Operasional kereta api (KA) 'feeder' jurusan Wonogiri-Purwosari (Solo), sebagai kereta pembantu untuk jurusan Wonogiri-Jakarta, telah dua bulan terakhir ini berhenti. Meski demikian, pelayanan tiket KA kelas ekonomi untuk jurusan Wonogiri-Jakarta, tetap dibuka di stasiun KA Wonogiri.
Dengan catatan, bagi calon penumpang asal Wonogiri dapat naik KA dari stasiun di Solo, setelah membeli tiket di stasiun KA Wonogiri. "Pelayanan karcis tetap kami buka, sebab setiap harinya ada saja calon penumpang yang membeli karcis dari stasiun KA Wonogiri," kata Kepala Stasiun (Head Master Train) KA Wonogiri, Sarjiyana.
Setiap harinya, stasiun KA Wonogiri diberi jatah penjualan sebanyak 20 tiket dan itu selalu habis dipesan calon penumpang.
Berhentinya KA feeder ke jurusan Wonogiri, dikarenakan terkendala adanya perbaikan dan pelebaran Jembatan KA Nguter di wilayah perbatasan Kabupaten Sukoharjo dengan Kabupaten Wonogiri. Jembatan KA Nguter, kini tengah direnovasi dalam rangka menyongsong pengoperasian KA 'railbus' jenis komuter jurusan Solo-Wonogiri. Ujicoba 'railbus' pernah dilakukan dari Solo, tapi hanya sampai ke stasiun KA Sukoharjo.
Karena tidak memungkinkan untuk diteruskan ke Wonogiri, terkait dengan belum selesainya perlebaran Jembatan KA Nguter.
Ada rencana, sekitar akhir Bulan Juli 2011 mendatang, bila Jembatan KA Nguter telah selesai, rencana ujicoba 'railbus' akan dilakukan sampai ke Wonogiri. Terkait dengan akan dilakukan ujicoba 'railbus' Solo-Wonogiri, Kepala Dinas Perhubungan Informatika Komunikasi (Dishubkominfo) Kabupaten Wonogiri rs IGE Budiyanto MSi, telah menurunkan tim untuk melakukan survai lapangan.
Tim yang dipimpin oleh Kasi Perhubungan, Hari SH, bertugas untuk melakukan inventarisasi keberadaan lintasan rel KA di sepanjang jalur yang masuk wilayah Kabupaten Wonogiri.
Anggota tim, Haryadi, menyatakan, hasil survai berhasil mendata ada sebanyak 21 titik perlintasan di wilayah Kabupaten Wonogiri. Yakni sejak titik KM 23+900 di wilayah perbatasan Nguter (Sukoharjo)-Selogiri (Wonogiri) sampai KM 31+700 stasiun KA Wonogiri.
Sebanyak 21 titik perlintasan itu, terdiri atas sebanyak 11 perlintasan jalan desa dan 10 perlintasan di jalan kabupaten.
Ke 21 titik perlintasan itu terletak di wilayah Kecamatan Selogiri sebanyak 11 titik dan di wilayah Kecamatan Wonogiri Kota sebanyak 10 titik. Dari jumlah itu, yang telah ada penjaga palangnya baru satu, yakndi di perlintasan Alas Kethu Wonogiri.
"Salah satu titik perlintasannya merupakan jenis perlintasan tidak sebidang," kata Haryadi. Yakni perlintasan jenis viaduck yang berada di atas ruas Jalan Raya Wonogiri-Solo, tepatnya di Kretek Bang dekat Taman Selopadi. Yang posisi jalan rayanya berada di bawah lintasan rel KA.
Rencana ujicoba pengoperasian railbus telah diprogramkan sejak Bulan Februari 2011 lalu. Setelah rel Solo-Wonogiri sepanjang 26 kilometer diganti dari tipe 25 ke tipe 42. Kecuali akan melakukan ujicoba pengoperasian railbus, PT Industri Kereta Api (Inka) Madiun Jatim, juga menawarkan pembuatan fasilitas kereta wisata dan kereta gantung, untuk pengembangan kepariwisataan Kabupaten Wonogiri. Utamanya guna mendukung upaya pengembangan wisata Waduk Gajahmungkur Wonogiri.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Wonogiri, Drs Pranoto MM, mengatakan, tim kecil dari PT Inka Madiun pimpinan Ir Ketut Astika MT, telah melakukan penjajagan dan sekaligus melakukan penawaran ke Pemkab Wonogiri.
PT Inka sebagai institusi 'Indonesian Railway Industry' milik Indonesia, mampu membuat aneka jenis kereta api, termasuk kereta cepat jenis 'railbus', kereta wisata, dan kereta gantung. Untuk produk 'railbus'-nya memiliki kecepatan sampai 100 KM per jam. Kemudian sarana kereta gantungnya, sebagaimana yang pernah dipesan oleh Pemkab Kutai Kartanegara Kaltim, nilainya per satu kilometer Rp 16 miliar.
Pihak PT Inka, punya gagasan setelah 'railbus' Solo-Wonogiri, kiranya dapat ditindaklanjuti dengan menyambungkan fasilitas kereta wisata ke Waduk Gajahmungkur Wonogiri, yang jaraknya hanya sekitar 3,6 KM dari stasiun KA Wonogiri. Sehingga keberadaan 'railbus' itu kelak dapat dimanfaatkan secara maksimal sekaligus sebagai kereta wisata. Gagasan ini, akan disampaikan ke pemerintah pusat dan disikronkan dengan Pemkab Wonogiri.
0 komentar