Direktur Penerbitan Galang Press, Julius Felicianus mengaku sempat mendapatkan ancaman teror yang dikirimkan melalui pesan singkat SMS sebelum diluncurkannya buku terbaru karya George Junus Aditjondro. Ancaman tersebut dikirim oleh nomor yang tidak dikenal yang meminta dirinya beserta George untuk berhati-hati.
"Pesan ini saya terima semalam yang menyatakan bahwa saya dan Pak George harus hati-hati. Bahkan saya juga sempat mendapatkan informasi dari rekan wartawan yang katanya diminta oleh oknum dari Badan Intelegen Negara (BIN) untuk tidak memberitakan peluncuran buku ini," ujarnya saat peluncuran buku karya terbaru George Aditjondro, Cikeas Kian Menggurita di kantor Galang Press Yogyakarta, Kamis (7/7).
Dalam pesan singkat tersebut tertulis 'Nazarudin Zulkarnain tewas 15 Maret 2009 lalu. Zaenal Abidin, bendahara umum partai Demokrat, tewas 9 Juli 2009. Mereka berhubungan dengan korupsi partai Golkar. Jadi mas Julius harus hati-hati. Dan tolong sampaikan pada pak George bahwa beliau juga harus hati-hati'.
Julius mengakui jika kecaman dan teror tersebut bukan menjadi hal baru. Karena saat peluncuran buku Membongkar Gurita Cikeas, pihaknya juga tak henti mendapatkan berbagai ancaman. "Selain adanya pelarangan terbit dan penarikan buku di pasaran, kami juga selalu mendapatkan berbagai kecaman. Tetapi hal tersebut tidak menggentarkan kami," katanya.
Menanggapi hal tersebut, penulis buku Cikeas Kian Menggurita, George Junus Aditjondro justru membalikkan pertanyaan mengenai kesiapannya menghadapi segala resiko setelah peluncuran bukunya. Baginya, apapun yang akan terjadi memang harus dihadapi.
"Kalau ditanya resiko saya balik bertanya, sebenarnya apa resikonya. Ya apapun itu memang harus dihadapi. Kalau ada yang berpendapat ada resiko demikian (seperti pesan dalam ancaman SMS. red) berarti orang yang bersangkutan sudah tidak percaya akan adanya penegakan hukum di Indonesia," tandasnya.