
Dia mengincar orang yang dianggap berani namun berpikiran sempit dalam hal keagamaan. Kelompok ini diduga bertanggungjawab dalam serangan bom bunuh diri oleh M Syarif di Masjid Adz Zikra, Mapolresta Cirebon beberapa waktu lalu.
Hal ini dijelaskan Kdepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam di Mabes Polri.
“Bahwa terjadi perubahan pola rekrutmen untuk menjadi seorang yang militan dan radikal. Ini tak butuh waktu lama dan pelatihan khusus, namun sangat mudah. Hanya dengan memilih orang-orang yang memiliki keberaninan dan latar belakang pemikiran yang sempit, ” ungkap Anton, Sabtu (14/5/2011).
Anton menambahkan, Sigit adalah seorang pelatih dalam perakitan bom. Dia melatih remaja dan anak-anak di wilayah Jawa tengah.
Sigit Qurdowi bersama pengawalnya Hendro tewas dalam baku tembak dengan anggota Densus 88 Antiteror di Sukoharjo, Sabtu dini hari tadi. Baku tembak tersebut juga menewaskan seorang warga sipil, Nur Iman yang bekerja sebagai penjual angkringan.
15 Mei 2011 pukul 08.48
Heedehhhh.. Teroris di Indonesia tambah jago aja.... Brr... merinding -_-