Polisi akhirnya menguak motif pembakaran bilik anjungan tunai mandiri (ATM) di Gejayan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari pengakuan para pelaku, mereka menyebut dirinya sebagai kelompok Narko-Punk.
Menurut Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam, kelompok ini dicirikan dengan aktivitas anak muda yang membenci sistem kapitalis. Penyerangan ke ATM Bank Rakyat Indonesia pada Jumat dini hari silam itu adalah bentuk kebencian mereka terhadap kapitalis.
Sejauh ini polisi sudah menangkap BL dan RR yang terlibat dalam pembakaran ATM BRI di Yogyakarta. BL ditangkap di sekitar lokasi kejadian, sesaat setelah terbakarnya ATM. Ini menyusul kecurigaan warga yang melibat BL mondar-mandir di kawasan itu.
Dari tangan BL, polisi menyita sejumlah barang bukti, seperti sepeda motor yang digunakan melakukan aksi pembakaran dan selembar selebaran. Setelah enam jam diperiksa di Markas Kepolisian Sektor Depok Barat, BL dipindahkan ke Markas Kepolisian Resor Sleman.
Berdasarkan informasi BL, polisi kemudian menangkap dua orang lain yang diduga terlibat, yaitu SS pacar BL dan RR, seorang teman indekosnya di kawasan Kolombo.
Namun satu orang lainnya, KL, yang bertindak sebagai pelaku atau eksekutor pembakaran masih buron. Ia langsung melarikan diri sesaat setelah membakar ATM. Dia pun terluka akibat salah memperhitungkan pembakaran ATM dan sempat berobat ke rumah sakit. Setelah itu keberadaannya tak diketahui
0 komentar