Anggota Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Permadi mengatakan, saat ini masyarakat Indonesia tengah memasuki puncak zaman edan atau zaman penuh dengan kegilaan. "Puncak zaman edan ini adalah setiap kasus besar diselesaikan dengan deal, kasus Gayus itudeal dulu, Nazaruddin juga deal dulu," kata Permadi dalam diskusi yang bertema "Sandera Politik Berujung Reshuffle" di Gereja Theresia, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (22/10).
Menurut Permadi dalam kasus mafia pajak Gayus Tambunan juga ada deal terlebih dahulu. Begitu pula dengan kasus mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin yang juga melakukan deal tertentu antara Nazaruddin dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelum dirinya disuruh pergi ke Kolombia.
"Setelah deal itu Gayus disuruh ke Singapura, terus dibawa pulang. Nazaruddin juga gitu, sebelum disuruh ke Kolombia dia deal dulu, tapi dealnya diingkari. Karena dealnya itu istrinya diamankan, eh malah mau ditangkep ya ngamuk dia terus ngirim surat terbuka. Terus Pak SBY kan ngirim surat balasan ke dia, ya takut dealnya itu kebongkar," ucap Permadi.
Lebih lanjut Permadi menjelaskan, dealnya ini tidak kebongkar karena polisi, Komisi Pemberantasan Korupsi, dan jaksanya telah dijinakkan. "Jadi kita ini, masyarakat ini telah jenuh melihat ini semua," tuturnya.
Lantaran itulah, menurut Permadi, masyarakat Indonesia tentunya juga tidak akan tinggal diam melikat kondisi saat ini di Indonesia. Dan, bukan tak mungkin akan melakukan gerakan revolusi terhadap pimpinan negara dengan caranya sendiri.
"Saya pikir masyarakat tidak akan tinggal diam seperti zaman Pak Harto, Pak Habibie, dan Gus Dur. Yang akan melakukan gerakannya dengan caranya sendiri," tutup Permadi.(ANS)
Advertisement
- Recent Posts
- Comments
Masih Proses, Mohon Sabar :D
Sponsored By :Blog Davit.
0 komentar