WGM Belum Butuh Hujan Buatan

Volume Waduk Gajah Mungkur sudah berkurang karena kemarau, namun belum membutuhkan hujan buatan. Hal tersebut diungkapkan Kepala Divisi Jasa Air dan Sumber Air (ASA) IV Perum Jasa Tirta I Bengawan Solo Winarno Susiladi, Jumat (16/9). Volume air yang ada saat ini justru tidak akan banyak dikeluarkan karena bulan Oktober masuk masa perawatan waduk, baik Waduk Gajah Mungkur maupun Dam Colo. Selama satu bulan air dihentikan.
“Selama masa perawatan sedimen yang ada di waduk akan dikeruk dengan ekskavator, kapal keruk sudah tidak memungkinkan karena air sudah surut. Kapal keruk saat ini sudah diangkut menuju Jogja untuk dioperasikan di sana,” katanya, Jumat (16/9).
Dengan kata lain, hujan atau tidak hujan Oktober waduk ditutup sehingga air cenderung tidak berkurang. Terlebih dengan dikeringkannya Dam Colo, Oktober nanti membuat kebutuhan air tidak begitu mengandalkan air dari Waduk Gajah Mungkur. Sedangkan dari pantauan, sudah banyak wilayah perairan yang kini berubah menjadi pulau-pulau kecil akibat surutnya air. Rumput hijau sudah mulai tumbuh dan beberapa area yang ditanami jagung warga juga terus bertambah.
Berdasarkan data pukul 12.00 WIB, elevasi air 130,83 meter. Masalah sampah yang menumpuk di waduk sedikit banyak juga disebabkan karena petani yang mengumpulkan batang jagung usai panen di sekitar waduk. Saat genangan tinggi, sampah akan terbawa. Yang baik justru diambil jagungnya saja sementara batang tidak dicabut dan dibiarkan membusuk dengan sendirinya.(krjogja)
Tags:

About author

Curabitur at est vel odio aliquam fermentum in vel tortor. Aliquam eget laoreet metus. Quisque auctor dolor fermentum nisi imperdiet vel placerat purus convallis.

0 komentar

Leave a Reply