Longsor belum ditangani, warga kian waswas

Puluhan warga Desa Kedungsono, Kecamatan Bulu, Sukoharjo, kian waswas lantaran tebing longsor di sekitar permukiman mereka belum ditangani.
Kepala Desa Kedungsono, Supriyadi, mengatakan longsor yang mengancam lebih kurang 35 jiwa itu, masih dibiarkan begitu saja. Akibatnya, warga setempat waswas, terutama saat hujan turun. Meski sudah hampir sepekan berlalu, tetapi longsor di Dukuh Karanggayam, Desa Kedungsono itu, hingga Jumat (13/5), belum tertangani. “Belum ada penanganan di bagian tebing yang longsor. Sampai saat ini belum diapa-apakan,” ujar Supriyadi kepada wartawan, Jumat. Supriyadi menambahkan sebenarnya titik longsor di Desa Kedungsono tidak hanya terjadi di Dukuh Karanggayam. Longsor juga terjadi di Dukuh Malangan Lor. Longsor di Dukuh Malangan Lor yang sudah terjadi sejak 2010 itu, meluas dan mengancam rumah milik Tukijo, warga setempat. “Dulu rumah terdekat, yakni milik Suwarno sudah habis karena longsor di 2010. Sekarang melebar ke rumah Tukijo,” imbuh Kades.
Sejauh ini, lanjut dia, sudah ada perwakilan dari pemerintah yang mengecek ke lokasi tebing longsor. Di antaranya pejabat Muspika setempat. Petugas DPU Sukoharjo bersama petugas Bagian Penambangan Sumber Daya Mineral DPU Provinsi Jawa Tengah juga sudah mengecek ke lokasi longsor. Sementara, menurut Supriyadi, belum ada perwakilan dari DPRD Sukoharjo yang meninjau longsor di Desa Kedungsono.“Anggota Dewan belum ada yang datang ke sini,” terang Supriyadi.
Wakil Bupati Sukoharjo, Haryanto, menuturkan pihaknya sudah meminta DPU untuk segera melakukan penanganan di titik-titik longsor di Kecamatan Bulu. Tak terkecuali, untuk penanganan longsor di Desa Kedungsono. “Apakah nanti perlu ditangani dengan pemasangan beronjong kawat atau relokasi, yang lebih tahu secara teknis adalah DPU. Sedangkan dana, kami masih memiliki cadangan dana tak terduga,” tukas Haryanto.
Mengenai upaya relokasi warga di Desa Kedungsono, Haryanto, mengatakan relokasi warga yang berdekatan dengan tebing longsor masih sebatas wacana. Pemkab belum berani memutuskan, apakah upaya relokasi itu akan ditempuh sebagai bentuk penanganan longsor di daerah tersebut.
Sementara itu, aktivis LSM dari Pusat Kajian Keuangan Daerah (PKKD), Eko Raharjo, mengatakan belum ditinjaunya lokasi longsor di Desa Kedungsono oleh anggota DPRD, menunjukkan wakil rakyat sudah kehilangan rasa kepekaan. Dia mengatakan sebagai wakil rakyat, sudah sepatutnya anggota Dewan berkewajiban memikirkan penanganan bencana yang terjadi di daerahnya.
“Komisi III yang menangani persoalan infrastruktur, seharusnya cepat bertindak. Namun, ketika anggota Dewan sudah tidak sensitif dengan kejadian-kejadian seperti ini, sangat mengecewakan. Padahal, dengan kebijakan politik, DPRD bisa berbuat banyak. Salah satunya memikirkan bagaimana pengusulan biaya dengan mendahului anggaran untuk penanganan bencana,” tandas Eko.
Tags:

About author

Curabitur at est vel odio aliquam fermentum in vel tortor. Aliquam eget laoreet metus. Quisque auctor dolor fermentum nisi imperdiet vel placerat purus convallis.

0 komentar

Leave a Reply