Air Waduk Gajah Mungkur mulai surut. Per hari rata-rata penurunan
sekitar empat sentimeter. Kini ketinggian air mulai mendekati batas
surut normal saat kemarau 131,05 meter di atas permukaan laut.
Berdasarkan data yang diperoleh Joglosemar ketinggian air, Rabu (7/9),
pukul 12.00 WIB, ada di posisi 131,28 meter.
Kepala Divisi Jasa Air dan Sumber Air Perum Jasa Tirta (PJT) IV Winarno
Susiladi mengatakan stok air untuk irigasi masih aman hingga Oktober.
“Untuk irigasi palawija dan padi masih cukup hingga Oktober. Debit air
yang keluar disesuaikan dengan kondisi volume air waduk. Bulan depan,
sesuai pola, aliran air keluar waduk dihentikan satu bulan. Selama satu
bulan itu dilakukan program pengeringan. Aliran air dikeluarkan lagi
pada bulan November,” terangnya.
Ia berharap agar hujan turun sesuai dengan perhitungan memasuki musim
penghujan. Jika terjadi kemarau panjang, maka bukan tidak mungkin
volume air waduk terus berkurang tanpa ada tambahan pengisian air. “Kami
tidak ingin berandai-andai, yang jelas harapannya hujan turun sesuai
musim,” tegasnya.
Tidak Beroperasi
Berdasarkan pantauan di sekitar pintu bendung sudah banyak yang berubah
menjadi lahan pertanian. Lubang-lubang berisi pupuk bercampur serbuk
gergaji menghiasi permukaan lumpur yang sudah mulai kering dan pecah.
Beberapa benih bahkan sudah mulai tumbuh.
Satu dua perahu nelayan juga terlihat menyusuri aliran sungai di tengah
waduk yang saat air penuh tidak terlihat. Beberapa juga terlihat
memasang jaring ikan. Pemandangan ini tiap tahun terjadi saat air waduk
surut, kecuali tahun lalu.
Selain itu, dua kapal pengeruk lumpur terlihat berada di tepi karena
sudah tidak beroperasi sejak dua bulan terakhir. Air yang surut tidak
cukup untuk menopang kapal yang beratnya berton-ton itu. Dari pantauan,
beberapa pekerja nampak melakukan perawatan dan perbaikan pada kapal. (joglosemar)
Advertisement
- Recent Posts
- Comments
Masih Proses, Mohon Sabar :D
Sponsored By :Blog Davit.
0 komentar