Terus Dipantau, Sanaya dan Isnaya Lewati Fase Kritis

Bayi kembar siam asal Purbalingga yang berhasil dipisahkan tim Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Kariadi Semarang, Sanaya-Isnaya saat ini sudah melewati fase kritis.

"Sejak dipisahkan pada Sabtu (13/8) lalu, fase kritis seyogyanya 2 x 24 jam, namun mereka (Sanaya-Isnaya) berhasil melewatinya lebih cepat," kata Direktur Medik dan Keperawatan RSUP dr. Kariadi Semarang, dr. Bambang Sudarmanto, di Semarang, Minggu (14/8) malam.

Menurut dia, indikator terlewatinya fase kritis pascaoperasi pemisahan, antara lain responsnya seperti sudah menangis, buang air besar dan kecil, pernafasan lancar, denyut jantungnya sangat baik, dan belum terlihat adanya komplikasi.

Ia mengakui, kondisi kedua bayi tersebut benar-benar prima sehingga mampu melewati fase kritis lebih cepat dari yang diperkirakan, dan sekarang ini sudah mulai menjalani langkah dietetik pemberian asupan makanan secara bertahap.

"Pemberian asupan makanan secara langsung (lewat mulut) mulai dilakukan, tentunya secara bertahap dengan takaran tertentu. Dilihat akseptabilitas penerimaan, kalau lancar takarannya akan ditambah sedikit demi sedikit," katanya.

Meski sudah melewati fase kritis, kata Bambang, kedua bayi tersebut tetap menjalani perawatan secara intensif di ruang pediatric intensive care unit (PICU) dan akan dipantau perkembangan kondisinya secara terus menerus.

"Orang tua Sanaya-Isnaya sudah bisa menengok anak mereka dengan perlakuan seperti pembezoek biasa di ruang PICU, tentunya harus mematuhi berbagai aturan sebelum memasuki ruang perawatan itu," katanya.

Ia menjelaskan, orang tua Sanaya-Isnaya harus memakai alat pelindung diri, masker, dan mencuci tangan sebelum masuk ruang PICU untuk mencegah kontaminasi yang kemungkinan bisa terjadi.

Untuk kondisi liver mereka, ia menjelaskan saat ini sudah cukup baik dan dipantau lewat kondisi dan sirkulasi darah mereka, namun pihaknya tetap terus melakukan pemantauan untuk melihat perkembangan kondisinya.

Sementara itu, dokter penanggung jawab ruang PICU RSUP dr. Kariadi Semarang, dr. Supriatna mengatakan, pihaknya akan mencoba melakukan `parsial parental nutrition` (PPN), yakni mencoba memberi asupan makan lewat mulut.

"Takarannya disesuaikan, mereka kan masih mendapatkan asupan lewat infus, tentunya kami beri asupan langsung secara bertahap. Sementara ini, kami baru beri takaran pemberian asupan sekitar 30-45 cc," kata Supriatna.

Sanaya dan Isnaya adalah putri pasangan Tatang dan Haryanti, warga Bukateja, Purbalingga yang mengalami penempelan pada bagian perut dengan organ yang saling menempel adalah hati. Keduanya tiba di RSUP dr Kariadi Semarang 17 Januari lalu.

Bayi kembar siam itu lahir di RS Emanuel Klampok Banjarnegara melalui operasi caesar pada 10 Januari 2011, kemudian dipindah ke RSUD Margono Soekarjo Purwokerto sebelum dirujuk ke RSUP dr. Kariadi Semarang pada 17 Januari lalu.

Setelah menjalani perawatan di RSUP dr. Kariadi Semarang selama sekitar tujuh bulan, Sanaya-Isnaya akhirnya menjalani operasi pemisahan di RS tersebut pada 13 Agustus lalu yang berlangsung dengan sukses dan lancar.
(Ant/Yan)
Tags:

About author

Curabitur at est vel odio aliquam fermentum in vel tortor. Aliquam eget laoreet metus. Quisque auctor dolor fermentum nisi imperdiet vel placerat purus convallis.

0 komentar

Leave a Reply