Seorang remaja di Boyolali diduga melakukan perakitan bom menggunakan
tabung gas elpiji. Si perakit mengaku mengetahui cara perakitan itu
dari seseorang yang dikenalnya di jejaring sosial. Bahkan dia mengaku
pelatihan itu dilakukan dengan cara dipandu melalui obrolan via
chatting.
Petugas Labfor Polri dari Semarang, melakukan olah TKP
di tengah areal persawahan kering di Desa Sindon, Ngemplak, Boyolali,
Rabu (14/9/2011) sore. Di lokasi itu memang terdapat lubang berdiameter
90 cm dan kedalaman 35 cm, bekas terjadi ledakan.
Petugas Labfor
dipimpin AKBP Rini Pujiastuti langsung menuju ke lokasi bekas ledakan.
Mereka mengukur diameter dan kedalaman lubang serta mengumpulkan
serpihan bekas ledakan, hingga sampel tanah di sekitar lokasi bekas
ledakan.
AKBP Rini Pujiastuti mengatakan, kedatangannya timnya
untuk melakukan pengecekan lokasi dan melengkapi pengumpulan data. Hal
itu dikarenakan sebelumnya pihak Polres Boyolali telah mengirimkan
sampel yang diambil dari lokasi ledakan.
"Kami belum bisa
memastikan dan menyimpulkan jenis barang yang meledak itu. Kami baru
mengumpulkan data untuk selanjutnya diperiksa di laboratorium. Hasilnya
nanti setelah penelitian semua sampel di laboratorium selesai
dilakukan," ujarnya.
Sementara itu, informasi dari warga
menyebutkan peledakan itu dilakukan oleh IAR, 20 tahun, warga
Pilangsari, Potronayan, Nogosari, Boyolali. Remaja lulusan SMK yang
bekerja sebagai buruh bangunan tersebut melakukan aksi peledakan di
tengah sawah seusai sholat Ied pada 31 Agustus lalu.
Barang
rakitan itu diledakkan di persawahan, tak jauh dari rumahnya. Aksi
peledakan sempat direkam oleh RP, adiknya kandungnya, menggunakan
ponsel. RP mengaku sudah menghapus rekaman itu. Namun rekaman itu
sempat beredar dari ponsel ke ponsel. Diduga dari peredaran gambar
itulah kasus ini tercium aparat.
RP mengatakan saat terjadi
ledakan, tanah di sekitar lokasi peledakan mengalami getaran cukup
keras. Saat itu dia berada lebih dari 200 meter dari lokasi peledakan.
Adapun
warga sekitar justru sama sekali tidak menduga jika IAR melakukan
perakitan bahan peledak yang cukup membayahakan. Warga sekitar mengira
peledakan di areal persawahan itu hanyalah ledakan mercon seperti yang
sering dilakukan anak-anak muda di saat lebaran tiba.
Kades
Potronayan, Sugeng, justru mengaku baru tahu kejadian itu, Rabu pagi
tadi saat didatangi aparat berwenang. Dia lalu mendatangi IAR di rumah
orangtuanya. Dari keterangan yang didapatkan, Sugeng menjadi terhenyak
karena IAR mengaku telah merakit sendiri bahan-bahan peledak itu.
"Dia
mengaku merakit bom itu dipandu melalui chatting oleh seseorang
berinisial AJ dari Makassar, yang dikenalnya di jejaring sosial. Bahan
bom dibuat dari tabung gas 3 kg yang telah kosong lalu diisi campuran
sejumlah bahan antara lain gula pasir, pupuk, belerang dan serbuk
besi," kata Sugeng menirukan pengakuan IAR.
Setelah jadi, lanjut
Sugeng, bom rakitan itu dibawa ke lokasi persawahan itu untuk
diledakkan. Untuk meledakkan digunakan rangkaian kabel sepanjang 10
meter yang dihubungkan dengan sebuah HP. HP tersebut kemudian dihubungi
dengan jarak mereka berdiri sekitar 100 meter dari lokasi peledakan.
Kepada
wartawan Sugeng mengatakan, Rabu petang tadi IAR dibawa oleh polisi
dari jajaran Polres Boyolali untuk dimintai keterangan. Kapolres
Boyolali, AKBP Romin Thaib tidak bisa dihubungi untuk dimintai
konfirmasi perihal kasus tersebut. Saat dihubungi Rabu malam, HP
pribadi Kapolres tidak diangkat.
Kabag Ops Polres Boyolali, AKP
Edi Wibowo, juga mengaku belum mengetahui secara pasti apakah IAR saat
ini berada di Mapolres Boyolali atau tidak. Dia mengaku belum
mendapatkan informasi yang memadai dari Sat Reskrim sehingga belum bisa
memberikan keterangan lebih lanjut.(detik)
Advertisement
- Recent Posts
- Comments
Masih Proses, Mohon Sabar :D
Sponsored By :Blog Davit.
0 komentar