
ANTUSIASME -- Penonton menyalakan kembang api saat pertandingan Indonesia vs Palestina di Stadion Manahan, Solo. Antusiasme publik Solo terhadap pertandingan ini membuat Panpel bisa meraup hasil tinggi dari pendapatan tiket. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)
Paulus mengungkapkan kebocoran itu terjadi menyusul adanya beberapa oknum keamanan yang meminta tiket kepadanya tanpa membayar. “Kalau ada yang tidak membayar seperti ini akibatnya kami harus menanggung dana tiket tersebut. Pada hari pertama lalu ada sekitar 600 lembar tiket tidak terjual. Kalau pada pertandingan kedua lalu ada 7 lembar tiket yang tidak terjual,” tegas dia.
Menyinggung jumlah pengeluaran terbesar yang harus ditanggung, dia menyatakan untuk pembiayaan keamanan dan perizinan yang mencapai sekitar Rp 75 juta. Karena pada laga melawan Palestina yang juga dihadiri Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Palestina untuk Indonesia, Fariz N Mehdawi, itu dijaga sekitar 900 personel kemanan gabungan dari berbagai unsur. Dengan demikian total pengeluaran untuk biaya operasional penyelenggaraan tersebut mencapai Rp 150 juta.
Pada bagian lain salah seorang anggota Panpel, Roy Saputra, yang ditanya soal masih adanya penonton yang menyalakan petasan dan kembang api di Stadion Manahan mengaku tak bisa berbuat banyak. Sebab pihaknya telah melakukan sweeping, namun nyatanya tetap masih ada yang lolos. Yang melegakan, papar dia, pengamat pertandingan internasional tak memberikan sanksi atas penyalaan kembang api di dalam stadion. “Yang menjadi perhatian justru patahnya tiang bendera di sudut lapangan kemarin,” terang dia. Terkait lancarnya penyelenggaraan event yang digelarnya, pihaknya berharap pertandingan Indonesia melawan Bahrain pada babak kualifikasi pra-Piala Dunia 2014 mendatang bias digelar di Stadion Manahan. Pihaknya mengaku siap jika pertandingan antara Indonesia melawan Bahrain digelar di Solo.(solopos)
0 komentar