Setidaknya sekitar 70% pencemaran udara di Kota Solo diakibatkan oleh paparan emisi kendaraan bermotor.
Dalam kurun lima tahun terakhir warga merasakan pencemaran udara cenderung meningkat yang ditandai dengan kecenderungan peningkatan penderita penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), dengan prevalensi mencapai 8%. Hal tersebut mengemuka dalam kegiatan workshop Visi dan Tujuan untuk rencana aksi Udara Bersih Kota Solo yang diadakan di Bale Tawangpraja Balaikota Solo, Kamis (7/7/2011).
Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Solo, Sri Adhyaksa mengemukakan tahun 2011 ini BLH telah selesai memantau kualitas udara bersih melalui uji ambien yang dilakukan di 17 titik di Kota Solo yang tercatat padat arus lalu lintasnya. Uji ambien tersebut menggunakan dua metode, yaitu spektofotometer dan direct reading.
Ada delapan parameter yang digunakan antara lain nitrogen dioksida, sulfur dioksida, partikel debu dan karbon monoksida. Hasil uji ambien tersebut rata-rata menyebutkan udara Kota Solo masih aman karena angkanya masih jauh di bawah ambang batas yang ditentukan. Namun demikian, Adhyaksa mengatakan tetap diperlukan berbagai langkah dan upaya agar hal itu bisa dipertahankan.
”Yang menjadi tugas semua pihak sekarang ini adalah bagaimana mempertahankan kondisi aman tersebut agar ke depannya udara di Solo tetap bersih,” kata Adhyaksa.
Kota Solo saat ini juga terpilih sebagai satu dari dua kota di Indonesia yang percontohan dalam program Clean Air For Smaller City oleh Pemerintah Jerman melalui lembaga kerja sama berbasis sosial kemanusiaan, Die deutsche Gesselschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) (dulu GTZ-red). Dengan dipilihnya Solo sebagai percontohan, Adhyaksa mengatakan nantinya GIZ akan memberikan pendampingan untuk Pemkot melaksanakan sejumlah program yang mengarah pada terwujudnya Clean Air for Smaller City.
Advertisement
- Recent Posts
- Comments
Masih Proses, Mohon Sabar :D
Sponsored By :Blog Davit.
0 komentar