E-KTP Berpotensi Mengganggu APBD Kabupaten Wonogiri

Pengadaan electronik KTP (e-KTP) berpotensi mengganggu keuangan daerah setidaknya untuk lima tahun mendatang. Pasalnya bantuan gratis dari pemerintah hanya untuk tahun 2012 saja. Kemudian setelah itu, Pemkab yang harus membiayai pengadaan e-KTP dengan biaya per keping KTP Rp 18.000-Rp 25.000. Untuk itu, dibutuhkan Rp 18 miliar-Rp 25 miliar dengan asumsi jumlah warga harus memiliki KTP sekitar 1 juta jiwa.
Hal itu terjadi karena pada tahun 2012, semua KTP yang ada saat ini harus diganti dengan e-KTP. Itu berarti lima tahun berikutnya, akan banyak pencari kartu e-KTP baik yang memperpanjang maupun pencari baru. Hingga saat ini, belum ada ketetapan berapa biaya pembuatan satu e-KTP dari pusat.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Soemarjoto mengatakan sebenarnya usulan agar pembuatan KTP seperti mencari KTP biasa sudah disampaikan saat Rakor di Solo. Jadi bagi warga yang KTP-nya masih berlaku, tidak perlu mencari e-KTP terlebih dulu, tapi hingga saat ini belum ada tanggapan dari pusat.
“Kerepotan lain selain dari sisi anggaran juga dari sisi kami sebagai pelaksana. Meski alat dan blangko e-KTP dibantu pusat, tapi yang melaksanakan tetap kami dan tiap pegawai di kecamatan. Meski ada di tiap kecamatan, tapi untuk orang yang sudah tua kami harus jemput bola. Memerlukan mobil operasional. Sedangkan usulan kami Rp 5,4 miliar ke APBD sepertinya hanya terpenuhi Rp 1,8 miliar. Masih terhitung kurang jika harus mengadakan satu mobil untuk pelayanan keliling. Jadi meski gratis di tahun 2012, nantinya merepotkan,” kata dia, Senin (12/9).
Jumlah ideal mobil seperti itu hendaknya lebih dari satu mengingat luasan Kabupaten Wonogiri serta kondisi geografisnya. Kendala lain yang nanti dihadapi adalah untuk biaya perawatan alat, baik perawatan berkala maupun saat alat rusak.
Terkait bantuan peralatan jika tidak ada kendala akan diterima awal tahun 2012. Nantinya di setiap kecamatan akan ada alat untuk merekam iris mata serta alat rekam sidik jari. Plus satu alat untuk ditempatkan di dalam mobil layanan keliling. Sosialisasi kepada masyarakat sudah dilakukan sejak awal tahun, khusus untuk triwulan terakhir nanti akan dikumpulkan perangkat desa dan tokoh masyarakat untuk menjelaskan apa itu rekam iris mata dan sidik jari.
Kepala Bidang Kependudukan, Soesilo Sedyono mengatakan waktu ideal untuk merekam iris mata dan sidik jari satu orang sekitar lima menit. “Yang direkam semua jari tangan. Nanti kami akan mengundang pusat untuk melakukan sosialisasi kepada petugas perekaman di sini. Karena untuk rekam iris mata baru kali ini dilakukan, jadi sedikit banyak ini hal yang baru. Kami tidak ingin saat pelaksanaan nanti ada kendala terkait teknis pengoperasian,” jelasnya.(joglosemar)
Tags:

About author

Curabitur at est vel odio aliquam fermentum in vel tortor. Aliquam eget laoreet metus. Quisque auctor dolor fermentum nisi imperdiet vel placerat purus convallis.

0 komentar

Leave a Reply