Ilustrasi (Foto Dok) |
Kepala Dusun Petir, Sutono mengatakan kejadian sekitar pukul 06.30 WIB. Korban mencari krungken (sejenis kerang tanpa cangkang-red) untuk umpan lobster bersama tetangganya Rakim (30), di bebatuan karang. Saat itu, korban menghadap ke utara membelakangi laut, sedangkan Rakim menghadap ke barat.
”Menurut Rakim ketika melihat Fery sudah dalam keadaan tersedot ombak. Tinggi ombak hingga di atas kepala. Rakim tidak berani menolong karena ombak besar,” katanya.
Selain itu, di lokasi korban hilang, warga Petir berjaga di Pantai Kali Mirah, Desa Gudangharjo, dan Pantai Watu Lawang di Gunturharjo. Lokasi korban mencari krungken berada di bawah tebing. Untuk menuju ke lokasi harus berpegangan pada semak-semak karena jalan menurun kecil berkemiringan 80 derajat serta licin karena hujan.
Korban adalah anak tunggal dari pasangan Misri (40) dan Rusmini (35). Korban meninggalkan satu istri, Wulandari (21) dan dua anak laki-laki, kembar, Fernando dan Fernanda. Sementara itu di rumah korban, Rusmini berteriak histeris sambil memanggil anaknya yang hilang.
Di lokasi tersebut dikenal paling banyak menghasilkan lobster di sepanjang pesisir pantai di Kabupaten Wonogiri. Harga jual lobster bervariasi tergantung jenis, antara Rp 120.000 hingga Rp 300.000 per kilogram.
Salah satu anggota SAR Pracimantoro, Muhammad Langgeng Febryan Catur Wibowo mengaku belum berani menyelam karena lokasi penuh batu karang dan ombak tinggi.
0 komentar