Sigit Qurdowi tewas di tangan Densus 88 Antiteror saat penggerebekan di Jalan Pelajar Pejuang, Cemani, Sukoharjo pada Sabtu (14/5/2011) dini hari.
Bersamanya pula, Hendro Yunianto ikut meregang nyawa. Oleh aparat kepolisian, jenazah Sigit dikirim ke RS Bhayangkara Semarang untuk keperluan autopsi serta uji DNA.
Kedatangan jenazah Sigit di rumah duka diiringi suara takbir oleh puluhan laskar antara lain dari Laskar Umat Islam Surakarta (Luis), Front Umat Islam (FPI) dan laslar Hisbah yang sejak tadi petang ikut menunggu kedatangannya. Setiba di depan depan rumah duka, jenazah Sigit di dalam ambulans kemudian dikeluarkan dan digotong masuk ke rumahnya. Setelah memberi penghormatan terakhir dan mensalatkan, pihak keluarga, kerabat dan rekan-rekannya membawa jenazah ke TPU Pracimantoro untuk dikebumikan.
Ketua Tim Pengacara Muslim (TPM) Anies Prijoanshorie mengatakan, perlawanan hukum atas kematian Sigit akan dibahas selepas prosesi penguburan. Saat ini, pihaknya menghormati keluarga Sigit yang masih berduka.”Karena ini masih suasana duka sehingga konsentrasi pada penguburan dahulu. Nanti kita bicarakan fakta-fakta apa yang bisa dijadikan persoalan,”jelasnya, Rabu (18/5/2011) malam.
Ia menambahkan, Densus 88 Antiteror mengembalikan sejumlah barang-barang hasil penggeledahan di rumah orangtua Sigit Qurdowi pada Minggu (15/5/2011) sore, antara lain perhiasan dan sejumlah uang tunai.
"Hari ini perhiasan bu Endang (ibu kandung Sigit) sudah dikembalikan, ada cincin juga dan uang. Intinya apa saja yang ditemukan tidak di kamar Sigit dikembalikan ke keluarganya. Namun terkait penemuan barang-barang di kamar Sigit masih menunggu proses seperti apa nantinya. Kami tentu akan berikan bukti-bukti, seperti akta jual beli," katanya.
0 komentar