Jakarta Bukan Lagi Megapolitan Tapi Megapelitan?


Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna menyatakan DKI Jakarta bukan lagi sebagai kota Megapolitan. Menurutnya, Jakarta kini tumbuh sebagai kota Megapelitan.
"Jakarta bukan kota Megapolitan tapi Mengapelitan, dia (Jakarta) sudah sulit membagi dengan daerah sekitar," kata Yayat dalam diskusi Quo Vadis Jakarta di Kantor PDIP, Jakarta, Minggu, (30/10/2011).
Yayat mengatakan untuk mengatasinya maka dibutuhkan pemimpin serta sistem yang terintegrasi. "Menkombinasikan kepemimpinan dan menata ulang sistem yang terbangun," katanya.
Yayat mengatakan kota Jakarta sudah sakit, hal itu dikarenakan masalah yang tidak pernah terselesaikan seperti kesulitan air baku dan pencemaran lingkungan.
Ia pun meminta pemimpin baru jangan membuat rencana terbarukan. Lebih baik, kata Yayat, Gubernur DKI mengacu pada Rancangan Tata Ruang Wilayah 2030. Selain itu, ia pun juga mengkritik permasalahan kemacetan yang tidak kunjung selesai. "Sebagian warga Jakarta merasa pesimis terhadap kemampuan pemerintah provinsi untuk mengatasi kemacetan," ujarnya.
Sementara, Sejarawan UI, JJ Rizal menyebutkan kota Jakarta butuh pemimpin yang mau mendengar warganya seperti Ali Sadikin. Apalagi, Jakarta merupakan ibukota Indonesia. "Permasalahan Jakarta juga permasalahan nasional," tukasnya.
Tags:

About author

Curabitur at est vel odio aliquam fermentum in vel tortor. Aliquam eget laoreet metus. Quisque auctor dolor fermentum nisi imperdiet vel placerat purus convallis.

0 komentar

Leave a Reply