk di Komisi A, B dan C, akhirnya menggelar dengar pendapat dengan pihak terkait, Selasa (28/6/2011) di Grha Paripurna DPRD Wonogiri.
Pada acara dengar pendapat tersebut warga tetap menolak pembangunan waduk tersebut. Namun warga tetap menyetujui kegiatan yang dilakukan oleh petugas di lokasi pembangunan. Kegiatan yang dimaksud di antaranya pengukuran luas lahan dengan pemberian patok. Persetujuan warga itu dibuktikan dengan sikap diamnya ketika Ketua Komisi C DPRD Wonogiri, Setyo Sukarno yang memimpin acara menegaskan bahwa kegiatan pembangunan waduk belum dilakukan, kegiatan saat ini merupakan proses awal menuju pembangunan. Sedangkan, dana kegiatan sudah dialokasikan di APBN. “Kegiatan tahun ini masih tahap studi kelayakan dan desain. Dana untuk kegiatan itu sudah dialokasikan pada APBN, jadi biar dilanjutkan dan sikap warga bisa ditentukan pada 2012 saat dilakukan proses pemuatan Amdal maupun persetujuan,” kata Setyo. Pernyataan anggota DPRD asal Baturetno itu disepakati peserta . Legislator lain seperti Dwi Hatmoko, Wahyudi, Martanto, Sardi dan Ngadiyono menyatakan, pematokan lahan di lokasi membuat warga resah. Mereka berharap pemerintah menyiapkan lokasi alternatif baru untuk lokasi pembangunan waduk.
Sementara itu, Kades Tukulrejo, Kenthut Suparyono mewakili empat Kades yang lain menuturkan, warga di empat desa, yakni Bulurejo, Pidekso, Tukulrejo dan Gedongrejo, tetap menolak pembangunan Waduk Pidekso.
Salah seorang tokoh masyarakat setempat, Aris Sularno menyatakan hendaknya setiap pembangunan dimulai dari fondasi atau bawah. “Seperti rencana pembangunan Waduk Pidekso, hendaknya dimulai dari masyarakat namun kami menggambarkan proses pembangunan Waduk Pidekso dimulai dari atas sehingga tidak akan mulus.”
Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), Hari Suprayogi menyatakan, rencana pembangunan Waduk Pidekso sudah ada sejak 1984 seiring dengan peresmian Waduk Gajah Mungkur (WGM). “Seiring perjalanan waktu, sedimentasi WGM cukup cepat. Di samping itu, keberadaan WGM ternyata tidak bermanfaat bagi masyarakat Wonogiri. Untuk itulah dibangun Waduk Pidekso agar air yang ditampung bisa untuk mengairi lahan warga. Ditinjau dari sumbangan sedimentasi, aliran sungai dari Pidekso masih sedikit,” jelasnya.
Pada acara dengar pendapat tersebut warga tetap menolak pembangunan waduk tersebut. Namun warga tetap menyetujui kegiatan yang dilakukan oleh petugas di lokasi pembangunan. Kegiatan yang dimaksud di antaranya pengukuran luas lahan dengan pemberian patok. Persetujuan warga itu dibuktikan dengan sikap diamnya ketika Ketua Komisi C DPRD Wonogiri, Setyo Sukarno yang memimpin acara menegaskan bahwa kegiatan pembangunan waduk belum dilakukan, kegiatan saat ini merupakan proses awal menuju pembangunan. Sedangkan, dana kegiatan sudah dialokasikan di APBN. “Kegiatan tahun ini masih tahap studi kelayakan dan desain. Dana untuk kegiatan itu sudah dialokasikan pada APBN, jadi biar dilanjutkan dan sikap warga bisa ditentukan pada 2012 saat dilakukan proses pemuatan Amdal maupun persetujuan,” kata Setyo. Pernyataan anggota DPRD asal Baturetno itu disepakati peserta . Legislator lain seperti Dwi Hatmoko, Wahyudi, Martanto, Sardi dan Ngadiyono menyatakan, pematokan lahan di lokasi membuat warga resah. Mereka berharap pemerintah menyiapkan lokasi alternatif baru untuk lokasi pembangunan waduk.
Sementara itu, Kades Tukulrejo, Kenthut Suparyono mewakili empat Kades yang lain menuturkan, warga di empat desa, yakni Bulurejo, Pidekso, Tukulrejo dan Gedongrejo, tetap menolak pembangunan Waduk Pidekso.
Salah seorang tokoh masyarakat setempat, Aris Sularno menyatakan hendaknya setiap pembangunan dimulai dari fondasi atau bawah. “Seperti rencana pembangunan Waduk Pidekso, hendaknya dimulai dari masyarakat namun kami menggambarkan proses pembangunan Waduk Pidekso dimulai dari atas sehingga tidak akan mulus.”
Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), Hari Suprayogi menyatakan, rencana pembangunan Waduk Pidekso sudah ada sejak 1984 seiring dengan peresmian Waduk Gajah Mungkur (WGM). “Seiring perjalanan waktu, sedimentasi WGM cukup cepat. Di samping itu, keberadaan WGM ternyata tidak bermanfaat bagi masyarakat Wonogiri. Untuk itulah dibangun Waduk Pidekso agar air yang ditampung bisa untuk mengairi lahan warga. Ditinjau dari sumbangan sedimentasi, aliran sungai dari Pidekso masih sedikit,” jelasnya.
Pemkot Solo dan Pemkab Sukoharjo memperebutkan hak pengelolaan Makam Daksinoloyo dan Parcimaloyo. Pemkab Sukoharjo minta aset Pemkot Solo di dua lahan makam itu dialihkan, namun Pemkot menolaknya.
Permintaan Pemkab Sukoharjo itu disampaikan beberapa waktu lalu melalui surat ke Pemkot Solo. Pertimbangan Pemkab Sukoharjo itu, karena kedua lahan makam berada di wilayah teritorial Sukoharjo.
Ketua Pansus Raperda Pemakaman, RM Kusraharjo, menegaskan, dua aset Pemkot Solo itu tidak boleh dialihkan ke Pemkab Sukoharjo. ”Dulunya itu dibeli oleh Keraton Pajang pada tahun 1700-an. Waktu itu Sukoharjo dan Surakarta menjadi satu dalam Kabupaten/ Kota. Baru pada Juni 1946 barulah lahirnya Kota Solo. Namun, tanah itu tetap milik Pemkot Solo,” ujarnya, Senin (27/6).
Menurutnya, dua aset tersebut resmi milik Pemkot Solo. Namun, dia tidak memungkiri jika kondisi kedua tempat tersebut tidak terurus. ”Jangan diberikan kepada Pemkab Sukoharjo. Kalau hal ini terjadi, semua aset Pemkot Solo di luar kota akan habis,” kata politisi Partai Golkar itu.
Tak hanya itu, dia mengatakan, selain milik Pemkot di sana juga ada benda cagar budaya (BCB) milik Keraton Pajang di Makam Pracimaloyo. Di sana ada makam salah satu mertua PB III, yakni Kanjeng Wirorejo. ”Jadi, tidak boleh ada yang sampai menggusur dan membongkar makam itu. Kita tak akan biarkan BCB itu dirusak,” ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya mendesak kepada Pemkot Solo untuk mengundang Pemkab Sukoharjo untuk menyelesaikan masalah ini. ”Harus segera diselesaikan. Kami sudah lama mengingatkan Pemkot tapi tak digubris. Untuk kesekian kalinya, kami harap Pemkot bisa menyelesaikannya,” katanya.
Wakil Ketua DPRD Solo, Muhammad Rodhi menambahkan, aset itu tetap milik Pemkot meski berada di teritorial Sukoharjo. ”Dari sisi sejarah, ada beberapa aset Solo yang berada di luar kota. Termasuk Daksinoloyo dan Pracimaloyo. Sejarah juga menegaskan, wilayah Surakarta itu meliputi beberapa wilayah selain Solo. Hal ini jelas diatur dalam UU Nomor 16 Tahun 1950,” kata Rodhi kepada wartawan, kemarin.
Aturan tersebut menyatakan, Solo itu tidak hanya terdiri dari Surakarta yang ada di dalamnya, tetapi termasuk Sukoharjo, bahkan hingga Surabaya. ”Hanya saja beberapa waktu lalu direvisi. Namun, hanya memisahkan Surabaya dari wilayah Surakarta,” ujar dia.
Politisi PKS itu juga memaparkan jika dari awal, Solo direncanakan sebagai pusat perkantoran. Sehingga, pabrik-pabrik yang dulunya berada di Solo dipindahkan ke luar kota.
Selain itu, pertimbangan lain untuk tak melepaskan aset adalah makin berkurangnya lahan pemakaman di Solo. Logikanya, kata Rodhi, pelapasan itu tidak mungkin dilakukan. ”Kita saja mengemukakan wacana pembelian lahan makam di luar kota dalam pembahasan Pansus Raperda Pemakaman. Tak hanya itu, kita juga berencana menggandeng pihak swasta itu mengelolanya. Jadi, apa alasan Pemkot untuk melepaskan aset itu. Ya, meski Pemkab telah mengirimkan surat kepada Pemkot Solo,” katanya.
Permintaan Pemkab Sukoharjo itu disampaikan beberapa waktu lalu melalui surat ke Pemkot Solo. Pertimbangan Pemkab Sukoharjo itu, karena kedua lahan makam berada di wilayah teritorial Sukoharjo.
Ketua Pansus Raperda Pemakaman, RM Kusraharjo, menegaskan, dua aset Pemkot Solo itu tidak boleh dialihkan ke Pemkab Sukoharjo. ”Dulunya itu dibeli oleh Keraton Pajang pada tahun 1700-an. Waktu itu Sukoharjo dan Surakarta menjadi satu dalam Kabupaten/ Kota. Baru pada Juni 1946 barulah lahirnya Kota Solo. Namun, tanah itu tetap milik Pemkot Solo,” ujarnya, Senin (27/6).
Menurutnya, dua aset tersebut resmi milik Pemkot Solo. Namun, dia tidak memungkiri jika kondisi kedua tempat tersebut tidak terurus. ”Jangan diberikan kepada Pemkab Sukoharjo. Kalau hal ini terjadi, semua aset Pemkot Solo di luar kota akan habis,” kata politisi Partai Golkar itu.
Tak hanya itu, dia mengatakan, selain milik Pemkot di sana juga ada benda cagar budaya (BCB) milik Keraton Pajang di Makam Pracimaloyo. Di sana ada makam salah satu mertua PB III, yakni Kanjeng Wirorejo. ”Jadi, tidak boleh ada yang sampai menggusur dan membongkar makam itu. Kita tak akan biarkan BCB itu dirusak,” ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya mendesak kepada Pemkot Solo untuk mengundang Pemkab Sukoharjo untuk menyelesaikan masalah ini. ”Harus segera diselesaikan. Kami sudah lama mengingatkan Pemkot tapi tak digubris. Untuk kesekian kalinya, kami harap Pemkot bisa menyelesaikannya,” katanya.
Wakil Ketua DPRD Solo, Muhammad Rodhi menambahkan, aset itu tetap milik Pemkot meski berada di teritorial Sukoharjo. ”Dari sisi sejarah, ada beberapa aset Solo yang berada di luar kota. Termasuk Daksinoloyo dan Pracimaloyo. Sejarah juga menegaskan, wilayah Surakarta itu meliputi beberapa wilayah selain Solo. Hal ini jelas diatur dalam UU Nomor 16 Tahun 1950,” kata Rodhi kepada wartawan, kemarin.
Aturan tersebut menyatakan, Solo itu tidak hanya terdiri dari Surakarta yang ada di dalamnya, tetapi termasuk Sukoharjo, bahkan hingga Surabaya. ”Hanya saja beberapa waktu lalu direvisi. Namun, hanya memisahkan Surabaya dari wilayah Surakarta,” ujar dia.
Politisi PKS itu juga memaparkan jika dari awal, Solo direncanakan sebagai pusat perkantoran. Sehingga, pabrik-pabrik yang dulunya berada di Solo dipindahkan ke luar kota.
Selain itu, pertimbangan lain untuk tak melepaskan aset adalah makin berkurangnya lahan pemakaman di Solo. Logikanya, kata Rodhi, pelapasan itu tidak mungkin dilakukan. ”Kita saja mengemukakan wacana pembelian lahan makam di luar kota dalam pembahasan Pansus Raperda Pemakaman. Tak hanya itu, kita juga berencana menggandeng pihak swasta itu mengelolanya. Jadi, apa alasan Pemkot untuk melepaskan aset itu. Ya, meski Pemkab telah mengirimkan surat kepada Pemkot Solo,” katanya.
Sekitar 70 persen dari 378 sekolah dasar negeri di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, kekurangan siswa meski jadwal penerimaan peserta didik baru tahun ajaran 2011/2012 telah berakhir.
”Berdasarkan laporan yang masuk ke Dinas Pendidikan Dasar Bantul, sekitar 70 persen sekolah dasar (SD) negeri di daerah ini kekurangan siswa,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi, Bina Program, Dinas Pendidikan Dasar Bantul Juwahir di Bantul, Senin (27/6).
Menurut dia, penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2011/2012 untuk SD negeri dimulai 23 Juni hingga 25 Juni 2011, sementara pengumuman penerimaan 27 Juni untuk selanjutnya dilaporkan ke dinas terkait.
”Meski laporan hasil PPDB setiap sekolah yang kami terima baru secara lisan, namun setidaknya sudah diketahui hasilnya, kami berharap setiap sekolah segera mengambil kebijakan,” katanya.
Perpanjangan Waktu
Menurut dia, SD negeri yang kekurangan siswa tersebut berada di pinggiran Bantul, penyebabnya ada beberapa faktor, di antaranya terkait jumlah penduduk dan kurangnya pemahaman warga menyekolahkan anak.
”Faktor kepadatan penduduk memang mempengaruhi jumlah siswa di sekolah setempat, selain itu warga yang belum mengetahui jadwal pendaftaran dan mendaftar saat kegiatan belajar dimulai,” katanya.
Ia mengatakan, sejumlah SD negeri yang kekurangan siswa di antaranya berada di pinggiran di sebagian Kecamatan Sedayu, Piyungan dan Dlingo serta Pajangan yang memang jumlah penduduknya relatif sedikit.
”Sedangkan laporan yang masuk dari SD negeri di wilayah dekat kecamatan atau perkotaan telah memenuhi kuota yang ditetapkan masing-masing sekolah,” katanya.
Ia mengatakan, Dikdas Bantul memberikan kesempatan setiap sekolah yang kekurangan siswa untuk memenuhi kuota dengan memperpanjang pendaftaran PPDB hingga masuk tahun ajaran 2011/2012.
Kepala Sekolah SD Negeri Trucuk, Triwidadi, Pajangan, Bantul, Giwang Wiyono mengatakan dari kuota yang ditetapkan sekolah sebanyak 56 siswa, yang mendaftar hanya sebanyak 31 siswa.
”Sekolah masih menerima calon siswa baru hingga dimulainya tahun ajaran baru, kekurangan siswa ini disebabkan jumlah penduduk yang sedikit, ini sudah biasa terjadi saat PPDB,” katanya.
”Berdasarkan laporan yang masuk ke Dinas Pendidikan Dasar Bantul, sekitar 70 persen sekolah dasar (SD) negeri di daerah ini kekurangan siswa,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi, Bina Program, Dinas Pendidikan Dasar Bantul Juwahir di Bantul, Senin (27/6).
Menurut dia, penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2011/2012 untuk SD negeri dimulai 23 Juni hingga 25 Juni 2011, sementara pengumuman penerimaan 27 Juni untuk selanjutnya dilaporkan ke dinas terkait.
”Meski laporan hasil PPDB setiap sekolah yang kami terima baru secara lisan, namun setidaknya sudah diketahui hasilnya, kami berharap setiap sekolah segera mengambil kebijakan,” katanya.
Perpanjangan Waktu
Menurut dia, SD negeri yang kekurangan siswa tersebut berada di pinggiran Bantul, penyebabnya ada beberapa faktor, di antaranya terkait jumlah penduduk dan kurangnya pemahaman warga menyekolahkan anak.
”Faktor kepadatan penduduk memang mempengaruhi jumlah siswa di sekolah setempat, selain itu warga yang belum mengetahui jadwal pendaftaran dan mendaftar saat kegiatan belajar dimulai,” katanya.
Ia mengatakan, sejumlah SD negeri yang kekurangan siswa di antaranya berada di pinggiran di sebagian Kecamatan Sedayu, Piyungan dan Dlingo serta Pajangan yang memang jumlah penduduknya relatif sedikit.
”Sedangkan laporan yang masuk dari SD negeri di wilayah dekat kecamatan atau perkotaan telah memenuhi kuota yang ditetapkan masing-masing sekolah,” katanya.
Ia mengatakan, Dikdas Bantul memberikan kesempatan setiap sekolah yang kekurangan siswa untuk memenuhi kuota dengan memperpanjang pendaftaran PPDB hingga masuk tahun ajaran 2011/2012.
Kepala Sekolah SD Negeri Trucuk, Triwidadi, Pajangan, Bantul, Giwang Wiyono mengatakan dari kuota yang ditetapkan sekolah sebanyak 56 siswa, yang mendaftar hanya sebanyak 31 siswa.
”Sekolah masih menerima calon siswa baru hingga dimulainya tahun ajaran baru, kekurangan siswa ini disebabkan jumlah penduduk yang sedikit, ini sudah biasa terjadi saat PPDB,” katanya.

Patrem Joko menyatakan pemberitaan yang cukup gencar terkait temuan emas di bukit Randu Kuning dikhawatirkan akan mengundang gelombang penambang baru seperti halnya kasus di Banyumas. Karena itu untuk mengantisipasi kemungkinan serupa, Pemkab melarang dan akan menindak tegas para penambang baru, baik dari kalangan warga lokal maupun pendatang.
Dikemukakan, sesuai jadwal Dinas PESDM, pendataan penambang di Jendi dan Keloran akan dilakukan mulai 4 Juli mendatang. Pemkab, ujarnya, juga akan mengawasi PT Alexis Perdana Mineral (APM) dengan meminta penjelasan menyangkut kemajuan eksplorasi yang dilakukan. “Jadi selain pendataan penambang, PT APM selaku pemegang izin eksplorasi akan kita awasi. Nanti tanggal 30 Juni tim Pemkab minta penjelasan perkembangan eksplorasinya sejauh mana. Sehingga tidak hanya (Dinas) PESDM, tetapi ada Satpol PP, Kantor Lingkungan Hidup, serta Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD),” sambungnya lagi.
Sementara Kepala Desa (Kades) Jendi, Selogiri, Wahyudi SP, menyatakan jumlah penambang emas Randu Kuning saat ini tercatat mencapai 200 orang. Mereka tergabung di dua paguyuban berbeda, masing-masing di Dukuh Nglenggong dan Geran. Namun menurut Wahyudi, karena hanya menjadi pekerjaan sambilan, jumlah penambang juga sering mengalami pasang surut.
“Sekarang sekitar 200-an orang itu, tetapi ada pasang surutnya. Lebih tergantung situasi, saat musim tanam kecenderungannya jumlah penambang relatif berkurang, namun di kesempatan lain juga bertambah,” paparnya. Disampaikan pula, penambangan rakyat di Jendi dan Keloran sempat dicarikan izin, namun sampai sekarang tidak ada kejelasan soal adanya izin tersebut.
Pada bagian lain Patrem Joko juga menyampaikan, PT APM sejauh ini baru mengantongi izin eksplorasi. Izin bisa ditingkatkan menjadi operasi produksi sepanjang memenuhi persyaratan sesuai ketentuan perundang-undangan. Termasuk di antaranya adalah adanya studi kelayakan dan penyusunan dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal)
Pemerintah Kabupaten (Pemkab), melakukan musyawarah dengan 92 KK pemilik 98 bidang tanah yang terkena pembangunan Jalan Lingkar Kota (JLK). Musyawarah tersebut dilakukan terkait dengan ganti rugi bagi pemilik 98 bidang tanah yang tersebar di lima dusun.
Sekretaris Daerah (Sekda), Budisena mengatakan musyawarah pembebasan tanah ini untuk mempermudah proyek pembangunan JLK. Kemudian membahas besaran dana ganti rugi yang akan diterima.
”Jadi ini bukan lagi sosialisasi lagi tapi sudah masuk ke musyawarah tentang besarnya ganti rugi yang akan diterima. Untuk harga tanah pun sesuai dengan zaman sekarang,” ujarnya kepada warga, Senin (27/6).
Untuk harga, lanjut dia, tergantung dari pemilik punya sertifikat atau tidak. Jika warga tidak punya sertifikat maka besaran akan di potong 10 persen, sedangkan yang punya sertifikat tidak. Kemudian akan dibagi tiga kategori tanah seperti tegalan, perkarangan maupun sawan. ”Besarnya pun jelas berbeda. Dan itu yang menjadi pembahasan di musyawarah dengan masyarakat Pare ini,” ungkap dia.
Dikatakannya, warga yang berada di lima dusun ini sudah sepakat setelah dilakukan sosialisasi oleh panitia melalui kepala desa maupun camat. Bahkan sebelumnya Pemkab sudah membebaskan tanah di daerah lain. Jika yang belum maka segera mungkin akan dilakukan sosialisasi ke warga. ”Jadi nanti pas proyek dimulai tidak ada lagi masalah maupun penolakan dari warga. Karena semua warga yang terkena imbas proyek sudah dilakukan sosialisasi dan musyawarah,” katanya.
Budisena menambahkan, dengan adanya JLK ini maka akan menumbuhkan perekonomian warga di sekitarnya.
Sekretaris Daerah (Sekda), Budisena mengatakan musyawarah pembebasan tanah ini untuk mempermudah proyek pembangunan JLK. Kemudian membahas besaran dana ganti rugi yang akan diterima.
”Jadi ini bukan lagi sosialisasi lagi tapi sudah masuk ke musyawarah tentang besarnya ganti rugi yang akan diterima. Untuk harga tanah pun sesuai dengan zaman sekarang,” ujarnya kepada warga, Senin (27/6).
Untuk harga, lanjut dia, tergantung dari pemilik punya sertifikat atau tidak. Jika warga tidak punya sertifikat maka besaran akan di potong 10 persen, sedangkan yang punya sertifikat tidak. Kemudian akan dibagi tiga kategori tanah seperti tegalan, perkarangan maupun sawan. ”Besarnya pun jelas berbeda. Dan itu yang menjadi pembahasan di musyawarah dengan masyarakat Pare ini,” ungkap dia.
Dikatakannya, warga yang berada di lima dusun ini sudah sepakat setelah dilakukan sosialisasi oleh panitia melalui kepala desa maupun camat. Bahkan sebelumnya Pemkab sudah membebaskan tanah di daerah lain. Jika yang belum maka segera mungkin akan dilakukan sosialisasi ke warga. ”Jadi nanti pas proyek dimulai tidak ada lagi masalah maupun penolakan dari warga. Karena semua warga yang terkena imbas proyek sudah dilakukan sosialisasi dan musyawarah,” katanya.
Budisena menambahkan, dengan adanya JLK ini maka akan menumbuhkan perekonomian warga di sekitarnya.
Fraksi Amanat Persatuan Indonesia (FAPI) DPRD, meminta Bupati Danar Rahmanto untuk tanggap terhadap penataan di bidang pertambangan dan pariwisata. Karena selama ini belum diolah secara maksimal dan belum adanya penataan yang jelas.
Wakil Ketua FAPI, Sulardi mengatakan selama ini Pemkab masih sangat kesulitan untuk menata dan mengelola. Padahal jika mampu dikelola dengan baik dan ditunjang penataan wilayah akan berpotensi menambah pendapatan asli daerah (PAD) Wonogiri. ”Saat ini, rencana tata ruang wilayah (RTRW) belum ada. Maka dalam waktu dekat ini, dewan akan membahas Perda RTRW biar nanti jelas dan terkelola dengan baik,” ujarnya kepada Manyaran info Senin (27/6).
Lanjut dia, saat ini sudah banyak investor asing maupun domestik yang antre untuk mengelola pertambangan yang ada di Wonogiri. Karena potensi tambang di Wonogiri cukup besar dan bernilai tinggi, belum lagi muncul tempat-tempat wisata yang belum mulai tergarap. ”Sebenarnya Wonogiri menjadi incaran dan lirikan para investor. Tapi sebelum Perda RTRW jadi kalau bisa jangan langsung diserahkan ke investor. Karena dengan Perda RTRW ini agar pembangunan tidak melenceng dari RTRW kita,” ungkap Politisi PAN ini.
Dikatakannya, dalam penataan wilayah ini juga tidak boleh lupa melakukan penataan di perbatasan kota seperti penataan masyarakat bidang perdagangan. Karena ini sekaligus untuk memperdayakan masyarakat yang tinggal di perbatasan kota serta tidak terpengaruh dengan budaya kota lain. ”Setelah perda RTRW jadi kalau bisa ini dikelola oleh pihak ketiga biar cepat dalam melakukan penataan. Karena jika masih dipegang Pemkab akan sulit akibat terkendala dana,” imbuhnya.
Wakil Ketua FAPI, Sulardi mengatakan selama ini Pemkab masih sangat kesulitan untuk menata dan mengelola. Padahal jika mampu dikelola dengan baik dan ditunjang penataan wilayah akan berpotensi menambah pendapatan asli daerah (PAD) Wonogiri. ”Saat ini, rencana tata ruang wilayah (RTRW) belum ada. Maka dalam waktu dekat ini, dewan akan membahas Perda RTRW biar nanti jelas dan terkelola dengan baik,” ujarnya kepada Manyaran info Senin (27/6).
Lanjut dia, saat ini sudah banyak investor asing maupun domestik yang antre untuk mengelola pertambangan yang ada di Wonogiri. Karena potensi tambang di Wonogiri cukup besar dan bernilai tinggi, belum lagi muncul tempat-tempat wisata yang belum mulai tergarap. ”Sebenarnya Wonogiri menjadi incaran dan lirikan para investor. Tapi sebelum Perda RTRW jadi kalau bisa jangan langsung diserahkan ke investor. Karena dengan Perda RTRW ini agar pembangunan tidak melenceng dari RTRW kita,” ungkap Politisi PAN ini.
Dikatakannya, dalam penataan wilayah ini juga tidak boleh lupa melakukan penataan di perbatasan kota seperti penataan masyarakat bidang perdagangan. Karena ini sekaligus untuk memperdayakan masyarakat yang tinggal di perbatasan kota serta tidak terpengaruh dengan budaya kota lain. ”Setelah perda RTRW jadi kalau bisa ini dikelola oleh pihak ketiga biar cepat dalam melakukan penataan. Karena jika masih dipegang Pemkab akan sulit akibat terkendala dana,” imbuhnya.
Sebanyak 16 Pramuka Penggalang Kabupaten Wonogiri akan mengikuti Jambore Nasional (Jambornas) IX 2011 di Bumi Perkemahan Teluk Gelam Kabupaten Ogan Komiring Ilir, Sumatra Selatan 2-9 Juli, mendatang. Mereka yang dikirim ke Jambornas, merupakan hasil seleksi yang diikuti setiap SMP se-Wonogiri.
Pemimpin Kontingen Kwarting XI.12 Wonogiri, Muh Wachid mengatakan mereka terpilih setelah lolos melalui berbagai materi yang diberikan. Materi seleksi meliputi ketahanan tubuh, pengetahuan umum, teknik kepramukaan dan administrasi. Hasilnya hanya 16 pramuka penggalang saja yang siap untuk berangkat ikut jambore. ”Besok (hari ini-red), kami akan berangkat. Nanti malam kontingen akan dilepas oleh Wakil Bupati,” ujarnya kepada Manyaran News di sela-sela memberikan pelatihan, Senin (27/6).
Di Jambornas nanti, lanjut dia, mereka akan bergabung dan mengikuti berbagai kegiatan bersama dengan kontingen dari seluruh Indonesia. Seperti kegiatan perkemahan, kegiatan rotasi seperti teknologi dan industri, scountingskill adventure challenge serta kegiatan nonrotaso seperti pendidikan dan seni budaya. ”Itu jelas akan membuat mereka lebih percaya diri saat bergabung dengan para pramuka penggalang se-Indonesia ini,” imbuhnya.
Pihaknya berharap setelah mengikuti Jambore ini bisa menjadi pengalaman baru tentang ilmu kepramukaan serta menambah wawasan diri dengan bergaul dan bergabung dengan mereka. Bahkan nantinya ini akan diterapkan di sekolahnya masing-masing. ”Jadi mereka diharapkan bisa bergaul dan menyerap banyak ilmu maupun pengalaman dari berbagai kontingen yang ikut,” ungkapnya.
Wachid menambahkan ikutnya kontingen Wonogiri ke Jambornas akan semakin mematangkan ilmu tentang kepramukaan. Serta menjadi salah satu untuk media untuk mempraktikan tentang pramuka bagi anak-anak.”Jadi tidak hanya sekadar latihan tapi juga belajar untuk mandiri dengan ilmu kepramukaan,” pangkasnya.
Pemimpin Kontingen Kwarting XI.12 Wonogiri, Muh Wachid mengatakan mereka terpilih setelah lolos melalui berbagai materi yang diberikan. Materi seleksi meliputi ketahanan tubuh, pengetahuan umum, teknik kepramukaan dan administrasi. Hasilnya hanya 16 pramuka penggalang saja yang siap untuk berangkat ikut jambore. ”Besok (hari ini-red), kami akan berangkat. Nanti malam kontingen akan dilepas oleh Wakil Bupati,” ujarnya kepada Manyaran News di sela-sela memberikan pelatihan, Senin (27/6).
Di Jambornas nanti, lanjut dia, mereka akan bergabung dan mengikuti berbagai kegiatan bersama dengan kontingen dari seluruh Indonesia. Seperti kegiatan perkemahan, kegiatan rotasi seperti teknologi dan industri, scountingskill adventure challenge serta kegiatan nonrotaso seperti pendidikan dan seni budaya. ”Itu jelas akan membuat mereka lebih percaya diri saat bergabung dengan para pramuka penggalang se-Indonesia ini,” imbuhnya.
Pihaknya berharap setelah mengikuti Jambore ini bisa menjadi pengalaman baru tentang ilmu kepramukaan serta menambah wawasan diri dengan bergaul dan bergabung dengan mereka. Bahkan nantinya ini akan diterapkan di sekolahnya masing-masing. ”Jadi mereka diharapkan bisa bergaul dan menyerap banyak ilmu maupun pengalaman dari berbagai kontingen yang ikut,” ungkapnya.
Wachid menambahkan ikutnya kontingen Wonogiri ke Jambornas akan semakin mematangkan ilmu tentang kepramukaan. Serta menjadi salah satu untuk media untuk mempraktikan tentang pramuka bagi anak-anak.”Jadi tidak hanya sekadar latihan tapi juga belajar untuk mandiri dengan ilmu kepramukaan,” pangkasnya.
Belum banyak yang bisa dilakukan oleh Maria Avi, siswa SMP kelas VIII dari Bekasi itu, dengan selembar kain putih dan sebuah canting yang ada di hadapannya. Kain putih dengan bingkai kayu itu memang sudah berisi sketsa bunga dan tulisan ‘Maria Avi’. “Aduh… ternyata sulit sekali ya. Harus pelan-pelan dan melukisnya harus pakai hati,” kata Maria, di sela-sela belajar membatik di Batik Mahkota Laweyan, Senin (27/6/2011).
Cara memegang canting pun masih terlihat belum luwes. Bahkan, terlihat grogi. Sesekali, malam yang akan ditorehkan ke kain selalu menetes sebelum sampai ke media kain. Atau, kalau sudah ditorehkan, malam tidak menembus kain. Itu artinya, malam sudah terlalu dingin. Kemarin, Maria bersama ibunya, Astri serta sepupunya Elis, menyempatkan waktu tiga hingga empat jam untuk menyambangi rumah produksi batik milik Alpha Febela Priyatmono di Laweyan. Astri dan Maria sendiri mengakui, momen liburan kali ini ia manfaatkan untuk mengunjungi saudara di Solo dan menyempatkan diri untuk sedikit mengenal cara membatik. “Sekalian jalan-jalan ke Solo, saya juga ingin belajar membatik,” kata Maria. Sementara, Elis siswa kelas 1 SMP Ursulin Solo pun mengaku baru kali ini punya kesempatan belajar membatik. “Sebelumnya belum pernah. Ini mumpung ada sepupu dari Bekasi yang datang dan mengajak ke Laweyan, jadi bisa belajar sekalian,” kata Elis. Sementara itu, Astri pun menyampaikan dengan membawa anak-anak berlibur ke kampung batik dan mengetahui cara membatik akan lebih bermanfaat. “Kemarin waktu masih di rumah, saya melihat di internet. Akhirnya saya punya niat untuk datang langsung ke Batik Mahkota ini untuk belajar membatik.” Awalnya, kata Astri, ia berniat membawa sekaligus kain panjang ke Solo untuk dilukis batik. “Ah, kain sekecil ini saja sudah susah, mau membatik di kain lebar, kapan selesainya?” gerutu Maria.
Sementara itu, Alpha pada kesempatan tersebut menyampaikan momen libur sekolah saat ini banyak dimanfaatkan, baik oleh kalangan grup maupun keluarga untuk datang ke Laweyan dan belajar membatik. “Hari ini ada dua keluarga yang datang dan belajar membatik di Batik Mahkota. Satu dari Bekasi, dan satu lagi dari Jakarta. Akhir pekan lalu, sebelum penyelenggaraan Solo Batik Carnival (SBC) kami juga menerima tamu dari Melbourne, Australia dan New York, AS. Mereka juga datang untuk belajar membatik,” terangnya.
Cara memegang canting pun masih terlihat belum luwes. Bahkan, terlihat grogi. Sesekali, malam yang akan ditorehkan ke kain selalu menetes sebelum sampai ke media kain. Atau, kalau sudah ditorehkan, malam tidak menembus kain. Itu artinya, malam sudah terlalu dingin. Kemarin, Maria bersama ibunya, Astri serta sepupunya Elis, menyempatkan waktu tiga hingga empat jam untuk menyambangi rumah produksi batik milik Alpha Febela Priyatmono di Laweyan. Astri dan Maria sendiri mengakui, momen liburan kali ini ia manfaatkan untuk mengunjungi saudara di Solo dan menyempatkan diri untuk sedikit mengenal cara membatik. “Sekalian jalan-jalan ke Solo, saya juga ingin belajar membatik,” kata Maria. Sementara, Elis siswa kelas 1 SMP Ursulin Solo pun mengaku baru kali ini punya kesempatan belajar membatik. “Sebelumnya belum pernah. Ini mumpung ada sepupu dari Bekasi yang datang dan mengajak ke Laweyan, jadi bisa belajar sekalian,” kata Elis. Sementara itu, Astri pun menyampaikan dengan membawa anak-anak berlibur ke kampung batik dan mengetahui cara membatik akan lebih bermanfaat. “Kemarin waktu masih di rumah, saya melihat di internet. Akhirnya saya punya niat untuk datang langsung ke Batik Mahkota ini untuk belajar membatik.” Awalnya, kata Astri, ia berniat membawa sekaligus kain panjang ke Solo untuk dilukis batik. “Ah, kain sekecil ini saja sudah susah, mau membatik di kain lebar, kapan selesainya?” gerutu Maria.
Sementara itu, Alpha pada kesempatan tersebut menyampaikan momen libur sekolah saat ini banyak dimanfaatkan, baik oleh kalangan grup maupun keluarga untuk datang ke Laweyan dan belajar membatik. “Hari ini ada dua keluarga yang datang dan belajar membatik di Batik Mahkota. Satu dari Bekasi, dan satu lagi dari Jakarta. Akhir pekan lalu, sebelum penyelenggaraan Solo Batik Carnival (SBC) kami juga menerima tamu dari Melbourne, Australia dan New York, AS. Mereka juga datang untuk belajar membatik,” terangnya.

Seperti para korban sebelumnya, bocah malang ini juga ditemukan dalam keadaan tewas tenggelam tak jauh dari lokasi tenggelamnya perahu di Sungai Bengawan SOlo Bojonegoro.
“Korban terahir sudah ditemukan pukul 13.20 WIB,” kata Ipda Supardi, ketua tim SAR dari Sat Brimob Polda Jatim Kompi C Bojonegoro, Selasa (28/6/2011).
Menurut Supardi, korban terahir ini pertama kali ditemukan oleh warga yang ikut melakukan pencarian bersama tim SAR. Korban ditemukan dalam keadaan tersangkut jangkar perahu yang lokasinya tidak jauh dari tempat tenggelamnya perahu.
Dengan ditemukannya Robi, artinya telah semua korban sudah berhasil ditemukan. Total, ada 10 korban ditemukan tewas dan 6 korban lainnya ditemukan dalam keadaan selamat.
Seperti diketahui, perahu yang terbalik tersebut mengangkut 16 orang penumpang, 6 sepeda motor dan 2 sepeda angin. Perahu yang dikemudikan Ngadiono, bocah berusia 13 tahun ini terbalik karena mengalami kebocoran.
Jalanan makin hari makin macet dan padat dengan kendaraan. Anda selalu menemui kemacetan. Kini ada perahu yang dipercaya bisa mengusir kemacetan di kota-kota besar seperti Jakarta.
Namun berbeda dengan perahu satu ini. Modelnya sangat futuristik dan merupakan perahu masa depan. Desainernya adalah Cal Craven yang mencoba memberikan alternatif kendaraan air lewat City Aquatic Transportation (CAT).
Seperti dilansir Yanko Design, Selasa (28/6/2011) CAT didesain sebagai solusi dari kemacetan. Bagian dalam bisa memuat 4 penumpang ditambah 1 pengemudi.
Tampilan CAT dibuat sedimikian rupa untuk menarik minat penumpang. Asyiknya CAT menggunakan penutup atap tembus pandang, hal itu memungkinkan penumpang menikmati pemandangan luar.
Jika terwujud CAT bisa difungsikan menggunakan kontrol manual dan otomatis. Kontrol manual diperuntukan bagi turis yang tertarik untuk menjelajah kota dengan perahu sekaligus menikmatik pemandangan kota.
Namun berbeda dengan perahu satu ini. Modelnya sangat futuristik dan merupakan perahu masa depan. Desainernya adalah Cal Craven yang mencoba memberikan alternatif kendaraan air lewat City Aquatic Transportation (CAT).
Seperti dilansir Yanko Design, Selasa (28/6/2011) CAT didesain sebagai solusi dari kemacetan. Bagian dalam bisa memuat 4 penumpang ditambah 1 pengemudi.
Tampilan CAT dibuat sedimikian rupa untuk menarik minat penumpang. Asyiknya CAT menggunakan penutup atap tembus pandang, hal itu memungkinkan penumpang menikmati pemandangan luar.
Jika terwujud CAT bisa difungsikan menggunakan kontrol manual dan otomatis. Kontrol manual diperuntukan bagi turis yang tertarik untuk menjelajah kota dengan perahu sekaligus menikmatik pemandangan kota.
Kuliner Makanan Besengek yang satu Ini cuma ada Di kecamatan Manyaran Wonogiri , dalam benak kita.makanan tradisional, yang diolah secara tradisional, dikemas dan dipasarakan dengan tradisional pula. tapi walaupun begitu, jajanan pasar memang ngangenin. Banyak makanan yang dijajakan dalam pasar yang ada di tengok di kecamatan Manyaran ini. Biasanya Kalau hari pasaran PON dan KLiWON pastilah Banyak yang antri untuksekedar merasakan nikmatnya es dawet , gurihnya tahu goreng dan yang tidak dilupakan yaitu makananan khas "BESENGEK". Dari namanya memang nggak begitu nge-trend banget apalagi bentuknya yang kalo orang awam melihatnya hemmmm kaya (maaf) pup :D heheheh... tapi jangan di pandang remeh rasa dan gizinya. Kalau sempat dan ada waktu cobalah makanan khas yang satu ini ... hemmm... nggak dibayangkan rasa lezatnya deh.pokoknya makyus banget Pizza aja kalah sama makanan ini,hehehe,makanan kuliner ini terbuat dari kacang koro dicampur bumbu-bumbu spesial yang lain. Untuk masalah harga gak usah kawatir soalnya hargannya terjangkau banget merakyat murah meriah. kalo anda datang ke kabupaten wonogiri jangan lupa mampir di kecamatan manyaran pokoknya makanan khas yang satu ini patut anda coba pokoknya Makyuss tenan.
.
Obyek Wisata Setren Girimanik terletak di Kecamatan Slogohimo dengan jarak sekitar 40 Km dari Kota Wonogiri. Akses jalan menuju tempat wisata ini sangat mudah dan lancar dengan dukungan sarana angkutan umum yang memadai. Obyek Wisata Setren Girimanik merupakan tempat wisata alam dengan suasana sejuk dan didukung panorama alam pegunungan yang indah. Selain pemandangan pepohonan hutan yang hijau dan lebat, Obyek Wisata Setren Girimanik juga terdapat air terjun yaitu Air Terjun Tinjo Moyo, Manik Moyo dan Condro Moyo.
Tidak hanya itu, tempat wisata ini juga terdapat tempat petilasan Raden Mas Said yang dikenal dengan sebutan Batu Besi. Tempat petilasan yang lain adalah Sendang Drajat konon merupakan tempat pemandian Raden Mas Said, Sendang Nglambreh yang konon dipercaya berkhasiat agar kelihatan lebih cantik dan awet muda bagi siapa saja yang mencuci muka di Sendang ini. Dan yang terakhir adalah Pertapaan Girimanik. Tempat yang sakral ini merupakan sebuah bukit yang digunakan untuk bertapa Raden Mas Said. Sampai sekarang tempat ini masih sering digunakan oleh banyak kalangan untuk melakukan meditasi.
Obyek Wisata Setren Girimanik terletak di Kecamatan Slogohimo dengan jarak sekitar 40 Km dari Kota Wonogiri. Akses jalan menuju tempat wisata ini sangat mudah dan lancar dengan dukungan sarana angkutan umum yang memadai. Obyek Wisata Setren Girimanik merupakan tempat wisata alam dengan suasana sejuk dan didukung panorama alam pegunungan yang indah. Selain pemandangan pepohonan hutan yang hijau dan lebat, Obyek Wisata Setren Girimanik juga terdapat air terjun yaitu Air Terjun Tinjo Moyo, Manik Moyo dan Condro Moyo.
Tidak hanya itu, tempat wisata ini juga terdapat tempat petilasan Raden Mas Said yang dikenal dengan sebutan Batu Besi. Tempat petilasan yang lain adalah Sendang Drajat konon merupakan tempat pemandian Raden Mas Said, Sendang Nglambreh yang konon dipercaya berkhasiat agar kelihatan lebih cantik dan awet muda bagi siapa saja yang mencuci muka di Sendang ini. Dan yang terakhir adalah Pertapaan Girimanik. Tempat yang sakral ini merupakan sebuah bukit yang digunakan untuk bertapa Raden Mas Said. Sampai sekarang tempat ini masih sering digunakan oleh banyak kalangan untuk melakukan meditasi.
Sebagian mungkin mengatakan bahwa seks hebat adalah sesuatu yang keluar dari kebiasaan, sebagian berdasarkan tingkat ketegangan, dan sebagainya. Ada lima jenis seks yang bisa Anda pilih.
Seks melepaskan ketegangan yang dibangun dengan perlahan lewat foreplay. Dengan setiap menit yang Anda habiskan bersama-sama, Anda sebenarnya sedang membangun mental dan spiritual sebelum akhirnya melepaskannya.
Ada banyak jenis seks dengan ketegangan dan percikannya masing-masing untuk menciptakan seks hebat, seperti diulas Marie Claire.
Make up sex
Make up sex adalah pelepasan ketegangan yang diciptakan oleh sebuah argumen. Ini menarik karena bersentuhan dengan sisi masokis manusia; rasa sakit emosional akibat pertengkaran disembuhkan oleh tingginya ‘ketegangan’ lain selama ngeseks. Jenis seks ini biasa dilakukan oleh pasutri usai bersitegang dengan argumen masing-masing.
Random sex
Cinta satu malam termasuk jenis ini. Ketika melakukannya, Anda merasakan perasaan luar biasa, tapi setelah itu Anda juga bisa diliputi perasaan tidak enak dan bersalah lantaran semua konsekuensi dan risiko yang mungkin harus diambil.
Risky sex
Pasutri yang melakukannya mendapatkan sensasi dari kemungkinan tertangkap basah (mungkin di dalam toilet pesawat, taman, kantor, dan sebagainya) atau memiliki perasaan bersalah (seperti melakukannya di atap atau di suatu tempat yang berbahaya).
Spontaneous sex
Seks spontan adalah gaya "saling merengkuh tanpa perlawanan". Tentu, ini bisa terjadi kapan saja, di mana saja, entah di meja dapur, dekat mesin cuci, dan sebagainya.
Biasanya, film menetapkan standar yang tinggi untuk seks spontan. Memang ide yang panas, tapi Anda mungkin tidak yakin bisa melakukannya sangat sempurna seperti aktor di dalamnya. Jadi, tak perlu berharap terlalu tinggi, biarkan segala sesuatunya mengalir.
Kinky sex
Dari berpakaian suster hingga mengenakan kostum tertentu adalah jenis kinky sex, aktivitas seks yang tidak normal. "Normal" tentu istilah relatif, yang bervariasi dari orang ke orang, jadi rumit. Anda sendiri yang dapat menentukan batas normal itu.
Bila Anda sangat nyaman dengan aktivitas seks selama ini, mungkin Anda kurang tertarik mencobanya. Apalagi, kinky sex juga menuntut upaya lebih, seperti belanja kostum atau borgol.
Banyak jenis seks yang mungkin dapat membantu menjaga kehidupan seks Anda. Orang-orang terus mencari cara baru untuk membangun ketegangan seiring usia pernikahan mereka. So, jenis seks mana yang membuat Anda bersemangat?
Seks melepaskan ketegangan yang dibangun dengan perlahan lewat foreplay. Dengan setiap menit yang Anda habiskan bersama-sama, Anda sebenarnya sedang membangun mental dan spiritual sebelum akhirnya melepaskannya.
Ada banyak jenis seks dengan ketegangan dan percikannya masing-masing untuk menciptakan seks hebat, seperti diulas Marie Claire.
Make up sex
Make up sex adalah pelepasan ketegangan yang diciptakan oleh sebuah argumen. Ini menarik karena bersentuhan dengan sisi masokis manusia; rasa sakit emosional akibat pertengkaran disembuhkan oleh tingginya ‘ketegangan’ lain selama ngeseks. Jenis seks ini biasa dilakukan oleh pasutri usai bersitegang dengan argumen masing-masing.
Random sex
Cinta satu malam termasuk jenis ini. Ketika melakukannya, Anda merasakan perasaan luar biasa, tapi setelah itu Anda juga bisa diliputi perasaan tidak enak dan bersalah lantaran semua konsekuensi dan risiko yang mungkin harus diambil.
Risky sex
Pasutri yang melakukannya mendapatkan sensasi dari kemungkinan tertangkap basah (mungkin di dalam toilet pesawat, taman, kantor, dan sebagainya) atau memiliki perasaan bersalah (seperti melakukannya di atap atau di suatu tempat yang berbahaya).
Spontaneous sex
Seks spontan adalah gaya "saling merengkuh tanpa perlawanan". Tentu, ini bisa terjadi kapan saja, di mana saja, entah di meja dapur, dekat mesin cuci, dan sebagainya.
Biasanya, film menetapkan standar yang tinggi untuk seks spontan. Memang ide yang panas, tapi Anda mungkin tidak yakin bisa melakukannya sangat sempurna seperti aktor di dalamnya. Jadi, tak perlu berharap terlalu tinggi, biarkan segala sesuatunya mengalir.
Kinky sex
Dari berpakaian suster hingga mengenakan kostum tertentu adalah jenis kinky sex, aktivitas seks yang tidak normal. "Normal" tentu istilah relatif, yang bervariasi dari orang ke orang, jadi rumit. Anda sendiri yang dapat menentukan batas normal itu.
Bila Anda sangat nyaman dengan aktivitas seks selama ini, mungkin Anda kurang tertarik mencobanya. Apalagi, kinky sex juga menuntut upaya lebih, seperti belanja kostum atau borgol.
Banyak jenis seks yang mungkin dapat membantu menjaga kehidupan seks Anda. Orang-orang terus mencari cara baru untuk membangun ketegangan seiring usia pernikahan mereka. So, jenis seks mana yang membuat Anda bersemangat?
Kabar baik dari dunia medis, ilmuwan telah menemukan jalan untuk membuat obat yang bisa mematikan semua jenis kanker tanpa merusak sel-sel yang sehat. Jika obat yang bisa membunuh semua jenis kanker ini berhasil diproduksi maka tak perlu banyak-banyak obat untuk masing-masing kanker.
Perkembangan ilmu pengetahuan dapat memudahkan segala hal, termasuk dalam pengobatan kanker. Salah satu obat untuk kanker payudara kini dikembangkan agar bisa menyembuhkan segala jenis kanker dengan efek samping seminimal mungkin.
Obat tersebut termasuk golongan PARP Inhibitor (penghambat enzim Poly ADP ribose polymerase), yang selama ini cukup efektif mengatasi kanker payudara. Dengan sedikit memodifikasi cara kerjanya, obat ini diharapkan bisa menjadi obat super untuk segala jenis kanker.
Efek samping obat ini tergolong lebih ringan dibanding obat kemoterapi lainnya karena tidak membunuh sel kanker secara radikal. Sel-sel sehat di sekitarnya tetap aman dan dilaporkan jarang memicu mual muntah seperti yang sering dialami pasien kemoterapi.
Para peneliti dari Newcastle University mengungkap, PARP Inhibitor bekerja dengan menyerang salah satu kelemahan sel kanker payudara yakni pada gen BRCA1. Gen ini membatasi kemampuan sel kanker untuk memperbaiki sendiri susunan DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) yang rusak.
Beberapa jenis kanker payudara memiliki gen ini dalam jumlah banyak, sehingga PARP Inhibitor bisa melumpuhkannya dengan efek samping lebih ringan dibanding obat-obat kemoterapi pada umumnya. Gen ini juga ditemukan dalam kanker rahim dan prostat, namun dalam jumlah lebih kecil.
Dengan sedikit modifikasi, PARP Inhibitor kini bisa menghambat gen-gen dengan mekanisme yang sama dengan BRCA1 sehingga tak hanya spesifik pada kanker payudara, rahim dan prostat. Target baru yang bisa diserang dengan PARP Inhibitor adalah gen baru bernama Cdk1.
Gen baru ini memiliki cara kerja yang sama dengan BRCA1 yakni menghambat kemampuan DNA sek kanker untuk memperbaiki diri. Bedanya, gen Cdk1 ditemukan pada jenis tumor yang lebih beragam, atau bahkan dikatakan hampir semua jenis tumor punya gen ini.
“Menghambat Cdk1 berarti menghambat mekanisme perbaikan DNA pada sel kanker. Ini akan membuat sel kanker lebih sensitif terhadap PARP Inhibitor, dalam arti lebih mudah dimatikan,” ungkap salah satu peneliti, Prof Nicola Curtin seperti dikutip dari Dailymail, Senin (27/6/2011).
Karena masih sangat baru, obat super hasil modifikasi ini memang belum diujikan pada manusia. Namun uji coba pada mencit menunjukkan hasil yang sangat menjanjikan, yakni mampu memperkecil ukuran kanker paru-paru, salah satu jenis kanker paling mematikan pada manusia.
Perkembangan ilmu pengetahuan dapat memudahkan segala hal, termasuk dalam pengobatan kanker. Salah satu obat untuk kanker payudara kini dikembangkan agar bisa menyembuhkan segala jenis kanker dengan efek samping seminimal mungkin.
Obat tersebut termasuk golongan PARP Inhibitor (penghambat enzim Poly ADP ribose polymerase), yang selama ini cukup efektif mengatasi kanker payudara. Dengan sedikit memodifikasi cara kerjanya, obat ini diharapkan bisa menjadi obat super untuk segala jenis kanker.

Para peneliti dari Newcastle University mengungkap, PARP Inhibitor bekerja dengan menyerang salah satu kelemahan sel kanker payudara yakni pada gen BRCA1. Gen ini membatasi kemampuan sel kanker untuk memperbaiki sendiri susunan DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) yang rusak.
Beberapa jenis kanker payudara memiliki gen ini dalam jumlah banyak, sehingga PARP Inhibitor bisa melumpuhkannya dengan efek samping lebih ringan dibanding obat-obat kemoterapi pada umumnya. Gen ini juga ditemukan dalam kanker rahim dan prostat, namun dalam jumlah lebih kecil.
Dengan sedikit modifikasi, PARP Inhibitor kini bisa menghambat gen-gen dengan mekanisme yang sama dengan BRCA1 sehingga tak hanya spesifik pada kanker payudara, rahim dan prostat. Target baru yang bisa diserang dengan PARP Inhibitor adalah gen baru bernama Cdk1.
Gen baru ini memiliki cara kerja yang sama dengan BRCA1 yakni menghambat kemampuan DNA sek kanker untuk memperbaiki diri. Bedanya, gen Cdk1 ditemukan pada jenis tumor yang lebih beragam, atau bahkan dikatakan hampir semua jenis tumor punya gen ini.
“Menghambat Cdk1 berarti menghambat mekanisme perbaikan DNA pada sel kanker. Ini akan membuat sel kanker lebih sensitif terhadap PARP Inhibitor, dalam arti lebih mudah dimatikan,” ungkap salah satu peneliti, Prof Nicola Curtin seperti dikutip dari Dailymail, Senin (27/6/2011).
Karena masih sangat baru, obat super hasil modifikasi ini memang belum diujikan pada manusia. Namun uji coba pada mencit menunjukkan hasil yang sangat menjanjikan, yakni mampu memperkecil ukuran kanker paru-paru, salah satu jenis kanker paling mematikan pada manusia.

Banyak masyarakat yang kesal dengan jalan-jalan rusak yang bahkan telah menelan korban nyawa. Warga melancarkan protes dengan caranya sendiri. Mereka menanam ratusan pohon pisang di tengah jalan. Bahkan ada yang sengaja membuat gundukan mirip batu nisan di tengah jalan.
Apa yang dilakukan masyarakat ini, karena kesal jalan rusak milik provinsi ini tidak kunjung diperbaiki. Padahal sudah sangat membahayakan pengguna jalan. Kemarin saja, truk terperosok lagi. Sebelumnya, pengendara motor mencoba menghindari lubang, malah meregang nyawa.
"DPRD Wonogiri tidak bisa berpangku tangan, karena ini menyangkut jalan milik provinsi, ya kita dalam waktu dekat, akan datangi Bina Marga Jawa Tengah untuk mempertanyakan sikap dan komitmennya dalam mengelola infrastruktur jalan yang rusak," tukas Ketua Komisi C DPRD Wonogiri Setyo Sukarno.
Dia paparkan, langkah komisi C DPRD Wonogiri ke Semarang, merupakan amanat rakyat. Terlebih lagi, banyak di antara anggota DPRD yang datang dari berbagai kecamatan, selama berangkat ke kantor DPRD juga merasa mendapatkan hambatan, dari akses jalan provinsi yang banyak lubang itu.
Sementara itu, pantauan.portal manyaraninfo, sabtu (09/07) menunjukkan, di ruas jalan provinsi sepanjang Jatisrono, terlihat ratusan pohon pisang di tanam di setiap lubang jalan yang mengangga. Bahkan di wilayah Baturetno menuju arah Pacitan, Jatim, sejumlah lubang dipasangi batu tiruan nisan, lengkap dengan taburan bunga. Ini menunjukkan, bahwa ruas jalan itu sangat berbahaya dan telah menelan sejumlah korban pengguna jalan.
Suparman, 54, seorang warga kelurahan Pelem menyatakan, kalau tidak ada perhatian, warga akan terus menanam pohon pisang di setiap lubang jalan yang sudah berlangsung hampir dua tahun belakangan ini. "Biar jadi kebon pisang sekalian jalan menuju arah Pacitan ini, karena pemerintah memang tidak memperhatikan kerusakan dan tidak ada usaha memperbaiki," tukasnya.
Penanaman pohon pisang, dimulai dari perbatasan jalur lintas kecamatan Manyaran-wonogiri Kelurahan Pelem dan terus ke selatan hingga ke Desa Pule, hampir sepanjang 7 km. Warga memberikan asesoris berupa papan tripleks berisi protes mereka terhadap kondisi jalan pada batang-batang pisang itu. Ada yang bertuliskan "Anda Masuk Sentra Kebun Pisang", lalu ada tulisan lain
"Budidaya Pohon Pisang Buat Perawatan Jalan", dan juga protes berbunyi " Anda Masuk Kawasan Lubang Buaya" , serta tulisan satire "Pajak Naik, Jalan Rusak," dan sebagainya.
Edy Gunawan, Kasi Jalan Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Surakarta, mengatakan instansinya saat ini tengah menyiapkan pelaksanaan proyek pemeliharaan dan rehabilitasi jalan provinisi di Wonogiri.
"Jalan yang bakal mendapat proyek pemeliharaan rutin itu adalah penggalan ruas jalan Ngadirojo-Giriwoyo sepanjang 3 kilometer dan rehabilitasi jalan Purwantoro-Nawangan sepanjang 5 kilometer," katanya.

Lendir merupakan zat licin yang diproduksi oleh sel dan kelenjar dalam tubuh. Meskipun bermanfaat melindungi jaringan tubuh, produksi lendir berlebihan dapat menyebabkan hidung mampet, ketidaknyamanan, dan pada kasus yang berat dapat menyebabkan kesulitan bernapas.
Kondisi yang berhubungan dengan komplikasi lendir misalnya seperti infeksi sinus, pilek, asma dan fibrosis kistik.
Berikut beberapa makanan yang sebaiknya dihindari bila Anda tak ingin terus-terusan ingusan seperti dilansir Livestrong, Minggu (26/6/2011):
1. Produk susu
“Dalam kebanyakan kasus, produk susu tidak menyebabkan pembentukan lendir. Tapi susu bagaimanapun dapat meningkatkan ketebalan lendir yang membuat gejala lebih mengganggu,” jelas Dr James Steckelberg dari MayoClinic.
Produk susu sapi adalah salah satu penyebab alergi makanan yang paling umum. Untuk menghindari alergi susu yang berhubungan dengan gejala lendir, konsumsilah produk non susu, seperti kedelai, beras atau susu almond.
2. Gandum
Gandum juga merupakan salah satu penyebab alergi makanan yang paling lazim. Jika gejala berasal dari alergi gandum, pilih produk bebas gandum seperti beras merah, beras liar, oat, barley dan jagung.
3. Daging merah
Daging merah seperti daging domba, daging sapi dan ham, mengandung lemak jenuh, yaitu bentuk lemak yang dapat meningkatkan peradangan, menyebabkan produksi lendir.
Daging berlemak dan pedas, seperti sosis, bacon dan bratwurst, mungkin memperburuk gejala ingusan karena iritasi meningkat. Untuk menghindari risiko ini, ganti daging merah dengan sumber protein, seperti kacang, lentil, tahu, putih telur dan ikan.
Ikan air dingin, seperti salmon, makarel, herring memberikan manfaat tambahan dari asam lemak omega-3, yaitu lemak sehat yang dapat membantu mengurangi peradangan.
4. Beberapa buah dan sayur
Buah dan sayuran merupakan komponen penting dari diet yang paling sehat, karena menyedian jumlah yang kaya antioksidan, seperti vitamin C dan beta-karoten, yang mendukung kemampuan tubuh untuk melawan dan sembuh dari infeksi, termasuk yang berhubungan dengan lendir.
Namun varietas tertentu, seperti pisang, jagung, kol, dan kentang, dapat meningkatkan produksi lendir.