Pemkab Sukoharjo Waspadai Teroris

Kabupaten Sukoharjo masuk sebagai salah satu wilayah di Karesidenan Surakarta yang rawan untuk tempat persembuyian pelaku teroris. Karena itu semua elemen harus ikut membantu mengamankan daerahnya masing masing dengan tetap berkoordinasi bersama pihak kepolisian. Disisi lain, masyarakat dari berbagai lintas agama juga diminta tenang dan tidak mudah terpancing dengan isu tidak bertanggungjawab.

Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya menyatakan hal tersebut saat ditemui diruang kerjanya, Selasa (27/9). Menurut bupati, sudah tidak bisa dipungkiri lagi Kabupaten Sukoharjo selalu menjadi lahan empuk bagi pelaku teroris untuk bersembunyi. Hal itu seperti telah berulang kali terjadi dimana petugas dari kepolisian selalu mengaitkan Kabupaten Sukoharjo dengan aksi aksi tindak terorisme.

Tidak hanya pelaku, bupati juga mengatakan ada beberapa titik di Sukoharjo yang menjadi sasaran penangkapan oleh petugas kepolisian. Bahkan tidak jarang saat proses penangkapan juga disertai akti tembak menembak. Seperti yang terjadi di wilayah Cemani, Grogol beberapa waktu lalu.

“Secara administrasi kependudukan sudah sejak lama petugas saya minta untuk memperketat pengamanan jalur perpindahan selain itu juga Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB)ikut berperan dalam membantu menenangkan umatnya untuk tidak mudah terpancing isu tidak bertanggungjawab dalam hal ini kaitanya dengan teroris,” jelas Wardoyo Wijaya, Selasa (27/9).

Wardoyo Wijaya juga mengungkapkan masalah keamanan bukan hanya menjadi tanggungjawab, aparat serta pemerintah. Tetapi masyarakat juga harus ikut bertanggungjawab. Khususnya di lingkungan masing-masing, mulai dari lingkup RT, RW, serta desa. Karena itu, pihaknya meminta agar seluruh aparat benar-benar jeli dan teliti akan kehadiran orang-orang asing di sekitarnya. "Harus diwaspadai keberadaan pendatang baru. Jangan sampai pendatang-pendatang itu nantinya menimbulkan masalah dikemudian hari," lanjutnya.

Hal itu merujuk pada kasus terkuaknya pemalsuan data di Kecamatan Sukoharjo beberapa waktu lalu. Dimana ada salah seorang warga yang mengajukan surat pindah, tetapi data yang ada palsu. Maka dari itu, pengamanan swakarsa (Pam Swakarsa) perlu digiatkan kembali. selain itu, untuk daerah yang terdapat banyak pendatang, misal di lingkungan kampus, pabrik harus terdata.

Terpisah Wakil Bupati Sukoharjo Haryanto menambahkan bahwa di Kabupaten Sukoharjo ada beberapa kecamatan yang rawan tindak terorisme baik sebagai tempat persembuyian atau aktifitas. Seperti di Kecamatan Kartasura dan Kecamatan Grogol. Dari catatan yang ada, di kedua kecamatan tersebut hampir dalam setiap tahun selalu muncul kasus yang berkaitan dengan terorisme.

Saat dikonfirmasi Camat Kartasura Bahtiar Zunan, menegaskan aksi terorisme memang sulit didetekti di wilayahnya. Sebab dari beberapa kasus yang pernah terjadi dan terungkap diketahui bahwa para pelaku justru berasal dari daerah luar yang masuk ke Kartasura. Para pendatang tersebut ditegaskan Zunan terkadang tak terpantau karena tidak melapor ke pengurus RT atau RW. Untuk itu pihak kecamatan saat ini melakukan koordinasi dengan polisi, desa, RT dan RW.

"Kami sudah sosialisasi agar hal-hal semacam ini, yaitu mendata setiap ada tamu yang menginap di kos untuk lapor. Tujuannya, kalau nanti ada sesuatu, mudah dalam mengidentifikasi," ujarnya.

Namun dia mengakui, sejauh ini pengawasan di lingkungan perumahan utamanya yang elit sangat susah. Sebab, jarang sekali para penghuninya itu bersosialisasi. Selain itu, banyak pemilik yang tidak menempati rumah, sehingga hanya ada penjaga atau pembantu.(kjogja)
Tags:

About author

Curabitur at est vel odio aliquam fermentum in vel tortor. Aliquam eget laoreet metus. Quisque auctor dolor fermentum nisi imperdiet vel placerat purus convallis.

0 komentar

Leave a Reply