Dana Anggaran bencana Wonogiri tinggal Rp 83,5 juta

Pengelola Kantor Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpol dan Linmas) dan Dinas Sosial (Dinsos) Wonogiri mengaku kesulitan mendata jumlah korban bencana alam akhir pekan lalu, menyusul belum diterimanya semua laporan kejadian dari daerah.

BENCANA ALAM -- Kondisi geografis Wonogiri membuat wilayah tersebut rawan bencana alam di berbagai lokasi, salah satunya adalah tanah retak seperti yang terjadi Dawungan, Jatiroto, Maret lalu. (Espos/Suharsih).
Tahun 2011 penanganan bencana alam dianggarkan senilai Rp 200 juta. Dijelaskan oleh Suharno, hingga awal Mei 2011 dana itu telah terserap senilai Rp 116,5 juta atau sekitar 58,25%. Bulan ini, Dinsos tinggal menyisakan dana bantuan bencana alam senilai Rp 83,5 juta. Hingga pekan pertama Mei 2011, tercatat sebanyak 581 bencana alam terjadi di Kota Gaplek. Bencana alam itu meliputi tanah longsor dan banjir. Pernyataan itu disampaikan Kepala Dinsos Wonogiri, Suharno dan Kasubid Pembinaan dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpol dan Linmas) Wonogiri, Suraji saat ditemui Espos secara terpisah, Senin (9/5).
“Kami masih menunggu laporan dari bawah. Setiap laporan bencana alam akan kami tindak lanjuti dengan pengiriman bantuan Sembako langsung ke korban,” ujar Suharno. Lebih lanjut Suharno berharap cuaca ekstrem tidak menimbulkan bencana alam di Kota Gaplek. Menurutnya, kejadian bencana alam selama cuaca ekstrem setiap bulan paling sedikit sebanyak 64 kejadian. “Hingga Mei, kejadian bencana alam sebanyak 581 kejadian dengan dana bantuan yang telah terserap senilai Rp 116,5 juta,” ujarnya.
Hal senada dikemukakan, Kasubid Balinmas Bakesbangpol dan Linmas, Wonogiri, Suraji. Dia mengaku baru menerima laporan kejadian bencana alam di dua kecamatan, yakni di Kecamatan Tirtomoyo dan Selogiri. Padahal di akhir pekan lalu, banjir juga merendam 30-an rumah warga Dusun Sambeng dan Ngropoh, Desa Kulurejo, Kecamatan Nguntoronadi, Wonogiri. “Laporan tertulis belum semua masuk, hanya lewat SMS. Kami masih menunggu laporan resmi. Yang jelas, kami telah berkoordinasi dengan Dinsos,” ujarnya.
Berdasar catatan Espos kerugian akibat bencana alam akhir pekan lalu atau pekan pertama Mei tahun ini senilai lebih dari Rp 300 juta. Kerugian di Desa Kepatihan, Selogiri senilai Rp 100 juta, di Desa Keloran, Selogiri senilai Rp 200 juta dan kerugian di Desa Ngarjosari, Tirtomoyo senilai Rp 30-an juta. Kejadian di Desa Kulurejo, Nguntoranadi belum terdata.(solopos.com)
Tags:

About author

Curabitur at est vel odio aliquam fermentum in vel tortor. Aliquam eget laoreet metus. Quisque auctor dolor fermentum nisi imperdiet vel placerat purus convallis.

0 komentar

Leave a Reply