PERLAHAN, kita mulai tahu bagaimana kuliner Indonesia berkembang pesat. Padahal awalnya, budaya makan di Indonesia hanya dilakukan sebagai bagian dari ritual.
“Sebanyak 90 persen masyarakat kita melihat makanan untuk keperluan hidup dan ritual, seperti untuk sesajen, selametan, dan kematian,” kata Chef Ragil Imam Wibowo usai Diskusi Budaya Kuliner Indonesia bersama Bango dan Obrolan Langsat (Obsat) di Rumah Langsat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Budaya makan masyarakat disesuaikan dengan situasi yang berkembang, misalnya zaman kemerdekaan ketika masyarakat masih berjuang memenuhi kebutuhan fisiknya. Situasi ini menjadikan budaya makan tidak berkembang dengan baik.
Pergeseran budaya makan di Indonesia terjadi mulai 1980, yakni ketika bangsa penjajah mengenalkan budaya makan prasmanan. Inipun awalnya hanya dinikmati kalangan penguasa.
Budaya semakin bergeser perlahan sesuai perkembangan zaman yang terus berubah menjadi tingkatan yang menuju gaya hidup individual. “Saat ini, hampir 95 persen masyarakat indonesia melihat makanan baru sebatas kebutuhan hidup, tetapi kebiasaan itu perlahan menghilang karena perubahan gaya hidup individu,” tutupnya.(Okz/Yan)
Advertisement
- Recent Posts
- Comments
Masih Proses, Mohon Sabar :D
Sponsored By :Blog Davit.
0 komentar