BY Kerja Terhambat Karena Koordinasi Kurang

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku terdapat persoalan koordinasi dan sinergi antara kementerian, selain juga pada tingkat pusat dan daerah, dalam implementasi kebijakan perubahan iklim.

Dalam pengantarnya sebelum memimpin rapat koordinasi Dewan Nasional Perubahan Iklim di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Presiden Yudhoyono mengaku juga terdapat masalah sinergi dan relasi antara pemerintah, dunia usaha, dan lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang perubahan iklim.

"Saya berharap ke depan masalah atau persoalan itu bisa kita atasi dengan baik. Jangan kita merugi, gagal, untuk mencapai sasaran lebih tinggi karena persoalan internal pada tingkat nasional," tutur Presiden, Jumat (30/9).

Masalah tersebut, lanjut dia, harus dikelola dengan baik dan diatasi bersama oleh semua pihak terkait agar kebijakan nasional tentang perubahan iklim dapat dijalankan sering dengan pembangunan nasional.

Presiden juga meminta agar semua pihak berkepentingan memahami fungsi lembaga yang dibentuk untuk menjalankan kebijakan nasional tentang perubahan iklim seperti Dewan Nasional Perubahan Iklim dan Satuan Tugas Reducing Emissions from Deforestation and Degradation (REDD).

"Berdayakan itu, kembalikan itu, jangan masing-masing merdeka sendiri-sendiri seolah punya otoritas dan kewenangannya. Ini koreksi saya untuk kemudian kita tata agar kemudian lebih baik lagi," katanya.

Jika terdapat perbedaan pandangan antar lembaga, Presiden meminta agar msalah tersebut dikembalikan pada kebijakan dasar pembangunan agar semua sasaran dapat tercapai.

Kepala Negara berkeyakinan pembangunan berwawasan lingkungan dapat dilakukan bersamaan dengan upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan pengurangan kemiskinan.

"Oleh karena itu saya berharap Dewan Nasional Perubahan Iklim terus bekerja dan gigih berupaya untuk memastikan semua kebijakan dan pelaksanaan pembangunan itu baik untuk menciptakan pertumbuhan, lapangan pekerjaan, dan menurunkan kemiskinan. Semua itu tetap dan tanpa merusak dan mengabaikan kelestarian lingkungan kita," tuturnya.

Presiden dalam rapat dihadiri oleh Wakil Presiden Boediono juga berharap Indonesia tetap memainkan peran penting dalam setiap konferensi para pihak tentang perubahan iklim yang tahun ini diselenggarakan di Durban, Afrika Selatan.

Dalam rapat itu Presiden mendengarkan paparan antara lain dari Ketua Harian Dewan Nasional Perubahan Iklim Rachmat Witoelar dan Menko Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono tentang implementasi kebijakan nasional perubahan iklim yang telah dijalankan selama ini. (Ant/Yan)
Tags:

About author

Curabitur at est vel odio aliquam fermentum in vel tortor. Aliquam eget laoreet metus. Quisque auctor dolor fermentum nisi imperdiet vel placerat purus convallis.

0 komentar

Leave a Reply