• Beranda
  • Home
  • Info Otomotif
  • Info Dari Anda
  • Info Sport
    • Category
      • Category
      • Category
      • Category
      • Category
    • Category
    • Category
    • Category
  • Info Budaya
  • Info Musik
  • Info Gaya Hidup
  • Info Pendidikan
  • Info Ejurnal
    • Category
    • Category
    • Category
    • Category
You are here : Home »
Di wonogiri banyak yang bisa di kunjungi buat yg suka wisata kuliner, yang paling terkenal dari wongiri yaitu baksonya, makanya di jakarta juga banyak di jumpai warung bakso wonogiri, coba sekali2 kalau jajan bakso di jakata tanya sama abangnya asalnya dari mana ada kemungkinnan 65 % penjualnya mungkin dari kota Gaplek, sampai2 waktu pas kenalan sama orang indonesia yg di doha, begitu menyebut kota asal kami langsung nyeletuk, kok nggak jualan bakso!!!
kalo mau coba bakso di sini byk bgt pilihan di antaranya , bakso bang bejo, bakso gajah mungkur, bakso titoti, bakso cengkal dll, nggak ke hitung deh warung bakso di sini…., kalua mau coba makan sate kambing dan tengkleng yg enak, di deket perempatan gudangseng itu nikmat bgt sate sama tengklengnya, suamiku paling suka makan di sini, selain di sini kami kl cari sate di daerah wuryantoro di depan polres, kl dr arah wngr kota ikuti jalur yg ke arah waduk gajahmungkur.
Yg suka makanan dari ayam juga gak usah binggung di wongiri, tanya aja, di mana warung Ayam bakar Bu Pur, Ayam Goreng mbok Tiyem, dan kalau sore di bawah Plinteng semar (batu besar sekali yg di sangga satu buah pohon, letaknya di tenggah kota wngr) ada lesehan yg masakanya enak, yang menyediakan ayam bakar, lele, ikan bakar dll, ada juga warung tenda ayam goreng kampung di depan terminal lama, matap deh….

Nah buat yg suka ikan bakar, cari resto di dekat Waduk Gajah Mungkur, di sini banyak berjejer restoran yang menyediakan Nila bakar, ada Rm Pak Glinding, Sari Rasa dan masih bayak lagi, biasanya kalo hari libur rame pengunjungnya. Ikan bakar di sini beda penyajianya, nggak kaya di warung2 seafood yg di jakarta, kalo di sini ikan sudah di bumbuin dan di masak setengah matang, begitu ada yang beli baru di bakar, di sajikan dng sebakul nasi, lalap dan sambel trasi, asiknya di sini sambil makan kita bisa menikmati pemandangan waduk gajah mungkur, memang rata2 Rumah makan di daerah sini di bangun di pinggir bendungan, jadi selain makan pengunjung juga bisa menikmati indahnya alam sambil mendengarkan gending2/ lagu2 jawa yang dimainkan oleh sekelompok penyinden, yang ngamen di rumah2 makan di sekitar bendungan.
Tak terima anaknya tidak lolos seleksi SMAN 1 RSBI Wonogiri, Slamet, warga Pokoh, Wonoboyo, Wonogiri mengadu ke Gedung DPRD. Dia mencegat Ketua Komisi D DPRD Wonogiri, Jumat (10/6/2011). Slamet mengadukan hasil pengumuman pendaftaran peserta didik (PPD) di SMAN 1 RSBI Wonogiri yang dinilai merugikan anaknya.

Menurutnya, anaknya yang bernama Kristian DN tidak diterima di sekolah favorit tersebut. Saat ditemui Espos, Slamet bertutur anaknya memiliki nilai ujian nasional (UN) 35,45 namun tidak diterima. “Ada anak yang dikabarkan memiliki nilai UN 32,8 diterima. Kami mendengar anak itu anak salah satu guru di sekolah itu. Kami kecewa. Apalagi nilai tes IQ anak kami 99,” ujarnya. Belum puas bertemu dengan wartawan, Slamet mencegat Ketua Komisi D DPRD Wonogiri, Martanto yang kebetulan akan pergi. Dia menyatakan, anaknya memiliki piagam kejuaraan, seperti festival reog dan tari. “Apakah piagam berprestasi itu tidak dipertimbangkan?” tukasnya.
Menanggapi pengaduan Slamet, Martanto menyarankan agar laporan tersebut dilakukan secara tertulis. “Tolong dibuat tertulis agar kami memiliki dasar.” Slamet pun menyanggupi akan menulis laporan tersebut. Usai bertemu di Gedung DPRD itu, Slamet datang lagi ke SMAN 1 RSBI Wonogiri untuk melihat kembali papan pengumuman.
Dijumpai terpisah, Kepala SMAN 1 RSBI Wonogiri, Mulyadi mengatakan pihaknya menerima siswa baru 320 anak. “Pendaftar sebanyak 492 anak. Kami transparan dalam mengumumkan,” ujarnya. Diakuinya, Slamet bertemu dengannya disaksikan Kabid SMK Disdik Wonogiri, H Siswanto. “Kami sudah menunjukkan data secara transparan namun Pak Slamet belum memahami. Dua orangtua calon siswa yang juga anaknya tidak diterima datang minta penjelasan, setelah diberi penjelasan akhirnya menerima.”
Lebih lanjut dijelaskan oleh Mulyadi, nilai UN bukan satu-satunya penentu diterima atau tidaknya seorang calon siswa. “Ada tes IQ, tes potensi akademik, tes wawancara dengan Bahasa Inggris ataupun TIK (teknologi informasi komputer). Anak Pak Slamet jatuh di nilai TIK. Ada anak dengan nilai IQ 120 juga tidak diterima,” tegasnya.
Delapan pelajar SMPN 1 Ngadirojo pada bulan ini menjadi duta Wonogiri ke ajang lomba tingkat Provinsi Jateng. Mereka akan turun di ajang Kejurda pelajar untuk cabang voli pantai, OOSN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) untuk cabang lari 60 meter dan Popda untuk ajang panahan.
Pernyataan itu disampaikan Kepala SMPN 1 Ngadirojo, Parman didampingi guru olahraga setempat, Sularno saat ditemui Espos, di kantornya, Jumat (10/6/2011). Ke-8 pelajar itu adalah Ardiansyah, Dany Budi K, Rian Dewanta, Ratris Kurnia, Riska Indani dan Nadia yang turun di cabang panahan. Juga Eka Y yang turun di cabang lari 60 meter dan Aknia Norma Nafisal turun di cabang voli pantai.
“OOSN digelar di Semarang 13-16 Juni, Kejurda voli pantai digelar di Rembang 14-17 Juni dan Popda digelar di Semarang 24 Juni mendatang,” ujar Parman.
Kongres PSSI untuk memilih ketua, wakil ketua dan komisi eksekutif yang semula dijadwalkan maju dua hari dari tanggal 30 Juni menjadi 28 Juni akhirnya diundur lagi menjadi 9 Juli di The Sunan Hotel, Solo. Selain itu status kongres juga diubah menjadi kongres luar biasa (KLB).
“Tadi (Kamis) malam saya mendapat surat dari FIFA yang telah berkoordinasi dengan Asian Football Confederation (AFC) bahwa seharusnya kongres dilaksanakan empat pekan setelah surat undangan kepada peserta dikirim. Sedang surat undangan baru dikirim per hari ini (10 Juni). Dengan demikian kongres akan dilaksanakan pada 9 Juli. Tempatnya tetap di Solo, tepat empat pekan setelah undangan dikirim. Ini juga sesuai saran dari Komisi X DPR,” ujar Ketua Komite Nasional (KN), Agum Gumelar didampingi Walikota Solo, Joko Widodo, Sekretaris KN, Joko Driyono, serta tiga anggota yakni FX Hadi Rudyatmo, Sumaryoto dan Sinyo Aliandoe pada konferensi pers di rumah dinas Walikota Solo, Loji Gandrung, Jumat (10/6/2011).
Lebih lanjut disinggung terkait status kongres PSSI menjadi KLB, Agum mengatakan, berdasar surat dari FIFA yang diterimanya menyebutkan kongres yang akan digelar mendatang sebagai extraordinary congress atau KLB. Alasanya menjadi KLB karena digelar dalam kondisi yang tidak normal. Dia berharap KLB yang bakal digelar di Solo ini bisa merampungkan kemelut yang menimpa organisasi sepak bola di Tanah Air dengan lancar dan aman.
Puluhan siswa di SMA Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, beramai-ramai mengembalikan ijazah mereka ke sekolah setelah mendapati ada nilai yang ditipex.
Informasi yang dihimpun Espos, kasus ijazah dengan nilai ditipex di SMA Negeri 1 Tawangsari diketahui beberapa hari terakhir. Salah seorang walimurid yang enggan disebutkan identitasnya mengaku terpaksa mengembalikan ijazah karena nilai lima buah mata pelajaran ditipex. “Informasinya ada banyak siswa (yang mengembalikan). Tapi berapa persis jumlahnya saya kurang tahu. Yang jelas hari ini ijazah anak saya sendiri dikembalikan karena nilainya ada yang ditipex,” ungkapnya kepada wartawan di Sukoharjo, Jumat (10/6/2011).
Sekolah, seru dia, seharusnya tidak berani membagikan ijazah dengan kekeliruan fatal semacam itu karena akan berdampak merugikan anak didik.Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) SMP, SMA, dan SMK Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sukoharjo, Dwi Atmojo Heri, mengakui adanya pengembalian ijazah sejumlah siswa di SMA Negeri 1 Tawangsari karena nilai ditipex.
“Iya, ada beberapa siswa, tapi tidak terlalu banyak. Sekolah juga sudah kami panggil terkait persoalan itu. Kepada orangtua wali murid atau siswa yang ijazahnya juga mengandung kesalahan serupa kami justru mengimbau segera lapor dan mengembalikan kepada sekolah untuk mendapatkan penggantian,” ungkapnya saat dihubungi Espos.
Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ar Risalah, Laweyan, Solo, tidak mau hormat Bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, saat upacara hari Senin. Sementara itu, sekolah Al Irsyad di Karanganyar telah menyanggupi untuk menggelar upacara.
Kepala SDIT Ar Risalah, Arif Yulianto, Kamis (9/6), mengatakan, sekolah yang dipimpinnya sudah membuat aturan yang ditetapkan sejak sekolah berdiri, bahwa sekolah tidak mewajibkan semua pengajar dan siswanya hormat bendera dan menyayikan lagu Indonesia Raya saat upacara.
”Kita mungkin punya pemahaman awal yang berbeda mengenai masalah ini. Sebagai umat Islam, kita wajib menjalankan syariat sesuai dengan apa yang kita yakini benar adanya,” ujar Arif Yulianto, kepada Joglosemar, kemarin.
Hanya saja, Arif tidak mau menyebut, alasan pihak sekolah tidak mau hormat bendera dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, karena tidak sesuai syariat Islam. ”Kita cuma beda pemahaman saja,” ujarnya.
Upacara yang dilakukan sekolah, katanya, memang berbeda dengan sekolah pada umumnya. ”Setiap Senin sekolah tetap mengumpulkan seluruh siswa ke lapangan halaman sekolah untuk upacara, tapi tidak dengan mengibarkan bendera dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,” ujarnya.
Upacara yang digelar, lanjut dia, hanya sederhana, yakni semua siswa berkumpul, kemudian berdoa, setelah itu upacara selesai. Dalam upacara itu, juga tidak membaca teks Pancasila dan UUD 1945. ”Jumlah siswa kami 660 anak, semua upacara, tapi beda. Dan kami punya hak untuk berbeda,” katanya.
Meski dalam upacara tidak melaksanakan hormat bendera dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Arif, mengatakan, sekolah itu pernah mengibarkan bendera.
”Dulu pernah kibarkan bendera, tapi jarang. Kalau terakhir menyanyikan lagu Indonesia Raya, kapannya, saya lupa,” kata Arif.
Perbedaan yang ada di sekolah itu, menurutnya, bukan berarti pihak sekolah tidak nasionalis. ”Nasionalisme tidak harus ditunjukkan dengan hormat kepada bendera. Kami tetap mengajarkan ilmu-ilmu standar seperti Pendidikan Kewarganegaraan, bahasa dan lainya,” ujarnya. Menurutnya, lagu Indonesia Raya, memang tidak dimasukkan dalam mata pelajaran musik di kurikulum pendidikan mereka.
Aturan yang berbeda dengan sekolah pada umumnya itu, diakuinya, pernah muncul pro-kontra di kalangan wali murid. ”Masalah ini sudah kita sampaikan di awal kepada setiap walimurid. Setiap tahun memang ada pro-kontra di kalangan walimurid, tapi kami tetap akan memberikan penjelasan kepada mereka tentang tata cara yang ada di SD kita,” jelasnya.
Arif juga mengklaim, aturan itu sudah diketahui dinas terkait. ”Dinas terkait sudah memahami masalah ini, jadi tidak pernah ada masalah. Saya harap media juga bisa menjadi mediator akan adanya pro-kontra mengenai masalah ini,” terangnya.
Sementara itu, salah satu siswa SDIT Ar Risalah, Hudza (8), saat diminta melafalkan lagu Indonesia Raya, kebingungan. Siswa kelas I, itu mengatakan, belum pernah diajarkan menyanyikan lagu kebangsaan tersebut. ”Saya tidak tahu lagu itu. Selama ini kami dan kawan-kawan tidak pernah diajarkan,” ujarnya sambil bermain dengan teman sekelasnya.
Bersedia Upacara
Terpisah, di Karanganyar, tim dari Kementerian Agama (Kemenag) Karanganyar mendatangi sekolah Al Irsyad. Dari hasil pertemuan sekitar satu jam itu, Kepala Sekolah Al Irsyad, Sutardi akhirnya menyatakan kesediaannya untuk melaksanakan upacara bendera.
Pernyataan itu disampaikan Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Karanganyar Juhdi Amin. ”Kita sudah mendapatkan kesepahaman, tetapi kami masih berbeda pandangan. Nanti akan kami diskusikan lagi,” kata Juhdi kepada wartawan.
Ketua PP Al Irsyad Al Islamiyah Surakarta, Haydar Ahmad Sungkar, dalam rilisnya, kemarin, kasus yang terjadi di Karanganyar, tidak bisa disamakan dengan pendapat keseluruhan Al Irsyad. Penolakan hormat bendera Merah Putih di Karanganyar, katanya, merupakan pendapat pribadi kepala sekolah setempat, Sutardi. ”Kami Al Irsyad Al Islamiyah Surakarta tidak sependapat dengan pernyataan saudara Sutardi,” katanya.
Kecelakaan maut terjadi di jalan menikung daerah Ngendak, Desa Bulusari, Kecamatan Slogohimo antara kendaraan motor dengan truk, Jumat (10/6/2011) pagi. Seorang pengendara motor bernama Ditky Tian Ariftyo, 18, meninggal dunia setelah dirawat di RS Amal Sehat (RSAS), Slogohimo sedangkan ayahnya yang diboncengkan menderita luka-luka.
Keterangan yang dihimpun Espos, Jarno, Kasi Trantib Kecamatan Slogohimo, korban warga Dusun Gatan RT 2/RW VI, Desa Waru, Kecamatan Slogohimo mengendarai sepeda motor Suzuki Smash F 2911 LH. Korban memboncengkan ayahnya bernama Ciptowiyono, 52.
Karena menderita luka di bagian kepala, korban Ditky tewas sedangkan Ciptowiyono menderita patah tulang kaki sebelah kanan. Cipto sendiri oleh pihak RSAS Slogohimo dirujuk ke rumah sakit di Solo. Lebih lanjut Jarno menceritakan, korban melaju dari arah Slogohimo sesampai di jalan menikung atau dikenal dengan sebutan daerah Jaran Mati yang berjarak sekitar 45 km arah timur Wonogiri arah kendaraan agak ke kanan.
Bersamaan, ujarnya, dari arah berlawanan muncul truk bernopol AD 1631 NG yang dikemudikan Sukiyo,, 54, warga Giriyoso, Kecamatan Jatipurno, Wonogiri. Ditambahkan oleh Mulyono, warga yang lain, karena jarak terlalu dekat tabrakan tak terhindarkan. “Kejadian sekitar pukul 08.00 WIB,” katanya.
Sementara itu, anggota DPRD Wonogiri asal Kecamatan Kismantoro, Dangi Darmanto bercerita, dirinya sempat berhenti untuk menolong korban. “Posisi kedua korban agak berjauhan. Sepertinya, saat terjadi tabrakan kedua korban terpental. Motor berada di moncong truk, dua korban terpental beberapa meter. Satu korban tergeletak tengkurap dan satunya di dekat truk.”
Kapolsek Slogohimo AKP Bambang mewakili Kapolres Wonogiri, AKBP Ni Ketut Swastika saat dihubungi menyatakan kejadian itu sudah ditangani Satlantas Polres Wonogiri.
Kasus selingkuh antara teknisi elektronik Arsirat Damarjati (33) dengan Wiwik Suprapti (31) masih terus berlanjut. Pihak Kepolisian Sector Wonogiri Kota (Polsekta) sampai Kamis (9/6/11) masih terus melakukan pemeriksaan terhadap kedua belah pihak dan para saksi.
Hal itu dikemukakan Kapolres Wonogiri AKBP Ni Ketut Swastika melalui Kapolsekta AKP Hadijah Sahab SH. Menurut Kapolsek, dua pelaku yang terlibat perselingkuhan sudah dimintai keterangan, yakni Arsirat Damarjati (33) dengan Wiwik Suprapti (31).
Menurut Kapolsek, Arsirat adalah warga yang tinggal sementara di Dusun Mento Desa Wonoharjo Kecamatan Wonogiri, namun terkadang Arsirat juga tinggal di Jatimulyo Jatipuro Karanganyar. Arsirat adalah warga pendatang asal Waimengaku, Balai Bukit Lampung.Sedangkan Wiwik adalah warga Gebang Kulon RT 02 RW 11 Desa Wonoharjo Kecamatan Wonogiri Kota. Wiwik bersatus sebagai istri sah Suparjo alias Parjo (48) warga setempat. Wiwik telah dikaruniai dua orang anak. Samahalnya, Arsirat juga sudah mempunyai satu anak.
Kasus perselingkuhan itu terungkap karena digrebeg masarakat sekitar Desa Gebang Kulon RT 02 RW 11 Desa Wonoharjo Kecamatan Wonogiri Kota. Penggrebagan terjadi sekira pukul 02.00 Selasa (7/6/11) dinihari kemarin.Perkara tersebut terungkap, warga melaporkan kasus itu ke polisi. Sekira pukul 05.00 dini hari Wiwik – Arsirat diamankan ke Polsekta Wonogiri. Kronologisnya, Arsirat datang pukul 17.00, Senin (6/6/11) lalu pergi pamitan pulang. Namun sekira pukul 21.00, Arsirat datang lagi ke rumah Wiwik. Malam itu Arsifrat mengajak temannya benama samara Ngosos dan Suroto.
Beberapa jam kemudian Ngosos dan Suroto pamitan. Tinggalah Arsirat bersama Wiwik, sampai tengah malam. Dengan alas an tidak berani pulang takut dicurigai maling, Arsirat meningap. Keduanya kemudian terlibat perbincangan akrab dan sampai akhirnya terjadi persinahan di dalam kamar. Saat itulah warga yang telah mengintai sebelumnya, menggrebeg keduanya.
Karena emosi, warga menghakiminya. Akibatnya Arsirat terluka memar di beberapa bagian wajahnya. Beruntung aksi itu berhasil diamankan polisi. Hubungan Wiwik dimulai belum lama. Baru berjalan dua bulanan. Namun keduanya sudah langsung akrab. Arsirat bahkan mengakui sudah beberapa berzina dengan Wiwik. Itu dilakukan setiap kali suami Wiwik keluar kota. Seperti yang terjadi kemarin, suami Wiwik tengah pergi ke Lampung jagong ke rumah kerabatnya.
Seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia asal Wonogiri, Herumarto (50), warga Lingkungan Donoharjo RT 2  RW I, Kelurahan Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri meninggal, Senin (6/8). Dia meninggal di Malaysia karena sakit jantung. Plt Camat Wonogiri Sri Mardewi mengatakan Herumarto meninggal karena sakit jantung saat tengah bekerja di perusahaannya.  “Almarhum bekerja di Malaysia masuk tidak melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), sehingga termasuk pekerja tidak resmi dan hanya menggunakan paspor kunjungan. Jenazah dijadwalkan akan dimakamkan tidak lama setelah tiba di rumah duka,” katanya.
Terpisah, Kepala Bidang Penempatan Pembinaan dan Perluasan Tenaga Kerja Disnakertrans, Konfrontadi Febianto mengatakan almarhum bekerja di Malaysia diajak oleh rekannya yang sudah lebih dulu bekerja di sana. “Selasa (7/6), malam kami dan Polres sudah klarifikasi kepada pihak keluarga. Dia diajak ke Malaysia sekitar sebulan lalu oleh temannya yang juga dari Wonogiri. Jadi tidak melalui dinas maupun PJTKI,” katanya.
Bapak satu anak, Kasdi (37), warga Duren Lor, Desa Talunomba, Kecamatan Baturetno, mendekam di tahanan Mapolres Wonogiri, sejak Selasa (7/6). Dia meringkuk di tahanan dengan tuduhan melakukan perbuatan cabul terhadap siswi kelas XI SMA, FD (16). Kapolres Wonogiri AKBP Ni Ketut Swastika melalui Kasatreskrim AKP Sugiyo mengatakan pencabulan dilakukan pelaku di rumah korban pada 25 Mei, lalu. Saat itu, pelaku masuk rumah korban melalui pintu dapur terus merangkul korban dari belakang dan memaksa korban untuk membuka pakaian yang dikenakannya. “Karena memberontak, pelaku lalu berniat menelanjangi korban. Tapi korban terus meronta dan melawan hingga akhirnya bisa lari. Setelah berhasil keluar rumah dia langsung menuju rumah temannya. Saat itu, pelaku juga lantas lari dari rumah korban,” kata Sugiyo, Rabu (8/6).
Kasdi mengaku sudah menikah. Namun saat ditanya mengapa nekat berbuat seperti itu, dia hanya diam. Ia mengakui saat itu rumah korban sepi. Bapak korban sehari-hari berjualan siomay keliling. Sedangkan ibunya berada di ladang dan biasa pulang sore. “Ya, dia saya paksa. Saya lewat dapur karena pintu depan dikunci,” katanya.
Pelaku dijerat dengan Pasal 82 UU No 23 tahun 2002 dengan ancaman pidana penjara maksimal 12 tahun.
Sugiyo menambahkan, hingga kasus terakhir ini sudah ada lima kasus pencabulan dalam satu bulan terakhir yang ditangani.
Kepala Kantor Pos Kecamatan Purwantoro, berinisial R, dicopot dari jabatannya. Kebijakan itu diambil pimpinan Kantor Pos Wonogiri lantaran R terlibat utang-piutang dengan sejumlah pensiunan pegawai negeri sipil (PNS).
Menurut keterangan, para pensiunan itu dimintai tolong mengajukan pinjaman ke bank yang selama ini menjadi mitra PT Pos Indonesia kemudian meminjamkan uang pinjaman itu ke R. Tapi sepertinya muncul masalah, yang penyebabnya diduga karena R tidak kunjung membayar utangnya kepada para pensiunan itu.
Kepala Kantor Pos Wonogiri, Sofian Saleh, kepada wartawan, Kamis (9/6/2011) mengungkapkan, R dicopot dari jabatannya sekitar sebulan lalu. Sejak itu, R ditarik ke kantor pusat di Wonogiri. Sebagai penggantinya Kantor Pos Wonogiri menunjuk mantan Kepala Kantor Pos Selogiri.
“Masalah yang dialami R sebenarnya merupakan utang piutang pribadi, tidak ada hubungan dengan PT Pos Indonesia. Tapi menurut kami, apa yang dilakukannya itu tidak sepantasnya dilakukan oleh seorang pegawai, sehingga kami merasa perlu untuk memberinya pembinaan,” kata Sofian.
Sofian mengatakan R diminta segera menyelesaikan permasalahan tersebut. Sementara bagi para pensiunan yang ingin menyelesaikan masalahnya dengan R diharapkan menemuinya secara pribadi di rumahnya.
Masalah yang membelit R itu, menurut keterangan, bermula ketika R mengalami masalah keuangan. Ia kemudian meminta bantuan sejumlah pensiunan PNS agar mengajukan pinjaman ke bank mitra PT Pos Indonesia. Uang hasil utang pensiunan itu kemudian dipinjamkan kembali ke R. Awalnya semua berjalan lancar. Tapi rupanya muncul masalah. Setelah sekian lama, R diduga tidak kunjung membayar utangnya ke para pensiunan yang dimintainya tolong itu.
Dalam hal ini, PT Pos Indonesia maupun bank yang dipinjami itu memang tidak ada sangkut paut apapun. Kantor Pos Wonogiri hanya khawatir, tindakan R meluas ke mitra lainnya dan akhirnya bisa merugikan PT Pos Indonesia.
“Kami hanya bertindak sesuai aturan dan kami minta yang bersangkutan segera menyelesaikan masalahnya, karena ini berkaitan dengan nama baik PT Pos Indonesia,” jelas Sofian.
Sementara itu, R, hingga berita ini disusun belum bisa ditemui maupun dihubungi untuk dimintai konfirmasi.
Jumlah angkatan kerja yang mengajukan permohonan kartu kuning di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Wonogiri melonjak drastis, menyusul bertambahnya jumlah angkatan kerja yang baru lulus SMA/SMK. Selama bulan Mei saja, tercatat ada 1.853 permohonan.
Jumlah itu mencapai lebih dari separuh jumlah total permohonan kartu kuning selama Januari hingga awal Juni yang mencapai 2.800-an permohonan. Peningkatan tersebut diprediksi bakal terus berlanjut hingga setelah Lebaran dan menjelang perekrutan calon pegawai negeri sipil (CPNS).
Kasi Penempatan dan Perluasan Lapangan Kerja (P2LK) Disnakertrans Wonogiri, Suwandi, saat ditemui wartawan di kantornya, Kamis (9/6/2011) mengungkapkan lonjakan jumlah permohonan kartu kuning itu merupakan tradisi tahunan setelah pengumuman kelulusan SMA/SMK.
“Sebelum Mei, dalam sehari paling banyak permohonan AK-1 (kartu kuning-red) rata-rata 30 permohonan. Tapi selama bulan Mei kemarin totalnya mencapai 1.853 permohonan atau sekitar 60 permohonan per hari,” kata Suwandi.
Bicara soal robot, kesan yang sering tebersit di pikiran adalah ilmu yang rumit dan mahal, yang hanya bisa ditekuni oleh kalangan perguruan tinggi. Padahal, dari sebuah sekolah yang mungkin sering dicap sebagai sekolah pinggiran justru muncul seorang kreator yang bukan tak mungkin bakal mengharumkan nama bangsa.

Dia adalah Jufri Dwi Hanantyo, siswa SMPN 1 Selogiri, Wonogiri. Siswa Kelas VIII E ini berhasil mencuri perhatian saat dua robot karyanya dipamerkan saat pameran produk unggulan peringatan HUT Wonogiri belum lama ini. Anak bungsu pasangan Bowo Subagyo dan Ny Seni itu berhasil membuat dua robot berkemampuan dasar yaitu line follower dan wall follower. Robot jenis line follower akan bergerak menyesuaikan garis sedangkan wall follower akan berbelok ketika di depannya terdapat penghalang. “Saya terinspirasi membuat robot saat melihat robot di televisi,” ujar Jufri kepada Espos. Didampingi Kepala SMPN 1 Selogiri, Arisman dan guru pembimbingnya, Y Wahyu Widiyatmoko, Jufri bercerita dirinya mengaku penasaran dan ingin tahu lebih banyak soal robot. “Kejadian itu saya alami saat masih duduk di bangku sekolah dasar. Awalnya saya membongkar-bongkar radio yang sudah rusak. Saya dimarahi orangtua karena kerusakan radio bertambah parah,” kenangnya.
Seiring dengan bertambahnya usia dan jenjang sekolah, Jufri pun menemukan arena pelampiasan penasarannya di SMPN 1 Selogiri. Saat Kelas VII, dia mulai tekun belajar ilmu robotika. Keterampilan itu dilihat oleh guru komputer sekolah itu, Wahyu. Akhirnya Jufri pun kini dijadikan asisten guru dalam mengajar robotika.
Menurut Jufri, membuat robot tidaklah rumit. Di ruang komputer, Jufri telah membuat konsep robot lain, yakni robot yang bisa berjalan seperti manusia. “Saya ingin membuat robot petani agar bisa meringankan beban manusia,” ungkapnya.
Guru pembimbing, Wahyu menyatakan bahan cukup mudah didapatkan. “Untuk bodi kami pakai aluminium namun komponen motor harus pesan ke Surabaya. Selama ini kami order ke Surabaya dengan pola transfer. Kami transfer uang, barang akan dikirim dua hingga tiga hari kemudian. Kalau tidak ada alumunium, sebagai eksperimen kami terkadang menggunakan kotak plastik dan sendok kayu es krim,” paparnya.
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Selogiri, Arisman mengaku keterampilan membuat robot menjadi unggulan di sekolah. “Kami masih kesulitan mencara bibit penerus Jufri. Mudah-mudahan tahun ajaran nanti penerus itu bisa diperoleh.”
Pemkab Wonogiri menjajaki kemungkinan budidaya wijen oleh petani untuk memutus siklus hama wereng coklat pada musim tanam (MT) berikutnya. Kalangan industripun siap dilibatkan untuk membantu pemasarannya.
Hal tersebut dikatakan Bupati Wonogiri H Danar Rahmanto saat ditanya mengenai upaya mengatasi hama wereng coklat yang telah mengakibatkan gagal panen di sejumlah wilayah.
Ditemui wartawan seusai sidang paripurna di Gedung DPRD, Rabu (8/6/2011), Danar mengatakan selama masih menanam padi, siklus hama wereng sulit diputus dan kegagalan panen akan terus menghantui.
“Karena itu kami mengimbau untuk musim tanam berikutnya, para petani berhenti sementara menanam padi. Kami sudah mengupayakan tanaman semusim lain yang masa tumbuh dan nilai ekonomisnya sama dengan padi. Salah satu yang kami jajaki adalah wijen,” kata Danar.
Kinerja Bupati Wonogiri, H Danar Rahmanto dan Wakil Bupati Yuli Handoko mengundang kritik dan pertanyaan. Pasalnya, hingga 220 hari sejak dilantik, 1 November 2010 lalu, belum tampak adanya gebrakan program yang spektakuler.
Kritikan mengenai kinerja pasangan Danar-Yuli disampaikan, Rabu (8/6/2011) oleh juru bicara Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Wonogiri, Abdullah Rabbani, saat menyampaikan pandangan umum fraksinya terhadap nota pengantar atas laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD 2010 di Ruang Paripurna DPRD Wonogiri.
“Tanpa bermaksud menutup mata atas apa yang sudah dilakukan Saudara Bupati dan segenap jajarannya, kami harus menyampaikan bahwa selama rentang waktu 220 hari (sejak 1 November 2010 hingga 8 Juni 2011-red) belum terlihat dan belum terasa gebrakan-gebrakan program spektakuler dari Bupati. Action Saudara Bupati kami nilai masih datar-datar saja,” tandas Rabbani di hadapan sidang yang dihadiri Danar-Yuli dan segenap pimpinan serta anggota DPRD itu.
Sementara itu, sejumlah kritik juga disampaikan oleh empat fraksi lain. Salah satunya menyangkut masih rendahnya pendapatan asli daerah serta serapan untuk belanja. Rapat akan dilanjutkan dengan penyampaian nota jawaban Bupati, Jumat (10/6/2011).
Sapi potong melimpah di Wonogiri, bahkan sampai memasok ke DKI Jakarta dan Jawa Barat hingga 30.000 ekor per tahun. Kendati demikian, nasib petani-peternak di Kota Gaplek masih saja terpuruk. Pasalnya, harga sapi hidup tetap rendah.

Anggota DPRD asal Selogiri, Samino mengaku sangat prihatin dengan nasib petani-peternak yang makin terpuruk saat ini. Setelah gagal panen, sapi yang mereka pelihara pun tak bisa diharapkan karena harganya masih sangat rendah. “Herannya, harga daging sapi masih tinggi. Ini menimbulkan tanda tanya besar, apa mungkin ada mafia daging yang sengaja tidak menyembelih sapi lokal, sehingga sapi lokal hanya diputar dari satu daerah ke daerah lain dan harganya tak bisa terdongkrak,” kata Samino saat ditemui wartawan di Gedung DPRD, Selasa (7/6/2011).
Lebih jauh, Samino berharap pemerintah segera mencari solusi masalah itu. Terutama dia mendesak pemerintah membatasi sapi impor, dengan harapan akan ada lebih banyak sapi lokal yang dipotong sehingga harganya bisa naik.
Ditemui terpisah, Kabid Peternakan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakperla), Gatot Siswoyo mengatakan Wonogiri sebenarnya surplus sapi potong. Bahkan memasok ke sejumlah daerah termasuk DKI Jakarta dan Jawa Barat, sedikitnya 30.000 ekor per tahun.
Harga sapi hidup yang anjlok terus, menurut Gatot, tidak lepas dari masih dibukanya keran sapi impor dari Australia. Para pedagang daging lebih suka memotong sapi impor karena harganya lebih murah. “Di sisi lain, stok sapi lokal terus meningkat tapi permintaannya menurun karena kebutuhan daging sapi sudah dipenuhi dari sapi impor. Akibatnya ya harga daging tetap tinggi karena permintaan tetap, sedangkan harga sapi potong terus anjlok,” kata Gatot.
Gatot mengakui tidak banyak yang bisa dilakukan untuk memproteksi harga sapi di tingkat petani-peternak. Satu-satunya hal yang dilakukan hanyalah mendorong petani agar tidak menjual sapi hidup melainkan dalam bentuk daging. Petani-peternak didorong tidak hanya menggemukkan sapi lalu menjualnya dalam keadaan hidup, tetapi juga memotong dan memasarkan sendiri dagingnya.
“Hal ini sudah diujicobakan Kismantoro. Di sana ada kelompok Sarjana Membangun Desa bernama Sidodadi yang beranggotakan 20 petani-peternak dan mulai tahun ini tidak hanya menggemukkan tapi juga menyembelih memasarkan sendiri dagingnya agar tidak terus merugi,” kata Gatot.
Kelompok itu, kata Gatot, mendapat modal dari pemerintah pusat sebagai bagian dari program mewujudkan swasembada daging 2014 mendatang. Jika kebutuhan sapi sudah bisa dipenuhi sendiri dengan sapi lokal, tentunya tidak perlu ada impor sapi dari luar negeri dan harga sapi bisa kembali seperti sebelum ada sapi impor.
Bendungan Plumbon di Desa Puloharjo, Kecamatan Eromoko kini dalam kondisi kritis. Dinding penghalangnya retak-retak dan jika terjadi hujan ekstrem, bendungan ini berisiko bobol dan mengancam tiga desa.
Pemerintah kecamatan melalui Pemkab Wonogiri telah berupaya mengusulkan bantuan untuk perbaikan total bendungan itu. Upaya itu telah membuahkan hasil dan hampir dipastikan tahun 2012 mendatang pengerjaan perbaikan sudah bisa dilakukan. “Baru saja kami dari Kantor Lingkungan Hidup mengadakan rapat dengan pihak Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo dan konsultan untuk membahas hal teknis berkaitan dengan rencana remedial Bendungan Plumbon,” ungkap Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Wonogiri, Sri Wahyu Widayat, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Rabu (8/6/2011).
Wahyu mengaku tidak tahu persis anggaran yang dialokasikan pemerintah pusat untuk perbaikan bendungan itu, namun dia mengatakan akhir tahun ini pengerjaan proyek itu sudah akan dilelang dan tahun 2012 dilanjutkan dengan pengerjaan fisik. Perbaikan bendungan itu dinilai sangat mendesak sehingga direspons dengan cepat oleh pemerintah pusat.
Ditemui terpisah, Camat Eromoko, Tarmanto membenarkan kondisi kritis Bendungan Plumbon. Menurutnya, selain sedimentasi yang sudah menumpuk sehingga mengurangi kapasitas daya tampung air, dinding penghalang yang bagian atasnya dipakai untuk lalu lintas orang dan kendaraan juga sudah retak-retak.
“Panjang dinding yang retak-retak itu mencapai sekitar 33 meter. Memang cukup mengkhawatirkan, bisa-bisa bernasib seperti Situ Gitung. Ada 2-3 desa yang bisa terkena imbasnya jika itu terjadi,” kata Tarmanto.
Karena itulah, Tarmanto mengatakan perbaikan bendungan itu mendesak dilakukan. Selain perbaikan dinding penghalang yang retak-retak, dan perbaikan saluran primer, perlu dibuat pula jalan alternatif agar warga yang hendak ke sawah tak lagi memanfaatkan jalan di atas dinding penghalang bendungan. Sedangkan untuk pengerukan sedimentasi, menurut Tarmanto, masih ada kendala berupa ketersediaan lahan untuk menampung hasil kerukan sedimen.
Bendungan Plumbon merupakan satu di antara tiga bendungan di Eromoko. Bendungan ini diperkirakan dibangun pada masa penjajahan Belanda. Volume efektif tampungan air bendungan ini mencapai 0,54 juta meter kubik dan digunakan untuk keperluan irigasi areal persawahan seluas kurang lebih 1.045 hektare.
Menurut Tarmanto, ada empat desa/kelurahan yang selama ini memanfaatkan air Bendungan Plumbon untuk mengairi sawah, yakni Puloharjo, Ngadirejo, Minggarharjo dan Tegalharjo. “Jadi keberadaan bendungan ini memang sangat dibutuhkan oleh warga dan kami sangat senang karena pemerintah pusat cepat merespons,” kata Tarmanto.
Pernahkah membayangkan, Kongres Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang selama ini identik dengan kegaduhan, tiba-tiba sejuk? Itulah yang akan dilakukan Walikota Solo Joko Widodo (Jokowi) untuk mengamankan kongres PSSI 30 Juni nanti. Senjata apa yang dimiliki Jokowi untuk menjamin Kongres PSSI itu?
Percaya atau tidak? Perempuan yang akan dijadikan garda terdepan, jika kongres mulai memanas. Ya, Jokowi sudah menyiapkan Putri-putri Solo yang cantik, jika sewaktu-waktu emosi peserta kongres meletup.
”Yang jelas, kami sudah sangat siap. Kami punya beberapa rencana supaya susana kongres bisa sejuk” ujar Jokowi di Balaikota Solo, Selasa (7/6). Nuansa budaya, akan menghiasi jalannya Kongres PSSI itu. Salah satunya, dengan menghadirkan prajurit keraton dan Putra-Putri Solo di sekitar peserta kongres.
”Misalnya, kalau ada peserta yang akan interupsi, kami akan munculkan Putri Solo untuk mendampinginya,” katanya. Dengan cara ini, diharapkan peserta kongres bisa lebih dingin dan berpikir dengan tenang dalam menyelesaikan kemelut di tubuh PSSI.
Selain itu, Jokowi juga berencana untuk melengkapi kongres dengan kirab budaya yang diikuti peserta kongres, sebelum resmi digelar.

Dengan konsep itu, Jokowi yakin, suasana kongres akan sejuk dan nyaman. ”Saya jamin, dengan pendekatan itu kongres akan berjalan lancar dan sejuk,” katanya.
Untuk persiapan keamanan, Jokowi justru mengaku, tidak membutuhkan pengamanan yang berlebihan. Sebab, selain jumlah pesertanya yang hanya 103 orang, dengan strategi uniknya itu, kongres akan berjalan aman dan lancar di Solo. ”Tak perlu aparat keamanan banyak-banyak. Biar Putri Solo nanti yang akan mengamankan,” katanya lagi.
Mengenai lokasi kongres, meskipun penyelenggaraannya berbarengan dengan Konferensi Layak Anak (KLA), Jokowi juga sudah mempersiapkan tiga hotel bertaraf bintang IV sebagai aternatif lokasi kongres. ”Kami sudah mengajukan ke Komite Normalisasi, hotel-hotel mana yang bisa digunakan. Biar mereka yang memilih sendiri,” ujarnya.
Sementara itu, sejumlah  hotel di Solo juga siap menjadi tempat dihelatnya kongres PSSI. General Manager Solo Paragon, Budi Prihardjanto, awalnya kaget saat perwakilan Walikota Jokowi menghubunginya, karena dipilih menjadi alternatif lokasi kongres, namun kini mengaku siap.
”Kami diminta menyediakan meeting room untuk kapasitas 150 orang. Kami malah punya ballroom dengan kapasitas 10 kali lipat, yakni 1.500 orang,” katanya.
Sementara itu, Novotel dan Ibis Hotel juga mengaku siap menampung peserta kongres PSSI. Bahkan pihaknya mengatakan Wakil Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo juga telah memesan hotel untuk pelaksanaan kongres PSSI. ”Intinya hotel kami siap jika memang ditunjuk sebagai lokasi digelarnya kongres,” ujar MICE dan Public Relation Coordinator Novotel dan Ibis Hotel Solo, Ika Florentina.
Kota Solo langsung mempersiapkan diri setelah Senin (6/6) lalu Ketua Tim Normalisasi (KN) Agum Gumelar mengumumkan bahwa Kongres PSSI akan digelar di Solo. Wakil Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo yang juga merupakan anggota Tim KN menyatakan bahwa Kongres PSSI tanggal 30 Juni akan digelar di Novotel Hotel, Solo.
Berbagai persiapan langsung dilakukan Kota Solo, termasuk serangkaian acara budaya yang memeriahkan jalannya Kongres PSSI. Termasuk berbagai persiapan untuk menjaga kelancaran Kongres.
Rudy juga mengungkapkan untuk menghindari kekisruhan yang terjadi seperti di Pekanbaru dan Jakarta, para suporter di Indonesia diimbau untuk tidak datang ke Solo. Dengan suasana Kongres yang kondusif diharapkan permasalahan PSSI pun dapat terselesaikan. “Tidak perlu ada demo-demo, kita akan duduk satu meja untuk berusaha menyelesaikan bersama–sama permasalahan ini, dan memilih Ketua Umum PSSI dengan lancar, pokoknya yang mau membuat rusuh jangan datang ke Solo,” ujar Rudy menegaskan.
Masyarakat sepakbola Solo juga menyatakan siap menyukseskan pelaksanaan Kongres PSSI. Hal itu ditunjukkan masyarakat Solo dengan membentangkan spanduk bertuliskan “Selamat Datang  Kongres PSSI” di kawasan Bundaran Gladag, Solo, Selasa (7/6) malam. Selain membentangkan spanduk para pencinta sepakbola Solo itu juga menyanyikan lagu-lagu kebangsaan dan lagu Garuda di Dadaku.
Salah satu pencinta bola Solo yang juga merupakan penggagas acara itu, Mayor Haristanto menuturkan aksi ini bentuk sambutan pencinta sepakbola Solo dengan keputusan Kongres PSSI diselenggarakan di Kota Bengawan. “Ini salah satu bentuk kepedulian warga Solo untuk menyambut dan ikut menyukseskan Kongres PSSI,” ujar Mayor.
Di sisi lain, tentunya masyarakat tidak ingin apabila Kongres PSSI yang akan diselenggarakan di Solo akan bernasib sama dengan Kongres PSSI yang berlangsung di Pekanbaru dan di Jakarta. “Kita tidak ingin Kongres di Solo berakhir deadlock, apabila kongres di Solo berakhir deadlock maka itu merupakan kiamat bagi sepakbola Indonesia,” sambung Mayor.
Hal senada diungkapkan oleh Presiden Pasoepati, Bimo Putranto yang juga berharap Kongres PSSI membuahkan hasil positif bagi sepakbola Indonesia. Menanggapi pernyataan Wakil Walikota yang mengimbau suporter tidak datang ke Solo, Bimo tidak langsung menyatakan setuju. “Suporter yang datang ke Solo ingin menyaksikan jalannya Kongres. Asal tidak membuat kerusuhan, biarkan saja mereka hadir. Karena kita semua berharap Kongres berjalan lancar dan kita akan bersama-sama mengawalnya,” ungkap Bimo.
Bimo sendiri menyatakan bahwa beberapa suporter sudah menyatakan akan menghadiri Kongres di Solo. Namun apakah mereka akan menggelar aksi atau demo, ia belum mengetahui rencana tersebut. “Kita belum berkoordinasi dengan teman-teman tentang agenda di Solo,” lanjutnya.
Yang jelas menurut Bimo, suporter siap mengamankan jalannya Kongres di Solo. “Dalam hal ini posisi suporter khususnya Pasoepati berada di pihak yang netral tidak memihak salah satu calon siapa pun, jadi tidak perlu aksi atau demo-demo segala, lagian apa yang akan di demo,” kata dia.
Memajukan Pelaksanaan
Sementara KN enggan mengomentari permintaan kelompok yang mengklaim sebagai pemilik suara mayoritas (Kelompok 78) yang menginginkan Kongres PSSI dimajukan dari jadwal yang ditetapkan.  Anggota Komite Normalisasi Joko Driyono hanya menjelaskan tahapan kongres yang sebelumnya ditetapkan oleh Komite Normalisasi usai melaporkan hasil kongres sebelumnya yang deadlock ke FIFA. Sebelumnya, pemilik suara mayoritas melalui juru bicaranya Lambertus Tukan meminta Komite Normalisasi memajukan pelaksanaan kongres yang telah ditetapkan. "Kami menginginkan kongres dilakukan sebelum batas akhir yang telah ditetapkan oleh FIFA. Paling tidak seminggu sebelum waktu yang ditetapkan," katanya.
Menurut dia, dengan memajukan pelaksanaan kongres yang sebelumnya telah ditetapkan oleh KN di Solo diharapkan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bisa secepatnya diperbaiki atau dicarikan penyelesaiannya. Jika tetap dilaksanakan 30 Juni, kata dia, dan terjadi deadlock maka sudah tidak ada peluang lagi untuk mencari penyelesaian karena per 1 Juli sanksi suspend dari FIFA akan turun secara otomatis. "Jika kongres tidak tuntas hingga melewati pukul 00.00 WIB maka sanksi akan turun. Makanya kami sebagai pemilik suara mayoritas meminta kongres dimajukan," kata Sekum PSSI NTT itu.
Kongres PSSI ini nanti akan diikuti oleh 200 yaitu dari pemilik hak suara maupun tamu undangan dan peninjau. Selain itu, dipilihnya tanggal 30 Juni dikarenakan Komite Normalisasi masih harus menyelesaikan proses administrasi.
Untuk kedua kalinya, konser musik cadas dengan bintang tamu Superman Is Dead (SID) dan Netral menelan korban. Pada konser yang digelar di Alun-alun Utara, Solo, Selasa (7/6) malam, Setyo Ari Wibowo (22) warga Kranggan Wirogunan RT 2 RW II Kartasura Sukoharjo bersimbah darah akibat ditusuk oleh orang tak dikenal saat asyik bergoyang di tengah-tengah berkumandangnya lagu-lagu Netral Garuda Didada Ku.
Informasi yang dihimpun  menyebutkan, sekitar pukul 22.15 WIB korban yang saat itu itu datang bersama saudaranya, Michael Urbanus Pan (19) warga Kranggan Wirogunan RT 2  RW II Kartasura Sukoharjo tiba-tiba didatangi segerombolan orang tak dikenal.
Di antara mereka sempat terjadi perang mulut karena goyangan dianggap terlalu keras. Korban pun langsung dipukul hingga jatuh ke tanah dan sempat diinjak-injak oleh para pelaku. Sesaat kemudian, beberapa pelaku dengan ciri-ciri perawakan kurus, rambut keriting dan berperawakan pendek menusuknya dari belakang.
Akibatnya, korban mengalami luka di bagian perut sebelah kanan. Cukup banyak darah keluar akibat luka tusukan tersebut. Ditemani saudaranya, korban lantas dibawa dengan mobil ambulans yang sedang ngetem di konser tersebut dan segera dilarikan ke Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Dr Moewardi, Solo.
Kapolsek Pasar Kliwon, AKP Sis Raniwati didampingi Kanitreskrim, Iptu Teguh Sujadi melalui Kasi Humas, Aiptu Kadenan menerangkan, pelaku yang sudah diketahui ciri-cirinya tersebut kini sedang dalam proses penyidikan lebih lanjut.
Barang bukti yang berhasil diamankan dari korban adalah sebuah handphone Nokia, SIM dan KTP berikut pisau sepanjang lima  sentimeter yang digunakan untuk menusuk korban.
Wali Kota Solo Jawa Tengah Joko Widodo telah menyusun konsep penyelenggaraan Kongres PSSI luar biasa di Solo 30 Juni mendatang. Sebagai tuan rumah, ia merencanakan forum pemilihan Ketua Umum (Ketum), Wakil Ketua Umum (Waketum) dan anggota Executive Comittee (Exco) PSSI akhir bulan ini bakal dikemas berbeda.

“Kita antarkan menjadi kongres budaya. Di dalam forumnya ditempatkan putri-putri Solo sehingga bila ada yang interupsi akan sungkan. Juga akan ditempatkan prajurit keraton. Pastinya akan kental dengan sentuhan budaya,” ujar Jokowi, sapaan akrab Joko Widodo, Selasa (7/6/2011).

Bahkan, Jokowi berencana menjamu peserta kongres PSSI dengan Solo Batik Carnifal (SBC). Diharapkan, para peserta terpukau dengan suguhan ikon Kota Solo tersebut. Wali Kota Solo dua periode tersebut menyatakan, penyuguhan budaya khas kota bengawan di dalam forum diharapkan mampu meredam ngotot-ngototan saat kongres. Setelah kongres PSSI di Hotel The Sultan Jakarta 20 Mei lalu berakhir deadlock, pencinta sepakbola nasional jangan lagi dikecewakan dengan hal serupa di Solo nanti.

Menurut Jokowi, dirinya sudah mengantongi surat resmi yang menandaskan bahwa Solo sebagai tuan rumah Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI 30 Juni mendatang. Hal itulah yang membuatnya yakin tempat penyelenggaraan takkan berubah.

Sementara itu, persiapan penyelenggaraan kongres PSSI sudah dimulai oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Solo kemarin, menyusul Komite Normalisasi (KN) PSSI menentukan kota perhelatannya. Jokowi sendiri yang menyurvei hotel mana yang mengakomodasi dan memfasilitasi kogres bertaraf nasional tersebut. Opsi yang dimilikinya adalah Hotel Paragon dan Novotel.

“Siang ini akan diputuskan hotelnya mana. Namun yang pasti kelas 4, untuk sementara opsinya Paragon dan Novotel,” ujarnya.

Dia pun tidak merisaukan sumber pendanaan untuk kongres di Solo, sebab ia meyakini pemerintah pusat sudah memikirkan hal itu.”Kita belum bicara masalah dana. Mungkin anggarannya dari pusat,” jelasnya.
Penderita sakit ginjal, Wasino (34), terlihat tengah berada di atas tempat tidurnya. Pria warga Lingkungan Jatibedug RT 4 RW III, Kelurahan Punduhsari, Kecamatan Manyaran ini sejak sepuluh hari ini praktis tidak bisa bekerja apapun. Untuk sekadar berjalan dia harus dengan tongkat dari kayu hasil buatan sendiri.
Di dalam rumah berdinding anyaman bambu berukuran sekitar 3,5 x 9 meter itu, Wasino tinggal sendirian. Ia pulang ke rumah sejak empat tahun lalu yang sebelumnya tinggal di rumah mertuanya di Kalikatir Selogiri. Ia pulang karena menderita enzim basah pada bagian kaki hingga bawah lutut. Namun kini penyakit enzim basah telah sembuh dan baru sekitar sepuluh hari ini dinyatakan dokter mengalami gejala ginjal. Dia terkadang merintih kesakitan karena rasa panas di bagian perutnya.
Wajah Wasino menggelembung akibat ginjalnya yang sakit dan matanya hampir tertutup. Sejak satu hari belakangan, dia juga mengalami sesak napas dan batuk. “Istri saya ke sini hanya sebentar. Itu pun tidak mesti datang. Dia di rumah orangtuanya di Selogiri,” kata bapak dua anak ini, Senin (6/6).
Sejak sepuluh hari pula, praktis makan dan minum serta mencuci pakaian  dilakukan oleh kakaknya, Sutarni (48), yang tinggal tak jauh dari rumahnya. Kakaknya hanya bisa membantu semampunya untuk biaya periksa. “Diperiksakan juga kalau rasa sakitnya kambuh. Kalau tidak ya tidak. Kami empat bersaudara tapi yang dua di luar kota. Saya sendiri juga punya keluarga jadi tidak bisa penuh menjaga adik saya,” katanya.
Saat ditanya apakah istrinya tidak mau menunggui dirinya jika dirawat di rumah sakit menjawab dengan nada berat sambil mengusap mukanya. “Apa mau mas, dia nggak mau,” katanya tanpa menjelaskan apa alasannya.
Tidak ada saudara yang bisa menunggui di rumah sakit ini pula yang membuatnya tidak opname bahkan istrinya sekalipun. Masih ditambah dengan keadaan ekonominya yang jauh dari cukup. “Untuk biaya sehari-hari ikut kakak saya. Bagaimana sudah tidak bisa bekerja. Beberapa dari donatur,” tambahnya.
Nelayan di pesisir selatan Paranggupito, Wonogiri tampaknya masih harus bersabar menanti realisasi pembangunan dermaga ikan di Pantai Waru. Pasalnya, Pemkab belum ada anggaran untuk itu dan harus menunggu bantuan dari provinsi maupun pusat.

Sementara ini, nelayan pun dipersilakan untuk mendaratkan perahu di Pantai Nampu jika hal itu lebih efisien. Penegasan mengenai belum adanya anggaran untuk membangun dermaga Pantai Waru diungkapkan secara terpisah oleh Bupati Wonogiri H Danar Rahmanto, Kepala Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakperla), Rully Pramono Retno dan Kabid Ekonomi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dwi Sudarsono, Selasa (7/6/2011). “Tahun ini kebetulan tidak ada anggaran sama sekali untuk proyek dermaga Pantai Waru. Ya mau enggak mau nelayan harus bersabar dulu. Tahun 2012 nanti kami mengajukan anggaran ke APBD untuk pembuatan DED (detail engineering design-red),” kata Dwi Sudarsono.
Mengenai rusaknya alur pendaratan sementara di Pantai Waru yang sebelumnya dikeluhkan oleh para nelayan sehingga membuat mereka terpaksa menguji coba pendaratan di Pantai Nampu, Dwi mengatakan hal itu karena belum dibuatnya penghalang ombak di sisi timur Pantai Waru. Karena itulah, nanti dalam penyusunan DED, aspek-aspek teknis semacam itu akan dibahas serius.
Kepala Disnakperla, Rully Pramono Retno, kepada wartawan, kemarin membenarkan DED dermaga Pantai Waru memang belum ada. Namun dari hasil studi kelayakan, Pantai Waru sangat memenuhi syarat untuk dibuat dermaga pendaratan perahu nelayan. Karena itulah, Pemkab berkomitmen membangun dermaga di pantai itu.
“Dermaga itu sudah dirintis dengan membuat makadam untuk akses jalan dan alur pendaratan sementara. Kami juga mengupayakan bantuan peralatan untuk para nelayan, meskipun untuk tahun ini kemungkinan belum terwujud karena minimnya anggaran,” jelas Rully.
Rully mengatakan anggaran untuk pembangunan dermaga itu sudah diajukan ke pemerintah pusat dengan harapan mendapat alokasi pada APBN 2012 mendatang. Sementara itu, Rully mengatakan tidak masalah jika nelayan mendaratkan perahu di Pantai Nampu.
Bupati Wonogiri H Danar Rahmanto pun mengatakan hal senada. Dia menegaskan komitmennya untuk meneruskan pembangunan dermaga Waru. “Pembangunan dermaga Pantai Waru sudah tentu akan direalisasikan, karena nelayan setempat sangat membutuhkannya. Tahun 2012 mendatang mudah-mudahan ada anggaran dari pusat. Permohonan bantuan sudah diajukan,” kata Danar.
Seperti diberitakan, nelayan di pesisir selatan Paranggupito mengujicoba pendaratan perahu di Pantai Nampu yang selama ini lebih dikenal sebagai tempat wisata. Hal itu dilakukan menyusul rusaknya alur pendaratan sementara yang dibuat sebagai rintisan dermaga di Pantai Waru. Pilihan mendaratkan perahu di Nampu itu bersifat praktis, yakni karena lebih dekat dan efisien dibandingkan jika mereka harus mendarat di Sadeng, DIY atau ke Pacitan seperti yang selama ini mereka lakukan.
Salah seorang konsultan hukum, Wonogiri, Gunarto mempertanyakan lambatnya pencairan dana biaya operasional sekolah (BOS).
Menurutnya, dana BOS tersebut sangat dibutuhkan pihak sekolah karena untuk membiayai ujian sekolah atau ujian semester, mengikuti lomba maupun biaya operasional sekolah.
Pernyataan Gunarto itu disampaikan kepada Espos di Wonogiri, Senin (6/6/2011). Dia mengaku mendapatkan keluhan tersebut dari beberapa kepala sekolah.
“Seharusnya dana BOS cair awal April karena untuk membiayai ujian sekolah, mengikuti lomba maupun membiayai operasional sekolah. Karena belum cair, pihak sekolah melunasi kebutuhan itu dengan cara utang,” tandasnya.
Terinspirasi dengan seringnya terjadi gempa di Indonesia, seorang siswa sekolah dasar di Jember, Jawa Timur, membuat alat pendeteksi gempa atau seismograf  dari barang-barang yang tidak terpakai.

Fahriza Nur Erowati, siswi sekolah dasar berstandar internasional Jember Lor 03 ini berharap kreasinya mampu menekan jumlah korban gempa. Selain dibimbing oleh guru, Fahriza juga mencari referensi melalui berbagai media di internet.

Alat pendeteksi gempa ini dibuat Fahriza dari bahan-bahan yang sederhana. Di antaranya, kayu, pipa paralon, bandul, tali crack, relay, terminal kabel, bel listrik dari bel sepeda motor, saklar, aki dua belas volt, dan bahan lainnya yang mudah didapatkan.

Seismograf ciptaan Fahriza cukup efektif mendeteksi gempa. Bila terjadi getaran atau gempa bumi, maka alat ini akan bergetar, di mana bandul yang berada di dalam tabung akan bergerak dan menyentuh kawat yang dialiri arus listrik.

“Sentuhan  membuat arus listrik yang berasal dari aki akan mengalir menuju alarm dan akhirnya membunyikan alarm,” ujar Fahriza di Jember, Jawa Timur, Senin (6/6/2011).

Agar alarm peringatan dapat terus berbunyi meskipun bandul sudah tidak menyentuh kawat yang dialiri arus listrik dibuatlah rangkaian relay. Fahriza memang senang membuat hal-hal yang baru, khususnya di bidang teknologi elektronik, apalagi jika bermanfaat dan demi keselamatan orang banyak.

Eni Sri Lestari, guru pembimbing Fahriza, mengatakan, alat ini diciptakan untuk mengikutsertakan siswa berprestasi dalam lomba di tingkat propinsi. “Setiap kreasi anak memang perlu dikembangkan agar dapat terus berproses dan menjadi lebih baik lagi,” tandasnya.
Gara gara pacar gelap, Kirdiyono (48) ditetapkan sebagai tersangka pelanggaran pasal 335 pasal 1 ke 1 KUHP tentang perbuatan tidak menyenangkan dan UU Darurat Tahun 1951 pasal 2 tentang kepemilikan senjata tajam dengan ancaman paling lama satu tahun penjara.
Penyebabnya pria berkulit hitam warga Giripurwo RT 02 RW 12 Wonogiri itu mengancam dengan parang kepada dua orang tamu yang datang ke rumahnya beberapa bulan lalu. Orang yang diancam adalah Yosep Wahyudi dan Suprihatin, keduanya berasal dari Sukoharjo dan Surakarta. Ceritanya, sekira pukul 11.00, Kamis (24/3/11) lalu, Yosep dan Suprihatin datang  ke rumah Kirdiono, mengendarai sepeda motor. Tujuannya, Wahyudi ingin  mengantarkan Suprihatin ke rumah Kirdiono. Suprihatin bertujuan ingin meminta maaf kepada Kirdiono dan istrinya, bahwa Suprihatin tidak akan menjalin hubungan  intim lagi.
Suprihatin itu dulu pacar gelap Kirdi, atau selingkuhannya gitu. Nah Yosep Wahyudi datang mengantarkan Suprihatin, tujuannya mau minta maaf kepada Kirdi dan istrinya, Suprihatin tidak akan mengganggu rumah tangganya lagi, tapi waktu itu salah paham. Kedatangan Wahyudi dan Kirdi disambut dengan parang, Kirdi melarikan diri lapor ke polisi,” ujar Wahyu Sri Hartani jaksa penuntut umum  perkara tersebut.
Perkara itu mulai disidangkan di kantor Pengadilan Negeri Wonogiri, Senin (6/6/11) kemarin. Agenda sidang kemarin adalah pembacaan dakwaan dan pemeriksaan saksi. Sidang dipimpin Siti Insirah, Nyoman Suharta dan Nataria C. Sidang akan dilanjutkan pada pecan depan dengan agenda pemeriksaan saksi saksi dan barang bukti.
Jajaran Polresta Solo mengawasi Rutan kelas I Solo secara ketat guna mengantisipasi peredaran Narkoba. Hal itu dibuktikan dengan menyebar sejumlah anggota di sekitar lingkungan Rutan Solo.
Menurut Kapolresta Solo, AKBP Listyo Sigit Prabowo pengawasan ekstra ketat mendesak dilakukan. Pasalnya, Rutan kelas I Solo disinyalir dihuni beberapa Napi dan tahanan yang memiliki jaringan cukup kuat. Modus penyelundupan Narkoba ke Rutan Solo dinilai juga semakin bervariasi.
“Pasti, kami awasi secara ketat. Kami terus mempelajari tentang modus-modus pengiriman barang itu. Adanya pengiriman itu mengindikasikan adanya permintaan dari dalam Rutan,” tegasnya saat dihubungi Espos, Minggu (5/6/2011).
Dia mengatakan, selain melakukan pengawasan juga meningkatkan koordinasi dengan Rutan kelas I Solo terkait pengamanan di lingkungan Rutan. Koordinasi tersebut berupa pembagian tugas terkait pola pengawasan.
Berdasarkan data yang dihimpun Espos, Rutan kelas I Solo telah membongkar dua kali peredaran Narkoba dalam beberapa bulan terakhir. Kali pertama, mereka memergok
Pemkab Wonogiri hingga kini belum menyerahkan mobil operasional dinas (Mobdin) yang dibeli dengan dana APBD 2011 senilai Rp 1,03 miliar ke empat pimpinan Muspida. Kendati demikian, soal gugatan dari LSM PPBB, Pemkab menyatakan siap menghadapinya.
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda), Budiseno, saat ditemui wartawan, Senin (6/6/2011). Bupati H Danar Rahmanto sendiri saat ditanya mengenai hal itu enggan memberikan komentar. Dia mengatakan hal itu sudah ia delegasikan ke Sekda.
“Pemkab belum memutuskan apakah mobil-mobil itu jadi diperuntukkan bagi pimpinan Muspida. Kalaupun jadi, sifatnya kan hanya pinjam pakai untuk menggantikan, mobil pinjam pakai yang lama nanti akan ditarik dan bisa digunakan untuk SKPD yang membutuhkan,” kata Budiseno.
Diberitakan sebelumnya, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Putra Perwira Bangun Bangsa (PPBB) berencana mencantumkan Gubernur Jateng, Bibit Waluyo sebagai tergugat dalam perkara gugatan pengadaan mobil dinas (Mobdin) untuk Muspida Wonogiri yang akan didaftarkan ke Pengadilan Negeri (PN) setempat, dalam pekan ini.
Kejaksaan Negeri (Kejari) Wonogiri pekan ini kembali memanggil mantan Bupati Wonogiri H Begug Poernomosidi untuk diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan mark up bantuan sarana prasarana (Sarpras) olahraga tahun 2003/2004.
Ini merupakan kali ketiga Kejari memanggil Begug. Kendati demikian, Begug dipastikan masih berstatus sebagai saksi.
Pemanggilan itu, menurut Kepala Kejari (Kajari), Sukaryo, untuk melengkapi berkas karena masih ada keterangan saksi-saksi yang belum sinkron satu sama lain. Ketidaksinkronan itu pula yang, menurut Sukaryo, membuat berkas pemeriksaan kasus itu belum juga bisa dilimpahkan ke PN, kendati tersangka dalam kasus ini sudah jelas yakni AIW.
“Kalau saya sih inginnya secepatnya berkas bisa dilimpahkan. Target saya akhir bulan inilah paling lambat. Semua saksi sudah dipanggil. Tapi karena ada kesaksian yang belum sinkron terpaksa kami lakukan pemanggilan ulang, termasuk Pak Begug,” kata Sukaryo, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (6/6/2011).
Bupati Wonogiri H Danar Rahmanto menyampaikan nota pengantar Raperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2010 dalam sidang paripurna di Gedung DPRD setempat, Senin (6/6/2011). Terungkap dalam nota itu, pendapatan asli daerah (PAD) maupun retribusi belum sesuai target.
Dari target PAD senilai Rp 65,9 miliar pada 2010 lalu terealisasi Rp 64,9 miliar atau masih kurang Rp 938,9 juta. Sedangkan pendapatan retribusi, dari target Rp 34 miliar, tercapai Rp 27,9 miliar atau masih kurang Rp 6 miliar. Penyebabnya antara lain karena tidak terpenuhinya target retribusi jasa umum.
Ditemui seusai sidang, Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKAD), Edi Sutopo mengatakan banyak faktor yang menyebabkan belum tercapainya target PAD maupun retribusi daerah.
“Di antaranya berkaitan dengan intensifikasi penarikan retribusi, kurangnya pemetaan potensi daerah yang bisa meningkatkan pendapatan, kurangnya sumber daya manusia (SDM), masih adanya regulasi yang kurang mendukung, dan kesadaran masyarakat,” papar Edi.

Anggota Komite Normalisasi (KN) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang juga Wakil Walikota Solo Jawa Tengah FX Hadi Rudyatmo menegaskan penyelenggaraan kongres PSSI di Solo akan dipersiapkannya secara matang. Menurutnya, kongres PSSI yang akan digelar 30 Juni 2011 merupakan kesempatan terakhir bagi KN sehingga tidak boleh disia-siakan.

“Tadi siang kami (KN) sudah menyepakati Solo sebagai tuan rumah kongres PSSI. Rencananya pada tanggal 30 Juni dimulai jam 09.00 WIB,”ujar Rudi, sapaan akrab Hadi Rudyatmo, Senin (6/6/2011).

Rudi menyatakan, agenda kongres masih tetap sama yakni memilih Ketum, Waketum dan anggota exco PSSI periode 2011 - 2015 seperti yang diamanatkan federasi persepakbolaan dunia, FIFA. Pelaksanaan kongres luar biasa nanti dipastikannya menjadi sorotan nasional, sehingga persiapan pun harus dimulai sejak dini.

Ia yang selaku Wakil Wali Kota Solo merasa terhormat bisa memberikan pelayanan dalam perhelatan penting persepakbolaan nasional tersebut. Rudi berharap pelaksanaan kongres PSSI di Solo 30 Juni mendatang berakhir dengan sukses, setelah kongres sebelumnya di Jakarta dan Pekanbaru deadlock. Untuk itu, ia meminta semua pihak mengedepankan kepentingan nasional daripada arogansi kelompok.

Sementara itu, penyelenggaraan kongres PSSI di Solo 30 Juni mendatang segera disosialisasikan melalui undangan resmi. Pengamanan maupun fasilitas di forum, kata dia, tidak akan berbeda dari pelaksanaan kongres sebelumnya di Hotel The Sultan Jakarta 20 Mei 2011 lalu.

Tentunya agenda kongres nanti harus mencapai klimaks tanpa membuang waktu, tenaga dan pikiran secara percuma. Artinya, forum tersebut bisa efektif memilih Ketum, Waketum PSSI dan anggota exco.

“Keamanan sama seperti di Jakarta kemarin. Ini kesempatan terakhir, semoga bisa berjalan lancar,”lanjutnya.

Di sisi lain, Rudi meyakini Solo tidak memiliki kepentingan apapun dalam esensi kongres. Sebab PSSI Solo tidak punya hak suara dalam kongres, pasca kepengurusannya dibekukan oleh Mantan Ketum PSSI Nurdin Halid.
Berpijak dari pengalaman menggelar pertemuan berskala nasional dan internasional, Rudi pun meyakini Kota Solo bisa mengakomodasi kongres pssi dengan baik. Sejarah mencatat, nama PSSI secara resmi ditetapkan di Solo pada Kongres PSSI tahun 1930 dan menetapkan Soeratin sebagai Ketua Umum PSSI yang pertama.
Kapolres Wonogiri Wonogiri AKBP Ni Ketut Swastika menetapkan lima penjudi toto gelap (togel) diteatpkan sebagai tersangka (TSK) pasal 303 KUHP.

Ancaman maksimal empat tahun penjara. “Setelah kita sidik, akhirnya kelima pelaku resmi kita tetapkan sebagai tersangka pasal 303 KUHP, ancamannya maksimal  4 tahun penjara,” kata Kapolres melalui Kasatreskrim AKP Sugiyo. Kelima TSK adalah Trisno (33) warga Slayur RT 02 RW 04 Desa Dangkrang Kecamatan Purwantoro, Seno alias Wowok (55) warga Girimarto, Yohanes alias Gawok (37) warga Jatinom Sidoharjo, Edy Sarjono asal Ngarjosari Kecamatan Tirtomoyo dan Saniman (52) warga Desa Pudi Kecamatan Batuwarno. Seno disebut sebut adalah mantan PNS guru yang kini menekuni profesi Bandar togel.
Dasar kelima pelaku menjadi tersangka karena tertangkap tangan saat menjalankan aksinya sebagao penjudi togel. Polisi juga berhasil menyita barang bukti dari mereka. Trisno ditangkap di Halte bus Jurusan Bulukerto, dengan barang bukti HP  Nokia dan uang Rp.25 ribu dan kertas rekapan, serta motor Yamaha Vega AD 6510 SG.
Sementara barang bukti dari Seno berupa dua unit HP, bukti transaksi togel dan uang Rp.30 ribu. Sedangkan barang bukti dari Edy dan Saniman ada empat unit HP dan uang Rp.50 ribu. Mereka ditangkap secara terpisah, di Sidoharjo, Tirtomoyo  dan di Purwantoro, beberapa hari yang lalu. Modus peredaran judi togel kini cenderung memanfaatkan teknologi komunikasi, antara lain HP dan internet.
Jajaran Polsek Sidoharjo dan Resmob Satreskrim Polres Wonogiri menangkap Andika Pradana (20) warga Kabupaten Boyolali. Andika dituduh mencuri HP Samsung SGH 800 seharga Rp.1 juta milik Andri (15) warga Dusun Tanjung Desa Simbukan Kecamatan Sidoharjo. Andri ditangkap semalam di rumahnya di Boyolali, Jumat (3/6/11).
Kapolres Wonogiri AKBP Ni Kethut Swastika melalui Kapolsek Sidoharjo AKP H Untung Sunyoto mengungkapkan pencurian itu terjadi pada Jumat dini hari. Kronologisnya, pelaku memiliki saudara yang tinggal sedesa dengan rumah korban.  Pada sehari sebelumnya, Kamis (2/6/11) pelaku datang ke rumah korban dan menginap di rumah korban.
Pada pagi harinya, Jumat (3/6/11) korban terbangun, namun kawannya itu sudah tidak ada di rumahnya. HP milik korban yang dibelikan neneknya sebagai hadiah ulang tahunnya, raib. Peristiwa itu selanjutnya dilaporkan ke Mapolsek terdekat. Atas laporan tersebut, polisi menindaklanjutinya. “Pelaku kita tangkap tadi malam, mulai hari ini sudah resmi kita tahan. Pekaranya ditangani polsek Sidoharjo, tersangkanya dititipkan di Polres Wonogiri,” ujar Kapolres yang baru menjabat sebulan ini.
Lantaran kurang hati-hati saat memotong pohon bambu, Kasno, 53, warga Dusun Pagean RT 1/RW VIII Desa Bero, Kecamatan Manyaran, Wonogiri harus meregang nyawa, Minggu (5/6/2011) pagi. Ia diduga tersengat aliran listrik (kesetrum) dari kabel yang putus karena tertimpa bambu.
Keterangan yang diperoleh Espos, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 07.00 WIB. Saat itu, Kasno yang melihat salah satu batang bambu nyaris roboh ke jalan, ia berniat memotong bambu itu. Namun ia kurang memperhitungkan jarak bambu dengan kabel listrik sehingga bambu itu ambruk menimpa kabel hingga putus dan salah satu potongannya jatuh ke sawah. “Rupanya, Pak Kasno kemudian mengambil kabel yang jatuh ke sawah itu dan tersengat aliran listrik. Di tangan kanannya ada bekas luka gosong,” ungkap Kepala Desa Bero, Joko Pramono, kepada wartawan, Minggu (5/6/2011).
Setelah salah seorang warga memindahkan kabel menggunakan galah, warga kemudian beramai-ramai menolong korban. “Saat itu Pak Kasno masih hidup meskipun sangat lemah. Tapi saat hendak dibawa ke rumah sakit, dia sudah tiada. Pak Kasno kemudian dibawa ke rumahnya,” kata Joko.
Jajaran Polresta Solo gencar melakukan penyuluhan dan razia Narkoba di tempat hiburan di Kota Bengawan dalam satu bulan terakhir. Kegiatan tersebut sebagai bentuk pencegahan peredaran Narkoba di Solo.
Demikian ditegaskan Kasubag Humas, AKP Edi Wibowo mewakili Kapolresta Solo, AKBP Listyo Sigit Prabowo saat ditemui Espos di ruang kerjanya, Sabtu (4/6/2011) .
“Sasaran penyuluhan diutamakan mereka yang termasuk generasi muda. Di samping itu, razia dilakukan di beberapa tempat hiburan di Solo. Kegiatan seperti itu akan terus kami lakukan,” ucap Edi.
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Putra Perwira Bangun Bangsa (PPBB) berencana mencantumkan Gubernur Jateng, Bibit Waluyo sebagai tergugat dalam perkara gugatan pengadaan mobil dinas (Mobdin) untuk Muspida Wonogiri yang akan didaftarkan ke Pengadilan Negeri (PN) setempat, dalam pekan ini.
Pencantuman Gubernur sebagai tergugat itu lantaran Gubernur dinilai telah ikut serta menyetujui penganggaran pengadaan empat Mobdin senilai total Rp 1,03 miliar, saat mengevaluasi rancangan APBD 2011 awal tahun ini.
“Kami mencantumkan Gubernur sebagai tergugat karena ikut memuluskan anggaran untuk pengadaan Mobdin Muspida itu dalam APBD 2011 Wonogiri, bukannya mencoretnya karena penganggaran itu sebenarnya tidak berasas manfaat bagi masyarakat,” kata Ketua LSM PPBB, Kenthut Suryatno, kepada wartawan, Minggu (5/6/2011).
Museum Karst Indonesia (MKI) bakal mendapat kunjungan dari tim United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), Rabu (8/6/2011). Meski sifatnya hanya mampir, namun kunjungan itu menunjukkan adanya perhatian dari organisasi internasional itu terhadap MKI.
Pengelola MKI, Anton Wicaksono, kepada wartawan, Minggu (5/6/2011) mengungkapkan tim dari UNESCO itu akan mampir dalam perjalanan mereka dari Yogyakarta ke Pacitan, di mana mereka akan melakukan serangkaian penilaian terkait proyek Geopark di wilayah itu.
“Tim dari UNESCO memang akan datang tapi hanya mampir. Tidak ada tujuan khusus. Kebetulan mereka dari Yogyakarta mau ke Pacitan lewat Pracimantoro jadi sekalian saja mampir,” kata Anton.
Kalangan nelayan di pesisir selatan Paranggupito beberapa waktu terakhir mulai menguji coba pendaratan perahu di Pantai Nampu. Hal ini menyusul rusaknya alur pendaratan di Pantai Waru sementara dermaga yang ditunggu-tunggu belum juga terealisasi.
Perihal uji coba pendaratan perahu nelayan di Pantai Nampu yang selama ini lebih dikenal untuk wisata itu diungkapkan oleh Kepala Koperasi Nelayan Paranggupito “Parang Bahari”, Sucipto, kepada wartawan, Minggu (5/6/2011).
Menurutnya, uji coba itu baru kali pertama ini dilakukan dan ternyata hasilnya cukup menggembirakan. Perahu bisa bersandar dengan aman berikut muatannya.
“Hasilnya cukup menggembirakan. Artinya, nelayan tidak lagi harus mendaratkan perahu jauh-jauh ke Pantai Sadeng di Yogyakarta atau Watukarung di Pacitan. Bisa lebih irit bahan bakar dan dari sisi keamanan peralatan juga lebih terjamin karena berada di daerah sendiri,” ungkap Sucipto.
Untuk kesekian kalinya, Ustad Yusuf Mansyur kembali hadir di Kota Solo dalam pengajian akbar yang digelar Yayasan Wisata Hati di Pendhapi Gede Balaikota Solo, Minggu (5/6/2011). Dai yang selalu mengkampanyekan sedekah dan salat tahajud itu menguraikan berbagai hikmah yang dipetik dari Alquran Surat Ali Imron ayat 14-17.
Palam kesempatan itu, Yusuf Mansyur kembali memaparkan jawaban atas berbagai persoalan hidup adalah sedekah dan salat tahajud, ditambah dengan salat duha.
Menurutnya, setiap kita bersedekah, akan dijanjikan oleh Allah balasan minimal 10 kali lipat dari yang kita sedekahkan. Tidak hanya berupa uang tunai, barang-barang berharga milik kita, seperti perhiasan, sepeda motor, tanah, rumah, bisa disedekahkan.
Namun di samping itu, Yusuf Mansyur mengatakan seorang muslim juga harus bisa menunjukkan ketakwaannya kepada Allah SWT.
“Ketaatan kepada Allah, itu nomor satu!” tegasnya.
Suara hiruk pikuk orang berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan di kota Solo seolah kalah dengan nada nyaring suara gamelan, Sabtu (4/5). Bahkan rebana bersahutan mengalahkan suara musik modern yang biasanya terdengar. Tak hanya itu, di lantai 2 Solo Grand Mall (SGM) juga terlihat beberapa orang bertopeng, dan berkostum warna-warni mondar-mandir, dan bercengkerama dengan sesama rekannya yang juga berpenampilan sama.
Tak hanya suara instrumen musik, sedikitnya tujuh tarian yang kian jarang terdengar dari beberapa sanggar tari yang ada di kota Solo ambil bagian dalam pentas kali ini. Seperti tari Payung, tari Kidang, tari Yapong, tari Merak Subal, dan tari Rebana dari Semarak Chandra Kirana Art Centre.
Selain itu masih ada juga tari Cipat-Cipit dari Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS). Ada pula tari Topeng Barong Kemamang dari sanggar Jagad Jagalan. Pentas ini merupakan bagian dari Pra Event Solo International Performing Art (SIPA) yang digelar Sabtu (4/6) kemarin.
Salah seorang bocah bocah berusia 8 tahun, Uky, pun menyambut senang gelaran pentas kali ini. Hal ini terlihat dari raut mukanya yang enggan untuk mengedipkan matanya. “Senang aja, mas lihat kesenian seperti itu, “ujar Uky yang didampingi sang Ibu,  Wati.
Sementara itu, ditemui di sela-sela pertunjukan, Irawati Kusumarasri, Ketua panitia SIPA 2011, menjelaskan, pihaknya memang sengaja menggelar Pra Event SIPA di pusat perbelanjaan, bukan di ruang terbuka seperti yang pernah dilakukan sebelumnya. Hal itu ditujukan selain sebagai promosi SIPA juga untuk memasyarakatkan seni dan budaya bangsa, meski di tengah keramaian pusat perbelanjaan sekalipun.
“Sebagaimana dalam tema SIPA tahun ini yaitu seni topeng, dalam pra event ini juga digelar tarian istimewa Glorius Mask yang diiringi jingle SIPA 2011,” paparnya.
Irawati menjelaskan untuk gelaran SIPA yang dihelat untuk ketiga kalinya, pihaknya berjanji akan menyuguhkan pertunjukan yang lebih baik baik dari sisi kualitas pertunjukan, maupun artis penampilnya, dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Rencananya selama SIPA 2011 digelar di Pamedan Pura Mangkunegaran, mulai tanggal 1 hingga 3 Juli nanti akan tampil sederet seniman internasional, dan nasional. “Tari dari mancanegara misal seperti grup tari Hahoe Pyloshin Gut Tal-Nori dari Korea, dan Leine Roebana dari Belanda, juga Nomen Est Omen, serta beberapa tarian dari India, Malaysia, Meksiko,” ungkapnya.
Rencananya SIPA tahun ini akan dibuka langsung oleh Linda Amalia Sari Gumelar, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Turut pula meramaikan acara Sruti Respati, Didik Nini Thowok, dan musik Arumba dari saung angklung Mang Udjo, Bandung. Penasaran?
Dua pelajar asal Kota Gaplek, Wonogiri menjadi duta kabupaten untuk mengikuti seleksi Paskibra (pasukan pengibar bendera) Provinsi Jateng tahun ini.
Dua pelajar itu adalah Anastasya Putri Devinta, siswi kelas X jurusan Akuntansi Perkantoran (AP) 1 dari SMKN 1 Wonogiri dan Bayu Aji Prasetyo, siswa kelas X 4 SMAN 3 Wonogiri.
Kepala SMAN 3 Wonogiri, Dalimin dan Wakasek Kesiswaan SMKN 1 Wonogiri, Bagyo Anggono mewakili Kepala SMKN 1 Wonogiri, Achmad Indro Widodo kepada Espos, Minggu (5/6/2011) menyatakan keduanya telah berangkat ke Semarang awal bulan ini. “Kami berharap siswa tersebut lolos selsksi Paskibra tingkat nasional. Prestasi tersebut merupakan kebanggan sekolah,” ujar Dalimin.
Sebuah Event Organizer Wonogiri, Titik Fokus Indonesia (TFI), berencana menggelar kegiatan senam heboh dan lomba mewarnai tingkat taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD), Minggu (5/6/2011) besok. Ketua panitia, Agus Sarsito didampingi wakilnya Alan saat ditemui Espos, Sabtu (4/6/2011), menyebutkan kedua kegiatan tersebut digelar di Alun-alun Giri Krida Bakti, Wonogiri.
“Kegiatan itu sebagai ajang memeriahkan Hari Jadi ke-270 Pemkab Wonogiri yang jatuh 19 Mei lalu. Kami menargetkan, peserta senam dan mewarna mencapai 500 orang. Semua peserta tidak dipungut beaya atau gratis,” ujar Agus Sarsito.
Manajemen RSUD dr Moewardi bersama Bakorwil II akan menggelar serangkaian bakti sosial (Baksos) guna mengisi peringatan HUT ke-61 Provinsi Jawa Tengah (Jateng).
Kasubag Hukum dan Humas RSUD dr Moewardi, Mulyati menjelaskan ada lima kegiatan yang dihelat yakni khitanan massal, donor darah, pengobatan, operasi katarak dan operasi bibir sumbing. Khitanan massal yang akan digelar Selasa (21/6/2011) mendatang di RSUD dr Moewardi. Sementara  donor darah bakal diselenggarakan Rabu (22/6/2011) pukul 08.00 WIB di RSUD dr Moewardi.
Selanjutnya pengobatan untuk 300 orang akan dilakukan di Boyolali Sabtu (25/6/2011) mulai pukul 08.00 WIB. Sedangkan untuk operasi katarak dan bibir sumbing bakal dilangsungkan, Sabtu (2/7/2011) dan Sabtu (9/7/2011) pagi di RSUD dr Moewardi.  Mulyati menguraikan syarat mengikuti Baksos berupa surat pengantar tida mampu dari kelurahan atau lembaga swadaya masyarakat (LSM).  Pendaftaran peserta dibuka mulai Senin (6/6/2011) pekan depan di ruang Subag Hukum dan Humas RSUD dr Moewardi. ”Kegiatan ini mudah-mudahan mendapat apresiasi positif masyarakat,” harap Mulyati kepada Espos baru-baru ini.
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Advertisement

Alternative content

Get Adobe Flash player

  • Recent Posts
  • Comments
Masih Proses, Mohon Sabar :D
Sponsored By :Blog Davit.

Daily Video

Page

  • Beranda
Hosting Murah

Info hot topic

  • Duh Pemilik Catering Maheswari Tagih Utang Lagi ke Pemkab Wonogiri
    Pemilik catering Maheswari,Wenny kembali menagih utang Pemkab Wonogiri saat menjamu tamu dari wuming china tahun 2008 yang belum dibayarka...
  • Bupati Wonogiri didesak tindaklanjuti LHP BPK
    Bupati dan seluruh jajaran Pemkab Wonogiri diminta lebih serius menindaklanjuti setiap catatan dan rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BP...
  • 468 Peserta Siap Bertanding Di Turnamen Wonogiri Cup IV
    Turnamen bulutangkis Wonogiri Cup kembali digelar untuk keempat kalinya pada 2011 ini. Ajang dengan sponsor utama Djarum Super itu akan di...
  • SBY Hadiri Pernikahan Ageng Putri Sultan
    Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama ibu negara Ny Ani Yudhoyono menghadiri prosesi pannggih dalam rangkaian pernikahan ageng ...

Radio


.
"Anda Ingin Pasang Iklan Di Portal Manyaran Info?". SILAHKAN CALL Center 085648333462&087888627151&02192308261 Untuk Lebih Lanjut.
Web Counter
Web Site Hit Counters
2010 woco news. All rights reserved.
Designed by PORTAL MANYARAN INFO Design