Polri: Sigit Siapkan Bom Bunuh Diri

Markas Besar (Mabes) Polri menyebut kelompok Tauhid wal Jihad yang berada di serangan aksi terorisme di tanah air tengah memiliki rencana menyerang target lain pada bulan Mei ini. Kelompok ini akan melakukan aksi bom bunuh diri kedua seperti yang dilakukan di Masjid Ad Dzikra Mapolres Cirebon beberapa waktu lalu.
“Mirip seperti bom Cirebon,” ujar Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri, Komisaris Besar (Kombes) Boy Rafli Amar, Minggu (15/5) sebagaimana dikutip Tempointeraktif.
Dikatakan Boy, keterlibatan Tauhid wal Jihad terungkap setelah polisi menembak salah seorang tokoh mereka, Sigit Qordhowi di Kampung Sanggahan, Sukoharjo, kemarin malam. Ia tewas bersama seorang temannya, Hendro Yunianto.
Berdasarkan penyidikan polisi, kata Boy, Sigit merupakan salah satu perencana aksi teror bom bunuh diri yang diledakkan M Syarif di masjid Mapolres Cirebon, pertengahan bulan lalu.
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anton Bahrul Alam menyebut Sigit dan Hendro tergabung dalam kelompok Tauhid wal Jihad. “Sigit sebagai pelatih dan perakit bom Tauhid wal Jihad. Ia juga sebagai pemimpin sekaligus pengontrol jaringan Cirebon,” kata Anton Bahrul Alam dalam keterangan pers di Mabes Polri, Minggu (15/5).
Mabes Polri juga menyebut, kelompok ini sempat merencanakan aksi bom bunuh diri seperti yang terjadi di masjid Mapolres Cirebon, namun belum menentukan target sasaran mereka secara detail. “Yang jelas mereka berencana menyerang kantor polisi,” kata Boy Rafly seraya menyatakan, alasan dijadikan sasaran lantaran selama ini banyak jemaah mereka yang diproses secara hukum oleh pihak kepolisian. “Motifnya balas dendam,” ujarnya.
Dari data berupa rekaman video yang didapat Polri, Sigit juga berperan vital dalam perakitan bom yang diledakkan M Syarif. “Dalam rekaman video itu, M Syarif memang dilatih Sigit,” tambah Anton.
Rekaman itu diperoleh polisi dari laptop salah satu tersangka perusakan minimarket Alfamart di Cirebon yang sudah disita. “Dari laptop yang disita ada file yang sudah diambil data-data. Kita cek, ada video pelatihan. Sigit melatih M Syarif,” ujar Anton Bachrul Alam.
Dobrak Pagar
Peran Sigit dalam kelompok Cirebon, lanjut Anton, juga didapat Polri dari penyidikan empat tersangka teroris yang dibekuk di Solo, yakni Edi Jablay dan Hari Budiarto yang ditangkap di Mojolaban, Ari Agung Santoso yang ditangkap di Tawangmangu dan Arifin Nur Haryono yang diringkus di Karangpandan.
Dengan dilumpuhkannya Sigit dan Hendro oleh Densus 88, total empat belas orang sudah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka adalah Basuki, Dede, Andri Siswanto, Mushola, Ishak Indrayana, Ibrahim, Ferdiansyah, Zulkifli, Edi Jablay, Hari, Ari Agung, dan Arifin.
Namun tuduhan Sigit Qordhowi terlibat dalam jaringan teror di Cirebon dipertanyakan sesama aktivis muslim di Surakarta. Meski sering berseberangan pendapat di antara elemen laskar, para aktivis muslim di Surakarta tak yakin jika Sigit sampai melakukan aksi terorisme tersebut.
Kholid Syaifullah, salah seorang aktivis laskar di Solo masih tidak percaya Sigit memiliki kemampuan yang disebutkan polisi yakni meracik atau merancang bom. “Dia memang keras dan teguh memegang pendapat, tapi saya tidak akan percaya kalau dia terlibat terorisme.”
Khoirul, Ketua FPI Solo juga menyebut tuduhan polisi terhadap Sigit juga mengada-ada. “Saya kira tuduhan kepadanya sebagai pimpinan perakit bom itu mengada-ada dan rekayasa,” ujarnya Khoirul.
Sumber Joglosemar lainnya di kalangan laskar Solo justru mencurigai keberadaan Hendro Yunianto yang selama ini tidak dikenal di kalangan mereka dan tiba-tiba disebut polisi menjadi pengawal Sigit Qordhowi. “Dari pertemuan dengan beberapa kawan-kawan aktivis, kita justru curiga kok tiba-tiba ada nama Hendro yang selama ini tidak kita kenal tapi punya kedekatan dengan Sigit. Apakah ada rekayasa tertentu?,” ujar sumber yang enggan disebut namanya ini sambil bertanya.
Sementara itu, Densus 88 terus bergerak melakukan pengejaran terhadap jaringan Sigit di kawasan Surakarta.
Polisi juga menggeledah rumah orangtua Sigit di Gang Arjuna II Kampung Brondongan RT 1/RW IV Serengan, Minggu (15/5). Selama ini, Sigit Hermawan Wijayanto alias Sigit Qordhowi tinggal di rumah orangtuanya, pasangan Wihartono dan Endang Wilasti.
Densus 88 mendobrak paksa pintu pagar rumah milik Wihartono tersebut lantaran si pemilik rumah tidak ada di tempat. Hal itu sempat membuat kaget warga sekitar lokasi. Warga yang berkerumun mendekat karena mendengar kegaduhan, langsung diusir petugas.
Anggota Densus 88 menyebar ke beberapa ruangan terutama di kamar Sigit. Ketua RW, Sukarno Putro Nagoro (67) berikut Ketua RT setempat, Aris Nugroho (51) disuruh masuk untuk memberi kesaksian penggeledahan.
Dari hasil penggeledahan itu polisi menyita sebanyak 15 item untuk dijadikan barang bukti. Di antaranya, satu unit senjata laras panjang, uang Rp 53 juta, enam buah keping VCD porno, pentungan kayu, satu kaset pita, sekantong serbuk arang, semen putih dan pupuk urea beserta rompi dan kaos berwarna hitam.
Ketua RW IV, Sukarno Putro Nugroho menjelaskan, barang bukti tersebut ditemukan di kamar Sigit dalam posisi berlainan tempat penyimpanan dan sudah dipilah-pilah.
Tags:

About author

Curabitur at est vel odio aliquam fermentum in vel tortor. Aliquam eget laoreet metus. Quisque auctor dolor fermentum nisi imperdiet vel placerat purus convallis.

0 komentar

Leave a Reply