Kebiasaan aneh dilakukan Tio Andi Pratama (6) putra pasangan Sulistya-Siti Ruhnaya warga Margosutan RT 1/2, Gumpang, Kartasura. Bocah yang masih duduk di bangku sekolah taman kanak kanak (TK) tersebut memiliki hobi merokok. Bahkan satu bungkus rokok mampu dihabiskan sendiri dalam dua hari.
Kebiasaan merokok tersebut membuat pihak keluarga khawatir dengan kondisi kesehatan Tio. Merekapun berusaha menghentikan kebiasaan anaknya dengan memeriksakan ke dokter.
Kebiasaan merokok tersebut membuat pihak keluarga khawatir dengan kondisi kesehatan Tio. Merekapun berusaha menghentikan kebiasaan anaknya dengan memeriksakan ke dokter.
Ditemui dirumahnya, Jumat (7/10) Tio yang masih bocah tersebut terlihat tidak canggung saat dilihat sedang merokok. Bahkan rokok yang menjadi konsumsi orang dewasa tersebut dihisapnya sampai habis. “Dirumah tidak ada keluarga yang merokok, tapi Tio justru memiliki kebiasaan merokok sejak usai dua tahun,” ujar Siti Ruhnaya ditemui saat mendampingi Tio.
Siti mengakui tidak mengetahui secara pasti kebiasaan aneh anaknya. Namun sepengetahuanya, Tio mulai merokok sejak usia dua tahun. Disaat ini anaknya sudah memegang rokok padahal keluarga tidak pernah memberikannya.
Rokok tersebut dimungkinkan didapat oleh Tio sepulang dari bermain. Sebab teman sepermainan anaknya merupakan anak muda, bukan anak seusianya.
Kebiasaan aneh Tio yang merokok membuat pihak keluarga semakin khawatir. Merekapun memeriksakan anaknya ke dokter umum untuk dilihat kondisi paru parunya. Namun sejauh ini, tidak ada masalah dengan kondisi paru-paru anaknya tersebut.
Siti menambahkan selain dokter umum, pihak keluarga sebenarnya ingin memeriksakan anaknya ke psikiater. Namun niat tersebut belum terlaksana sampai sekarang.
Untuk sementara pihak keluar berusaha sendiri mengurangi atau bahkan menghentikan kebiasaan anaknya untuk merokok. Usaha tersebut pelan tapi pasti menuai hasil. Sebab dalam beberapa hari terakhir Tio mulai jarang merokok.
“Sedikit demi sedikit kebiasaan merokok Tio berkurang. Bahkan, rokok sisa yang dibelikan beberapa waktu lalu hanya disimpan. Hanya kadang-kadang saja dilihat,” lanjutnya.
Berkurangnya kebiasaan merokok Tio dimungkinkan karena, saat ini dia sudah masuk TK yang berada di daerah Windan, Kartasura.
"Mungkin Tio malu kalau mau ngrokok karena teman-teman seusianya tidak ada yang ngrokok. Selaku orang tua kami juga senang, dia sudah lupa rokok," lanjutnya.
Sri Marsiti nenek Tio menambahkan merasakan aneh kebiasaan cucunya tersebut. Sebab orang tuanya tidak merokok sejak menikah. Tio selalu menangis dan mengamuk saat tidak dituruti merokok. Bahkan, dia akan terlihat tidak berdaya seperti orang yang sudah ketagihan rokok. Namun begitu dia mendapat rokok, wajahnya langsung berbinar-binar.
"Habis makan itu dia juga ngrokok kaya orang dewasa. Dia tidak mau yang rokok kretek, maunya yang mild," ujarnya.
Menanggapi kebiasaan aneh bocah TK merokok, Sustyo Yuwono psikolog Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melihat adanya penyimpangan kebiasaan yang dilakukan oleh Tio. Sebab anak seusianya seharusnya Tio tidak mengenal rokok. Karena itu, Susatyo melihat kemungkinan ada kebiasaan merokok Tio dipengaruhi oleh kondisi keluarga atau orang lain di lingkunganya.
“Lingkungan rumah apalagi keluarga sangat mempengaruhi kondisi anak, kalau awalnya hanya mencoba meskipun itu merokok maka lama kelamaan akan menjadi terbiasa,” ujar Susatyo.
Kebiasaan ini apabila berlangsung terus menerus dalam jangka waktu lama, maka akan menjadikan sebagai sebuah tindakan yang diperbolehkan. Karena itu, wajar apabila nantinya Tio berontak saat dilarang merokok. Karena itu, Susatyo menilai harus ada pemaksaan kepada pihak keluarga untuk menghentikan kebiasaan merokok yang dilakukan Tio.
“Anak harus disadarkan bahwa semua keinginanya tidak harus dituruti dan biarkan menangis karena perlahan anak akan mengerti,” lanjutnya.
Selain itu, Susatyo juga mengatakan Tio harus mendapat pendampingan dari psikiater. Sebab harus di cari pangkal penyebab Tio sampai memiliki kebiasaan merokok. “Anak harus diberi bimbingan setelah berhenti merokok maka harus dicarikan kesibukan lain untuk mengalihkan kebiasaan sebelumnya seperti bermain dengan anak seusianya,” jelasnya(Krjogja)
Siti mengakui tidak mengetahui secara pasti kebiasaan aneh anaknya. Namun sepengetahuanya, Tio mulai merokok sejak usia dua tahun. Disaat ini anaknya sudah memegang rokok padahal keluarga tidak pernah memberikannya.
Rokok tersebut dimungkinkan didapat oleh Tio sepulang dari bermain. Sebab teman sepermainan anaknya merupakan anak muda, bukan anak seusianya.
Kebiasaan aneh Tio yang merokok membuat pihak keluarga semakin khawatir. Merekapun memeriksakan anaknya ke dokter umum untuk dilihat kondisi paru parunya. Namun sejauh ini, tidak ada masalah dengan kondisi paru-paru anaknya tersebut.
Siti menambahkan selain dokter umum, pihak keluarga sebenarnya ingin memeriksakan anaknya ke psikiater. Namun niat tersebut belum terlaksana sampai sekarang.
Untuk sementara pihak keluar berusaha sendiri mengurangi atau bahkan menghentikan kebiasaan anaknya untuk merokok. Usaha tersebut pelan tapi pasti menuai hasil. Sebab dalam beberapa hari terakhir Tio mulai jarang merokok.
“Sedikit demi sedikit kebiasaan merokok Tio berkurang. Bahkan, rokok sisa yang dibelikan beberapa waktu lalu hanya disimpan. Hanya kadang-kadang saja dilihat,” lanjutnya.
Berkurangnya kebiasaan merokok Tio dimungkinkan karena, saat ini dia sudah masuk TK yang berada di daerah Windan, Kartasura.
"Mungkin Tio malu kalau mau ngrokok karena teman-teman seusianya tidak ada yang ngrokok. Selaku orang tua kami juga senang, dia sudah lupa rokok," lanjutnya.
Sri Marsiti nenek Tio menambahkan merasakan aneh kebiasaan cucunya tersebut. Sebab orang tuanya tidak merokok sejak menikah. Tio selalu menangis dan mengamuk saat tidak dituruti merokok. Bahkan, dia akan terlihat tidak berdaya seperti orang yang sudah ketagihan rokok. Namun begitu dia mendapat rokok, wajahnya langsung berbinar-binar.
"Habis makan itu dia juga ngrokok kaya orang dewasa. Dia tidak mau yang rokok kretek, maunya yang mild," ujarnya.
Menanggapi kebiasaan aneh bocah TK merokok, Sustyo Yuwono psikolog Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melihat adanya penyimpangan kebiasaan yang dilakukan oleh Tio. Sebab anak seusianya seharusnya Tio tidak mengenal rokok. Karena itu, Susatyo melihat kemungkinan ada kebiasaan merokok Tio dipengaruhi oleh kondisi keluarga atau orang lain di lingkunganya.
“Lingkungan rumah apalagi keluarga sangat mempengaruhi kondisi anak, kalau awalnya hanya mencoba meskipun itu merokok maka lama kelamaan akan menjadi terbiasa,” ujar Susatyo.
Kebiasaan ini apabila berlangsung terus menerus dalam jangka waktu lama, maka akan menjadikan sebagai sebuah tindakan yang diperbolehkan. Karena itu, wajar apabila nantinya Tio berontak saat dilarang merokok. Karena itu, Susatyo menilai harus ada pemaksaan kepada pihak keluarga untuk menghentikan kebiasaan merokok yang dilakukan Tio.
“Anak harus disadarkan bahwa semua keinginanya tidak harus dituruti dan biarkan menangis karena perlahan anak akan mengerti,” lanjutnya.
Selain itu, Susatyo juga mengatakan Tio harus mendapat pendampingan dari psikiater. Sebab harus di cari pangkal penyebab Tio sampai memiliki kebiasaan merokok. “Anak harus diberi bimbingan setelah berhenti merokok maka harus dicarikan kesibukan lain untuk mengalihkan kebiasaan sebelumnya seperti bermain dengan anak seusianya,” jelasnya(Krjogja)
0 komentar