14 Kasus Lakalantas Selama Lebaran 2011

Tercatat terdapat 14 kasus kasuskecelakaan lalu-lintas (lakalantas) selama arus mudik dan balik Lebaran 2011 yang melintasi wilayah Kulonprogo. Jumlah tersebut menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya 2010 yakni sebanyak 40 kasus.
Begitu pula jumlah korban meninggal dunia cenderung turun. Tahun 2010 tercatat 9 orang, sedangkan 2011 sebanyak 4 orang. Dari empat korban yang meninggal dunia semuanya melibatkan pengendara sepeda motor, baik tertabrak atau bertabarakan dengan mobil maupun sesama sepeda motor serta penyeberang jalan," kata Kapusdata Ops Ketupat Progo 2011 Polres Kulonprogo Iptu Sutarno, di Posko Induk lantai 2 Mapolres setempat, Senin (5/9).
Meski pihak Polres sudah mengetahui angka kecelakaan dan jumlah korban tapi mereka belum mengetahui besaran kerugian dari sejumlah kecelakaan tersebut. "Mengenai total kerugian materialnya, kami belum tahu secara persis karena sedang didata. Prinsipnya tren kecelakaan untuk sementara ini menurun," tambahnya.
Disinggung penyebab atau pemicu terjadinya laka lantas, Iptu Sutarno menegaskan, lebih disebabkan oleh human error, mengingat kondisi jalan raya khususnya ruas jalan negara Jakarta-Surabaya utamanya dari perbatasan Temon-Purworejo Jateng sampai dengan Jembatan Bantar di wilayah hukum Polsek Sentolo relatif lebar dan mulus.
Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) maupun keterangan sejumlah saksi, para korban kecelakaan rata-rata disebabkan karena kelelahan dan ngantuk sehingga tidak konsentrasi mengendarai kendaraan mereka.
"Dengan kondisi lelah dan ngantuk bersamaan dengan tingginya volume kendaraan yang melintas serta kurang patuhnya pengendara sepeda motor terhadap kanalisasi menyebabkan terjadinya laka lantas," tuturnya.
Dalam upaya mencegah terjadinya kemacetan dan laka lantas selama musim mudik dan balik lebaran, jajaran Polres Kulonprogo  telah berubaya maksimal menjalankan tugas mereka, termasuk mengalihkan jalur pada titik-titik tertentu.
"Agar tidak terjadi kemacetan di simpang tiga Toyan Desa Triharjo Kecamatan Wates pada puncak arus mudik dan lebaran H-1 dan H+1 serta H+2, kami melakukan pengalihan jalur dari Siluwok-Dalangan," terang Sutarno.
Selain itu juga membuka rambu-rambu lalu lintas di simpang tiga dan perempatan. "Ketika memungkinkan, kami melakukan rekayasa lalu lintas dengan memasang rambu-rambu lalu lintas di simpang tiga dan simpang empat, ke kiri jalan terus. Dengan demikian tidak terjadi penumpukan kendaraan," ujarnya. (Rulkrjogja)
Tags:

About author

Curabitur at est vel odio aliquam fermentum in vel tortor. Aliquam eget laoreet metus. Quisque auctor dolor fermentum nisi imperdiet vel placerat purus convallis.

0 komentar

Leave a Reply