Kepala Kantor Lingkungan Hidup Sri Wahyu Widayatto mengatakan penambang
emas di Wonogiri saat ini ada sekitar 230-an penambang. Dari sekitar
200-an penambang berada di wilayah Jendi, Selogiri dan 30-an lain ada
di wilayah Dusun Mesu, Desa Boto, Kecamatan Jatiroto.
“Dari jumlah itu, hanya sekitar lima persen yang membuat bak penampung
limbah. Itu pun hanya yang ada di Selogiri. Lainnya, masih diperlakukan
layaknya sampah, dibuang begitu saja. Padahal untuk menguraikan merkuri
tidak mudah, butuh proses. Salah satunya harus dipanaskan di atas 400
derajat celcius di samping perlakuan lain. Jadi seharusnya jika berniat
untuk membuka tambang emas harus berkomitmen sejak awal terkait
penanganan limbah hasil pendulangan emas,” kata Sri Wahyu, Minggu
(9/10).
Saat ini yang sangat perlu diperhatikan adalah kandungan merkuri itu
akan menuju aliran DAS Keduang. Dampak ke depan tentu akan sangat
terasa jika kandungan merkuri sudah masuk aliran sungai. Alih-alih
penambang mencarikan nafkah bagi anak cucu, justru awal dari bahaya
lingkungan yang akan anak dan cucu mereka hadapi kelak.
“Sosialisasi sudah. Bahkan baru saja juga kami sosialisasi lagi. Tapi
memang kecenderungannya penambang belum mau membuat bak-bak penampung
itu. Sekarang pun ada juga karena keadaan. Karena ada perusahaan yang
mau membeli limbah pendulangan. Kalau tidak ada saya kira juga tidak
akan dibuat bak-bak itu. Intinya masih pada kurang sadarnya penambang,
masih berfokus pada memperoleh keuntungan tapi tidak mengindahkan
dampak lingkungannya,” jelasnya.
Tes
Hal lain yang perlu diperhatikan bertambahnya pencemaran di lingkungan.
Karena selama penambang masih menganggap limbah pendulangan sebagai
sampah. Ironisnya, kata dia, untuk tambang emas di wilayah Jatiroto
tadi ada indikasi bertambah.
“Kami sudah ke lapangan. Dari dilihat saja pengaruhnya terhadap tanah
sudah nampak. Untuk pemeriksaan tanah dan kandungan belum dilakukan di
sana. Kalau melihat keadaan pula, sepertinya indikasi luas lahan yang
ditambang makin banyak. Padahal di sana dekat dengan Sungai Keduang,”
jelasnya.
Untuk tambang emas tradisional di Selogiri sudah dilakukan tes. Tiap
tahun, tingkat pencemaran bertambah. Tahun 2008, hasil penelitian air
di sumur warga oleh Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta menyatakan
kandungan merkuri ada pada 0,0001 ppm (parts per million), masih di
bawah baku mutu 0,001 ppm. Pada hasil penelitian oleh Badan Tenaga Atom
Nasional tahun 2010 lalu kadarnya sudah 0,001 ppm
Advertisement
- Recent Posts
- Comments
Masih Proses, Mohon Sabar :D
Sponsored By :Blog Davit.
0 komentar