Koalisi Masyarakat untuk Televisi Sehat mendeklarasikan tanggal 24 Juli sebagai Gerakan Nasional Hari Tanpa Televisi. Gerakan ini mengajak masyarakat untuk mematikan telvisi selama satu hari.
Aktivis Masyarakat Peduli Media (MPM), Widodo mengungkapkan, saat ini para orang tua perlu untuk mulai bersikap terhadap televisi. Karena dewasa ini banyak hal dari TV yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat seperti terlalu banyak menayangkan kekerasan, pornografi, terorisme, dan beberapa tayangan buruk lainnya yang membuat masyarakat seperti tidak berdaya.
"Bahkan diketahui 85 persen acara televisi tidak aman untuk anak karena banyak mengandung adegan kekerasan, seks, dan mistis yang berlebihan serta terbuka. Kita jangan mau dikendalikan oleh televisi karena kita yang seharusnya mengendalikan televisi. Jika ingin anak-anak kita sehat perkembangannya, maka puasa menonton televisi harus dilakukan," ujarnya, Sabtu (23/7).
Menurutnya, beberapa data menggambarkan bagaimana pengaruh tayangan televisi terhadap anak, yang mampu menanamkan pesan yang kuat ke dalam jiwa manusia. Televisi dinilai mampu membuat orang mengingat 50 persen dari apa yang mereka lihat dan dengar di layar walaupun hanya sekali ditayangkan.
"Mengutip data Limburg, disebutkan saat menjelang usia 18 tahun, anak-anak menghabiskan 25.000 jam untuk menonton televisi dan hal ini melebihi aktivitas lain kecuali tidur. Dalam rentang waktu panjang, anak-anak dipaksa melihat 350.000 siaran iklan, 15.000 berita kematian akibat kekerasan dan 7.000 situasi orang dewasa," katanya.
Ditambahkan, banyak kekerasan menjadi muatan utama televisi tanpa memperdulikan hal tersebut merupakan program hiburan ataupun berita. "Tayangan kekerasan ini akan semakin menguat jika ada peristiwa khusus seperti terorisme atau tindak kriminal. Bukan hanya praktek kekerasan yang ditonjolkan, namun juga korbannya yang sering kali mendapatkan eksploitasi dengan cara yang vulgar," imbuhnya.
Advertisement
- Recent Posts
- Comments
Masih Proses, Mohon Sabar :D
Sponsored By :Blog Davit.
0 komentar