Pembalap Tewas, Sirkuit Tetap Berderum


Kematian Marco Simoncelli dan Dan Wheldon menambah semakin panjang daftar pembalap yang tewas di sirkuit. Namun semangat dan nyali para jagoan ngebut itu pasti tak akan surut untuk tetap mengadu kecepatan di lintasan jenis balapan apa pun 
Dan Wheldon tewas di balapan Indianapolis 500 di Las Vegas, Amerika Serikat. Seminggu kemudian disusul Marco Simoncelli pada balapan MotoGP di Sirkuit Sepang, Malaysia, Ahad (23/10).
Dukacita mendalam bagi Inggris yang kehilangan Wheldon (33), dan Italia serta-merta menyatakan kehilangan dengan berpulangnya Simoncelli (24). Rasa duka mengalir tidak saja dari komunitas olahraga otomotif, tapi juga dari berbagai kalangan, antara lain pesepak bola dan pebasket.
Juara dua kali Indianapolis 500, Dan Wheldon, tewas dengan luka di punggung dan leher ketika 15 mobil mengalami kecelakaan beruntun Sedangkan Simoncelli, juara dunia kelas 250 cc 2008 dan kini beralih ke kelas MotoGP, bertabrakan dengan Collin Edwards dan Valentino Rossi.
Daftar kematian atlet otomotif pun semakin panjang dan olahraga itu tidak akan dilarang. Maklum, para atlet teramat membutuhkan jenis olahraga ini untuk menguji dan mengadu nyali yang mengalir di dalam darah mereka.
Para korban bergelimpangan, tapi bunyi mesin di lintasan pasti akan tetap berderum. Para pendukung yang terangsang mendengar raungan mesin dan desis lintasan mereka di trek pasti tetap akan berjubel di sekitar kawasan perlombaan. Bahkan, biasanya, mereka sudah menantikannya beberapa hari sebelumnya dengan membangun tenda dan berkemah.
Kematian hanya disedihkan sesaat. Sebab, perlombaan akan terus berlangsung dari satu lintasan ke lintasan lain dari waktu ke waktu.
Di antara kecelakaan yang merenggut nyawa atlet, terjadi di jenis perlombaan Formula Satu dan merenggut 15 nyawa pada 1950-an. Setahun kemudian terjadi 12 kematian, pada dekade 1970-an menurun menjadi 10, era 80-an menjadi empat. Di antara pembalap kondang yang tewas di lintasan adalah Joachin Rindt pada 1970 dan Ayrton Senna (1994).
Pada perlombaan Le Mans 1955 terjadi kecelakaan paling tragis, ketika Pierre Levegh tewas setelah menabrak hingga tewas 80 orang dan 100 lainnya luka-luka.
Pada perlombaan Reli Dakar sudah 58 orang tewas, di antaranya 25 orang peserta dan pada kejuaraan reli dunia (WRC) belasan peserta tewas, di antaranya Roger Freeth (1993), navigator yang beberapa kali datang ke Indonesia.
Reli Paris-Madrid pada 1903, memakan korban puluhan peserta dan penonton, umumnya karena kendaraan waktu itu belum layak berlomba dan para pengemudinya belum menguasai benar kendaraan mereka. Banyak yang mati terbakar bersama kendaraannya dan banyak pula yang tewas menabrak pohon dan penonton.
Di Indonesia pun, beberapa pereli berpulang dalam perlombaan, termasuk beberapa penonton yang disambar kendaraan reli sehingga tewas pada perlombaan di Lampung dan di Medan, beberapa waktu lalu.
Dalam catatan laman Wikipedia.com, disebutkan trek yang paling banyak memakan korban adalah Indianapolis Motor Speedway, sebanyak 56 korban, disusul Nurburging (48), Monza (30), Daytona International Speedway (24) dan Le Mans (24).
Korban di atas tentu saja belum termasuk dalam jenis lomba lainnya. Pada laga MotoGP saja sejak 1949 sudah 25 pembalap yang tewas, termasuk Marco Simoncelli pada 2011. Pada 2010, pembalap Jepang Shoya Tomizawa tewas pada perlombaan di Misano GP.
Keamanan Lintasan
Keamanan lintasan balap menjadi syarat utama dalam menyelenggarakan balapan dan Komisi Keamanan FIA atau badan balap apa pun menjadikan hal ini sebagai persyaratan pertama di setiap sirkuit.
Karena kekhawatiran akan keamanan lintasan, baik balapan di Las Vegas mau pun di Sepang langsung dihentikan. Ketua Sirkuit Internasional Sepang Mokhzani Mahatir mengatakan insiden fatal pertama yang terjadi di Sepang membuat mereka harus meningkatkan standar keamanannya.
"Penyelenggara balap Sepang, mesti mempertimbangkan untuk meningkatkan keamanannya dari semua sisi," kata Mokhzani, kendati FIA sudah menyatakan sirkuit itu pantas menyelenggarakan perlombaan F1 dan Moto-GP.
Insiden yang terjadi di tikungan Tamburello di Sirkuit Imola, Italia, yang menyebabkan Ayrton Senna tewas pada 1994, juga membuat perlombaan dihentikan. Sehari sebelum terjadi insiden menyedihkan itu, pebalap dari Austria Roland Ratzenberger meninggal di sirkuit sama karena kecelakaan di babak kualifikasi.
"Kami semua khawatir ketika melakukan latihan di tempat itu, karena lintasan itu amat cepat dan terlalu terbuka," kata pembalap Australia Will Power mengomentari Sirkuit Indianapolis 500, setelah Dan Wheldon tewas.
"Ketika Anda melaju dengan kecepatan rata-rata 370 kilometer per jam Anda akan merasakan jarak kendaraan hanya sekitar satu inci dan dalam keadaan melaju kencang situasi itu menyebabkan lintasan menjadi sumber bencana," katanya.
"Bisa saja salah satu dari pembalap melakukan kesalahan kecil, maka akibatnya besar bagi semua peserta lain. Pengamannya semua keras dan berbahaya bila mengenainya," kata Power, salah satu dari tiga pembalap yang masuk rumah sakit setelah insiden itu.
Tapi, Ketua Las Vegas Speedway, Chris Powell, mengatakan bahwa sirkuitnya memenuhi syarat dan regulasi perlombaan IndyCar Series dan tidak ada keluhan sebelum Sheldon tewas.
Tim Prinsipal F1 Ferrari, Stefano Domenicali, berusaha berkata bijak tentang insiden itu. "Acara balapan, termasuk kematian tragis delapan hari lalu yang dialami Dan Wheldon dalam lomba Indy Car di Las Vegas, mengingatkan kita bahwa semua jenis olahraga balap memiliki risiko."
Ia pun menimpali. "Kita jangan menurunkan kewaspadaan kita, tapi harus mengerti bahwa kita dapat berbuat apa pun melawan kematian."
Nah, kematian memang tidak dapat dilawan. Ia mengintip manusia kapan saja di mana saja. Atlet Indonesia, Iwan Sinulingga, dari Sumatra Utara, pada 15 Oktober tewas dalam Kejurnas Gantole 2011 di Lapangan Udara Atang Sandjaya, Semplak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, karena gantole yang dikemudikannya menabrak pohon.
Kematian merupakan rahasia Sang Pencipta yang tak akan tersingkap hingga akhir masa. Domenicali sudah mengakuinya, "Kita tidak dapat melawan kematian."
Dan, raungan mesin kendaraan pun tetap bergema dari sirkuit ke sirkuit.(ANS/Ant)
Tags:

About author

Curabitur at est vel odio aliquam fermentum in vel tortor. Aliquam eget laoreet metus. Quisque auctor dolor fermentum nisi imperdiet vel placerat purus convallis.

0 komentar

Leave a Reply